MEMBERI PELAJARAN!

Setelah selesai makan, mereka membeli beberapa makanan lagi. Seperti Es krim dan cake.

Mereka berjalan menuju eskalator, turun dan menuju parkiran mobil.

Di dalam mobil...

"Habis ini kemana lagi Zea? " tanya Leo.

"Pulang aja deh kak" jawab Zea.

"Iya, jangan lupa sabuk pengamannya! "ucap Leo.

Sesampainya dirumah...

Mereka turun dari mobil dan masuk kedalam rumah.Ternyata didalam rumah Riko dan Meri menunggu mereka berempat.

"Sudah pulang" kata Riko.

"Ada hal yang mau papa bicarakan, ini penting" lanjutnya.

Mereka berkumpul di balkon rumah, balkon lantai tiga. Balkon itu lumayan luas cukup untuk mereka berkumpul.

"Jadi, papa dan tante Meri mau menikah" kata Riko dengan wajah senang.

Berbeda dengan Zea, yang tadinya senang setelah perjalanan sekarang wajahnya berekspresi datar. Seolah-olah kehilangan senyumnya.

"Apa papa sudah fikirkan sebelumnya? " tanya Johan.

"Sudah, papa sudah berfikir dengan matang" jawabnya.

"Lalu, bagaimana denganmu Zea? " tanya Meri memanas-manasi Zea.

"Kenapa tanya aku? kan yang menikah kalian" jawab Zea.

"Zea!, yang sopan ya sama tante Meri. Dia bakal jadi mama kamu nantinya" ucap Riko.

"Apa? kapan aku bilang kalau dia bisa jadi mamaku? " tanya Zea.

PLAKK...

Riko menampar Zea.

"Sejak kapan papa berani memukul? dulu papa nggak kayak gini! " ucap Zea.

"MANGKANYA KAMU JANGAN KURANG AJAR! " kata Riko membentak Zea.

"Papa rela mukul aku demi membela wanita itu pa? ha? " ucap Zea.

PLAKK...

Riko menampar Zea sampai Zea terjatuh.

"Paa, sudah paa! " Kata Leo.

Riko yang masih marah, melempar vas dimeja kearah Zea. Vas itu pecah mengenai kepala Zea sampai berdarah.

"Zea, kamu nggak papa kan? " ucap Meri berpura-pura peduli.

"Aku nggak perlu kamu tolong, aku nggak butuh! " jawab Zea.

PLAKK...

Meri menampar Zea, amarahnya sulit dikontrol.

"Atas dasar apa kamu menamparku? kau kan bukan siapa-siapaku! " ucap Zea yang masih bisa berkata-kata.

DUKK...

Riko menendang Zea.

Zea berbaring di lantai balkon.

"PAA! " Teriak kakak-kakak Zea.

"Sudah paa! " ucap Roy.

"Kasihan Zea paa! " ucap Johan.

"Anak ini nggak perlu dikasihani, papa akan memberinya pelajaran! " kata Riko.

"Pengawal!, bawa dia keruangan ku! " perintah Riko ke pengawalnya.

Pengawal membawa Zea keruangan Riko.

Johan, Leo, dan Roy yang mencoba membantu Zea dicegah oleh pengawal.

"Hey!, itu adikku. Kenapa kau mencegahku! "

"Maaf tuan muda ini perintah Tuan"

"Ya nggak bisa gitu dong, kamu rela lihat orang disiksa? "

"Maafkan saya tuan muda, saya hanya menuruti perintah Tuan rumah"

"Maaf, maaf kalau adikku kenapa-kenapa bagaimana? "

Pengawal itu tetap mencegah mereka bertiga.

Zea dibawa masuk keruangan Riko, pintu ditutup. Riko mengambil cambuk dan memukulnya sebanyak tiga kali.

PLAKK, PLAKK, PLAKK...

Zea meringis kesakitan.

"Masih nggak mau nerima tante Meri jadi mamamu? JAWAB! " Tanya Riko membentak.

"Aku nggak mau punya mama seperti dia" Jawab Zea.

"Dasar anak nakal, menyesal aku membesarkanmu! " ucap Riko, dan lagi lagi menampar sampai Zea terjatuh lagi.

PLAKK...

"Kenapa papa mukul aku terus? papa udah nggak sayang aku lagi ya? ha? " tanya Zea.

"IYAA, AKU MUAK LIAT KAMU!. MIRIP SAMA MAMA KANDUNGNYA! " jawab Riko dengan marah.

"Sekarang keluar kamu dari ruangan saya! " Perintah Riko.

Zea berdiri, menatap papanya dengan tatapan yang sangat dingin dan pergi keluar ruangan itu.

Zea membuka pintu, disamping pintu ada Meri yang tertawa melihat Zea di beri pelajaran.

"Hahahaha, sukurin " ucap Meri.

Zea menatapnya dengan tatapan tajam dan pergi menuju kamarnya.

Zea mengunci kamarnya, duduk dan menangis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!