...🌻(Beri like dan Vote)🌻...
"Papiih!!"
Keduanya langsung berdiri normal. Sovia merasa gugup lalu pamit untuk keluar.
"Ma ... maaf Presdir, saya permisi dulu."
Sovia menunduk lalu meninggalkan ruangan. Sedangkan Dean masih heran dengan apa yang dia lihat barusan. Raka menatap putrinya cuma diam dan tak peduli lalu berjalan menuju kursinya serta memikirkan hal tadi. Memikirkan mengapa tidak bisa mendengar isi kepala Sovia.
"Aneh, aku tak dapat membaca pikirannya, apakah dia sudah tau aku bisa membaca pikiran orang lain hingga tak berkata sedikitpun di hatinya." gumam Raka masih saja memikirkannya.
Dean merasa kesal dengan tingkah dingin dan cuek ayahnya, Dean pun keluar kembali dengan rasa kecewa.
"Kesal! Kesal! Dean tak suka!!"
Dean berjalan sambil marah-marah. Ketika menuju lift, Dean melihat Sovia di depan lift terlihat mondar-mandir, gadis kecil itu pun mendekati Sovia.
"Kakak ini cantik juga."
Dean pun memanggil Wanita itu dengan wajah menggemaskan. Karena belum tau namanya, Dean memanggilnya dengan sebutan kakak.
"Kakak! Apa yang kakak lakukan di sini? Kenapa mondar-mandir seperti itu?" tanya Dean polos melihat tingkah Sovia.
Sovia langsung berbalik dan terkejut gadis kecil ini melihatnya mondar-mandir.
"Ah! Kakak tidak tau apa yang harus dilakukan sekarang," Sovia merasa malu. Namun kini Sovia memperhatikan wajah gadis kecil di hadapannya itu. Sovia mulai beranggapan jika gadis kecil tersebut begitu mirip dengan putranya.
"Hm, dia sedikit mirip dengan Deva."
Karena Dean adalah anak yang periang, jadi Dean bisa mudah akrab dengan siapa pun yang dia inginkan. Dean memperkenal kan dirinya terlebih dahulu sambil tersenyum.
"Kakak, namaku Deandra, kalau kakak?"
"Ah. Namaku, Sovia Indriani."
"Kakak cantik. Ikut sama Dean saja, nanti Dean bawa ke tempat sekretaris Papii Dean."
Dean bertingkah lucu di hadapan Sovia, sungguh anak yang cantik dan menggemaskan. Sovia pun berkata dalam hatinya.
"Dia ini putri dari Pak Presdir. Hem gadis kecil ini, terlalu manis, beruntung sekali ibunya memiliki putri cantik sepertinya."
"Ah! Baiklah, aku akan ikut denganmu."
Sovia tersenyum. Dean terlihat senang dengan kehadiran Sovia, mereka pun menuruni lift bersama.
🌻
🌻
Di waktu yang sama di sisi lain, terlihat Wanita tua mengetuk pintu di tempat tinggal Sovia. Mendengar pintu diketuk seseorang, Vani berjalan membuka pintu, ternyata itu adalah Ibunya yang dari Desa. Vani agak terkejut dengan kedatangan Ibu kandungnya, Vani pun menyuruh Ibunya masuk ke dalam rumah.
"Ada apa, Bu?" tanya Vani duduk di sofa bersama Ibunya.
"Nak, Ibu dengar Sovia dan Putranya sudah kembali dari luar Negeri, jadi Ibu datang ke sini ingin melihat mereka." jawabnya melihat Vani.
Wanita Itu bernama Bu Risma Indriani, Ibu kandung Vani sekaligus dialah yang membantu persalinan kelahiran Deva. Terlihat dari sorot matanya terdapat sesuatu rahasia yang dia sembunyikan.
"Benar Bu, sekarang Sovia sedang mencari pekerjaan di luar. Apa Ibu akan menetap di sini?"
