Tanaman Belladonna

Pagi menyelinap masuk lewat celah jendela besar kamar VVIP rumah sakit. Cahaya matahari menyinari lantai putih yang bersih, namun di sudut ruangan, suasana justru mengisyaratkan bahaya.

Kaira Frost baru saja selesai membersihkan diri. Rambut hitamnya dibiarkan terurai, perban masih melingkari kepalanya. Namun langkahnya ringan, pasti. Gerakannya terarah, seperti seseorang yang tahu persis di mana letak setiap benda di sekitarnya.

Dengan ketajaman indera Nova yang mengendalikan tubuh ini, meski matanya buta, dunia tetap bisa "terlihat" olehnya, dari getaran, aroma, hingga suara sekecil napas.

Cklek!

Pintu terbuka pelan. Seorang suster muda masuk, membungkuk sopan seperti biasa.

"Selamat pagi Nona," sapa suster itu dengan suara yang dibuat-buat polos.

Di tangannya, ia membawa sebuah pot tanaman kecil dengan daun hijau segar yang tampak baru disiram.

Suster itu berjalan ke sudut ruangan, menggantikan pot tanaman yang mulai menguning.

Kaira berdiri di tengah ruangan, diam. Namun aroma tajam yang familiar langsung menusuk hidungnya.

“Belladonna .…” gumamnya pelan, nyaris tak terdengar. Tapi napasnya langsung berubah pelan dan dingin.

Tanaman itu bukan sekadar hiasan biasa. Ia tahu, karena ia sebagai Nova Spire lah yang menciptakan ratusan jenis racun dari tanaman semacam itu. Belladonna, jika dipaparkan secara perlahan, akan melemahkan sistem saraf, membuat tubuh kehilangan energi sedikit demi sedikit … hingga akhirnya mati seolah karena penyakit.

“Tiga kali paparan sudah cukup untuk membunuh pasien dengan kondisi lemah,” bisiknya, dan jari-jarinya langsung mengepal.

Langkah Nova cepat, nyaris tak bersuara. Suster itu belum sempat meletakkan pot sepenuhnya saat tiba-tiba ….

Grep!

"Arrgghh!" suster itu terkejut dengan mata melotot.

Tangan Kaira mencengkeram leher sang suster dengan kuat, mendorong tubuh sang suster menempel ke dinding.

Brugh!

Prang!

Pot tanaman terjatuh dan pecah di lantai. Wajah suster itu pucat ketakutan.

“Siapa yang menyuruhmu?” suara Kaira tenang, namun mengandung ancaman mematikan.

Suster itu meronta. “Apa maksud Nona?S—saya tidak tahu! Ini hanya ... hanya tanaman biasa!”

“Berhenti berpura-pura bodoh. Kau kira aku tidak tahu jenis racun yang menempel di daun itu?” cecar Kaira, semakin mempererat cengkeramannya.

Mata suster itu membelalak, napasnya tersendat. “T—tolong … aku hanya—dapat kiriman dari kurir! Aku disuruh mengganti tanaman itu dua bulan sekali! Aku tidak tahu siapa yang mengirim!”

Kaira menyipitkan mata di balik perbannya. “Sudah berapa kali kau menggantinya?”

“Ini ... ini yang ketiga! Karena Nona koma selama enam bulan ... aku ... aku hanya mengikuti instruksi .…”

Mata Kaira terlihat dingin, namun mendengar suara suster tersebut. Sepertinya suster ini tidak berbohong.

“Dengar baik-baik.” Suara Kaira seperti bisikan dingin yang menghujam. “Kalau kau berani menyentuh ruangan ini lagi tanpa seizin langsung dariku, aku pastikan kau tak akan bisa bicara selama sisa hidupmu. Mengerti?”

Suster itu mengangguk cepat, tubuhnya gemetar ketakutan. Nafasnya mulai memburu dan sesak.

"B—baik!"

