Bab 5

Malam telah terlewati hingga bertemu pagi, Nesya terbangun dari tidurnya dalam kondisi remuk di sekujur tubuh, rasa perih di bagian inti tubuhnya ketika dia mencoba untuk duduk membuatnya meringis kesakitan. Ketika menoleh ke sisi kiri dia tidak mendapati siapapun disana, ternyata Evan sudah pergi sebelum dirinya terbangun.

“Syukurlah.” Batinnya sedikit lega, karena belum sanggup untuk bertatapan muka lagi dengan lelaki bejad yang sudah menghancurkan masa depannya.

Masih dalam keadaan tanpa busana dan hanya di tutup oleh selimut, Nesya menyandarkan punggungnya lalu mendongakkan wajah dengan tatapan matanya menerawang keatas, teringat kembali kejadian semalam saat kesuciannya di renggut paksa, itu kembali memancing emosi hingga tangisnya pecah.

“Ayah…” Nesya semakin terisak kala wajah mendiang sang ayah terlintas di benaknya, sosok lelaki satu-satunya di dalam keluarganya yang selalu ada untuk membela dirinya, seandainya sang ayah masih ada, mungkin Nesya tidak akan berada di posisi seperti sekarang.

Nesya terus menangis sambil memukul-mukul perutnya, ingin melampiaskan rasa kesal dan marah namun tak tahu kepada siapa. Hingga suara ketukan di pintu terdengar, Nesya terpaksa harus menghentikan tangisnya dan mengelap air mata dengan kasar. Piyama yang sejak semalam teronggok diatas lantai sudah tak utuh lagi bentuknya, ingin segera dia raih untuk menutupi tubuh namun tenaganya seperti telah tersedot habis dari semalam.

“Selamat pagi, Nyonya. Bagaimana kabar Anda?” Ternyata dia adalah Kiki, pelayan senior yang ditugaskan melayani Nesya pagi itu.

Nesya tidak menjawabnya dan hanya memberikan tatapan datar, karena ucapan buruk Kiki semalam masih teringat dengan jelas.

Kiki melirik ke arah bagian leher Nesya yang terbuka hingga bahu, terdapat bekas kemerahan di beberapa bagian dan ada lebih dari satu, sangat terlihat jelas di kulit putihnya dan dia sangat tahu tanda apakah itu. Apalagi ketika itu Nesya dalam keadaan polos dan hanya menutupi tubuhnya dengan selimut tebal. Dia yang berpikir kalau Evan tidak mungkin serius dengan gadis miskin itu, cukup dibuat kecewa dengan pendapatnya.

“Nyonya besar pasti tidak akan menyukai in,”’ ucap Kiki di dalam hati, dia kemudian seperti melihat sesuatu yang berbeda di wajah Nesya.

“Nyonya, mata Anda kenapa berwarna cokelat?”

Nesya cukup di buat terkejut ketika menyadari bahwa dia terlupa memasang kontak lens hitamnya, namun dia dengan cepat menguasai diri. “Aku sedang menggunakan kontak lens,” sahutnya berbohong karena sudah tidak peduli dengan semua orang.

Kiki tersenyum lalu kembali berkata, “Kalau begitu sebaiknya Anda segera bersiap, karena waktu sarapan bersama segera tiba. Dan juga Nyonya besar Rosaline sebentar lagi akan sampai, Anda harus tiba di bawah lebih dulu untuk menyambut beliau. Untuk pakaian dan kebutuhan skin care sudah tersedia di ruang ganti.”

Nesya tak memberikan reaksi apapun setelah Kiki selesai menguraikan semuanya, melihat itu pelayan senior tersebut berniat untuk undur diri saja.

“Jika tidak ada yang ingin Anda tanyakan maka aku permisi, Nyonya.”

Nesya masih memasang wajah datarnya sehingga Kiki tak menunggu jawaban lagi untuk segera meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah pelayan menyebalkan itu enyah dari sana barulah Nesya membuang napas kasar, dia lalu memaksa tubuhnya untuk sedikit membungkuk ke bagian bawah tempat tidur lalu meraih piyama yang tergeletak di lantai. Sambil meringis dia berhasil juga menutup tubuhnya meski piyama itu sudah tak memiliki kancing sama sekali.

Dengan tertatih-tatih dia membawa kakinya melangkah menuju ke kamar mandi, ketika bediri di depan sebuah cermin dia pun harus kembali tersakiti saat melihat banyaknya jejak-jejak percintaan yang baginya sangatlah menjijikkan.

Nesya tak ingin berlama-lama, dia harus segera berada di luar villa tersebut secepat mungkin dan berharap sang kakak menepati janjinya. Ketika dia dan Narra sudah bertukar nanti, Nesya berencana untuk pergi meninggalkan keluarganya dan ingin hidup seorang diri saja.

