Dipecat

Seorang gadis berlari menerobos lebatnya rumput ilalang yang tumbuh setinggi badannya. Gadis itu berlari dengan pakaian yang sobek di bagian depannya tanpa memakai bawahannya. Hanya kain pelindung berbentuk segitiga saja yang menutupi bagian intim tersebut.

"Tolong! Tolong!" gadis kecil itu berteriak sambil terisak.

Brukk

Gadis itu tanpa sengaja menabrak seseorang. Ia mendongakkan kepala.

"Mau kemana, Nissa?"

Nissa, sigadis kecil itu memundurkan langkahnya melihat seringai pria yang mengejarnya.

Nissa berbalik kebelakang dan kembali berlari. Tapi sayang, pria itu memiliki kaki lebih panjang sehingga kembali dapat meraih tubuh Nissa.

Pria itu lalu melemparkan tubuh Nissa ketanah dan menindihnya. Nissa berteriak ketakutan, matanya terpejam sementara air mata terus mengalir.

"Hmm, kamu wangi, Nis. Gadis kecilku sungguh menggoda," ucapnya sambil mengendus leher Nissa.

Nissa mencoba memukul pria itu, namun dengan sekali gerakan pria berpakaian hitam itu mengunci kedua tangan Nissa di atas kepala.

"Om, tolong lepasin Nissa, om," Nissa memelas dibawah kungkungan pria yang ia panggil om.

Pria itu kembali menyeringai, ia lalu duduk sementara kakinya masih menahan kedua kaki Nissa.

Ia membuka bajunya, merasa pria itu lengah Nissa pun mencoba melarikan diri. Melihat Nissa seperti itu ia semakin geram.

Ia pun kembali mengunci kedua tangan Nissa. Tubuh Nissa bergetar saking takutnya. Pria itu tersenyum dan menatap Nissa dengan tatapan penuh hasrat.

Ia mengarahkan mulutnya pada pundak Nissa kecil. Dan.... .

"Aaaaaarrrggh," Nissa terbangun dari mimpi buruknya.

"Astagfirullah," ucapnya.

Degupan jantungnya yang sangat cepat terdengar jelas di malam yang sunyi ini. Nafasnya memburu.

Nissa segera meraih ponselnya lalu mencari kontak ibunya. Saat sudah menemukannya Nissa malah terdiam sambil memandangi nomor yang tertera pada layar ponselnya.

Nissa kembali memikirkan niatnya menghubungi ibu. Jujur, ia ingin, sangat ingin bahkan. Tapi ia takut niatnya itu malah menambah beban pikiran kedua orang tuanya.

Nissa memejamkan matanya, ia meremas ponsel di tangannya. Matanya memanas, tetes bening mulai jatuh di pipinya.

"Hiks... Hiks...," Nissa menangis.

Sungguh, saat ini Nissa membutuhkan sang ibu. Saat ini Nissa hanya ingin berada dalam pelukan ibu. Nissa sangat ingin ibu membelainya lembut seperti yang selalu ibu lakukan saat mimpi itu datang.

Hanya sentuhan lembut tangan ibu di punggungnya yang dapat menenangkannya saat mimpi itu kembali mengganggu tidurnya.

Bukan, itu bukan mimpi. Yang ia lihat tadi adalah kenangan buruk di masa lalunya. Kenangan saat seseorang yang sangat dekat dengannya malah tega melakukan hal yang sangat bejat padanya.

"Bu, Nissa butuh ibu sekarang, Nissa takut, bu. Nissa takut," ucapnya sambil berderai air mata.

Nissa kembali meletakkan ponselnya, ia membatalkan keinginannya untuk menghubungi ibu.

Benar bila ia dikatakan sebagai gadis yang tangguh. Saat ia harusnya mendapatkan dukungan moril dari orang terdekat, Nissa malah memilih untuk menyembunyikan segala penderitaannya, menyembunyikan segala ketakutannya.

Nissa sadar, sebagai tulang punggung keluarga ia tidak boleh egois. Keluarganya berharap besar padanya. Bagaimana ia bisa membahagiakan mereka bila ia sendiri malah terpuruk dalam ketakutan akan masa lalunya.

"Aku harus kuat, aku harus kuat. Ayah sama ibu nggak boleh tau kalau aku ketakutan seperti ini," gumamnya.

Nissa menyeka air mata di pipinya. Ia menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

Nissa melakukan hal tersebut berulang kali sambil terus mengucapkan kata-kata penyemangat dalam hatinya.

Ayo, Nissa. Kamu pasti bisa.

Kamu kuat, Nissa. Kamu kuat.

Ayo, Nissa. Semangat! Tersisa 23 kali lagi. Jangan menyerah!!

Nissa menarik selimut yang tersingkap dan kembali menutup tubuhnya dengan selimut saat ia sudah merasa tenang.

Nissa memejamkan matanya, ia berharap kenangan buruk itu enggan kembali menghampirinya.

