Nayya jelas saja terkejut melihat kedatangan seorang pria yang langsung berteriak, wajahnya terlihat dingin meskipun tampan.
"Apa itu Papa kamu sayang?" tanya Nayya mencoba tetap tenang, meskipun Nayya sempat terkejut melihat kedatangan Ravin.
"Iya Kakak, itu Papa Lapin Papanya Latu." jawab Ratu yang masih memeluk erat Nayya, Ravin kini sudah berdiri dihadapan Nayya dengan tatapan tajamnya.
Di belakang Ravin ada Leo yang baru saja tiba, Ravin tadi langsung berlari masuk meninggalkan Leo yang harus memarkir mobil terlebih dahulu.
"Apa kamu tidak dengar dia memanggil apa?!" sentak Ravin lagi, Nayya memejamkan matanya terkejut, Nayya juga kesal karena Ravin datang marah-marah tanpa bertanya lebih dahulu.
"Papa kenapa malahin Kakak cantik telus! kepala Latu jadi pucing dengalnya." omel Ratu menatap galak Ravin, pria dingin itu menarik nafas pelan, Ravin selalu kalah oleh Ratu.
"Ratu harus makan dulu, kalo belum makan nanti pusingnya engga akan hilang." ucap Nayya lembut.
"Latu mau makan tapi mau di cuapin Kakak cantik." mata Ratu mengerjap lucu, anak itu berharap di suapi oleh Nayya, kebetulan Nayya juga sudah membeli makanan yang sehat untuk Ratu sesuai saran dokter.
"Gak boleh! Biar Papa yang suapin kamu, jangan orang asing ini!" belum sempat Nayya menjawab, Ravin sudah memotongnya lebih dulu.
Nayya menatap kesal pada Ravin, menurutnya Papa dari Ratu ini sangat menyebalkan, padahal niat Nayya baik tapi respon Ravin malah begitu.
"Mohon maaf ya Pak, bisa gak jangan marah-marah dulu! kalo Bapak penasaran kenapa Ratu bisa ada disini saya bisa jelaskan, tapi tolong tanya dengan baik-baik jangan langsung emosi, Bapak gak liat apa kondisi Ratu sekarang!" Nayya langsung berkata tegas.
Leo langsung menelan salivanya susah payah melihat Nayya yang begitu berani menatap Ravin dan berkata tegas di hadapan Ravin, biasanya kebanyakan orang tidak berani menatap mata tajam Ravindra.
"Berani kamu ngatur saya hah?! kamu pikir kamu siapa?!" respon Ravin sesuai dugaan, pria arogan dan tempramen itu tidak mau kalah begitu saja.
"Saya memang bukan siapa-siapa! tapi sekarang yang saya pedulikan itu adalah kondisi Ratu!" jawab Nayya tanpa rasa takut sedikitpun.
"KAMU!"
"Papa Ctop! kepala Latu pucing cekali liat Papa teliak telus, Kakak cantik ini ndak jahat! Kakak cantik ini tolongin Latu." Ratu berteriak, nafasnya terengah kemudian wajahnya memerah.
Nayya yang melihat itu semakin khawatir, Nayya kembali memeluk Ratu untuk menenangkannya.
"Tenang ya Ratu, ini minum dulu." Nayya dengan penuh kelembutan membantu Ratu untuk minum, semua itu tidak lepas dari pandangan Ravin.
'Apa perempuan ini sedang berusaha mencari perhatianku melalui Ratu?' batin Ravin dengan segala pemikiran buruknya.
"Bos, lebih baik bahas masalah ini dengan tenang kasihan Ratu kondisinya sedang tidak baik." bisik Leo membuyarkan lamunan Ravin.
"Bukan urusanmu! sekarang cari tau tentang wanita ini, aku ingin tau apakah dia memiliki niat buruk atau tidak padaku!" ucap Ravin tidak mau dibantah, Leo hanya bisa menarik nafas pelan karena tugasnya kini bertambah.
"Duduk dulu Bos."
Ravin mengikuti Leo kemudian duduk di kursi yang ada di ruangan itu, klinik ini memang tidak terlalu besar tapi fasilitasnya cukup baik.
Pria dingin itu fokus untuk memperhatikan interaksi Ratu dan Nayya, selama ini Ratu sulit untuk dekat dengan orang lain, tapi kali ini Ratu bisa akrab semudah itu dengan Nayya.
'Ini aneh, kenapa putriku bisa langsung manja padanya.' batin Ravin bertanya-tanya, masih ada rasa curiga terhadap Nayya.
Kembali pada Nayya yang kini berusaha mengabaikan Ravin yang terus memperhatikannya, Ratu pun nampak mengabaikan kehadiran dari Papa nya itu.
