Bab 4. Bagai Petir untuk Shanaira

Aula pernikahan masih didekorasi dengan rangkaian bunga putih dan pita emas, tapi atmosfernya jauh dari yang seharusnya. Tamu-tamu duduk kaku di bangku masing-masing, saling berbisik, bertanya-tanya, dan bergumam penuh rasa ingin tahu. Ada yang kecewa, ada yang bingung, dan ada yang hanya menanti drama apa lagi yang akan terungkap hari ini.

Di depan altar, Ethan berdiri kaku dengan jas pernikahan yang semula disiapkan untuk pernikahan impiannya dengan Shanaira. Tapi kini, jas itu terasa seperti pakaian tahanan. Matanya kosong, wajahnya datar, dan jiwanya... kosong.

Di sebelahnya, Claira berjalan pelan menyusuri lorong aula, didampingi Refina yang tersenyum penuh kemenangan. Gaun pengantin putih yang dikenakannya adalah milik Shanaira. Sedikit disesuaikan, tapi tetap gaun yang disiapkan untuk hari bahagia kakaknya.

Wajah Claira nyaris tanpa ekspresi, tapi di balik tatapan tenangnya, ada badai kecil yang berputar. Ini bukan hari pernikahan impiannya, tapi dia akhirnya berdiri di samping pria yang diam-diam selalu ia inginkan.

Pendeta mulai membacakan kalimat pembuka, suaranya bergema di antara pilar-pilar aula.

“Hari ini, kita berkumpul untuk menyatukan Ethan Renault dan Claira Monard dalam ikatan suci pernikahan…”

Ethan tidak mendengar apapun. Semua suara terasa jauh. Di dalam pikirannya, hanya ada wajah Shanaira—tertawa kecil saat kecil dulu di taman rumah, menangis di pelukannya saat dunia terasa terlalu kejam, dan tersenyum saat pertama kali ia melamarnya.

Saat pendeta berkata, “Apakah kau, Ethan Renault, bersedia menerima Claira Monard sebagai istrimu yang sah…?”

…Ethan diam cukup lama hingga membuat bisik-bisik semakin riuh.

Hazard menatapnya tajam. Daisy menggenggam tangan suaminya, khawatir anaknya akan berbuat hal bodoh.

Ethan akhirnya menjawab, lirih, “Saya... bersedia.”

Claira pun menjawab hal yang sama, dengan suara sedikit bergetar.

“Dengan ini, saya nyatakan kalian resmi menjadi suami dan istri.”

Tepuk tangan terdengar. Tapi tidak meriah. Tidak hangat. Hanya seperti formalitas, karena semua orang tahu, pernikahan ini bukan tentang cinta. Ini tentang kepentingan, nama baik, dan dendam yang telah lama disimpan.

***

Cahaya lampu di langit-langit kamar rumah sakit perlahan menembus kelopak mata Shanaira. Kelopak matanya bergerak pelan, seperti berjuang menembus selimut mimpi yang berat. Kepalanya terasa pening, tubuhnya lemah. Ia berusaha duduk, namun nyeri di perut membuatnya mengerang pelan.

“Shana…”

Suara lembut itu datang dari sisi ranjang. Oma Aini segera menggenggam tangan cucunya. Matanya berkaca-kaca, tapi senyum sabarnya tak pernah luntur.

“Oma…?” gumam Shanaira, suaranya serak. “Apa yang… terjadi?”

Oma Aini mengelus pelan rambutnya. “Kau pingsan, sayang. Tapi sekarang kau aman. Kau hanya perlu banyak istirahat.”

Shanaira memejamkan mata sesaat. Tapi seketika, ingatan akan hari itu menghantam: hari pernikahannya… Ethan… lorong hotel… altar…

Matanya terbuka lebar. “Pernikahannya… Ethan? Di mana Ethan?”

Oma Aini terdiam. Tangannya berhenti bergerak. Ekspresinya berubah sendu.

“Dia… tidak disini, ya?” bisik Shanaira, mulai merasa hampa di dadanya.

Oma Aini menarik napas panjang, lalu berkata dengan lirih, “Tidak, sayang. Pernikahannya tetap berlangsung. Tapi… bukan denganmu.”