Nissa rindu ibu, air matanya kembali mengalir saat ia mengingat ibunya. Kali ini Nissa membiarkan air matanya mengalir tanpa menyekanya.

Nissa menumpahkan segala kepedihan yang dirasakannya. Mulai dari dirinya yang dikucilkan para karyawan kantor, gajinya yang di potong hanya karena alasan pribadi, mimpi buruk yang kembali menghampiri, hingga rasa rindu pada ibunya.

Biarlah malam ini, hanya malam ini ia ingin menumpahkan segala rasa sedih, pedih, kesal, marah, takut, dan rindu yang sudah lama ia tahan. Nissa terus menangis hingga ia tertidur.

🌿🌿🌿🌿🌿

Pagi ini Ardian tiba di kantor dengan wajah sumringah. Entah apa yang terjadi pada pria yang hobi berganti teman kencan itu.

Saat di lobby Ardian bahkan membalas sapaan hormat dari beberapa karyawan yang tak sengaja berpapasan dengannya.

Ardian juga tersenyum dan mengerlingkan sebelah matanya saat ia melewati Nissa dan mematap satu-satunya petugas keamanan perempuan di kantor tersebut.

Nissa hanya bisa membalas dengan tatapan heran. Iuuuh, set*n apa yang sudah mengkontaminasi otaknya hingga si br*****k itu tersenyum padaku, batinnya.

Dibelakang Ardian seperti biasa selalu ada Roli sang asisten. Tapi pagi ini nampak seorang pria mengikutinya berjalan di samping Roli.

Tumben sekali dia memakai jasa pengawal profesional hari ini.

Nissa dibuat heran dengan tingkah bos gilanya itu. Nissa masih terus menatap Ardian hingga Ardian dan pengawal berpakaian serba hitam tersebut masuk ke dalam lift.

Nissa mengerutkan kening saat melihat Roli berjalan ke arahnya. Nissa pun berdiri, begitu juga Ridho yang saat ini bertugas bersamanya.

"Ridho, Pak Ardian ingin menemuimu sekarang," ucap Roli.

"Siap, pak. Saya akan segera menemui beliau," ucap Ridho.

Roli berlalu dari hadapan mereka. Nissa menatap Ridho dengan tatapan penasaran. Sementara yang ditatap hanya mengangkat kedua bahunya pertanda ia sendiri tak tahu apa-apa.

Deg...

"Perasaanku kenapa jadi tidak enak begini?" gumamnya sambil menyentuh dadanya.

"Untuk apa Pak Ardian memanggil Ridho, ya?" gumamnya lagi.

Ia menatap pintu lift yang baru saja tertutup saat Ridho telah masuk bersama Roli.

Semoga tidak terjadi hal buruk padanya, semoga ini hanya perasaanku saja. Semoga kali ini instingku salah.

"Ehhm, Pak. Bolehkah saya bertanya?" tanya Ridho, saat ini mereka masih berada dalam lift.

"Silahkan,"

"Mengapa Pak Ardian ingin menemui saya?"

"Saya tidak tahu, saya hanya menjalankan perintah beliau," jawab Roli.

Ding..

Pintu lift terbuka di lantai lima. Roli berjalan mendahului Ridho.

Tok tok tok.

Roli mengetuk pintu kaca buram di depannya. Saat ini mereka sudah berada di depan ruangan Ardian.

"Masuk,"

Roli membuka pintu itu saat seseorang dari dalam ruangan ini mengizinkannya.

Roli masuk diikuti oleh Ridho, bagi Ridho ini adalah pertama kalinya ia masuk ke dalam ruangan CEO perusahaan ini.

Ridho melihat Ardian duduk di kursi kerjanya. Ia duduk bersandar dan bersedekap dengan kaki yang disilangkan. Disampingnya berdiri tegap seorang pria bertubuh kekar.

"Kamu tahu apa alasan saya memanggilmu kemari?" tanya Ardian pada Ridho yang kini berdiri di depan mejanya.

"Saya tidak tahu, pak," jawab Ridho tegas.

"Benarkah kamu tidak mengetahui alasannya?" tanya Ardian lagi.

"Saya benar-benar tidak mengetahuinya, pak,"

Ardian tersenyum remeh memandang pria di depannya ini.

"Dasar b***h," ucapnya. "Roli, katakan apa kesalahannya," perintahnya.

Roli membuka map hijau di atas meja dan mengambil selembar foto. Ia menyerahkan foto tersebut kepada Ridho.

Ridho meraih foto tersebut dan segera membelalakkan matanya karena terkejut dengan apa yang ada dalam foto itu

"Sekarang kamu sudah mengetahui apa kesalahanmu, kan?" Ardian menyeringai dan memandang Ridho dengan tatapan mengejek.

"Sa...saya bi..bisa jelaskan i..ini, pak," ucap Ridho terbata.