"Nah ini makan Ratu hari ini." Nayya memperlihatkan bubur, selain itu ada buah-buahan yang bisa menambah nutrisi Ratu.
"Bubul?" Ratu menatap Nayya yang mengangguk.
"Iya Ratu mau kan? kalo Ratu mau sembuh berarti harus makan banyak, biar bisa makan nanti sama temennya." bujuk Nayya, Ratu tersenyum senang.
"Latu mau main, tapi ditemenin Kakak cantik yaa coalnya Latu ndak punya temen di lumah." wajah Ratu sedih, Nayya bingung harus menjawab apa karena belum tentu mereka akan bertemu lagi ditambah Nayya tidak nyaman pada Ravin.
"Pokoknya sekarang Ratu harus makan dulu terus minum obat biar cepet sembuh oke?" pinta Nayya, Ratu mengangguk antusias senyum Ratu nampak manis sekali di mata Nayya.
"Oh iya, Latu belum tau nama Kakak cantik ciapa?" Ratu baru ingat jika dia belum sempat bertanya nama Nayya.
"Nama Kakak Nayyara, biasa dipanggil Nayya." ucap Nayya sambil menyuapi Ratu dengan telaten.
"Kakak Nayyala?" beo Ratu polos, Nayya mengangguk.
"Iya Ratu cantik."
"Uwahhh! belalti Latu panggilnya Kakak Nayya."
"Iya bener, sekarang habisin dulu ya habis itu Kakak punya cerita lucu buat Ratu."
"Celita apa Kakak cantik?" Ratu nampak antusias sekali, Nayya dengan senang hati menceritakan kisah lucu yang membuat Ratu tertawa, bahkan Ratu sampai menghabiskan makanannya.
Ravin sendiri terus memperhatikan bagaimana Ratu sangat ceria sekarang, padahal biasanya Ratu belum pernah seceria ini.
'Nayyara! siapa kamu sebenarnya, dan apa tujuan kamu mendekati Ratu putriku?' batin Ravin yang masih menduga jika Nayya sengaja mendekati Ratu.
****
Ratu kini sudah tertidur setelah makan dan minum obat, mungkin karena efek obat juga akhirnya gadis kecil itu tertidur, sementara itu Ravin langsung mengajak Nayya untuk berbicara serius di ruangan itu.
"Sekarang jelaskan semuanya! jangan harap kamu bisa berbohong." belum apa-apa Ravin sudah mengancam Nayya, gadis itu menarik nafas pelan.
'Sabar Nayya sabar.' batin Nayya mengelus dadanya pelan, Nayya memilih mengalah dari pada harus berdebat dengan pria keras seperti Ravin yang pastinya tidak mau kalah.
"Pertama saya tidak berniat berbohong sedikitpun, dan kedua saya menemukan Ratu ketika saya sedang dalam perjalan pulang setelah memakamkan Ibu saya yang baru meninggal."
DEG
Ravin tersentak kaget mendengar jika Nayya baru saja pulang dari pemakaman Ibunya, mendadak Ravin merasa bersalah karena pastinya Nayya sedang bersedih saat ini.
"Tadi kondisi Ratu sangat memprihatinkan, saya tidak tau sudah berapa jauh Ratu berjalan yang jelas Ratu sampai kelelahan, dan parahnya Ratu belum makan apapun dari pagi, makanya Ratu harus di bawa ke klinik, Ratu bilang dia ditinggal sama seseorang dan saya gatau siapa orangnya." jelas Nayya tidak berbohong sama sekali.
Tangan Ravin mengepal kuat, hatinya sesak mendengar kondisi Ratu yang memprihatinkan ditambah Ravin marah karena ada yang berani menyakiti putrinya.
"Kurang ajar!" geram Ravin.
"Ssst!" Nayya memberi isyarat pada Ravin agar pria itu diam karena Ratu terusik dalam tidurnya.
"Tolong jangan terlalu berisik Pak, Ratu masih tidur." peringat Nayya, Ravin hanya diam saja dengan wajah merah padam, emosinya kembali ingin meledak saat ini.
"Satu lagi Pak, tolong jaga Ratu dengan baik jangan sampai orang jahat bisa melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya pada Ratu."
"Aku mengerti, kamu boleh pergi sekarang dan jangan muncul lagi di hadapan ku atau pun Ratu!"
'Dasar menyebalkan!'
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Nurul Chasanah
pengin bgt geplak si ravin bukanya ucapin terima kasih main usir aja😧😥
2025-05-12
0
Ivii
hhuuuhhh dasar ravin gk tau berterimakasih. pigi aja nay,, ntar kalau ratu nyariin kamu palingan bapaknya kelimpungan nyari kamu.
2025-05-12
1