"Ibu akan menetap Nak, sekaligus biarkan Ibu saja yang merawat Deva, kamu juga harus mencari pekerjaan, jangan cuma tinggal di rumah saja."
"Baiklah, Bu. Oh ya, Deva ada di kamar, apa Ibu ingin menemuinya?" Vani menawarkan pada Ibunya untuk melihat Deva yang sudah tumbuh besar dengan baik.
"Benar, Ibu sudah lama merindukannya."
Bu Risma bersama Vani pun menuju ke kamar Deva. Disaat mereka ingin membuka pintu, terdengar Deva sedang berbicara sendirian. Padahal tak ada orang lain di rumah ini.
Deva terdiam di kamarnya sambil memikirkan suara yang tadi didengar. Dengan wajah datarnya, Deva tahu ada yang iseng dengannya. Perasaannya kini benar, sosok itu kini ada di belakangnya, seorang gadis cantik terlihat seperti hantu sekitar berumur 14 tahun lebih, ternyata dia yang memperhatikannya dari tadi.
Disaat perempuan itu mendekatinya dari belakang, perempuan itu langsung terkejut, karena Deva berbalik dan dapat melihatnya tanpa rasa takut apa-pun.
"Kamu bisa melihatku kan?"
Hantu gadis itu bertanya sambil menatap tajam ke Deva. Deva cuma melihatnya tanpa ekspresi biasa-biasa saja. Hal itu karena gadis ini berbeda dari hantu yang lain. Memiliki wajah pucat, namun terlihat cantik.
"Oh, jadi kamu yang tadi." Deva mulai berbicara.
"Iya, kamu tidak takut sama aku?" tanya Hantu itu memiringkan kepalanya sambil melihat Deva.
"Manusia tidak takut sama hantu! Jadi aku sama sekali tidak takut padamu!" jawab Deva pasti.
"Dih ... ngomongnya pedas banget."
Gadis hantu itu merasa kesal, ternyata Anak laki-laki ini memiliki wajah menggemaskan namun menyebalkan. Disaat mereka asik mengobrol, terdengar suara pintu terbuka.
...Kreek!...
Deva dan gadis itu langsung menatap kedua orang yang berdiri di dekat pintu terlihat keheranan, tak ada seorang pun yang diajak Deva bicara, membuat keduanya mulai merinding.
"Bibi? Nenek?" Deva memanggil mereka yang terdiam dari tadi. Vani menatap setiap sudut kamar milik Deva dan tak menemukan seorangpun kecuali keponakannya yang lagi berdiri
"Deva! Kamu bicara sama siapa?" tanya Vani melihatnya.
"Itu ... itu Bi, Deva lagi bermain drama, hehe ...."
Dava terpaksa berbohong karena keduanya tak bisa melihat gadis di depannya. Bu Risma cuma geleng-geleng kepala mendengarnya sambil tersenyum.
"Ada-ada saja. Lihatlah, Nenek datang mengunjungimu jadi mari kita keluar mengobrol, sayang." Vani mengajak keponakannya itu. Deva hanya tersenyum lalu memeluk Bu Risma dan menutup pintu kembali. Tinggal gadis hantu itu yang ada di dalam kamar Deva. Terlihat di wajahnya ada kekesalan.
"Ishhh ... bocah itu tersenyum pada mereka, sedangkan denganku seperti manusia salju tanpa ekspresi apapun." Gadis itupun merasa kecewa dan perlahan menghilang dari kamar Deva. Padahal ia ingin sekali berkenalan dengan bocah itu.
...****...
...Jangan lupa, Like, Komen, Dan Vote...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Hantu ini siapa ya?
2023-01-24
0
U. Boy
oh ini yg buat si kembar mereka terpisah
2022-09-11
1
Eka Januari Kristi
deva mirip bapaknya yak😆 masih penasaran apa yg terjadi saat mira terbawa arus. sampai hilang ingatan. lanjutt baca💞💞
2021-09-22
0