Jari-jari Kaira mulai mengendur. Detak jantung suster itu melemah di bawah genggamannya. Ia tahu betul kapan harus berhenti—tepat di batas antara luka dan kematian. Namun baru saja ia ingin melepaskannya, tiba-tiba...

Cklek!

Pintu kamar terbuka dengan cepat, diiringi langkah sepatu kulit yang mantap dan tegas.

“Apa yang kau lakukan?” suara dingin itu bergema di ruangan. Datang dari pria yang bahkan tak perlu memperkenalkan dirinya, Leonel Frost.

Di belakangnya, Joni berdiri tegak seperti bayangan gelap, matanya tajam mengamati situasi.

Tanpa terburu-buru, Kaira menoleh ke arah sumber suara. Lalu, seolah tak terjadi apa-apa, ia perlahan melepaskan cengkeramannya.

Bruk!

Suster itu terjatuh dengan tubuh gemetar, tangannya segera memegangi leher yang memerah bekas cekikan. Nafasnya tersengal, namun ia tak berani mengeluarkan suara.

Kaira berdiri tegak, menepuk-nepuk bajunya dengan ringan, lalu menghadap ke arah Leonel. Kepalanya masih tertutup perban, tapi sikapnya tenang, bahkan terlihat matanya … sedikit polos.

“Kupikir ada pencuri.” Suaranya datar, tidak tergesa-gesa. “Tiba-tiba dia masuk dan berjalan tanpa suara, aku kaget.”

Kaira menoleh sedikit ke arah suster itu, seolah benar-benar buta dan hanya menebak posisi. “Benar begitu, kan, Suster? Hanya kesalahpahaman.”

Suster itu menegang. Tatapan Leonel menusuknya tajam, menuntut jawaban.

“I—iya … iya, Tuan Frost,” jawabnya cepat. “Saya ... salah. Saya yang ceroboh.” Suaranya gemetar, tubuhnya sedikit bergetar karena rasa takut yang belum hilang.

Leonel memicingkan mata, menatap Kaira penuh curiga. Ada sesuatu yang terasa … berbeda. Gerak-geriknya, sikapnya, nada bicaranya. Kaira yang ia kenal biasanya akan langsung menangis atau meminta maaf.

Tapi yang ini? Terlalu tenang. Terlalu terkontrol. Namun ia menahan diri. Matanya kemudian beralih ke suster yang masih terpojok di lantai.

“Kau boleh keluar.”

Suster itu segera berdiri dan berlari keluar ruangan secepat mungkin, seperti dikejar bayangan maut.

Kaira kembali duduk di tempat tidur dengan anggun, lalu mengangkat wajahnya ke arah Leonel. “Apa kau pikir aku cukup kuat untuk menyerangnya, Leonel?”

Nada suaranya datar, seperti menyindir dan meminta jawaban jujur sekaligus.

Leonel menatapnya dalam diam beberapa detik, sebelum akhirnya berkata datar, “Kau terlalu lemah untuk melukai siapa pun.”

“Benar, kan?” jawab Kaira ringan, tersenyum samar. “Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Leonel mendengus pelan, lalu berbalik. “Joni, periksa rekaman kamera di lorong. Pastikan tak ada orang asing yang masuk tanpa izin.”

“Siap, Tuan.”

Kaira menyandarkan punggungnya ke bantal dengan tenang. Ia tahu kamera dalam ruangan tidak diaktifkan atas permintaan keluarga Frost sendiri—mereka menghargai privasi “istri sah” sang pewaris.

Setidaknya ... itu yang dikatakan pihak rumah sakit yang di dengar oleh Kaira semalam.

Tapi Kaira atau Nova akan selalu siap dengan kemungkinan terburuk.

“Permainanmu menarik, Leonel Frost,” bisiknya dalam hati. “Tapi aku juga tahu cara bermain lebih licik darimu."

Joni akhirnya keluar dari ruangan VVIP itu, meninggalkan dua orang dalam keheningan.

