Serangan dadakan

Seorang perawat rumah sakit tentara berlarian dengan tergesa untuk mencari dokter yang sudah ditugaskan untuk mengurus pasien yang sama dengannya. Saat ia mencari, ternyata ia melihat dokter muda yang dituju sedang berjalan santai. "Dokter! dokter!" teriaknya dengan wajah panik.

Mendengar suara perawat yang memanggil ke arahnya, pria muda itu menoleh pada perawat itu. "Kenapa?"

"Ruangan E, banyak prajurit yang butuh pertolongan medis. lukanya sangat parah, Dokter."

Wajah dokter itu pun seketika menegang, "ayo, kita ke sana."

Mereka berdua berlarian menuju ruangan E yang disebutkan oleh perawat tadi. Saat membuka pintu, dokter itu terkejut melihat banyak teman sekawannya yang terluka parah akibat serangan dadakan dari musuh.

"Ayo semuanya, obati mereka semua. jangan sampai ada yang terluka lagi." ujarnya pada semua dokter yang berkumpul.

Dokter itu memimpin semua dokter yang mengobati pasien tentara tersebut. Dengan telaten, dokter tersebut mengobati salah satu pasien prajuritnya yang memiliki luka di tangan dan kepalanya.

"Aaaaaaaa!!!" Jerit prajurit itu.

"Tahan ya ... tolong ambilkan obat antiseptiknya." ujarnya pada seorang perawat yang sedari tadi mendampinginya.

Perawat itu membawakan apa yang disuruh oleh dokter tersebut. Lalu, cairan tersebut untuk membersihkan luka dikulit para pasien. Setelah selesai, ia disibukkan dengan berbagai pasien yang berdatangan. Kebetulan itu adalah rumah sakit tentara jadi khusus mengobati para prajurit yang terluka.

Setelah hampir 1 setengah jam, akhirnya semua pasien berhasil ia obati. Lenguhan lelah terdengar di mulutnya. Dokter muda itu lalu beristirahat di ruangannya yang amat sepi dan dingin. Tiba-tiba datanglah seorang perawat membawa berkas ditangannya "Permisi, Dokter." sapa perawat cantik sembari tersenyum manis padanya.

"Ya? Ada apa?" ujarnya datar.

Perawat itu sedikit gugup ketika dokter muda tersebut melihat kearahnya "I-iini dokter, laporan pasien hari ini."

Dokter muda itu pun menerima laporan itu dan membacanya sekilas "ya sudah, kamu boleh pergi."

"B-bbaik, Dok."

Perawat cantik itu keluar dengan tergesa-gesa, saat diluar ia memegang jantungnya yang berdegup kencang "huhhh ... ternyata dia masih dingin juga." ujarnya sesal. Ia pun kembali pergi untuk menjalankan tugasnya yang lain. Dokter muda tersebut sedang termenung. Wajahnya yang tampan serta tegas membuat siapapun terpana melihat wajahnya. Dokter muda ini menjabat sebagai senior manager. rumah sakit serta ia pun menjadi komandan pasukan tentara Kopaska.

Dia adalah Haris Khrisna Ayman. Seorang pemuda lulusan kedokteran Harvard university yang sekarang ingin mengabdi pada negara yang memiliki motto hidup "menyelamatkan Negeri dengan sepenuh hati" Setelah lulus dari Harvard university, selama setahun ia bekerja di rumah sakit tanpa dibayar sekaligus ia menunggu surat resmi mendapatkan gelar dokternya. Setelah mendapat gelar dokter, ia pun mencoba mendaftar militer melalui jalur pendidikan akademi militer khusus lulusan sarjana.

Ia pun menjalani tes yang sangat berat hingga ia hampir berfikir untuk menyerah. Tapi, mengingat keinginan kuatnya untuk menyelamatkan semua orang, ia pun bertahan dan melakukan yang terbaik. Alhasil dari semua kerja kerasnya ia pun berhasil menjadi seorang tentara, bahkan gak tanggung-tanggung dengan prestasinya ia diangkat menjadi komandan pasukan 1 untuk perlindungan dan penyelamatan masyarakat.

Kini, ia sedang bertugas di area penuh konflik di Papua. Tugasnya adalah menjadi seorang dokter sekaligus seorang prajurit di waktu yang bersamaan. Setelah lama termenung, bunyi nyaring dari ponselnya itu terdengar. Ia pun segera melihat ponselnya dan tertera nama bunda di ponselnya.

"Halo, Bun. apa kabar?"

