Jangan membenci seseorang terlalu dalam, bisa saja dia akan menjadi orang yang sangat kau cintai di masa depan, bahkan kau bisa gila karena terlalu mencintainya.
🌿🌿🌿🌿🌿
Ardian sedang memeriksa berkas-berkas penjanjian kerja sama dengan PT. Sarana saat seseorang mengetuk pintu ruangan tersebut.
Tok tok tok
"Masuk," sahutnya, sementara netranya masih setia menatap lembaran kertas berwarna putih itu.
"Permisi, pak. Saya hanya ingin menyerahkan ini," seorang pria mengulurkan tangannya kehadapan Ardian. Di tangannya ia memegang sebuah flashdisk hitam.
Ardian mengalihkan perhatiannya dari kertas putih tersebut dan menatap pria yang saat ini berdiri di depan meja kerjanya.
"Ini adalah rekaman video wawancara kerja dengan nona Annissa Nur Hafizah, selain itu rekaman video saat nona Nissa melakukan ujian praktik juga ada didalam sini," ucap pria tersebut.
"Bagaimana kalian bisa menerima seorang wanita menjadi seorang petugas keamanan di perusahaan saya?" tanya Ardian, ia sangat penasaran.
"Pertama, ada kejujuran di mata nona Nissa saat kami melakukan wawancara kerja padanya. Dan yang kedua, nona Nissa memiliki kemampuan beladiri yang sangat hebat. Bahkan tiga orang pengawal Tuan Hendri Sanjaya yang ikut menguji kemampuan para pelamar, mereka sampai bertekuk lutut dan mengakui kemampuan nona Nissa," ucap pria tersebut menjelaskan.
"Benarkah?" Ardian sepertinya meragukan penjelasan pria bernama Beny tersebut.
"Bapak bisa melihat rekaman video tersebut agar lebih jelas,"
"Heem, baiklah. Kau kembalilah pada tugasmu semula," ucap Ardian sambil mengibaskan tangan kirinya sementara matanya menatap lekat benda kecil ditangan kanannya.
"Baik, pak. Saya permisi,"
Setelah Beny keluar Ardian segera memasang flashdisk tersebut di laptopnya.
Tadi malam ia meminta pada Beny, salah satu karyawannya dari divisi administrasi untuk memberikan salinan rekaman wawancara kerja Nissa. Ardian melakukannya karena ia ingin mencari kelemahan gadis tersebut.
Flasdisk tersebut berisi dua file, keduanya adalah rekaman video. Ardian membuka file pertama yang berisi wawancara kerja Nissa.
"Apa yang menjadi motivasi anda melamar pekerjaan diperusahaan ini?" tanya salah satu penguji.
"Saya ingin mencari pekerjaan dengan gaji yang besar," jawab Nissa.
"Menurut berkas lamaran yang anda kirim, sebelumnya anda bekerja di perusahaan pengolahan kayu, apa itu benar?"
"Benar, pak," jawabnya singkat.
"Lalu mengapa anda mengundurkan diri?"
"Karena gajinya kecil, pak. Tidak sesuai dengan pengeluaran saya yang sangat besar," jawab Nissa dengan begitu polosnya.
"Pffttttt, hahahahaha," Ardian tertawa mendengar jawaban Nissa dalam video tersebut.Iya sudah menduga-duga bagaimana raut wajah para penguji tersebut.
"Mengapa anda melamar pekerjaan sebagai petugas keamanan?"
"Menurut bapak, mungkin pekerjaan ini tidak cocok bagi saya karena saya adalah seorang wanita. Tapi bagi saya, hanya pekerjaan inilah yang cocok, karena sangat sesuai dengan keahlian yang saya miliki," jelas Nissa, raut wajahnya sangat tenang.
"Bisakah anda membuktikan kemampuan yang anda katakan tadi?"
"Saya yakin bisa membuktikannya," ucap Nissa tegas dan mantap.
Ardian menyunggingkan senyum saat mendengar jawaban Nissa. Ia lalu beralih membuka file kedua yang berisi rekaman video saat Nissa bertarung melawan para pelamar lain.
Divideo itu terlihat awalnya Nissa melawan seorang pria. Sikap Nissa sangat tenang, sementara lawannya mulai melayangkan tinjuannya ke wajah Nissa.
Secepat kilat Nissa menghindar kesamping lalu menendang punggung pria itu dengan tendangan sabitnya. Pria itu terhuyung kedepan tapi tidak sampai terjatuh, lalu ia memutar tubuhnya dan membalas tendangan Nissa.
Nissa lalu menghindari tendangan pria itu dengan menangkap kakinya, lalu menyaut kaki lainnya hingga pria itu jatuh terduduk. Penguji pun memutuskan Nissa memenangkan pertarungan singkat itu.
Video selanjutnya memperlihatkan Nissa melawan pelamar lain, dan ia bisa menaklukkan lawannya dengan mudah.
Dan di akhir video terlihat Nissa melawan tiga orang sekaligus, mereka adalah para pengawal pribadi Kak Hendri.
Awalnya Nissa kesulitan membalas serangan tiga orang bertubuh besar tersebut. Tapi Nissa tetap semangat walaupun ia sempat terkena tendangan diperutnya. Nissa pun menyerang mereka dengan brutal, hingga akhirnya mereka menyerah dan mengakui kemampuan Nissa.
"Benar-benar gadis tangguh,"gumam Ardian.
Setelah menonton dua rekaman video tadi Ardian memerintahkan pada Roli untuk memanggil Nissa.
Ardian mengambil sebuah map biru dari dalam laci mejanya, ia tersenyum sinis saat melihat isi map tersebut.
Kemudian ia menyilangkan kakinya dan menyandarkan tubuh pada sandaran kursi yang saat ini ia duduki.
