Di Ujung Kesabaran (Cinta Yang Utuh)

Di Ujung Kesabaran (Cinta Yang Utuh)

Bab 1 : Bukan Pernikahan Impian.

Jika tidak sempat baca dan berakhir numpuk bab serta kasih boom like, lebih baik jangan mampir dulu. Tunggu sampai karya ini tamat baru baca, demi menjaga retensi supaya tetap aman. Terimakasih untuk kerjasamanya. 🙏 🥰

...*********...

"Saya terima nikah dan kawinnya Nur Aini Anindita binti Yusuf Maulana dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Hanya dengan satu tarikan nafas, Daffa berhasil mengucap ijab qobul dengan benar dan lantang. Dengan demikian, gadis cantik memakai kebaya berwarna putih dan hijab dengan warna senada itu kini telah sah menjadi istrinya.

Sah!

Sah!

Ucap para saksi tak terbantahkan lagi, mulai saat ini keduanya terikat dalam janji suci pernikahan. Entah bagaimana nantinya mereka akan menjalani biduk rumah tangga, Aini hanya bisa pasrah dan belajar ikhlas menerima pernikahan ini.

Kondisi sang ayah tak memungkinkan dirinya untuk menolak apalagi sampai membantah, dia hanya bisa menerima perjodohan itu tanpa mengenal lebih dulu bagaimana sifat dan karakter pria yang kini sudah sah menjadi suaminya. Bahkan pernikahan mereka dilakukan di salah satu ruang rawat rumah sakit, terkesan buru-buru dan mendadak. Pernikahan hanya dihadiri oleh keluarga inti saja, penghulu serta dua orang dokter dan seorang perawat yang diminta sebagai saksi.

Meskipun belum ada cinta, Aini tetap berharap Daffa bisa menjadi imam yang baik baginya dan bisa melakukan peran mereka masing-masing dengan baik seperti layaknya pasangan suami istri pada umumnya. Apalagi tampang pria itu terlihat sudah cukup matang dan memang sudah pantas untuk menikah. Begitupun dengan dirinya yang akan belajar menerima dan akan berusaha menjalankan perannya sebagai seorang istri yang baik bagi suaminya.

Lamunan Daffa terbuyar saat seseorang menyentuh tangannya, menggenggamnya dan mencium punggung tangannya. Sungguh ini bukanlah pernikahan impian, dia tiba-tiba ditelefon dan diminta datang ke rumah sakit hanya untuk sekedar menikah. Bahkan saat dia datang semuanya sudah dipersiapkan, penghulu juga sudah ada disana, seolah hanya tinggal menunggu mempelai prianya saja, yaitu dirinya.

Menerima? Tentu saja tidak. Jika bukan atas desakan kedua orang tuanya, dengan alasan papanya sudah lama mengenal dan sudah banyak dibantu dimasa mudanya dulu oleh Ayah Aini, Daffa tidak akan mau untuk dinikahkan dengan gadis yang baru saja dia kenal itu.

Daffa Erlangga, pria berusia 31 tahun itu sebenarnya bukanlah tipe orang yang suka dipaksa, namun atas dasar rasa kemanusiaan saja akhirnya dia terpaksa mau menikahi gadis yang duduk di sampingnya sekarang.

"Sekarang Ayah sudah tenang, jikapun Ayah harus pergi Ayah sudah ikhlas karena putri Ayah satu-satunya sudah ada yang menjaga," dengan posisi masih terbaring lemah diatas brankar, Yusuf mengusap punggung tangan putrinya yang duduk di kursi yang memang ditujukan untuk penjaga pasien.

"Bicara apa kamu ini, Yusuf. Kamu pasti akan diberikan umur panjang dan melihat anak-anak kita ini bahagia dengan pernikahan mereka. Kamu harus tetap hidup sampai mereka memberikan cucu yang banyak dan lucu-lucu untuk kita," Arya berusaha untuk menghibur. Sakit komplikasi yang dialami sahabatnya memang sudah cukup parah, dokter saja sudah menyerah dan memasrahkan semuanya pada yang diatas.

Keduanya dulu adalah sahabat dimasa muda, hingga ketika Yusuf memilih pindah ke desa, Arya tak pernah lagi mendengar kabarnya lagi. Sepuluh tahun lalu Yusuf kembali ke kota dan mengontrak sebuah rumah dengan memboyong keluarganya. Yusuf berharap bisa memperbaiki perekonomian keluarganya dikota. Namun sayangnya nasib baik belum berpihak, banyak perusahaan yang Yusuf lamar tak ada satupun yang menerima, hingga Yusuf harus menjadi satpam di salah satu pusat perbelanjaan untuk menyambung hidup keluarganya.

"Nak Daffa, Ayah tau ini tidak adil untuk kalian. Tapi Ayah berharap kamu bisa menjaga dan memperlakukan Aini dengan baik. Meskipun Aini bukan gadis kota dan berpendidikan tinggi, tapi Ayah sangat yakin dia bisa menjadi istri yang baik buat Nak Daffa."

Begitu malas Daffa menjawab, tapi terpaksa dia mengiyakan, "Ya, saya percaya itu. Saya pasti pasti akan menjaganya dan berusaha menjadi suami yang baik untuknya."

