Hari ini adalah hari pernikahan Hayley dan Aaron, acara resepsi di laksanakan di gedung besar dan mewah di pusat kota, Aaron hanya mengundang beberapa orang terdekat seperti rekan-rekan bisnis penting saja, namun ia tidak membawa Albern dan Samantha datang, hanya Alex dan Breanda keluarga Aaron yang menghadiri pesta mewah ini.
"Putri ibu cantik sekali," puji Andini pada Hayley.
"Mungkin bakat cantik ini menurun dari ibu juga," jawab Hayley seraya tersenyum.
Hayley berdiri di depan cermin raksasa memakai gaun putih menjuntai panjang tanpa lengan, rambutnya di gerai seperti biasa dan memakai mahkota, pernak-pernik mutiara menghiasi bagian dada Hayley yang tampak lebih di tonjolkan dengan gaun ketat yang membungkus tubuhnya.
"Hai," sapa seseorang dari belakang.
Hayley dan Andini saling berpandangan, tidak mengenal siapa gadis cantik bergaun satin putih yang menyapa dengan penuh senyuman.
Sekelebat bayangan gadis itu terlintas di ingatan Hayley, beberapa hari yang lalu Aaron sempat menunjukkan foto gadis itu di ponselnya.
"Breanda," panggil Hayley.
"Yeah, kau mengenalku rupanya." Breanda mendekat. "Apa kakak ku bercerita banyak tentangku?" tanya Breanda.
"Tentu saja, dia menceritakan banyak hal tentangmu," jawab Hayley ramah, Aaron sudah mengatakan jika Breanda tau tentang pernikahan ini, dan satu-satunya keluarga yang mendukung pernikahan beda kasta ini adalah Breanda, adik Aaron.
"Kau sangat cantik, Kakak ipar," puji Breanda. "Oh, ya. Salam, tante. Namaku Breanda, aku adik dari calon suami kak Hayley," ujar Breanda memperkenalkan diri pada Andini.
Mereka bertiga mengobrol hangat seperti sudah mengenal dekat, Breanda adalah anak ketiga dari Albern dan Samantha, sedangkan Aaron adalah anak ke dua.
Breanda memiliki sifat yang hampir sama dengan Aaron, mereka mudah bergaul dengan siapa saja tanpa memperdulikan status sosial, sedangkan Beatricia sebagai anak pertama di keluarga itu, memiliki sifat yang menurun langsung dari kedua orang tuanya.
Seorang pembawa acara di atas panggung sudah memulai, Aaron berdiri di atas pelaminan menunggu sang mempelai wanita datang.
"Ayo, acara sudah di mulai," ujar Breanda.
Andini dan Hayley mempersiapkan diri, Hayley berjalan dari ruang perias di dampingi Andini di sisi kanan dan Breanda di sisi kiri, mereka menggandeng Hayley bak seorang ratu yang akan menduduki singgasana.
Para tamu-tamu besar bertepuk tangan meriah menyambut kedatangan mempelai wanita, mereka memandang dan memuja kecantikan Hayley yang tidak di ragukan lagi.
Aaron tersenyum di atas pelaminan, ia terlihat gugup saat Hayley semakin dekat.
Dengan tangan kanan terulur, Aaron menyambut Hayley dari gandengan dua wanita yang mengapitnya.
"Aku gugup, Mr. Ice," lirih Hayley, ia menatap semua tamu undangan yang hadir. "Kenapa mereka melihatku seperti itu?"
"Santai saja, mereka tidak akan memakanmu, kok," ujar Aaron, ia sendiri mencoba bersikap sesantai mungkin untuk meredakan kegugupan ini.
Hampir dua jam kedua mempelai berdiri di atas pelaminan menyambut para undangan yang ingin bersalaman membuat kaki Hayley terasa kram, ia tidak terbiasa memakai sepatu hight heels terlalu lama.
"Kamu capek?" tanya Aaron.
"Sedikit, apa ini masih lama?"
"Sebentar lagi, satu acara lagi akan selesai."
Pembawa acara memberi kode kepada pengiring musik untuk menggantinya dengan lagu romantis, lalu mempersilahkan para tamu undangan yang membawa pasangan untuk berdansa di tengah ruangan yang telah di sediakan.
"Apa kita juga harus dansa?" tanya Hayley.
"Tentu saja, kita adalah pemeran utama, bukan penonton," tutur Aaron. "Mari, berdansalah denganku." Aaron berlutut di depan Hayley sambil mengulurkan tangan, meskipun ragu, Hayley tetap menyambutnya dengan tersenyum.
Alunan musik lembut membuat semua pasangan menikmati suasana romantis ini, mereka meresapi setiap nada dengan gerakan seirama bersama pasangannya.
"Mr. Ice, aku nggak pernah dansa," bisik Hayley.
"Nggak usah khawatir, ikuti saja gerakanku, aku yang membimbingmu," ujar Aaron, ia meletakkan kedua tangannya di pinggul kecil Hayley. sedangkan kedua tangan Hayley mengalung manja di leher Aaron.