"Saya tidak perlu dan tidak ingin mendengarkan alasanmu,"

"Tapi, pak,"

"Cukup," Ardian memotong ucapan Ridho. "Saya sudah memutuskan, kamu saya PECAT!"

******

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

나는

나는

dih ilfeel aku malah sama si Ardian thor🙄
mainnya ga profesional gitu, coba geh pikir kalo adek perempuannya dia yg di posisi si Nissa😪

2020-12-07

1

Mirani Hamid

Mirani Hamid

kok rasanya aq pengen lempar panci ke muka si ardian ya..

2020-10-26

2

Ernes Pramudita

Ernes Pramudita

aku ilfeel sama ardian thor nggak profesional

2020-10-13

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Perjalanan
2 Pertemuan
3 Pernyataan
4 Gadis Aneh
5 Meragu
6 Pengkhianatan Ana
7 Penjelasan Ana
8 Keputusan Ardian
9 Petugas Keamanan Baru
10 Apa Kita Pernah Bertemu?
11 Visual Tokoh
12 Ancaman Ardian
13 Harga Diri
14 Dikucilkan
15 Got You!!
16 Bertemu Dinda
17 Dipecat
18 Menyerah
19 Tawaran Ardian
20 Menerima
21 Pindah
22 Belajar
23 Makanan Aneh
24 Belajar Lagi
25 Dia ISTRI Saya
26 Jangan-jangan?
27 Kembali Membenci
28 Secangkir Kopi
29 Drama Bubur Ayam
30 Pertunangan Ana
31 Mabuk
32 Bukan Gadis Idaman
33 Mengunjungi Dinda
34 WAHANA
35 Jadilah Pacarku
36 Kejadian Tak Terduga
37 Merasa Bersalah
38 Siapa?
39 Kecurigaan Ardian
40 Seperti Hantu
41 Pertemuan Thalita dan Verica
42 Tertangkap
43 Terungkap
44 Meminta Maaf
45 Meminta Maaf (Part 2)
46 Ana dan David
47 Pergi Ke Toko
48 Tercyduk
49 Malu
50 SELAMAT ULANG TAHUN
51 Paket
52 Aku Suka Kamu
53 Isi Hati Ardian
54 Isi Hati Ardian Part 2
55 Layu Sebelum Berkembang
56 Hancur
57 Mengapa Sesakit Ini?
58 Pulang
59 Dasar BUCIN
60 Pantai Mutiara Indah
61 Cukup Sampai Disini
62 Kencan
63 PENGUMUMAN
64 Mode Cemburu Berat
65 Salah Paham
66 Aku Serius
67 Kapan-kapan
68 Bukan Pacar, Tapi Suami
69 Mencari
70 Mengungkapkan Perasaan
71 Memberikan Jawaban
72 Akhir Penantian
73 KEKUATAN CINTA
74 SEKUEL
75 ORANG KETIGA
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Awal Perjalanan
2
Pertemuan
3
Pernyataan
4
Gadis Aneh
5
Meragu
6
Pengkhianatan Ana
7
Penjelasan Ana
8
Keputusan Ardian
9
Petugas Keamanan Baru
10
Apa Kita Pernah Bertemu?
11
Visual Tokoh
12
Ancaman Ardian
13
Harga Diri
14
Dikucilkan
15
Got You!!
16
Bertemu Dinda
17
Dipecat
18
Menyerah
19
Tawaran Ardian
20
Menerima
21
Pindah
22
Belajar
23
Makanan Aneh
24
Belajar Lagi
25
Dia ISTRI Saya
26
Jangan-jangan?
27
Kembali Membenci
28
Secangkir Kopi
29
Drama Bubur Ayam
30
Pertunangan Ana
31
Mabuk
32
Bukan Gadis Idaman
33
Mengunjungi Dinda
34
WAHANA
35
Jadilah Pacarku
36
Kejadian Tak Terduga
37
Merasa Bersalah
38
Siapa?
39
Kecurigaan Ardian
40
Seperti Hantu
41
Pertemuan Thalita dan Verica
42
Tertangkap
43
Terungkap
44
Meminta Maaf
45
Meminta Maaf (Part 2)
46
Ana dan David
47
Pergi Ke Toko
48
Tercyduk
49
Malu
50
SELAMAT ULANG TAHUN
51
Paket
52
Aku Suka Kamu
53
Isi Hati Ardian
54
Isi Hati Ardian Part 2
55
Layu Sebelum Berkembang
56
Hancur
57
Mengapa Sesakit Ini?
58
Pulang
59
Dasar BUCIN
60
Pantai Mutiara Indah
61
Cukup Sampai Disini
62
Kencan
63
PENGUMUMAN
64
Mode Cemburu Berat
65
Salah Paham
66
Aku Serius
67
Kapan-kapan
68
Bukan Pacar, Tapi Suami
69
Mencari
70
Mengungkapkan Perasaan
71
Memberikan Jawaban
72
Akhir Penantian
73
KEKUATAN CINTA
74
SEKUEL
75
ORANG KETIGA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!