Senyum lega tergambar diwajah semua orang yang ada disana, tak terkecuali Aini, gadis itu hanya diam sambil merasakan jantungnya yang berdegup sangat kencang. Ini adalah pertama kalinya dia menjalin hubungan dengan seorang pria, apalagi status mereka sekarang sudah menikah. Jujur, Aini merasa gugup dan sedikit takut.

"Masih ada beberapa pekerjaan yang harus Saya urus dikantor, kalau begitu Saya permisi dulu." Daffa bergegas bangun, tak lupa dia mencium punggung tangan kedua orang tua Aini sebagai bentuk tanda sopan.

"Aini, kamu antarkan Daffa sampai kedepan ya?" wanita yang adalah mama dari Daffa itu mendekat, merangkul pundak Aini dan mengusapnya pelan.

Tanpa berani menjawab, Aini hanya mengangguk pelan. Tak ada obrolan, hanya ada rasa canggung sepanjang mereka melangkah dari ruangan dimana ayah Aini dirawat. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dan langsung di ikatkan dalam janji suci pernikahan, jelas saja mereka bingung harus memulai obrolan dari mana.

"Sampai disini saja," langkah keduanya terhenti saat suara tegas Daffa terdengar.

Sesaat, suasana kembali hening, "Kita sama-sama tau, ini bukanlah pernikahan impian, jadi jangan pernah menuntut lebih dariku. Aku akan memberimu uang sebagai bentuk nafkah, selain itu jangan menuntut lebih dariku karena aku tidak bisa memberikan seperti apa yang kamu harapkan dari sebuah pernikahan."

Meskipun suaranya terdengar pelan, namun kata-katanya begitu menusuk. Debaran jantung yang tadi berdetak karena rasa malu, kini berubah menjadi rasa sakit. Meskipun begitu Aini mencoba untuk tetap tersenyum. Dua jam lalu mereka bertemu sebagai orang asing, dan langsung diikatkan dalam sebuah ikatan yang sakral. Semua ini jelas terasa asing dan sangat mengejutkan keduanya.

"Ma-maaf Mas, sudah membuat Mas masuk kedalam masalah keluarga Saya. Tapi Saya benar-benar tidak tau kalau..."

"Sudahlah, tau atau tidak itu tidak penting bagiku. Kamu sudah punya pacar?" Daffa menatap lekat wajah gadis yang tertunduk itu, usianya terlihat masih sangat muda, mungkin seumur dengan adiknya.

Aini menggeleng pelan, "Saya tidak pacaran,"

"Berapa usiamu?"

"Dua puluh dua tahun, Mas."

"Kalau begitu mulai sekarang carilah pacar, setelah kamu mendapatkannya kita akan bercerai,"

Aini mendongak, menatap Daffa yang terlihat serius dengan ucapannya, "Astaghfirullah Mas. Pernikahan itu sakral, bukan untuk main-main. Jadi tolong Mas jangan semudah itu mengucapkan kata cerai. Meskipun pernikahan kita ini karena terpaksa, tapi sah dimata hukum dan agama."

"Jangan bernegosiasi dihadapanku. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap kamu ada di hidupku. Jadi percuma saja jika kamu mau berperan sebagai istri yang baik, karena semua itu tidak akan berguna di mataku."

Aini hanya menanggapi ucapan Daffa dengan helaan nafas. Tak bisa bohong, ucapan Daffa seperti duri yang menusuk dihati.

"Kenapa? Apa Mas sudah punya tambatan hati? Jika iya, kenapa tadi Mas tidak menolak saja saat akan dinikahkan denganku?" tanya Aini.

"Selain terpaksa iya, apa tadi kita diberikan kesempatan untuk menolak?" Daffa mengingatkan, nyatanya kondisi ayah Aini membuat mereka tidak bisa berkata tidak ataupun sekedar ingin menolak adanya pernikahan diantara mereka.

"Nur Aini Anindita, aku ingatkan kamu sekali lagi. Pernikahan kita ini hanya sebatas status, dan tidak akan pernah lebih dari itu!"

Sembari menahan air matanya, Aini menatap kepergian Daffa dengan tatapan penuh kesedihan. Diawal pernikahan saja suaminya itu sudah menunjukkan sikap dingin seperti ini, apakah kedepannya dia akan sanggup menjalani biduk rumah tangga bersama pria yang sama sekali tidak mencintainya itu?

...💧💧💧...

Terpopuler

Comments

Anna Kusbandiana

Anna Kusbandiana

"🎵🎶 yakinkan aku tuhan tuhan dia bukan
dia bukan milikku...
hapuskan aku, aku....🎵🎶.....
😀😀😀✌

2025-04-21

1

〈⎳ FT. Zira

〈⎳ FT. Zira

di awal dong kamu ngomong begini
.nantinya kan belum tau/Shame//Shame/

2025-04-21

0

〈⎳ FT. Zira

〈⎳ FT. Zira

cinta setelah pernikahan ya.. bakal anuu gak ini kak... ehh🤭🤭

2025-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!