Dari kejauhan, seorang wanita bertubuh tinggi hampir mencapai 165 centimeter dengan rambut pirang sepinggang sedang mengintai sepasang pengantin dengan geram, ia mengepalkan tangan erat dengan wajah merah padam menahan cemburu.
"Aaron, apa yang kau lakukan?" gumam wanita itu, jika bukan karena kondisi pesta yang sedang ramai, wanita itu ingin sekali menghampiri pasangan pengantin yang baru saja sah beberapa jam yang lalu, dan menjambak rambut si mempelai wanita.
"Bukankah kau berjanji hanya menikah, kenapa kalian seromantis itu."
Dia berdiri dengan sorot mata tajam, memperhatikan setiap gerak gerik Aaron dan Hayley tanpa berkedip.
"Hello, *****!" sapa Alex dari belakang. "Kau datang rupanya, apa Aaron mengundangmu?"
"Kamu rupanya, si buaya jantan. Jangan menggangguku!" seru wanita itu.
"Hahaha ... apa kau bilang, aku buaya jantan? lalu sebutan apa yang cocok untukmu, Kathrine?" Alex tergelak, ia meneguk minuman di tangannya dengan kasar.
"Jangan ikut campur urusanku, Alex. Menyingkirlah dari jalanku," ujar Kathrine, ia melangkah maju untuk menghindari laki-laki yang ia benci, namun Alex lebih dulu menghadangnya.
"Kau mau ke mana? menghampiri pengantin yang sedang berdansa?" Alex tersenyum miring. "Jangan permalukan dirimu sendiri, Kath. Kamu bisa merusak ketenangan pesta ini," imbuh Alex.
Kathrine tampak geram, ia mengepalkan tangan dengan kuat, satu pukulan ia layangkan pada tubuh Alex, namun sebelum kulit mulus wanita itu menyentuh jas hitam mengkilat yang Alex kenakan, laki-laki itu lebih dulu menangkisnya.
"Shitt!" umpat Alex. "Kau berani sekali ingin menyentuhkan tanganmu padaku, najis!" makinya.
"Aaron masih kekasihku, Alex. Jangan ikut campur!" desis Kathrine.
"Benarkah? Aaron kekasihmu?" Alex menyeringai. "Lalu, jelaskan padaku, siapa si tua bangka yang setiap jum'at malam datang bermalam di apartemen milikmu," lanjut Alex.
"Kau ... dasar brengs*k!" maki Kathrine. "Kau memata-mataiku?"
"Hah? maaf Kathrine, aku orang sibuk, nggak ada waktu mengurusi hal-hal tidak penting seperti itu."
Wajah Kathrine berubah, ia mulai gelisah dan cemas, rahasia yang ia tutupi selama bertahun-tahun kini sudah di ketahui oleh Alex, tapi ia yakin jika Aaron tidak akan mudah percaya dengan apa yang akan Alex katakan.
Kathrine memilih pergi meninggalkan pesta megah tanpa memberitahu Aaron, ia takut jika Alex benar-benar akan mengadukan penghianatannya. Kathrine kembali ke hotel yang ia sewa selama dua malam untuk menyusun rencana.
"Sial! bagaimana bisa si Alex tau," gerutu Kathrine, ia sudah menyimpan kebusukannya hampir selama dua tahun dengan sangat rapi, namun lagi-lagi Alex adalah dalang dari bencana hidupnya.
Hari ini Kathrine memang pulang ke Indonesia atas permintaan Aaron, Kathrine ingin berkenalan langsung dengan wanita yang di sewa Aaron sebagai pengantin bayaran, ia sedang berencana membuat perhitungan pada Hayley untuk tidak berbuat macam-macam pada Aaron, apalagi sampai merebut hatinya.
Jelas saja, rencananya bertemu Aaron hari ini gagal karena kedatangan Alex. Maka, Kathrine menyusun rencana baru untuk bisa berjumpa dengan kekasihnya, tanpa sepengetahuan Alex.
🖤🖤🖤
Visual Kathrine Lillian
🖤🖤🖤
***Hallo semuanya, karena banyak yang bilang visual ketuker. Nggak sama sekali, ya. Ini murni pilihan Author, Hayley ya itu Kathrine ya ini.
Karakter sifat harus sesuai dengan wajah pemeran.
Hayley, dia jutek, judes, kalau ngomong ceplas-ceplos, wajahnya juga jutek, nggak akan author kasih yang lebih cantik dari Kathrine.
Kenapa?
Dari asal usulnya saja beda, Kathrine itu artis model papan atas, yang pasti lebih cantik***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
keysha Azzahra
tp banyak lah thor cewe biasa tp cantiknya ngalhin artis atow model,,tp kembali author sih
2023-05-03
0
Sela Dizia
Visual Hayley eps brapa ya?
2023-03-10
0
Yohani
biasanya gadis culun lebih cantik dari gadis org kaya
ah GK setuju klw ulet keket lebih cantik.🤣🤣🤣
2023-02-07
0