tiga

Kenzo menghentikan lonjakannya saat mengetahui sang tikus telah pergi dan berlari di atas lantai tanah yang lembab, menuju sebuah lubang kecil yang merupakan sarangnya.

Sesaat ia menyadari jika ia kini polos tanpa sehelai benangpun, dan membuat sang wanita membuang pandangannya dengan memunggunginya.

Melihat hal itu, Kenzo berusaha ingin mengerjai sang wanita. Bukankah saat malam tadi ia yang mengganti pakaiannya, tentu saja wanita itu sangat jelas melihat onderdilnya, dan sekarang bersikap malu-malu.

Pemuda itu berjalan menghampiri sang wanita, masih tanpa sehelai benangpun.

"Stop! Pakai kembali pakaianmu," titah Sang gadis memperingatkan.

Namun ternyata Kenzo tidak menggubrisnya, dan ia semakin mendekatinya.

"Berhenti! Atau aku akan berbuat kasar padamu!" hardik gadis itu, dengan nada penuh penekanan.

"Mengapa kau begitu munafik, bukankah malam tadi Kau yang mengganti pakaianku, dan pastinya kau sudah melihat itu semua," ucap Kenzo dengan nada mencibir.

"Aku tidak melihat onderdilmu, lagian barang segitu kecilnya juga dibanggain dan merasa paling--wow," balas gadis tersebut.

Seketika Kenzo merasa terhina dengan apa yang dikatakan gadis itu.

Ia membolakan matanya, dan ia tidak terima dengan segala ucapan wanita tersebut.

"A-apa? Kau katakan rudalku kecil? Kau belum melihatnya ketika sedang bangun dan jika kau sudah merasakannya, maka kau tidak akan berhenti meminta," ucap Kenzo kesal, kemudian mempercepat langkahnya untuk menyergap sang gadis yang ia anggap hanya seorang gadis lemah yang sangat mudah ia taklukkan.

Namun, baru saja ia berjarak semeter dari sang wanita, sebuah tendangan mendarat di perutnya dan membuat Kenzo terpental, dan...

Braaaak...

Tubuh kekar itu membentur dinding gubuk yang rapuh  tersebut, dan...

"Aaaaaaarrrgh..." suara erangan kesakitan menggema didalam gubuk yang berukuran sangat kecil tersebut.

Tubuh kekar pemuda itu mendarat dilantai tanah, masih dengan tubuh polosnya yang mana bokongnya harus rela terkena oleh tanah basah dan membuatnya kembali kotor.

Dan untungnya dinding tersebut tidak roboh, sedangkan sang pemuda meringis kesakitan.

"Siaaal! Mengapa kau begitu sangat kasar? Kau tidak tahu siapa aku, hah?" Pemuda itu terlihat berang.

"Kau hanya seorang pecundang, dan aku juga tidak perduli dengan siapa dirimu!" Balas gadis itu, kemudian berjalan mendekati Kenzo yang masih meringis kesakitan, sembari memegangi bokongnya.

Wanita itu mengambil kain penutup sang pemuda yang terlepas dilantai dengan menggunakan jemari kakinya, lalu dengan mudah melemparkannya ke arah sang pemuda.

Wuuuush...

Kain itu mendarat tepat diwajah Kenzo, dan semakin membuat pemuda itu kesal.

"Dasar--Kau! Awas saja Kau, jika aku sembuh nanti, akan ku balas semua perbuatanmu!" maki Kenzo geram.

Bukannya marah, wanita itu justru tersenyum mencibir kepada Kenzo, yang ia anggap sebagai anak laki-laki yang cengeng baginya.

Pemuda itu menghela nafasnya, ia memandang wanita itu dengan perasaan penuh kesal.

"Kembali keranjangmu, aku akan mengobati lukamu," titahnya, mengabaikan makian Kenzo kepadanya.

Sesaat sang pemuda terdiam. Ia baru menyadari jika ternyata gadis itu sedang membawa sebuah mangkuk yang berisikan ramuan herbal.

Kenzo masih termangu, dan diam ditempatnya.

"Apakah selain to-lol, kau ini juga tuli? Sehingga apa yang aku katakan padamu tidak Kau dengar?" cibir sang gadis dengan nada geram.

Pemuda itu membolakan kedua matanya. Bagaimana mungkin gadis yang tinggal dihutan itu dengan mudah menghinanya, sedangkan ia adalah orang yang paling ditakuti di dunia persaingan bisnis.

"Hei.. sopan lah terhadapku, aku memiliki banyak uang, dan aku bisa membelimu jika aku mau!" ungkap Kenzo kesal, sebab ia sudah jengah dengan segala hinaan dari sang gadis misterius.

Gadis itu berbalik menatap Kenzo dengan tatapan  tak suka. "Jika begitu, obati sendiri saja lukamu! Jangan pernah merengek meminta bantuanku!"  hardik sang gadis dengan sangat marah.

Kemudian ia melemparkan wadah yang terbuat dari tempurung kelapa tersebut, dan....

Wuuuuusssh...

Tempurung kelapa itu melayang mengarah kepada Kenzo, dan...

Kleeeeetaaakk....

