Menyerah

"Saya sudah memutuskan, kamu saya PECAT!"

Jederr

Bak tersambar petir di siang hari, Ridho terkejut bukan kepalang.

"Pak, saya tidak pernah melanggar peraturan yang bapak ajukan, lalu mengapa bapak memecat saya?" walaupun sudah tahu alasannya, Ridho ingin meyakinkan.

"Kamu bilang tidak melanggar peraturan yang saya buat, lalu apa artinya ini?" tanyanya sambil menunjuk foto tersebut.

"Bukankah sudah saya katakan, siapapun yang berinteraksi dengan perempuan itu, akan saya pecat," sambungnya.

"Tapi peraturan yang bapak ajukan hanya berlaku dalam area kantor saja, pak. Sedangkan saya bertemu dengan Nissa di luar kantor bahkan di luar jam kerja," ucap Ridho menjelaskan.

"Peraturannya sudah dirubah, setiap karyawan PT. Sanjaya Building dilarang berinteraksi dengan perempuan itu kapanpun dan di manapun," ucap Ardian dengan senyum licik penuh kemenangan tersungging di bibirnya.

Tangan kanan Ridho mengepal mendengar penuturan Ardian. Ia benar-benar muak dengan pria di hadapannya ini.

"Saya rasa bapak bukanlah manusia, tapi ib**is yang terbungkus dalam jasad seorang manusia," ucap Ridho.

"Kenapa memang? Kamu bahkan belum melihat sosok ib**s dalam diri saya," ucap Ardian sombong.

Ridho terdiam, ia tidak habis pikir bagaimana Nissa bisa terlibat dengan pria ini. Apa masalahmu dengan pria ini, Nis, batinnya.

"Kamu jangan takut, saya tetap akan membayar kompensasi penuh sesuai perjanjian kerja, karena saya yang memecatmu sebelum masa kontrak kerjamu berakhir, bahkan saya menambahkan uang pesangon yang sangat besar, mungkin kamu bisa mencoba membuka sebuah usaha dengan uang tersebut," ucap Ardian panjang lebar.

Roli mengambil sebuah amplop berwarna coklat dari dalam tas kerjanya. Ia menyerahkan amplop yang terlihat tebal tersebut kepada Ridho.

"Ambil uang itu, lalu tanda tangani surat perjanjian ini," perintah Ardian.

Ridho melirik Ardian dan Roli bergantian. Ia mengernyitkan keningnya bingung.

"Sudahlah, cepat tanda tangani ini, setelah itu nikmati hidupmu," ucap Ardian lagi.

Ridho meraih selembar kertas yang saat ini berada dalam genggaman tangan Ardian.

Apa-apaan ini!! Batinnya.

"Saya tidak akan menanda tangani surat perjanjian ini," ucap Ridho sembari meletakkan selembar kertas berwarna putih itu ke atas meja kerja di depannya.

Tentu saja Ridho menolaknya, dia bukanlah pria kejam seperti baj****n di depannya ini.

Bagaimana bisa ia menerima uang tersebut dengan syarat harus menjauh dari Nissa. Dan bila ia melanggarnya maka Ardian akan selalu mengganggu kehidupannya, bahkan tak segan untuk menghancurkan segala usahanya untuk memberi nafkah pada keluarga kecil yang baru ia bangun sekitar dua bulan ini.

Kamu benar, Nis. Pria ini memang br*****k, batinnya mengumpat.

"Berani sekali kau menolak kebaikanku," ujar Ardian geram.

"Maaf, saya masih memiliki hati nurani, tidak seperti bapak," sahut Ridho tegas.

"Heem, kita lihat sampai kapan kau akan bersikap sombong seperti ini," ujar Ardian lagi.

Ridho menatap Ardian dengan tatapan benci. Benar, ia sekarang membenci bos yang pernah ia hormati.

Ridho meletakkan topi hitam berlambang logo perusahaan itu, lalu melepas tanda pengenal uang tersemat di saku bajunya.

Setelah itu Ridho beranjak menuju pintu, namun langkahnya terhenti saat mendengar Ardian mengatakan sesuatu.