Kaira kembali berjalan berpura-pura meraba-raba sesuatu agar tidak tertabrak benda di depannya. Lalu perlahan-lahan duduk di sofa dekat jendela.

Leonel masih memperhatikan gerak-gerik sang istri yang menurutnya terlihat biasa saja. Namun, menurut Leonel sangat mencurigakan.

Kaira memulai sarapannya, sendok di tangannya bergerak anggun menyuapkan bubur ke mulutnya.

Tak ada ketegangan di wajahnya. Seolah insiden tadi hanyalah mimpi sejenak di antara tidurnya yang panjang.

Leonel masih berdiri tak jauh darinya, dengan kedua tangan di balik punggung, lalu mengalihkan pandangannya ke lantai saat melihat Kaira mulai sarapan. Ia tampak menunggu sang asisten.

"Apa kau tidak ingin sarapan, Leonel?" tanya Kaira basa-basi.

"Tidak! Kau saja," balas Leonel dingin.

Kaira mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Terserah saja," gumamnya.

Tak lama, suara ketukan pintu terdengar.

Tok!

Tok!

Tok!

Terpopuler

Comments

@emak aisyah

@emak aisyah

yang buta Kiara kan thor,dan saat ini yang ada Nova dan saat ini mata masih di perban apakah nantinya tetep buta atau sembuh?

2025-04-22

0

Fahira²

Fahira²

semakin penasaran/Scream/, ditunggu up selanjutnya kak thor...