"Halo, Abang. gimana tugasmu di sana? Bunda khawatir banget sama kamu."

Haris terkekeh pelan. Bundanya ini memang sangat panikan, jadi tak mudah untuk meyakinkan bundanya jika ia bertugas di tempat yang penuh konflik seperti di sini. "Bunda tenang aja, Abang baik-baik aja kok ... ini Abang lagi nyantai sekarang."

Terdengar helaan dari telpon, "syukur kamu gapapa .. habisnya bunda lihat berita, tempat kamu bertugas sedang ada serangan jadi bunda khawatir kamu kenapa-kenapa."

"Haha bunda ini ... oh iya, ayah, Hamzar sama Nara di mana, Bun?"

"Ayah sama Hamzar sudah berangkat ... kalo Nara, dia sih katanya mau pulang ke rumahnya dulu bersih-bersih."

"Oh gitu ... ya sudah Bun, Abang mau kembali tugas dulu ya ... masih banyak pasien yang harus Abang tangani."

"Ya sudah, Abang jaga diri baik-baik ya ... bunda harap kita bisa berkumpul lagi kaya dulu."

"Iya, Bun. Abang janji setelah tugas selesai, Abang langsung pulang."

"Ya sudah, bunda tutup dulu ya telponnya ... selamat bertugas anakku."

"Dah, Bun."

Setelah telponnya tertutup, Haris pun menghela nafas panjang. Ia pun bersender di kursi kebesarannya itu. Oh iya? Kenapa Nara bisa disebut oleh Haris? Nara itu merupakan adik satu-satunya dari mendiang kekasihnya Nahda Ashila Azzahra. Kedua orang tuanya menitipkan Nara pada Haris dan keluarganya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya akibat kecelakaan mobil saat hendak pulang kampung.

Dan itu membuat Nara terpuruk, setelah kehilangan sang kakak, ia pun harus kehilangan kedua orang tuanya. Merasa punya tanggung jawab, Haris pun membawa Nara untuk tinggal bersamanya dan kedua orang tuanya. Tak disangka, kedua orang tua dan adiknya bisa menerima kehadiran adik dari kekasihnya itu. Hingga sekarang, Nara masih tinggal di rumahnya tapi sesekali pulang ke rumah hanya untuk sekedar membereskan rumah agar tetap bersih.

Seorang pemuda memakai setelan APD tentara masuk ke ruangan Haris tanpa mengetuk pintu. Ia melihat Haris sedang termenung sehingga tidak menyadari kehadirannya itu. Terdapat ide jahil untuk mengagetnya kali ini. Ia pun mengendap dan berdiri di sampingnya, lalu tentara itu pun menggebrak meja dengan sangat kencang yang membuat Haris terlonjak kaget.

Braakkk!

"Astaghfirullah!" ujar Haris terkejut bukan main. Ia pun memasang wajah kesal saat melihat tentara disampingnya tertawa keras. "Hahahaha! puas banget gue lihat muka lo kaget kaya begitu."

Harik mendecak kesal, "ngapain lo ke sini?"

Tentara itu pun menarik kursi hingga ia pun duduk berdampingan dengan Haris "ngapain gue ke sini? Ya gue mau menemui rekan gue yang nyebelin ini dong." ujarnya sembari menaikturunkan alisnya.

"Ngeganggu aja lo, Fahri."

Nama tentara itu adalah Fahri Alamsyah. Haris dan Fahri berasal dari tim yang sama, tapi dirinya hanya pure sebagai prajurit TNI sedangkan Haris itu double profesi.

"Di luar sana banyak perawat sama dokter yang cantik-cantik, lo gak tertarik?"

"Nggak!" Ujarnya dengan tegas.

Fahmi kembali tertawa "sampai kapan lo jomblo terus bege? banyak yang ngejar lo noh ... setidaknya kasih kepastian,"

Haris memutar bola matanya dengan malas. Fahri selalu membuatnya jengkel apalagi selalu membahas tentang statusnya itu. "Halah sosoan lo ngatain gue jomblo, lo juga jomblo ya ... lagipula ada hati yang harus dijaga soalnya." .

Mendengar itu, Fahri tersenyum tipis lalu menepuk-nepuk bahu temannya itu sebagai penyemangatnya. sebagai rekan, ia sangat mengetahui kondisi Haris terlebih soal hati. ia ditinggal oleh kekasihnya karena sebuah tragedi 10 tahun yang lalu. "Eh iya, gue jadi lupa ... kita ada pertemuan nanti sore di balai kota. jangan lupa pake APD lo ya ...,"

"Daritadi kek." Haris masih memasang wajah kesalnya.