Suara tempurung kelapa mendarat  tanpa tertumpah sedikitpun dan berada tepat dihadapan Kenzo yang masih termangu melihat kemarahan sang gadis.

Dengan rasa penuh kekesalan, gadis itu bergegas keluar dari dalam gubuk dan meninggalkan Kenzo seorang diri.

Melihat gadis itu pergi dengan penuh amarah, Kenzo tersadar jika ia telah membuat sebuah kesalahan besar dengan berkata berlebihan, dan  seharusnya ia berterima kasih karena telah ditolong dan diselamatkan dari kematian.

Gadis itu menghilang secepat kilat, bahkan baru saja ia keluar, namun sudah tidak terlihat dalam kerlingan mata saja.

Kenzo menarik nafasnya dengan dalam. Ia memungut wadah ramuan herbal tersebut. Ia ingin mengoleskannya, namun tidak tahu caranya, dan ia menyesal telah melukai perasaan gadis tersebut, dan hal itu membuat Sang  Pemuda berniat untuk meminta maaf.

Pemuda itu berusaha untuk bangkit dari lantai. Namun, tendangan yang dilakukan oleh sang gadis yang mendarat tepat diperutnya, membuatnya merasakan sakit yang luar biasa, dan saat ia memaksa untuk bangkit, pandangannya berkunang  dan perlahan semakin samar, sehingga membuatnya semua tampak menggelap, lalu....

Braaaaaak...

Ia kembali limbung ke tanah, lalu tak sadarkan diri.

Sementara itu, gadis misterius yang bernama Adhisti, menuju sebuah anak sungai yang berair jernih. Didekatnya terdapat sebuah pohon besar yang mana air itu melintasi akar pohon.

Adhisti memasukkan kedua kakinya yang mulus ke dalam air yang jernih tersebut, lalu menyibaknya dengan mengayunkan kedua kakinya.

Perlahan ia membuka penutup wajahnya. Ia bercermin menggunakan air yang jernih, lalu memegang bagian pelipis kiri hingga menuju ke pipi, tampak sisik menyerupai sisik ular dengan warna keemasan yang hampir menutup sebelah wajahnya, sehingga ia harus menggunakan penutup wajah untuk menyembunyikan wajahnya yang terlihat sangat mengerikan.

Namun, jika ia menutup bagian yang bersisik, maka wajah sebelah sisi kananya terlihat jauh berbeda, ia sangat begitu cantik rupawan, dan andai saja sisik itu tidak ada, maka ia adalah wanita paling cantik yang pernah ada.

Sesaat ia tersentak. Lamunannya terpecah saat merasakan sesuatu bergetar didalam dadanya. Bayangan akan pemuda tersebut jauh menembus penglihatannya. Ia bergegas memakai kerudung dan penutup wajahnya, lalu melesat bagaikan kilat menuju gubuk--tempat dimana ia meninggalkan sang pemuda.

Sesampainya didalam gubuk, ia melihat pemuda itu terkapar dilantai dan tak sadarkan diri.

Dengan cepat ia menghampiri sang pemuda, lalu mengangkatnya. "Dasar b0doh!" makinya dengan kesal, lalu mengambil cawat yang terlempar dilantai dan mengenakannya kepada pria itu.

Namun, ia tertegun sesaat, ketika melihat darah keluar dari sudut bibir pemuda itu. Ia memeriksa perut Kenzo dengan seksama, ternyata terjadi pendarahan, dan kulitnya tampak lebam.

Sepertinya ia begitu sangat keras saat melakukan tendangan barusan.

Ia meraba perut tersebut, lalu menempelkan telapak tangannya, tepat pada perut pemuda yang terlihat lebam tersebut.

Adhisti memejamkan kedua matanya, ia mengalirkan energi positif yang berasal dari tenaga dalamnya, kemudian ia alirkan ke dalam tubuh Kenzo.

Perlahan pemuda itu terbatuk, lalu tersadar dari pingsannya. Ia mengerjapkan kedua matanya, dan memandang sang gadis yang ternyata telah kembali, dan ia merasakan jika kepalanya berada diatas pangkuan Adhisti.

Gadis itu dengan cepat menyingkirkan tangannya yang mendarat diperut sang pemuda.

"M-maaf, terimakasih sudah menyelamatkanku," ucap Kenzo sembari mengulurkan tangannya dengan lemah kepada sang wanita yang tampak diam mematung, tatapannya terlihat dingin dan tidak begitu perduli dengan ungkapan sang pemuda.

Kenzo terdiam, lalu kembali menarik uluran tangannya yang tidak bersambut.

Mengingat ia berada ditempat yang asing dan sedang bersama sosok wanita yang sangat misterius, maka ia mencoba mengerti akan situasi saat ini, namun tetap bersikap waspada.

Kenzo kembali berusaha untuk bangkit, dan kali ini dibantu oleh Adhisti, namun masih dengan mode diam.

"Pergilah ke dipan, aku akan mengobati lukamu!" titah Adhisti, masih dengan nada datar dan terkesan dingin.