"Kalau kamu ingin menyalahkan seseorang, maka salahkan Nissa. Perempuan itu hanyalah kesialan bagimu, karena dia kamu jadi saya pecat seperti ini,"

Ridho mengepalkan kedua tangannya. Ia berbalik, tatapannya seakan siap menerkam mangsanya.

Melihat gelagat mencurigakan dari Ridho, pengawal yang berdiri di samping Ardian langsung bersiaga. Ia memposisikan menjadi tameng Ardian.

"Huh, dasar pengecut!" Ucap Ridho, ia tersenyum sinis menatap Ardian.

"Jangan harap saya akan melakukan hal yang sangat bapak inginkan," ucapnya lagi.

Ridho langsung meraih pegangan pintu dan menarik pintu itu hingga terbuka. Segera ia keluar dari ruangan terkutuk tersebut.

"Nis, kamu hati-hati ya selama disini. Jangan banyak pikiran. Ingat kamu harus fokus kerja supaya bisa melunasi hutang keluargamu di bank," ucap Ridho saat ia mulai mengemasi barang-barangnya di loker.

"Kamu yakin nggak ada masalah sama pak Ardian?"

Ridho menggeleng. Tangannya masih sibuk menata barang-barang tersebut dalam sebuah kotak kardus.

"Terus kenapa kamu dipindah tugaskan secara tiba-tiba seperti ini?" tanya Nissa lagi.

Rupanya Ridho berbohong pada sahabat istrinya itu. Ia tidak mengatakan bila ia dipecat karena alasan mereka bertemu dan saling berinteraksi.

"Mungkin kantor yang di kota T butuh tenaga profesional sepertiku," ucapnya.

Nissa diam tak membalas ucapan Ridho. Terlalu banyak yang ia pikirkan saat ini, terlalu aneh menurutnya Ridho di pindahkan tiba-tiba seperti ini.

"Aku pamit ya, Nis. Ingat, jaga diri baik-baik. Kalo kamu kangen Dinda langsung main kerumah, nggak usah takut orang br*****k itu mengusikmu," pesan Ridho sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan ruangan loker itu.

Nissa menghela nafas secara perlahan. Ia tersenyum dan menganggukkan kepala.

🌿🌿🌿🌿🌿

Beberapa hari setelahnya suasana masih terasa normal bagi Nissa, walaupun ia masih dikucilkan oleh karyawan lainnya.

Hingga siang ini, saat ia bermaksud berkeliling memeriksa keamanan sekitar gedung sebagai tugas rutinnya.

Nissa melewati dua orang karyawan perempuan dengan riasan wajah lumayan tebal.

"Heran deh gue, apa sih bagusnya Nissa si petugas keamanan itu. Kok bisanya mas Ridho rela dipecat sama bos?" ucap karyawan berambut panjang.

"Iya, gosip yang gue denger mas Ridho bahkan menolak uang pesangon yang dikasih bos, padahal bos cuma minta dia ngejauhin perempuan aneh itu aja," sahut teman bicaranya yang memakai lipstik berwarna maroon di bibirnya.

Mendengar itu Nissa segera mendekati mereka. Dua wanita tersebut terkejut saat mengetahui kehadiran Nissa yang tiba-tiba diantara mereka.

"Apa maksudmu, kau bilang Ridho dipecat?" tanya Nissa dengan tatapan garang.

"I..iya," sahut karyawan berambut panjang itu. Ia ketakutan melihat tatapan mematikan dari Nissa.

"Kalian yakin Ridho dipecat?"

"Iya, hampir semua karyawan mengetahuinya," jawab karyawan itu lagi.

Nissa segera meraih ponsel di sakunya.

"Hallo..,"

"Dinda, tolong jujur sama aku, apa benar Rhido dipecat?" tanya Nissa langsung.

"Iya, Nis,"

"Katakan apa alasannya?"

"Maaf, Nis. Mas Ridho melarangku mengatakannya padamu," jawab Dinda.

Nissa segera memutuskan sambungan teleponnya. Ia setengah berlari menuju lift.