"Maaf hehehe ... ya sudah, gue keluar ya. mau nyari mangsa soalnya." ujar Fahri yang kembali ke mode semula.

"Kampret, Lo." umpat Haris pada Fahri. Lagi-lagi Fahri tertawa keras sembari menuju pintu keluar, "gue duluan ya, Ris. jangan lupa oke!!"

"Iyeee!!"

Haris hanya bisa bergeleng melihat tingkah absurd dari teman tentaranya ini. Ia pun kembali menghela nafasnya. Entah kenapa, tubuhnya seakan bergerak sendiri. Tiba-tiba tangannya membuka sebuah laci dan didalamnya itu berisi foto tentang kekasihnya. Haris yang melihat itu hanya bisa tersenyum getir saat melihatmu foto perempuan  cantik yang tengah tersenyum anggun. "Bey ... aku sudah jadi tentara sekarang. kamu senang gak? Tadi Fahri nyuruh aku buat nyari perempuan lain, tapi aku tolak. karena di hati aku cuma ada kamu ... dan itu gak akan tergantikan oleh siapapun."

Tak terasa air matanya keluar di sudut matanya. Ada rasa rindu yang amat besar. Hampir 10 tahun ia menyimpan rasa rindu semenjak ia menjauhi kekasihnya itu. Menyesal tidak ada gunanya, nasi sudah menjadi bubur. Ia tak sempat memohon ampun pada kekasihnya itu. Ia pun mengambil lap kecil dan membersihkan debu yang berkumpul itu. Sehingga, album foto tersebut jernih kembali. Haris meletakkan foto tersebut diatas mejanya. Padahal udah ada 2 foto album kekasihnya yang sudah terpasang, tapi ia justru menambahnya.

Setelah itu, ia pun tersadar dan menghapus air matanya yang sudah menumpuk. Di sana ada monitor otomatis sehingga ia mengetahui harus bertugas diruangan yang mana. Monitor itu mengarahkannya menuju ruangan A yang berada di dekat lobi rumah sakit. Tanpa berlama-lama ia pun segera pergi untuk memeriksa warga yang terkena dampak serangan dadakan itu.

"Dokter Haris!" panggil seseorang dari arah belakang. Haris yang merasa terpanggil ia pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah orang yang memanggil namanya. Dia melihat seorang dokter muda yang cantik sedang menghampirinya. Dokter muda itu bernama Arina Destiara Talita tapi orang-orang menyebutnya dengan Dokter Lita. Lita ini merupakan juniornya Haris, jadi gak heran ia mengenalinya.

"Ada apa?" tanya Haris dingin.

Saat mendekat, Lita sempat mendengar nada bicara Haris yang masih sama dinginnya seperti awal mereka bertemu. "Ada apa?" ujar Haris kembali.

"Eummm, begini ... Nanti sore, dokter bisa ajarkan saya beberapa materi tidak? Saya masih tidak paham tentang forensik. dan hanya dokter yang bisa bantu saya."

Haris mengangkat sebelah alisnya, "seperti itu kah? Tapi maaf, saya tidak bisa karena saya sibuk ... anda bisa cari dokter lain. di sini banyak dokter yang berpengalaman." Setelah mengatakan hal itu, Haris pun pergi meninggalkan lita seorang diri. Lita yang mendengar jawaban Haris cukup kesal, pasalnya ia memanfaatkan situasi seperti ini hanya untuk bisa berdekatan dengan Haris walaupun hanya sebentar, tapi semua itu gagal. "Hiiiiiii! kenapa si dia selalu nolak gue? apa gue kurang cantik ya? kesel banget." dumelnya pelan. Lalu Lita pun kembali ke ruangannya dengan keadaan kesal.

Lagi-lagi Haris disibukkan dengan pasien yang tak berhenti berdatangan. walaupun melelahkan tapi ada rasa kepuasan di dalam hatinya ketika ia menyelamatkan para pasiennya itu. Setidaknya ia bisa menembus kesalahannya di masa lalu. Karena saking sibuknya di rumah sakit, ia pun sampai tak sadar jika waktunya sudah sore hari. Ia bahkan tak sempat makan siang tadi. Alhasil Haris berlari menuju ruangannya hanya untuk berganti pakaian APD dengan keadaan perut lapar. Setelah beres, ia pun keluar ruangannya menuju tempat yang dijanjikan.

