Got You!!

Keesokan paginya Nissa berangkat lebih awal dari biasanya. Ia sudah bertekad akan menemui Ardian apapun yang terjadi.

Seenaknya saja dia memotong gajiku, batinnya menggerutu.

Tadi malam ibu menelepon Nissa lagi, ibu menanyakan perihal uang yang sudah dijanjikan Nissa. Nissa terpaksa berbohong dengan mengatakan bahwa tanggal pembayaran gajinya diundurkan.

Nissa sudah menunggu di depan ruangan Ardian. Nissa yakin ia tidak akan bisa bertemu dengan Ardian bila ia menunggu di lobby, laki-laki itu pasti menghindarinya.

Tak berselang lama pintu lift khusus direksi terbuka. Ardian keluar di ikuti oleh Roli di belakangnya beserta sekretaris yang kemarin sempat di temui Nissa.

Nissa lalu menghadang langkah Ardian. Ardian yang terkejut dengan kehadiran Nissa hanya bisa menghela nafas kasar.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Ardian.

"Bicara dengan bapak," sahut Nissa tegas, matanya menyorot Ardian dengan tajam.

"Baik, kita bicara di dalam," Ardian lalu masuk ke ruangannya di ikuti Nissa dari belakang.

"Apa kau ingin minta maaf?" sarkas Ardian langsung. Tangannya masuk ke dalam saku celananya.

Nissa tersenyum tipis. Minta maaf kau bilang, apa tidak salah? Bukannya kau yang seharusnya minta maaf padaku?

"Sepertinya anda salah paham, Bapak Ardian yang terhormat. Saya merasa tidak melakukan kesalahan apapun pada anda. Justru anda yang seharusnya minta maaf karena memotong gaji saya tanpa alasan yang jelas," Ucap Nissa sinis.

"Kenapa, kau tidak suka aku memotong gajimu?" tanya Ardian lebih sinis.

"Ya, saya tidak suka. SANGAT TIDAK SUKA," ucap Nissa penuh penekanan.

"Kalau kau tidak suka kenapa tidak berhenti saja dari pekerjaanmu?" Ardian tersenyum penuh kemenangan.

"Saya tidak akan pernah berhenti, selama saya tidak melakukan pelanggaran kontrak kerja saya, maka saya berhak mendapatkan upah saya secara penuh,"

"Kau memang tidak melakukan pelanggaran kontrak kerja, tapi kau sudah mengacaukan hariku, apalagi kejadian lima tahun lalu itu membekas sampai lubuk hatiku," Ardian menatap Nissa dengan tatapan kebencian.

"Ck, malang sekali nasib perusahaan ini karena dipimpin oleh direktur seperti anda," sahut Nissa.

"Kau!" Ardian menggeram.

"Kenapa? Saya benar, kan? Bagaimana bisa bapak memimpin perusahaan sementara bapak tidak bisa bersikap profesional dengan memisahkan persoalan pribadi dan pekerjaan?"

Got you, batin Nissa tertawa.

"Baik, kalau begitu jangan salahkan aku mengambil keputusan ini. Mulai hari ini kau ku PECAT!!" Ardian berteriak meluapkan kekesalannya.

Bukannya kaget, Nissa malah tersenyum.

"Silahkan pecat saya, dengan begitu saya akan memiliki alasan melaporkan bapak ke dinas ketenagakerjaan. Bagaimana reaksi mereka saat mengetahui direktur perusahaan besar memecat karyawannya karena masalah pribadi, selain itu anda juga memotong upah karyawan anda tanpa alasan yang jelas," Nissa tersenyum.

Ardian mengepalkan tangannya.

"Ka..kau benar-benar... Aaarrgghh!!" Ardian berteriak sambil menjambak rambutnya sendiri.

Nissa terdiam, sungguh ia sendiri terkejut saat mulutnya bisa mengeluarkan kata-kata tersebut.

Ardian kembali tenang, ia kembali menatap Nissa.

"Baiklah, apa yang kau inginkan?"

"Bayar upah saya sesuai dengan kontrak yang tertulis," ucap Nissa.

Ardian mengambil benda pipih dari saku jasnya.

"Roli, berikan sisa pembayaran Annissa Nur Hafizah yang tertunda," setelah mematikan sambungan teleponnya ia kembali menatap Nissa dengan tajam.

"Kau sudah dengar tadi, apa kau puas? Sekarang keluar dari ruanganku!" bentaknya.

Nissa segera beranjak keluar, saat sampai di pintu ia berbalik menghadap Ardian. Mereka saling bertatapan. Nissa tersenyum sumringah.

"Terima kasih, pak. Uang ini sungguh berarti bagi keluarga saya, terima kasih banyak," ucapnya.