“Memiliki keluarga hanya judulnya saja, tetapi tak ada satupun yang tulus menyayangiku.” Air mata Nesya kembali menetes, namun dia berjanji pada diri sendiri bahwa itu adalah air mata yang terakhir.

“Nesya Nadine tak pernah selemah ini.”

Setelah terus menyemangati diri, dia akhirnya menyelesaikan mandi dan dengan cepat menuju ruang ganti. Pakaian serta perhiasan sudah tersedia di atas sebuah sofa tunggal, seperti memang sudah disiapkan untuk dia kenakan.

“Rupanya pelayan belagu itu sudah menyiapkan ini semua, tapi kapan ya?” Ucapnya, namun tak ingin banyak berpikir lagi karena tak mau membuang waktu.

Nesya kini sudah siap dengan penampilan barunya, mengenakan dress rumahan berwarna biru pastel, sebuah kalung mutiara yang senada dengan antingnya, juga jam tangan mungil yang siap di kenakan. Ketika mencoba mengenakan jam tangan tersebut Nesya melihat cincin putih yang melingkari jari manisnya, kemarin Evan lah yang menyematkannya ketika mereka bertemu di pelaminan.

Nesya sama sekali tak merasakan hal yang manis melainkan hanya kepahitan, setelah apa yang Evan perbuat semalam pada dirinya, hatinya kini di penuhi oleh dendam kesumat pada lelaki tersebut.

***

Saat ini Nesya sudah berada di lantai dasar dekat dengan tangga, mencoba bersabar menahan nyeri di sekujur tubuh karena harus berdiri bersama dengan banyaknya pelayan berseragam sama. Sebuah mobil tampak berhenti di depan pintu utama tersebut, seorang wanita yang cukup tua namun masih sangat cantik terlihat masuk melewati pintu tersebut. Rambutnya di gelung sedemikian rupa, mengenakan semi blazer serta perhiasan di segala bagian, Nesya pun yakin bahwa dia adalah Nyonya Rosaline yang tadi di sebutkan oleh Kiki.

Rosaline berjalan dengan wajah terangkat serta dada yang membusung, sebuah tas jinjing mungil bergelantung di lengan kirinya. Dia masuk lalu mendekati Nesya dengan gayanya, aroma wangi tubuhnya pun langsung dapat tercium oleh indra penciuman Nesya.

“Selamat datang, Nyonya,” sapa Nesya sebaik mungkin, baginya mungkin saja itu adalah pertemuan pertama sekaligus terakhir dengan wanita tersebut, sehingga tak ada salahnya memberikan kesan baik.

Nyatanya Rosaline tak sebaik itu, sebab reaksi pertama yang dia berikan adalah wajah ketidaksukaannya ketika harus melihat pemandangan yang ada di leher Nesya, bekas merah yang dia yakini adalah ulah dari Evan.

Rosaline mendelik lalu melengos melewati tubuh Nesya tanpa berkata-kata, hal itu di saksikan oleh Kiki dengan rasa bahagia. Sedangkan Nesya menjadi tak peduli, dia lebih tertarik untuk menunggu kakaknya datang seperti yang telah dijanjikan.

Ketika para pelayan bergerak mengikuti langkah Rosaline, Nesya malah memilih untuk keluar. “Aku harus menunggu Kak Narra,” gumamnya, sambil menengok ke sana dan kemari, berharap bisa menemukan tanda-tanda keberadaan kakaknya yang telah menyebabkan semua ini. Sayang, sepertinya Narra tidak menepati janjinya.

“Dia memang selalu membuat hidupku menderita!” Nesya mulai marah karena tak menemukan Narra dan akhirnya menyerah untuk menunggu, berdiri sambil mengenakan sepasang sepatu dengan tumit yang tinggi sangat membuatnya tak nyaman.

Akan tetapi ketika Nesya sudah memutuskan untuk kembali masuk kedalam lagi, dia pun melihat keberadaan sang kakak dari kejauhan. Benar saja, tampak Narra melambaikan tangannya dari sebuah tempat yang tersembunyi. Nesya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Dirinya sudah bertekad untuk melarikan diri dan memilih jalan hidupnya sendiri setelah ini. Ketika langkah kakinya semakin cepat, dia melihat ekspresi wajah Narra yang panik dan itu membuatnya merasa heran namun tak ingin berhenti melangkah. Hingga saat dirinya sudah berada di tengah jalan tiba-tiba saja ada yang menarik lengannya dari belakang, sontak Nesya menengok ke belakang dan apa yang dia lihat sangat membuatnya semakin emosi.

“Lepaskan tanganku!” Teriak Nesya pada Evan yang menahan lengannya sehingga tak bisa bergerak kemana-mana.

“Mau pergi kemana, istriku? Sekarang sudah waktunya sarapan, jangan membuat kami repot.” Suara berat Evan terdengar mengancam.