Semua mata melihat kearahnya. Keadaan rumah sakit sekarang kembali kondusif. Banyak dokter cewek bahkan perawat yang terkesima melihat Haris yang gagah saat mengenakan setelan APD nya. Tapi, itu tak dihiraukannya. Ia melanjutkan langkahnya untuk segera sampai di balai kota. "Oi! datang juga lo ... gue udah nunggu dari tadi." ujar Fahri saat Haris duduk di sampingnya.

"Banyak pasien tadi ... makanya gue urus dulu sebelum ke sini." Mereka kembali terdiam. Haris melihat sekelilingnya. Mereka sudah berdatangan dan duduk di kursi masing-masing. Semua yang berisik tiba-tiba terdiam saat panglima TNI sudah menaiki mimbar.

"Salam hormat untuk kalian semua ... terima kasih sudah menyumbangkan tenaga kalian untuk melindungi dan menjaga wilayah ini dengan sepenuh hati kalian."

"Untuk tim Naga sakti alias Tim 1 kalian sudah menjalankan tugas di sini hampir 6 bulan lamanya. sebentar lagi waktu dinas kalian di sini sudah hampir habis. sebagai balasan, kalian bisa diperbolehkan untuk menemui keluarga kalian masing-masing."

Sorak tepuk tangan mulai menggema di seluruh penjuru balai kota. Mereka yang sudah tak lama bertemu keluarga, teman hingga kekasih, sekarang bisa bernafas lega akhirnya bisa dipersatukan kembali. Tak terkecuali Haris dan Fahri. Mereka saling berpelukan satu sama lain untuk perpisahan mereka. Mereka berdua berasal dari kota yang berbeda. Haris dari Surabaya sedangkan Fahri dari Padang Sumatra Barat.

"Gue harap kita berdua bisa disatukan lagi di misi yang sama,"

"Gue juga berhadap begitu." ujar Haris sembari tersenyum tipis.

"Oke semuanya, segitu saja yang saya sampaikan. untuk selanjutnya, bisa dilanjutkan dengan acara yang lain."

Acara di sambung oleh pengisi yang lain. Ada sedih dan gembira. Tak terasa hampir 2 jam acara berlangsung. Untuk penutupan, Semua warga kemudian berbondong-bondong memberikan salam perpisahan atas perjuangan para prajurit yang sudah rela menghabiskan waktunya untuk melindungi dan menyelamatkan mereka.

Saling memeluk dan menumpahkan air mata. Suasana haru mulai terasa. Haris yang memiliki watak dingin pun menyapa semua warga terutama kalangan ibu-ibu yang satu per satu memberikan pelukan hangatnya pada Haris. Ada yang sebagian tak rela jika Haris pulang, tapi mau gimana pun Haris harus kembali ke keluarganya. Setelah selesai, Haris pulang ke asrama malam hari. Suasana asrama sepi tidak ada yang berlalu lalang. Ia pun melanjutkan perjalanannya untuk sampai ke asramanya. Saat hendak masuk, ada perempuan yang menghampirinya sembari membawakan sesuatu.

"Permisi, Komandan."

"Iya, ada apa?"

"Saya dengar, komandan sudah habis masa tugas ya ... berarti kita tidak akan bertemu lagi."

Gadis itu bernama Diana Saraswati yang merupakan anak dari sekawannya Haris yang merupakan seniornya. Diana jatuh cinta pada Haris saat ia berkunjung ke rumahnya. Tapi, sebaliknya Haris hanya menganggapnya sebagai teman biasa tidak lebih. Gadis itu lalu tersenyum getir sembari menyerahkan barang bawaan yang ia bawa "terima ini ya ... semoga kamu suka dan kamu bisa ingat aku kapan pun." Awalnya Haris ingin menolak, tapi ia tak ingin menyakiti perasaan wanita seperti yang ia lakukan di masa lalu. Dengan wajahnya yang datar, ia pun mengangguk dan menerima hadiah tersebut.

"Terima kasih."

"Kalau gitu, aku permisi ya."

"Iya, silahkan."

Gadis itu pergi dalam keadaan sedih. Mungkin sedih akibat cintanya tak akan pernah ia miliki. Terlebih ia juga tak akan pernah bisa bertemu dengan haris lagi. Sedangkan Haris, langsung memasuki asramanya dan mengunci pintu. Hari ini sangat melelahkan untuknya, mengurus pasien serta melindungi orang-orang dalam waktu yang bersamaan membuatnya sedikit kewalahan. Ia pun menyimpan hadiah itu di mejanya. Karena begitu lelah, ia pun tertidur dalam keadaan APD masih menempel di badannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!