double kak thor hehehe...
semangat dan sehat selalu kak 🤗🤗

2025-04-22

0

Vivi❄️❄️

Vivi❄️❄️

kepoooooo amat gw nihhhh kaira pura2 buta aja wkkk biar ga ketauan sama si lio

2025-04-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bangunnya Sang Ahli Racun
2 Tanaman Belladonna
3 Diawasi
4 Pulang
5 Makan Malam Yang Panas
6 Sky
7 Kembali Sekolah
8 Dibully?
9 Pelajaran Kecil
10 Kedatangan
11 Delon dan Deilin
12 Kedatangan Tuan Dorry
13 Murid Baru
14 Kunjungan Sekolah
15 Virrellium-7
16 Pelakunya
17 Akan Menunggu
18 Halusinasi Lolyta
19 Awas!
20 Jatuh
21 Mata Nova
22 Jadi Pasanganku
23 Ulang Tahun
24 Terkejut
25 Aku Tahu Itu Kau
26 Perkelahian
27 Mabuk
28 Mencibir
29 Nyonya Claudia
30 Kematian Lolyta
31 Tingkah Ibu dan Anak
32 Percakapan Ayah dan Anak
33 Suruh Orangnya Sendiri
34 Diserang
35 Mari Bercerai
36 Mulai Ragu
37 Ada Darah
38 Makan Malam
39 Dijatuhkan
40 Jerry Yang Malang
41 Bercerai
42 Kepergian Kaira
43 Nikahi Clarissa
44 Operasi Berhasil
45 Krisis Eksistensi
46 Kelakuan Sky
47 Terima kasih sudah Menjagaku
48 Oleh-oleh
49 Hadiah
50 Ayah Nova?
51 Tiba Di Elyndor
52 Pemilik Sah
53 Permulaan Untuk Benalu
54 Peringatan Keras Untuk Para Pelayan
55 Ditolak
56 Keributan
57 Steven Emberlyn
58 Satu Ibu
59 Bolehkah Bertemu Dengannya?
60 Memberi Tahu Kaira
61 Cemburu
62 Pertemuan Steven Dan Kaira
63 Bertemu Leonel dan Clarissa
64 Mengadu
65 Kemarahan Leonel
66 Kekejaman Ben
67 Kekacauan Keluarga Frost
68 Ayah Clarissa, Musuh Nova
69 Rencana
70 Karena Aku Tidak Pernah Takut
71 Pesta Maura
72 Pesta Maura 2
73 Skandal
74 Berbalik Arah
75 Kekacauan Yang Dibuat Kaira
76 Kebohongan
77 Kondisi Maura
78 Menjenguk
79 Mengobati Sang Ayah
80 Karma
81 Kedatangan Dravien
82 Pergantian Kepemimpinan
83 Maura Lumpuh
84 Melinda
85 Kenyataan
86 Melinda bertemu Dravien
87 Hancurkan Musuh
88 Misi Sukses
89 Memberikan Pelajaran
90 Heboh
91 Perjanjian
92 Kehancuran Dravien
93 Kehancuran Musuh
94 Kapan Kita Menikah?
95 Kondisi Natalie dan Maura
96 Balasan
97 Bercerai
98 Hadiah Untuk Clarissa
99 Hari Kelulusan Kaira
100 Kelulusan Kaira 2
101 Makan Bersama
102 Ini Semua Untukmu
103 Akar Masalahnya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bangunnya Sang Ahli Racun
2
Tanaman Belladonna
3
Diawasi
4
Pulang
5
Makan Malam Yang Panas
6
Sky
7
Kembali Sekolah
8
Dibully?
9
Pelajaran Kecil
10
Kedatangan
11
Delon dan Deilin
12
Kedatangan Tuan Dorry
13
Murid Baru
14
Kunjungan Sekolah
15
Virrellium-7
16
Pelakunya
17
Akan Menunggu
18
Halusinasi Lolyta
19
Awas!
20
Jatuh
21
Mata Nova
22
Jadi Pasanganku
23
Ulang Tahun
24
Terkejut
25
Aku Tahu Itu Kau
26
Perkelahian
27
Mabuk
28
Mencibir
29
Nyonya Claudia
30
Kematian Lolyta
31
Tingkah Ibu dan Anak
32
Percakapan Ayah dan Anak
33
Suruh Orangnya Sendiri
34
Diserang
35
Mari Bercerai
36
Mulai Ragu
37
Ada Darah
38
Makan Malam
39
Dijatuhkan
40
Jerry Yang Malang
41
Bercerai
42
Kepergian Kaira
43
Nikahi Clarissa
44
Operasi Berhasil
45
Krisis Eksistensi
46
Kelakuan Sky
47
Terima kasih sudah Menjagaku
48
Oleh-oleh
49
Hadiah
50
Ayah Nova?
51
Tiba Di Elyndor
52
Pemilik Sah
53
Permulaan Untuk Benalu
54
Peringatan Keras Untuk Para Pelayan
55
Ditolak
56
Keributan
57
Steven Emberlyn
58
Satu Ibu
59
Bolehkah Bertemu Dengannya?
60
Memberi Tahu Kaira
61
Cemburu
62
Pertemuan Steven Dan Kaira
63
Bertemu Leonel dan Clarissa
64
Mengadu
65
Kemarahan Leonel
66
Kekejaman Ben
67
Kekacauan Keluarga Frost
68
Ayah Clarissa, Musuh Nova
69
Rencana
70
Karena Aku Tidak Pernah Takut
71
Pesta Maura
72
Pesta Maura 2
73
Skandal
74
Berbalik Arah
75
Kekacauan Yang Dibuat Kaira
76
Kebohongan
77
Kondisi Maura
78
Menjenguk
79
Mengobati Sang Ayah
80
Karma
81
Kedatangan Dravien
82
Pergantian Kepemimpinan
83
Maura Lumpuh
84
Melinda
85
Kenyataan
86
Melinda bertemu Dravien
87
Hancurkan Musuh
88
Misi Sukses
89
Memberikan Pelajaran
90
Heboh
91
Perjanjian
92
Kehancuran Dravien
93
Kehancuran Musuh
94
Kapan Kita Menikah?
95
Kondisi Natalie dan Maura
96
Balasan
97
Bercerai
98
Hadiah Untuk Clarissa
99
Hari Kelulusan Kaira
100
Kelulusan Kaira 2
101
Makan Bersama
102
Ini Semua Untukmu
103
Akar Masalahnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!