Setelah pintu tertutup Ardian kembali berteriak, ia melemparkan benda-benda yang ada di atas mejanya.

Roli yang mendengar teriakan Ardian segera masuk ke ruangan itu. Ardian tampak kacau, rasa malu bercampur kesal bercampur jadi satu.

Malu karena kembali dikalahkan oleh Nissa dalam perdebatannya tadi. Kesal karena keinginannya balas dendam pada Nissa gagal.

"Sudahlah, bos. Akui saja kesalahanmu. Gadis itu juga tidak salah sepenuhnya, bukan dia yang membuat artikel itu, bukan dia juga yang membuat para pemegang saham menarik investasinya kala itu, dan bukan dia juga yang menyebabkan Ana berselingkuh di hadapanmu,"

"Jadi kau membela perempuan itu?" tanya Ardian kesal.

"Bukan membela, hanya menyampaikan fakta,"

"Tapi semua itu berawal darinya, dia yang memulai perseteruan waktu itu,"

"Tapi kau juga melawannya kan, bos. Coba saja waktu itu kau bisa menahan emosimu hal seperti itu mungkin tak akan terjadi," jelas Roli lagi.

"Heh, aku tak peduli. Sampai kapanpun aku akan terus mengganggunya, aku akan terus mengusik kehidupannya, sampai ia menyerah dan meninggalkan perusahaan ini atas keinginannya sendiri," ucap Ardian.

Roli menggelengkan kepala.

"Jangan terlalu membencinya, bos. Aku takut kau akan terjebak dengan permainan yang kau ciptakan ini,"

"Heh, aku Ardian Sanjaya tak akan mungkin terjebak dengan permainanku sendiri. Kau tahu kan siapa aku?" sombongnya.

"Heem, aku hanya mengingatkanmu," Roli menatap Ardian.

Sementara itu Nissa yang telah mendapatkan notifikasi dari bank segera menghubungi ibunya.

Tuuut

Tuuut

"Assalamu'alaikum," suara merdu ibu menyambutnya.

"Wa'alaikum salam," jawabnya.

"Ada apa, nduk?"

"Bu, Nissa sudah terima gaji, nanti sore Nissa kirim ya uangnya, kalau sekarang Nissa masih kerja,"

"Alhamdulillah," ucap ibu.

"Nanti Nissa kirim ke ibu 5 juta, yang 4 juta buat bayar tagihan bank, sisanya bisa buat tambah-tambah uang belanja," ujar Nissa.

"Lalu Nissa sendiri bagaimana? Ada uang buat biaya hidup Nissa disana tidak?" tanya ibu lembut.

"Alhamdulillah ada, bu. Cukup untuk kebutuhan Nissa selama satu bulan ke depan,"

"Alhamdulillah,"

"Yasudah, Nissa tutup dulu ya, bu. Gak enak nelepon lama-lama," sahut Nissa.

"Iya, Nissa hati-hati ya disana, jangan lupa sholat, jangan sampai telat makan, kalau mimpi itu datang lagi Nissa bissa hubungi ibu kapanpun," ujar ibunya.

"Iya, bu. Nissa pamit, ya. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikum salam,"

Setelah mengakhiri panggilannya Nissa tersenyum sambil menatap pesan teks dari bank milik pemerintah.

Sisa 23 bulan lagi, pikirnya. Nissa menghitung berapa kali lagi keluarganya harus membayar angsuran di bank.

Selama 23 bulan kedepan Nissa harus bertahan. Ia rela walaupun kehadirannya tak dianggap oleh seluruh karyawan kantor selama ia bisa bekerja dan mendapatkan gaji yang besar.

Nissa rela apabila seluruh karyawan kantor mengucilkannya seperti yang ia alami selama tiga minggu ini. Asalkan ia masih bisa melunasi hutang di bank dan surat tanah milik keluarganya kembali.

Senyum Nissa memudar saat mengingat mimpi buruk yang masih setia menemaninya setiap malam.

Mimpi itu kembali hadir menghantui tidurnya. Mimpi yang kembali mengingatkannya akan kejadian di masa lalu. Entah sampai kapan bayangan masa lalunya itu menghantuinya.

Sementara Ardian kembali menyusun strategi untuk menghancurkan Nissa. Pengendalian dirinya benar-benar buruk sejak perpisahannya dengan Ana.

Bayangan Ana yang me***** bibir pria lain dihadapannya kembali menghantui ingatannya.

Ini semua gara-gara perempuan sialan itu, lihat saja, aku tidak akan membuat hidupmu tenang.