Pintu terbuka dan mempelihatkan seorang gadis masuk memakai seragam petugas keamanan.
"Ada perlu apa bapak memanggil saya?" tanya Nissa, raut wajahnya terlihat datar walaupun jantungnya sudah berdegup tak karuan.
"Kamu ingat, seminggu yang lalu saya berjanji akan membuktikan bahwa kamu adalah gadis yang sudah merusak harga diri saya lima tahun lalu,"
Nissa terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa.
"Coba kamu lihat ini," Ardian melemparkan map biru yang diambilnya dari dalam laci tadi.
"Apa ini, pak?" tanya Nissa heran.
"Buka dan perhatikan dengan seksama!" perintah Ardian.
Nissa yang masih memasang wajah datar itu segera meraih map tersebut dan membukanya.
Perlahan raut wajah Nissa berubah, yang tadi datar sekarang menjadi gugup dan takut.
"Kamu tahu, gara-gara aku meladeni omongan gadis jadi-jadian sepertimu, aku harus berurusan dengan para pemilik saham. Ck, aku tidak menyangka hanya karena berurusan dengan gadis sepertimu hotel keluargaku hampir bangkrut!" Ardian menatap Nissa dengan tatapan membunuh.
Nissa menelan air liurnya, ia sangat takut melihat tatapan pria didepannya ini.
Flashback
Perseteruan Ardian dan Nissa yang terjadi di persimpangan jalan lima tahun lalu itu ternyata membawa efek yang sangat besar bagi bisnis perhotelan milik keluarga Ardian.
Seorang wartawan yang melintas ditempat kejadian memotret perseteruan mereka dan menjadikan kejadian itu sebagai headline koran ternama kota itu keesokan harinya.
Putra Kedua Pemilik Hotel M Melakukan Tindak Bullying pada Seorang Remaja.
Begitulah judul berita tersebut, disertai pula foto saat Ardian berteriak di depan Nissa.
Berita tersebut membuat citra Hotel Marissa rusak hingga membuat para pemilik saham resah. Mereka menganggap Hendra Wijaya selaku Ketua Dewan Direksi sekaligus pemilik hotel tidak bisa mendidik anak dengan baik.
Akhirnya mereka beramai-ramai menarik investasi mereka dan hampir membuat hotel bangkrut.
Ardian beserta sang kakak pun mencoba memperbaiki citra hotel dan membujuk para pemegang saham untuk kembali berinvestasi di hotel Marissa.
Kesibukan Ardian pula yang membuat Ana merasa diabaikan hingga ia berpaling dan melakukan pengkhianatan.
Flashback end
"Maafkan saya, pak. Saat itu saya hanyalah seorang gadis labil yang tidak mengetahui bila perbuatan saya dapat menyebabkan masalah bagi keluarga bapak," Nissa meminta maaf dengan tulus.
"Tapi yang harus bapak sadari adalah tidak hanya saya yang bersalah disini, anda juga ikut terlibat karena anda meladeni gadis labil itu lima tahun yang lalu," sambungnya.
Ardian membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Nissa.
"Oh, jadi kamu pikir ini salahku!" bentaknya.
"Benar sekali, pak" sahut Nissa singkat.
Ardian semakin geram mendengarnya.
"Luar biasa, karyawan rendahan sepertimu bisa membuatku kesal," dengusnya.
"Terima kasih atas pujiannya, pak," sahut Nissa lagi. Sebisa mungkin ia melawan rasa jengkelnya saat dihina sebagai karyawan rendahan.
Hebat sekali perempuan ini, bisa-bisanya ejekanku dianggapnya sebagai sebuah pujian.
"Kau tahu, awalnya aku ingin menghukummu dengan menjadikanmu sebagai mainanku," Ardian memandang remeh gadis di depannya ini.
"Tapi sepertinya aku berubah pikiran," sambungnya.
Nissa menatap Ardian dengan tajam, sorot matanya berubah menjadi kebencian.
"Apa yang ingin bapak lakukan,"
"Aku akan melakukan hal yang membuatmu menyerahkan surat pengunduran dirimu secara sukarela," sahut Ardian sinis.
Dasar br*****k, aku tidak akan menyerahkan surat pengunduran itu, bahkan dalam mimpi sekalipun.
"Silahkan saja, pak. Tapi saya yakin akan bertahan walaupun bapak mengancam saya," ucap Nissa tegas.
Mata mereka saling bertatapan, keduanya sama-sama menampilkan raut wajah kebencian.
"Baik, kita lihat nanti, sanggupkah kau mengikuti permainanku," ujar Ardian menampilkan senyum liciknya.
"Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lagi saya pamit undur diri,"
Ardian mengibaskan tangannya. Setelah Nissa keluar dan pintu tertutup Ardian berteriak. Ia kesal karena merasa Nissa kembali menjatuhkan harga dirinya.
Ardian menunduk dan mengurut kening dengan ibu jari dan telunjuknya. Lalu ia tersenyum, wajahnya terlihat sangat bahagia. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
Sementara itu, Nissa duduk termenung di pos jaganya. Ia menghela nafas perlahan.
Aku harus kuat, apapun yang bos br*****k itu lakukan, aku harus mampu bertahan. Demi ayah, ibu, dan kedua adikku.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Jay Jayanti
what...hahaha...jeng..jeng..jeng...😋🤔😁
2021-01-04
0
Jac_Aline
oooh terjawab deh sekarang kenapa kok Nissa dianggap jadi penyebab batal pernikahan.
Ok thor.... lanjut lagi bacanya 😉
2020-09-30
1
Risfa
kalau di drakor ada 'Strong women do bong son'
kalau disini ada Strong women Nissa 😍
2020-09-26
2