Eps 4— Orang-orang Baik

Keesokan paginya, sinar matahari yang lembut menembus celah-celah dinding gubuk sederhana Chen Huang. Suasana desa masih sunyi, hanya terdengar suara angin yang berhembus pelan. Di dalam gubuk, Chen Huang menyiapkan sarapan sederhana berupa bubur jagung dan sayuran liar yang ia kumpulkan dari hutan sekitar.

Ning Xue duduk di salah satu sudut gubuk, matanya sedikit bengkak karena menangis semalam. Meskipun begitu, ia terlihat lebih tenang pagi ini.

“Ini, makanlah. Aku tahu ini tidak seberapa, tapi setidaknya bisa memberi tenaga,” kata Chen Huang sambil menyodorkan semangkuk bubur ke arah Ning Xue.

“Terima kasih,” Ning Xue menerima mangkuk itu dengan sopan. Mereka makan dalam keheningan untuk beberapa saat sebelum Chen Huang memutuskan untuk memulai percakapan.

“Jadi, Ning Xue,” katanya perlahan, “bolehkah aku tahu lebih banyak tentangmu? Dari mana asalmu, dan bagaimana kau bisa sampai ke sini?”

Ning Xue terdiam sejenak, tampak berpikir. Kemudian ia mulai bercerita, suaranya terdengar lembut namun penuh emosi.

“Aku sebenarnya lahir di desa ini,” jawab Ning Xue. “Aku tinggal di sini sampai usiaku tujuh tahun. Kakek Jin adalah keluargaku satu-satunya setelah kedua orang tuaku meninggal karena wabah. Tapi saat aku berumur tujuh tahun, pamanku datang dan membawaku ke Kota Guilin. Di sana, aku tinggal bersamanya sampai aku berumur empat belas tahun. Namun… paman meninggal karena penyakit, meninggalkanku sendirian lagi.”

Chen Huang mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami perjalanan hidup gadis itu yang penuh kesulitan.

“Aku mencoba bertahan hidup di Guilin dengan sisa uang yang ditinggalkan paman,” lanjut Ning Xue, “tapi hidup di kota besar tidak mudah. Ketika aku mendengar kabar tentang desa ini yang porak-poranda karena perebutan harta karun, aku merasa harus kembali. Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi dengan desa ini… dan dengan Kakek Jin…”

Ning Xue menundukkan kepalanya, suaranya melemah di akhir kalimatnya. Chen Huang menatapnya dengan penuh simpati.

“Jadi kau kembali untuk mencari Kakek Jin,” kata Chen Huang pelan, lebih kepada dirinya sendiri. Ia menarik napas dalam, mencoba menenangkan pikirannya.

“Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya padamu,” lanjut Chen Huang, “tapi aku tidak yakin Kakek Jin masih hidup setelah semua yang terjadi di desa ini. Namun, aku akan membantumu mencari tahu.”

Mata Ning Xue melebar, sedikit harapan terlihat di wajahnya. “Benarkah? Kau benar-benar akan membantuku?”

“Tentu saja,” kata Chen Huang dengan tegas. “Tapi untuk saat ini, kita harus mencari informasi terlebih dahulu. Mungkin ada orang di sekitar wilayah ini yang tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi selama perebutan harta karun.”

Ning Xue mengangguk pelan, matanya sedikit berkaca-kaca. “Terima kasih, Chen Huang. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana tanpamu.”

Chen Huang hanya tersenyum kecil. “Kita harus bertahan bersama. Dunia ini memang kejam, tapi kita masih punya satu sama lain untuk saat ini.”

Pagi itu, di tengah reruntuhan Desa Bunga Matahari, mereka merancang langkah berikutnya. Meskipun mereka tidak tahu apa yang akan mereka hadapi, tekad untuk menemukan jawaban dan bertahan hidup menjadi kekuatan baru bagi mereka berdua.

...

Setelah sarapan, Chen Huang dan Ning Xue segera bersiap. Mereka membawa barang-barang seadanya—Chen Huang membawa tongkat kayu yang biasa ia gunakan untuk berjaga, sementara Ning Xue hanya membawa tas kecil berisi beberapa pakaian dan barang pribadinya.