Setelah masuk ia menekan tombol angka lima dengan tergesa-gesa. Tangannya mengepal erat. Dadanya bergemuruh menahan amarahnya.

Ding..

Pintu lift terbuka dan Nissa segera keluar lalu menuju ruangan Ardian.

Di depan ruangan itu Nissa melihat pintu itu dijaga oleh pengawal yang sudah beberapa hari ini ia lihat mengawal Ardian.

"Maaf, Pak Ardian sedang tidak bisa ditemui untuk saat ini," ucapnya.

Nissa tak bergeming, ia tetap melanjutkan niatnya ingin membuka pintu tersebut.

Pengawal bertubuh besar itu mencoba menahan Nissa dengan memegang lengan kirinya.

Sayang, Nissa sedang dalam mode marah saat ini. Nissa menyambar tangan pengawal tersebut lalu secepat kilat ia memelintirnya. Nissa lalu menendang bagian belakang kaki pengawal tersebut hingga ia berlutut.

Nissa lalu masuk dan terkejut melihat pemandangan erotis di depannya. Ardian duduk di sofa memangku seorang perempuan yang sangat cantik.

Bibir keduanya saling bertaut, sementara tangan kekar Ardian meraba bagian belakang tubuh perempuan itu.

"Br*****k!!" Nissa berteriak mengejutkan mereka berdua.

Ardian segera melepas tautan bibirnya. Matanya membola melihat siapa yang tengah merusak kemesraan mereka.

Ardian terlihat seperti seorang suami yang tertangkap basah sedang berselingkuh, sementara Nissa sudah seperti seorang istri yang menangkap basah perselingkuhan suaminya.

Tanpa pikir panjang Nissa mendekati Ardian dan meraih kerah bajunya. Ia memaksa Ardian berdiri lalu memojokkan pria itu ke dinding.

"Apa alasanmu memecat Ridho? Katakan!!" Nissa mendongak dan berteriak di hadapan Ardian.

Matanya menatap dengan tatapan membunuh, sementara jantungnya berdegup sangat kencang dan nafasnya membiru, wajahnya merah karena menahan emosinya.

Ardian tersenyum sinis.

"Harusnya kamu tahu apa alasanku memecatnya, bukankah istrinya adalah sahabatmu? Apa ia tidak mengatakan alasannya padamu?"

Wanita yang berciuman dengan Ardian mencoba untuk memisahkan mereka.

"Lepaskan kekasihku, dasar wanita ja***g," umpatnya.

Nissa menoleh dan menatap wanita itu dengan tajam.

"Diam, atau aku akan membunuhmu," ancam Nissa yang langsung sukses menciutkan nyali wanita itu.

Nissa kembali menatap Ardian.

"Apa karena aku, karena istrinya berteman denganku, atau karena kami bertemu di mall B?" Nissa mulai menerka-nerka alasannya.

"Mungkin karena keduanya, atau karena kau memang pembawa sial bagi orang yang ada di dekatmu," ucap Ardian.

Nissa melepas cengkraman tangannya pada kerah Ardian. Ia mundur beberapa langkah.

Tiba-tiba Nissa berlutut.

"Kembalikan pekerjaan Ridho, maka aku akan menyerahkan surat pengunduran diriku," ucapnya dengan wajah tertunduk. Nissa menutup mata saat ia mengucapkan kalimat tersebut.

Ardian memiringkan kepalanya, ia tersenyum menyeringai.

Menarik sekali, kau rela menukar pekerjaanmu demi orang lain. Tak akan kubuat semudah itu, Nona Nissa.