Pemuda itu menganggukkan kepalanya dengan lemah, tak ada lagi bantahan, dan ia berjalan terseok dengan langkahnya yang terasa berat--menuju dipan usang yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Sesampainya didipan tersebut, Kenzo membaringkan tubuhnya, ada banyak terdapat luka robekan yang ia dapatkan saat terjatuh didalam jurang sore semalam, dan juga tendangan berhadiah dari wanita misteriusnya.

"Siapa namamu," tanya Kenzo bersikap ramah, saat melihat Adhisti yang kini sudah duduk ditepian dipan.

Entah mengapa hatinya begitu tertarik ingin mengulik siapa tentang wanita dihadapannya. Meskipun wanita itu menggunakan penutup wajah dan yang terlihat hanya dua bola matanya dengan manik kebiru-biruan dan menambah kesan eksotis dari si pemilik bola mata indah tersebut.

"Apa pentingnya bagimu sebuah nama," ucap Sang Gadis yang terlihat tidak ingin jati dirinya diketahui oleh Kenzo.

Lagi-lagi pemuda itu harus menelan salivanya, sebab jawaban gadis tersebut masih saja tetap dingin terhadapnya.

Terlepas dari itu semua, ia mengambil ramuan yang tampak dedaunan yang dilvmatkan dan diletakkan dalam wadah tempurung kelapa, sebab tidak ada perabotan apapun yang terlihat.

Ia mengoleskan ramuan itu pada luka yang hampir merata disekujur tubuh pria tersebut.

Meskipun sikapnya begitu dingin, namun sentuhannya terasa begitu hangat. Ia terlihat begitu cekatan menyapu ramuan herbal itu disetiap luka yang terdapat ditubuh pemuda itu.

Kenzo merasakan sensasi yang begitu berbeda. Kulit sang gadis begitu terasa lembut, bagaikan kulit bayi yang baru lahir.

Selama ini ia begitu menutup dirinya dari makhluk bernama wanita, namun pertemuan tanpa sengaja dengan sosok gadis misterius tersebut, membuat kebekuannya selama ini mencair, ia ingin mengenal wanita yang telah menyelamatkannya.

"Apakah kau tinggal sendirian disini?" Tanya Kenzo lagi. Sepertinya ia tidak jera dengan tanggapan dingin dari sang gadis.

"Mengapa Kau terlalu banyak bertanya dan sangat cerewet," tukas sang gadis yang masih saja datar menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Kenzo.

"Kamu mengapa begitu sangat galak sekali? Bukankah ada istilah yang menyebutkan, jika malu bertanya sesat dijalan? Nah, saat ini aku sedang tersesat, dan aku ingin bertanya denganmu, hanya itu saja," tukas Kenzo mulai kesal.

Jika bukan karena ungkapan terimakasih telah diselamatkan, maka ia lebih tidak ingin berlama-lama ditempat ini, sebab ada banyak yang harus dikerjakannya.

"Setelah kau sembuh, pergilah dari sini dengan segera, dan jangan pernah kembali lagi kemari! Anggap saja kita tidak pernah bertemu," ucap Sang gadis dengan nada datar.

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

ini mingkin seperti kisah pangeran kodok ya... kalau dicium dan dicintai sepenuh hati bisa berubah jadi gadis cantik jelita...
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-04-24

4

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

itu mah dulu,malu bertanya sesat dijalan .Sekarang tuh yg ada ,banyak tanya,sama dengan kepo 😏😒

2025-04-23

3

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

ini ular yg ngejar2 romo nya asih bukan yahhh
apa aq lupa namanya sih

2025-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 tiga
4 empat
5 Draft
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua belas
13 Tiga belas
14 Empat Belas
15 Lima belas
16 Enam belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 Dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 Dua puluh lima
26 Dua puluh enam
27 Dua puluh tujuh
28 Dua puluh delapan
29 Dua puluh sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga puluh tiga
34 Tiga puluh empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga puluh enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga puluh sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 Empat puluh empat
45 Empat puluh lima
46 Empat Puluh emam
47 Empat puluh tujuh
48 Empat puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima puluh tujuh
58 Lima puluh delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam puluh satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh puluh satu
72 Tujuh puluh dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh satu
82 Delapan puluh Dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan puluh Enam
87 Delapan puluh Tujuh
88 Delapan puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan puluh satu
92 Sembilan puluh dua
93 Tamat
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
tiga
4
empat
5
Draft
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua belas
13
Tiga belas
14
Empat Belas
15
Lima belas
16
Enam belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
Dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
Dua puluh lima
26
Dua puluh enam
27
Dua puluh tujuh
28
Dua puluh delapan
29
Dua puluh sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga puluh tiga
34
Tiga puluh empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga puluh enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga puluh sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
Empat puluh empat
45
Empat puluh lima
46
Empat Puluh emam
47
Empat puluh tujuh
48
Empat puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima puluh tujuh
58
Lima puluh delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam puluh satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh puluh satu
72
Tujuh puluh dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh satu
82
Delapan puluh Dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan puluh Enam
87
Delapan puluh Tujuh
88
Delapan puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan puluh satu
92
Sembilan puluh dua
93
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!