Chen Huang memutuskan untuk pergi ke desa tetangga terlebih dahulu. Desa itu terletak tidak terlalu jauh dari Desa Bunga Matahari, hanya membutuhkan perjalanan sekitar satu jam dengan berjalan kaki. Saat mereka tiba di desa itu, suasana terlihat tenang, dan aktivitas penduduk berjalan seperti biasa.

Namun, ketika Chen Huang dan Ning Xue mencoba bertanya tentang penduduk Desa Bunga Matahari yang mengevakuasi diri, mereka tidak menemukan satu pun jawaban yang memuaskan.

“Maaf, Nak. Kami tidak mendengar kabar tentang para penduduk dari Desa Bunga Matahari,” jawab seorang pria tua yang mereka temui di pasar desa. “Kami hanya tahu tentang pertempuran besar yang terjadi di sana.”

Keduanya merasa kecewa, tetapi tidak menyerah. Setelah berbincang beberapa saat, Ning Xue mengusulkan ide baru.

“Kita tidak akan mendapatkan banyak informasi di desa kecil seperti ini,” kata Ning Xue dengan nada serius. “Kita harus pergi ke Kota Jinan. Itu adalah kota terdekat dari Desa Bunga Matahari, dan di sana pasti lebih banyak orang yang tahu sesuatu.”

Chen Huang berpikir sejenak sebelum mengangguk. “Baiklah. Tapi kita harus memastikan untuk kembali sebelum malam tiba. Kita tidak punya uang untuk menyewa penginapan.”

Ning Xue setuju, dan mereka segera melanjutkan perjalanan menuju Kota Jinan.

Ketika mereka tiba di Kota Jinan, pemandangan yang sangat berbeda menyambut mereka. Kota itu penuh dengan keramaian—orang-orang berlalu-lalang, pedagang menawarkan barang dagangan mereka, dan para praktisi bela diri dengan berbagai tingkat kekuatan tampak berjalan di sepanjang jalan utama. Kota itu terasa hidup, namun di balik keramaiannya, juga terlihat keras dan penuh persaingan.

Chen Huang dan Ning Xue mulai bertanya kepada beberapa orang di pasar utama. Namun, setiap kali mereka mencoba mendapatkan informasi tentang penduduk Desa Bunga Matahari, mereka selalu mendapatkan jawaban yang sama.

“Informasi? Itu tidak gratis, Nak,” ujar seorang pria berwajah licik, sambil memainkan koin emas di tangannya.

Chen Huang menggertakkan gigi. Ia tahu benar bahwa dunia ini menganggap uang sebagai segalanya. Tanpa uang, bahkan informasi kecil pun tidak bisa didapatkan. Ning Xue mencoba membantu, tetapi hasilnya tetap sama.

“Kalian pikir informasi semudah itu didapatkan? Jika kalian tidak punya uang, jangan buang waktuku,” jawab seorang pedagang dengan nada dingin sebelum mengusir mereka pergi.

Mereka mencoba mencari di beberapa tempat lain, tetapi hasilnya tetap nihil. Tidak ada yang mau berbicara tanpa imbalan. Setelah menghabiskan sepanjang hari di Kota Jinan tanpa mendapatkan apa-apa, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke Desa Bunga Matahari.

Ketika malam mulai menjelang, Chen Huang dan Ning Xue berjalan pulang dengan langkah berat. Wajah mereka menunjukkan rasa lelah dan kekecewaan.

“Dunia ini benar-benar kejam,” kata Ning Xue pelan, menatap jalan di depannya. “Bahkan untuk sesuatu yang sederhana seperti informasi, kita harus membayar.”

Chen Huang mengangguk pelan, tapi matanya menunjukkan kilatan tekad. “Mungkin kita tidak mendapatkan apa-apa hari ini, tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan mencari cara lain. Cepat atau lambat, kita akan menemukan jawaban.”