******

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Woelan Pradipta

Woelan Pradipta

pites aja sekalian si rdian itu,nissa

2020-10-16

1

Bian Albiansyah

Bian Albiansyah

tega bngt sih

2020-10-14

1

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

hadir

2020-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Perjalanan
2 Pertemuan
3 Pernyataan
4 Gadis Aneh
5 Meragu
6 Pengkhianatan Ana
7 Penjelasan Ana
8 Keputusan Ardian
9 Petugas Keamanan Baru
10 Apa Kita Pernah Bertemu?
11 Visual Tokoh
12 Ancaman Ardian
13 Harga Diri
14 Dikucilkan
15 Got You!!
16 Bertemu Dinda
17 Dipecat
18 Menyerah
19 Tawaran Ardian
20 Menerima
21 Pindah
22 Belajar
23 Makanan Aneh
24 Belajar Lagi
25 Dia ISTRI Saya
26 Jangan-jangan?
27 Kembali Membenci
28 Secangkir Kopi
29 Drama Bubur Ayam
30 Pertunangan Ana
31 Mabuk
32 Bukan Gadis Idaman
33 Mengunjungi Dinda
34 WAHANA
35 Jadilah Pacarku
36 Kejadian Tak Terduga
37 Merasa Bersalah
38 Siapa?
39 Kecurigaan Ardian
40 Seperti Hantu
41 Pertemuan Thalita dan Verica
42 Tertangkap
43 Terungkap
44 Meminta Maaf
45 Meminta Maaf (Part 2)
46 Ana dan David
47 Pergi Ke Toko
48 Tercyduk
49 Malu
50 SELAMAT ULANG TAHUN
51 Paket
52 Aku Suka Kamu
53 Isi Hati Ardian
54 Isi Hati Ardian Part 2
55 Layu Sebelum Berkembang
56 Hancur
57 Mengapa Sesakit Ini?
58 Pulang
59 Dasar BUCIN
60 Pantai Mutiara Indah
61 Cukup Sampai Disini
62 Kencan
63 PENGUMUMAN
64 Mode Cemburu Berat
65 Salah Paham
66 Aku Serius
67 Kapan-kapan
68 Bukan Pacar, Tapi Suami
69 Mencari
70 Mengungkapkan Perasaan
71 Memberikan Jawaban
72 Akhir Penantian
73 KEKUATAN CINTA
74 SEKUEL
75 ORANG KETIGA
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Awal Perjalanan
2
Pertemuan
3
Pernyataan
4
Gadis Aneh
5
Meragu
6
Pengkhianatan Ana
7
Penjelasan Ana
8
Keputusan Ardian
9
Petugas Keamanan Baru
10
Apa Kita Pernah Bertemu?
11
Visual Tokoh
12
Ancaman Ardian
13
Harga Diri
14
Dikucilkan
15
Got You!!
16
Bertemu Dinda
17
Dipecat
18
Menyerah
19
Tawaran Ardian
20
Menerima
21
Pindah
22
Belajar
23
Makanan Aneh
24
Belajar Lagi
25
Dia ISTRI Saya
26
Jangan-jangan?
27
Kembali Membenci
28
Secangkir Kopi
29
Drama Bubur Ayam
30
Pertunangan Ana
31
Mabuk
32
Bukan Gadis Idaman
33
Mengunjungi Dinda
34
WAHANA
35
Jadilah Pacarku
36
Kejadian Tak Terduga
37
Merasa Bersalah
38
Siapa?
39
Kecurigaan Ardian
40
Seperti Hantu
41
Pertemuan Thalita dan Verica
42
Tertangkap
43
Terungkap
44
Meminta Maaf
45
Meminta Maaf (Part 2)
46
Ana dan David
47
Pergi Ke Toko
48
Tercyduk
49
Malu
50
SELAMAT ULANG TAHUN
51
Paket
52
Aku Suka Kamu
53
Isi Hati Ardian
54
Isi Hati Ardian Part 2
55
Layu Sebelum Berkembang
56
Hancur
57
Mengapa Sesakit Ini?
58
Pulang
59
Dasar BUCIN
60
Pantai Mutiara Indah
61
Cukup Sampai Disini
62
Kencan
63
PENGUMUMAN
64
Mode Cemburu Berat
65
Salah Paham
66
Aku Serius
67
Kapan-kapan
68
Bukan Pacar, Tapi Suami
69
Mencari
70
Mengungkapkan Perasaan
71
Memberikan Jawaban
72
Akhir Penantian
73
KEKUATAN CINTA
74
SEKUEL
75
ORANG KETIGA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!