Terpopuler

Comments

Desrayanii

Desrayanii

Hadir lagi akak.. semangat Like mendarat sampai sini 💕💕💕

Salam "Kasih Yang Tertunda & Detektif Cinta Anti Cinta"

2020-10-30

0

Woelan Pradipta

Woelan Pradipta

sepertinya pertanyaan q mulai terjawab,,,,

2020-10-16

1

RiNaa SaRinah

RiNaa SaRinah

apakah dl nissa jd korban pemerkosaan thorr...makanya dia jd bljr bela diri

2020-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Perjalanan
2 Pertemuan
3 Pernyataan
4 Gadis Aneh
5 Meragu
6 Pengkhianatan Ana
7 Penjelasan Ana
8 Keputusan Ardian
9 Petugas Keamanan Baru
10 Apa Kita Pernah Bertemu?
11 Visual Tokoh
12 Ancaman Ardian
13 Harga Diri
14 Dikucilkan
15 Got You!!
16 Bertemu Dinda
17 Dipecat
18 Menyerah
19 Tawaran Ardian
20 Menerima
21 Pindah
22 Belajar
23 Makanan Aneh
24 Belajar Lagi
25 Dia ISTRI Saya
26 Jangan-jangan?
27 Kembali Membenci
28 Secangkir Kopi
29 Drama Bubur Ayam
30 Pertunangan Ana
31 Mabuk
32 Bukan Gadis Idaman
33 Mengunjungi Dinda
34 WAHANA
35 Jadilah Pacarku
36 Kejadian Tak Terduga
37 Merasa Bersalah
38 Siapa?
39 Kecurigaan Ardian
40 Seperti Hantu
41 Pertemuan Thalita dan Verica
42 Tertangkap
43 Terungkap
44 Meminta Maaf
45 Meminta Maaf (Part 2)
46 Ana dan David
47 Pergi Ke Toko
48 Tercyduk
49 Malu
50 SELAMAT ULANG TAHUN
51 Paket
52 Aku Suka Kamu
53 Isi Hati Ardian
54 Isi Hati Ardian Part 2
55 Layu Sebelum Berkembang
56 Hancur
57 Mengapa Sesakit Ini?
58 Pulang
59 Dasar BUCIN
60 Pantai Mutiara Indah
61 Cukup Sampai Disini
62 Kencan
63 PENGUMUMAN
64 Mode Cemburu Berat
65 Salah Paham
66 Aku Serius
67 Kapan-kapan
68 Bukan Pacar, Tapi Suami
69 Mencari
70 Mengungkapkan Perasaan
71 Memberikan Jawaban
72 Akhir Penantian
73 KEKUATAN CINTA
74 SEKUEL
75 ORANG KETIGA
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Awal Perjalanan
2
Pertemuan
3
Pernyataan
4
Gadis Aneh
5
Meragu
6
Pengkhianatan Ana
7
Penjelasan Ana
8
Keputusan Ardian
9
Petugas Keamanan Baru
10
Apa Kita Pernah Bertemu?
11
Visual Tokoh
12
Ancaman Ardian
13
Harga Diri
14
Dikucilkan
15
Got You!!
16
Bertemu Dinda
17
Dipecat
18
Menyerah
19
Tawaran Ardian
20
Menerima
21
Pindah
22
Belajar
23
Makanan Aneh
24
Belajar Lagi
25
Dia ISTRI Saya
26
Jangan-jangan?
27
Kembali Membenci
28
Secangkir Kopi
29
Drama Bubur Ayam
30
Pertunangan Ana
31
Mabuk
32
Bukan Gadis Idaman
33
Mengunjungi Dinda
34
WAHANA
35
Jadilah Pacarku
36
Kejadian Tak Terduga
37
Merasa Bersalah
38
Siapa?
39
Kecurigaan Ardian
40
Seperti Hantu
41
Pertemuan Thalita dan Verica
42
Tertangkap
43
Terungkap
44
Meminta Maaf
45
Meminta Maaf (Part 2)
46
Ana dan David
47
Pergi Ke Toko
48
Tercyduk
49
Malu
50
SELAMAT ULANG TAHUN
51
Paket
52
Aku Suka Kamu
53
Isi Hati Ardian
54
Isi Hati Ardian Part 2
55
Layu Sebelum Berkembang
56
Hancur
57
Mengapa Sesakit Ini?
58
Pulang
59
Dasar BUCIN
60
Pantai Mutiara Indah
61
Cukup Sampai Disini
62
Kencan
63
PENGUMUMAN
64
Mode Cemburu Berat
65
Salah Paham
66
Aku Serius
67
Kapan-kapan
68
Bukan Pacar, Tapi Suami
69
Mencari
70
Mengungkapkan Perasaan
71
Memberikan Jawaban
72
Akhir Penantian
73
KEKUATAN CINTA
74
SEKUEL
75
ORANG KETIGA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!