Ning Xue menatap Chen Huang, dan untuk pertama kalinya sejak pertemuan mereka, ia merasa ada harapan kecil yang tumbuh di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Malam itu, di bawah sinar bulan, mereka kembali ke gubuk kecil di Desa Bunga Matahari. Meskipun tangan mereka kosong, tekad untuk melanjutkan perjuangan tetap ada dalam hati mereka.

Terpopuler

Comments

Kakek Ji mungkin juga sudah tiada

2025-05-08

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1— Chen Huang
2 Eps 2— Praktisi Beladiri
3 Eps 3— Surga?
4 Eps 4— Orang-orang Baik
5 Eps 5— Fondasi
6 Eps 6— Ginseng
7 Eps 7— Kota Jinan
8 Eps 8 — Kultivasi Dasar
9 Eps 9 — Mandi
10 Eps 10 — Mandiri
11 Eps 11— 2 Tahun Penuh Perjuangan
12 Eps 12— Kota Chengdu
13 Eps 13— Ujian Pertama
14 Eps 14— Hasil
15 Eps 15 — Kera Abu-Abu
16 Eps 16 — Ning Xue
17 Eps 17 — Ujian Pertarungan
18 Eps 18 — Akar Spiritual
19 Eps 19— Shen Lu
20 Eps 20 — Kegemparan
21 Eps 21 — Arena
22 Eps — 22 Giliran Chen Huang dan Ning Xue
23 Eps 23 — Ketegangan Di Aula
24 Eps 24 — Festival
25 Eps — 25 Guru Ling
26 Eps 26 — Perpustakaan Akademi Xin
27 Eps 27 — Batu Spiritual
28 Eps 28 — Menerobos
29 Eps 29 — Penguasaan Teknik
30 Eps 30 — Variasi
31 Eps 31— Misi Pertama
32 Eps 32 — Ular Api Merah
33 Eps 33 — Pria Berjubah Merah
34 Eps 34 — Hadiah Misi
35 Eps 35 — Kantong Penyimpanan
36 Eps 36 — Sebulan Penuh Berlatih
37 Eps 37 — Hari Pertama Pertarungan Peringkat
38 Eps 38 — Zhang Meng
39 Eps 39 — Babak 8 Besar
40 Eps 40 — Semifinal
41 Eps 41 — Sang Pemenang
42 Eps 42 — Penyerapan Pil Merak Api
43 Eps 43 — Kekuatan Baru
44 Eps 44 — Pegunungan Taring Naga
45 Eps 45 — Rumput Akar Roh
46 Eps 46 — Gua Misterius
47 Eps 47 — Pedang Api Penghakiman
48 Eps 48 — Pertarungan Di Kaki Gunung
49 Eps 49 — Bertahan Hidup
50 Eps 50 — Malam Yang Tenang
51 Eps 51 — Kedatangan Patriark Klan Zhang
52 Eps 52 — Interogasi
53 Eps 53 — Puncak Gunung Qin
54 Eps 54 — Sahabat
55 Eps 55 — Belajar Hal Baru
56 Eps 56 — Makam Raja-Raja
57 Eps 57 — Keberangkatan
58 Eps 58 — Lembah Tengkorak
59 Eps 59 — Rintangan Pertama
60 Eps 60 — Sekte Darah Naga
61 Eps 61 — Ular Tanduk Giok Ungu
62 Eps 62 — Penyelamat
63 Eps 63 — Pintu Masuk
64 Eps 64 — Api Nirwana
65 Eps 65 — Iblis Wanita
66 Eps 66 — Han Qian
67 Eps 67 — Harta
68 Eps 68
69 Eps 69 — Naga Kehampaan
70 Eps 70 — Teknik Pedang Langit Hampa
71 Eps 71 — Api Surgawi
72 Eps 72 — Tongkat Giok Naga
73 Eps 73 — Diskusi
74 Eps 74 — Keputusan Chen Huang
75 Eps 75 — Gunung Bayangan
76 Eps 76 — Pecahnya Perang
77 Eps 77 — Dominasi Chen Huang