Jantung Shanaira serasa berhenti berdetak. “Apa… maksud Oma?”

“Ethan… menikah. Tapi dengan Claira.”

Dunia di sekeliling Shanaira runtuh dalam satu detik. Matanya membulat. Tubuhnya menegang.

“Tidak… Tidak mungkin… Ethan tidak akan melakukan itu padaku!” serunya dengan suara bergetar. Air mata jatuh begitu saja dari matanya.

Oma Aini menarik napas, ragu sejenak. Ia ingin menunggu, tapi dokter sudah mengatakan bahwa tak ada gunanya menyembunyikan fakta terlalu lama.

Oma Aini menghela napas pelan, lalu dengan hati-hati berkata, “Shana, Oma tahu ini pasti berat buat kamu. Tapi, ada satu hal yang harus kamu tahu. Kau hamil, Shana. Usia kandunganmu empat minggu.”

Dunia serasa berhenti berputar.

“Apa…?” suara Shanaira tercekat. “Oma… bercanda, kan?”

“Tidak, sayang… Aku berharap ini hanya mimpi buruk. Tapi… itu kenyataan.”

Shanaira menggeleng, matanya membesar, tubuhnya menegang. “Itu tidak mungkin! Aku… aku belum pernah… aku dan Ethan… kami belum pernah melakukannya!”

Napasnya mulai memburu. Tangannya mencengkeram selimut. Dadanya berdebar tak karuan. “Kalau bukan Ethan… lalu… siapa?!”

Saat itu juga, sebuah kilasan menyerbu pikirannya. Fragmen ingatan yang selama ini ia tekan keras-keras di pojok terdalam kesadarannya—yang ia kira hanya mimpi buruk, mimpi kabur setelah malam yang tidak jelas.

Sebulan yang lalu.

Pesta ulang tahun Claira.

Claira memaksa Shanaira ikut—mengatakan bahwa sebagai bagian dari keluarga, ia tak bisa selalu menyendiri. Shanaira menolak, tapi akhirnya menyerah karena tekanan ibunya.

Ia ingat… lampu yang berkelap-kelip, musik yang terlalu keras, dan gelas minuman yang terus disodorkan padanya. Shanaira tak biasa minum. Tapi malam itu, Claira menyuruhnya, mendorongnya, bahkan mengejeknya di depan orang-orang.

Dan setelah itu… gelap.

Ia ingat terbangun di sebuah kamar hotel. Sendirian. Pakaiannya berantakan. Tubuhnya terasa aneh, berat, dan kosong.

Air matanya menetes satu demi satu saat semua fragmen itu terangkai menjadi sesuatu yang nyata.

“Tidak…” gumamnya, gemetar. “Aku tidak tahu… siapa ayah bayi ini…”

Oma Aini menatap cucunya dengan hati remuk. Ia menarik Shanaira ke pelukannya, mengusap punggung gadis itu dengan lembut.

“Aku di sini, Shana. Kau tidak sendirian. Sekarang bukan waktunya menyalahkan dirimu. Kau butuh waktu, dan kebenaran pasti akan terungkap.”

Shanaira memeluk omanya erat, tubuhnya bergetar. Di dalam dadanya, ada luka yang baru saja terbuka… dan luka itu dalam. Lebih dalam dari apa pun yang pernah ia rasakan.

***

Lampu-lampu kristal berpendar lembut di ballroom hotel malam itu. Alunan musik klasik mengisi udara, para tamu berdansa, bercengkrama, dan tersenyum dalam balutan gaun mahal dan jas elegan. Tapi di satu sudut ruangan, di balik tirai dan keramaian, berdiri seorang wanita muda dengan mata merah dan napas tertahan.

Shanaira Monard.

Berdiri terpaku, memandang dari jauh ke arah pelaminan megah di tengah aula. Gaun pasiennya telah diganti dengan dress sederhana berwarna pastel yang dikenakan atas desakan Oma Aini. Tapi tidak ada yang bisa menyamarkan wajahnya yang pucat dan hati yang koyak.

Di sana, di atas pelaminan yang penuh bunga dan cahaya… berdiri Ethan Renault.