Nesya tetap pada pendiriannya untuk pergi, tinggal selangkah lagi maka dia dan Narra akan bertukar kembali. Ketika dia masih mencoba memberontak, Evan malah menarik kepalanya lalu menciiummnya dengan paksa, dari kejauhan Narra terbelalak sampai membekap mulutnya.

Nesya semakin tak terima namun Evan jauh lebih keras darinya, ketika ciumann terlepas, lelaki itu semakin kuat menarik lengannya hingga mau tak mau tubuh Nesya juga ikut terbawa. Dia berusaha memberontak namun Evan tak mau berhenti, Nesya lalu menengok ke belakang untuk melihat sang kakak yang hanya diam tak berbuat apa-apa. Sekali lagi Nesya merasa percuma memilik keluarga.

BRAK!

Suara pintu di tutup dengan keras membuat Nesya terlonjak. “lepaskan aku Tuan, Anda salah orang!” Ucapnya sekeras mungkin.

Dengan wajah garangnya, Evan sama sekali tak mau peduli dan berkata dengan penuh penekanan. “Jangan pernah lagi mencoba untuk pergi dariku!”

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Nesya Ngidam
47 Pijat
48 Petuah Ibu Mertua
49 Akulah Istrinya!
50 Profil Tunangan Evan
51 Tiduri Aku
52 Gaya Renang Nesya
53 Tamu Evan
54 Honey?
55 Nesya Genit
56 Evan Cemburu
57 Panggilan Sayang
58 Sayangku
59 Tamu Rosaline
60 Nesya dan Evan Mulai Akur
61 Gagal Main-mainan
62 Pertemuan Rival
63 Lanjutan Flashback
64 Narra Ditangkap Polisi
65 Keributan
66 Kerepotan Evan
67 Membawa Nesya Pulang
68 Baikan
69 Hukuman untuk Fira dan Edward
70 Nesya Bantu Evan Kerja
71 Pesan Dari Narra
72 Nesya vs Fira
73 Evan Murka
74 Pesta di Villa
75 Amukan Evan
76 Keputusan Narra
77 Bercerai
78 Evan Selingkuh?
79 Evan Menolak Nesya
80 Jaga Jarak
81 Evan Sehat
82 Malam Panas
83 Interogasi
84 Kehidupan Narra
85 Calon Pengantin Baru
86 Ulang Tahun Evan
87 Mengharukan
88 Happy Wedding, Narra
89 Anak Haram?
90 Keluarga Kecil yang Nyaris Sempurna
91 Ke Rumah Kinan
92 Evan yang Kaya
93 Surat Misterius
94 Evan Jahat
95 Diduga Pengirim Surat Misterius
96 Mantan Nesya
97 Curiga
98 Rio?
99 Pilihan Rio
100 Ternyata
101 Pesona Rio
102 Semangatnya Calon Ibu
103 Akhir Baskara
104 Di Rumah Sakit
105 Rio Datang Membawa Racun
106 Detik-detik
107 End
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Nesya Ngidam
47
Pijat
48
Petuah Ibu Mertua
49
Akulah Istrinya!
50
Profil Tunangan Evan
51
Tiduri Aku
52
Gaya Renang Nesya
53
Tamu Evan
54
Honey?
55
Nesya Genit
56
Evan Cemburu
57
Panggilan Sayang
58
Sayangku
59
Tamu Rosaline
60
Nesya dan Evan Mulai Akur
61
Gagal Main-mainan
62
Pertemuan Rival
63
Lanjutan Flashback
64
Narra Ditangkap Polisi
65
Keributan
66
Kerepotan Evan
67
Membawa Nesya Pulang
68
Baikan
69
Hukuman untuk Fira dan Edward
70
Nesya Bantu Evan Kerja
71
Pesan Dari Narra
72
Nesya vs Fira
73
Evan Murka
74
Pesta di Villa
75
Amukan Evan
76
Keputusan Narra
77
Bercerai
78
Evan Selingkuh?
79
Evan Menolak Nesya
80
Jaga Jarak
81
Evan Sehat
82
Malam Panas
83
Interogasi
84
Kehidupan Narra
85
Calon Pengantin Baru
86
Ulang Tahun Evan
87
Mengharukan
88
Happy Wedding, Narra
89
Anak Haram?
90
Keluarga Kecil yang Nyaris Sempurna
91
Ke Rumah Kinan
92
Evan yang Kaya
93
Surat Misterius
94
Evan Jahat
95
Diduga Pengirim Surat Misterius
96
Mantan Nesya
97
Curiga
98
Rio?
99
Pilihan Rio
100
Ternyata
101
Pesona Rio
102
Semangatnya Calon Ibu
103
Akhir Baskara
104
Di Rumah Sakit
105
Rio Datang Membawa Racun
106
Detik-detik
107
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!