78 Eps 78 — Teratai Matahari Membakar Surga
79 Eps 79 — Dendam Yang Berlanjut
80 Eps 80 — Bahaya Yang Tidak Diketahui
81 Eps 81 — Tinju 8 Penjuru
82 Eps 82 — Cincin Penyimpanan
83 Eps 83 — Pil Tingkat 4
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Eps 1— Chen Huang
2
Eps 2— Praktisi Beladiri
3
Eps 3— Surga?
4
Eps 4— Orang-orang Baik
5
Eps 5— Fondasi
6
Eps 6— Ginseng
7
Eps 7— Kota Jinan
8
Eps 8 — Kultivasi Dasar
9
Eps 9 — Mandi
10
Eps 10 — Mandiri
11
Eps 11— 2 Tahun Penuh Perjuangan
12
Eps 12— Kota Chengdu
13
Eps 13— Ujian Pertama
14
Eps 14— Hasil
15
Eps 15 — Kera Abu-Abu
16
Eps 16 — Ning Xue
17
Eps 17 — Ujian Pertarungan
18
Eps 18 — Akar Spiritual
19
Eps 19— Shen Lu
20
Eps 20 — Kegemparan
21
Eps 21 — Arena
22
Eps — 22 Giliran Chen Huang dan Ning Xue
23
Eps 23 — Ketegangan Di Aula
24
Eps 24 — Festival
25
Eps — 25 Guru Ling
26
Eps 26 — Perpustakaan Akademi Xin
27
Eps 27 — Batu Spiritual
28
Eps 28 — Menerobos
29
Eps 29 — Penguasaan Teknik
30
Eps 30 — Variasi
31
Eps 31— Misi Pertama
32
Eps 32 — Ular Api Merah
33
Eps 33 — Pria Berjubah Merah
34
Eps 34 — Hadiah Misi
35
Eps 35 — Kantong Penyimpanan
36
Eps 36 — Sebulan Penuh Berlatih
37
Eps 37 — Hari Pertama Pertarungan Peringkat
38
Eps 38 — Zhang Meng
39
Eps 39 — Babak 8 Besar
40
Eps 40 — Semifinal
41
Eps 41 — Sang Pemenang
42
Eps 42 — Penyerapan Pil Merak Api
43
Eps 43 — Kekuatan Baru
44
Eps 44 — Pegunungan Taring Naga
45
Eps 45 — Rumput Akar Roh
46
Eps 46 — Gua Misterius
47
Eps 47 — Pedang Api Penghakiman
48
Eps 48 — Pertarungan Di Kaki Gunung
49
Eps 49 — Bertahan Hidup
50
Eps 50 — Malam Yang Tenang
51
Eps 51 — Kedatangan Patriark Klan Zhang
52
Eps 52 — Interogasi
53
Eps 53 — Puncak Gunung Qin
54
Eps 54 — Sahabat
55
Eps 55 — Belajar Hal Baru
56
Eps 56 — Makam Raja-Raja
57
Eps 57 — Keberangkatan
58
Eps 58 — Lembah Tengkorak
59
Eps 59 — Rintangan Pertama
60
Eps 60 — Sekte Darah Naga
61
Eps 61 — Ular Tanduk Giok Ungu
62
Eps 62 — Penyelamat
63
Eps 63 — Pintu Masuk
64
Eps 64 — Api Nirwana
65
Eps 65 — Iblis Wanita
66
Eps 66 — Han Qian
67
Eps 67 — Harta
68
Eps 68
69
Eps 69 — Naga Kehampaan
70
Eps 70 — Teknik Pedang Langit Hampa
71
Eps 71 — Api Surgawi
72
Eps 72 — Tongkat Giok Naga
73
Eps 73 — Diskusi
74
Eps 74 — Keputusan Chen Huang
75
Eps 75 — Gunung Bayangan
76
Eps 76 — Pecahnya Perang
77
Eps 77 — Dominasi Chen Huang
78
Eps 78 — Teratai Matahari Membakar Surga
79
Eps 79 — Dendam Yang Berlanjut
80
Eps 80 — Bahaya Yang Tidak Diketahui
81
Eps 81 — Tinju 8 Penjuru
82
Eps 82 — Cincin Penyimpanan
83
Eps 83 — Pil Tingkat 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!