Dan di sampingnya—dalam balutan gaun putih yang seharusnya ia kenakan—Claira Monard, adik tirinya. Wanita yang membencinya. Wanita yang dulu tertawa saat ia dihina ibu tiri. Wanita yang merebut semua yang tersisa dalam hidupnya, termasuk cinta terakhir yang ia punya.

Shanaira menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan isak. Tapi air mata tetap jatuh. Ia tidak mengerti bagaimana semua ini bisa terjadi begitu cepat. Ia baru saja bangun beberapa jam lalu… lalu diberi tahu bahwa ia hamil… dan sekarang, pria yang selama ini ia cintai telah menikahi wanita lain.

Claira tertawa di pelaminan, menyandarkan kepala di bahu Ethan, seolah ingin menunjukkan pada dunia siapa yang menang. Sekilas, mata Claira melirik ke arah sudut ruangan—dan bertemu pandang dengan Shanaira.

Senyum di bibirnya melebar. Sebuah senyum penuh kemenangan.

Shanaira memalingkan wajah, dadanya sesak.

“Shana…” bisik Oma Aini di sampingnya, mencoba menuntunnya kembali ke kamar. Tapi Shanaira menggeleng pelan.

“Aku hanya ingin melihatnya sekali saja, Oma,” gumamnya. “Melihat bagaimana pria yang dulu bersumpah akan melindungiku… kini berdiri di samping orang yang menghancurkan hidupku.”

Ia menarik napas panjang. “Lucu, ya? Ternyata janji sehidup semati bisa dibatalkan… hanya dengan satu malam kesalahan.”

Oma Aini memeluknya dari samping, menahan isak yang nyaris pecah. “Kau lebih kuat dari yang kau kira, Shana. Mereka pikir ini akhir bagimu. Tapi justru inilah awalmu.”

Shanaira mengusap air matanya. Matanya menatap lurus ke pelaminan, dingin, penuh luka… tapi juga dengan bara yang mulai menyala.

“Kalau ini awalku,” bisiknya, “maka akan ku pastikan mereka melihat—bahwa aku bukan gadis yang bisa diinjak dan dibuang.”

Malam pesta itu terus berjalan. Tapi bagi Shanaira, malam itu adalah titik nol. Tempat ia kehilangan segalanya. Dan tempat di mana ia mulai membangun kembali… dari kehancuran.

Terpopuler

Comments

Marchel

Marchel

kasian shan. semoga shan mendapatkan kebahagiaan yang sempurna

2025-04-27

0

Miu Nih.

Miu Nih.

iklin liwittt~ trabas aja, aku lanjut author 🤗🤗

2025-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Malam Sebelum Kebahagiaan Sirna
2 Bab 2: Kesalahan Di Tengah Kebahagiaan
3 Bab 3. Luka + Luka
4 Bab 4. Bagai Petir untuk Shanaira
5 Bab 5. Pertengkaran
6 Bab 6. Karenin, Pria Malam Itu
7 Bab 7. Kacau
8 Bab 8. Malam Yang Tidak Bisa Di Ubah
9 Bab 9. Pertemuan, Lamaran
10 Bab 10. Persetujuan
11 Bab 11. Pernikahan Sangat Sederhana
12 Bab 12. Pindah
13 Bab 13. Apartemen Karenin
14 Bab 14. Morning Sickness
15 Bab 15. Pemeriksaan Kehamilan
16 Bab 16. Aurore Resto
17 Bab 17. Tak Sengaja Bertemu Ethan
18 Bab 18. Kembali Kerja
19 Bab 19. Makan Siang
20 Bab 20. Mobil Baru
21 Bab 21. Persiapan
22 Bab 22. Suprise Dinner
23 Bab 23. Ungkapan Hati
24 Bab 24. Ke Supermarket Bersama
25 Bab 25. Anting
26 Bab 26. Undian Hadiah
27 Bab 27. Perubahan Rencana
28 Bab 28. Berangkat
29 Bab 29. Honeymoon....
30 Bab 30. Kecemasan Karenin
31 Bab 31. Ke Rumah Sakit
32 Bab 32. Karenin Bertemu Claira
33 Bab 33. Patah Hati
34 Bab 34. Tangis Sedih
35 Bab 35. Pantai dan Barbeque
36 Bab 36. Well Done
37 Bab 37. Sarapan
38 Bab 38. Pengamatan
39 Bab 39. Pusing
40 Bab 40. Pantai
41 Bab 41. Kelapa Muda
42 Bab 42. Emosional
43 Bab 43. Spa
44 Bab 44. Restoran Prancis
45 Bab 45. Jalan-jalan
46 Bab 46. Back to Routine
47 Bab 47. Rencana Proyek Baru
48 Bab 48: Tim Inti
49 Bab 49. Sindiran dan Ancaman
50 Bab 50. Rencana Licik
51 Bab 51. Naskah Presentasi
52 Bab 52. Penghianat
53 Bab 53. Sebuah Bukti
54 Bab 54. Siput Kecil Bersembunyi dalam Cangkang
55 Bab 55. Mencari Shanaira
56 Bab 56. Pelukan Menenangkan
57 Bab 57. Kebenaran Terungkap
58 Bab 58. Hamil....
59 Bab 59. Hancur
60 Bab 60. Oma Aini Berkunjung
61 Bab 61. Panggilan Sepupu Yang Akan Menikah
62 Bab 62. Keluarga Tante Karenin
63 Bab 63. Barasanji
64 Bab 64. Hari Pernikahan Zeno
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1: Malam Sebelum Kebahagiaan Sirna
2
Bab 2: Kesalahan Di Tengah Kebahagiaan
3
Bab 3. Luka + Luka
4
Bab 4. Bagai Petir untuk Shanaira
5
Bab 5. Pertengkaran
6
Bab 6. Karenin, Pria Malam Itu
7
Bab 7. Kacau
8
Bab 8. Malam Yang Tidak Bisa Di Ubah
9
Bab 9. Pertemuan, Lamaran
10
Bab 10. Persetujuan
11
Bab 11. Pernikahan Sangat Sederhana
12
Bab 12. Pindah
13
Bab 13. Apartemen Karenin
14
Bab 14. Morning Sickness
15
Bab 15. Pemeriksaan Kehamilan
16
Bab 16. Aurore Resto
17
Bab 17. Tak Sengaja Bertemu Ethan
18
Bab 18. Kembali Kerja
19
Bab 19. Makan Siang
20
Bab 20. Mobil Baru
21
Bab 21. Persiapan
22
Bab 22. Suprise Dinner
23
Bab 23. Ungkapan Hati
24
Bab 24. Ke Supermarket Bersama
25
Bab 25. Anting
26
Bab 26. Undian Hadiah
27
Bab 27. Perubahan Rencana
28
Bab 28. Berangkat
29
Bab 29. Honeymoon....
30
Bab 30. Kecemasan Karenin
31
Bab 31. Ke Rumah Sakit
32
Bab 32. Karenin Bertemu Claira
33
Bab 33. Patah Hati
34
Bab 34. Tangis Sedih
35
Bab 35. Pantai dan Barbeque
36
Bab 36. Well Done
37
Bab 37. Sarapan
38
Bab 38. Pengamatan
39
Bab 39. Pusing
40
Bab 40. Pantai
41
Bab 41. Kelapa Muda
42
Bab 42. Emosional
43
Bab 43. Spa
44
Bab 44. Restoran Prancis
45
Bab 45. Jalan-jalan
46
Bab 46. Back to Routine
47
Bab 47. Rencana Proyek Baru
48
Bab 48: Tim Inti
49
Bab 49. Sindiran dan Ancaman
50
Bab 50. Rencana Licik
51
Bab 51. Naskah Presentasi
52
Bab 52. Penghianat
53
Bab 53. Sebuah Bukti
54
Bab 54. Siput Kecil Bersembunyi dalam Cangkang
55
Bab 55. Mencari Shanaira
56
Bab 56. Pelukan Menenangkan
57
Bab 57. Kebenaran Terungkap
58
Bab 58. Hamil....
59
Bab 59. Hancur
60
Bab 60. Oma Aini Berkunjung
61
Bab 61. Panggilan Sepupu Yang Akan Menikah
62
Bab 62. Keluarga Tante Karenin
63
Bab 63. Barasanji
64
Bab 64. Hari Pernikahan Zeno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!