Dira menenteng beberapa berkas yang baru saja ia terima dari Departemen Legal untuk dibawanya ke kantor cabang baru. Segera gadis itu masuk kedalam ruangannya dan duduk dikursinya dengan wajah yang sangat lesu.
“ Jadi beneran kamu yang pergi Dir? “ William memandang wajah Dira yang murung.
“ Hmm.. “ gumam Dira sambil menganggukkan kepalanya, terlihat kesedihan diwajah cantiknya.
“ Sudah Dira, tidak perlu bersedih. Kamu dikirim kesana karena perusahaan percaya pada kemampuanmu. Nanti atasan mu sekelas Pak Sandro loh Dir, artinya kamu se- level dengan saya Dira. Kesempatan berkembangmu jauh lebih baik dari pada teman – teman mu disini. “ terdengar Pak Kevin memberikan motivasi bagi Dira.
“ Tapi saya jadi tidak punya siapa – siapa Pak. “ Dira menundukkan kepalanya lesu.
“ Loh, Pak Sandro itu kan atasanmu nanti, jadi kamu bisa lari ke beliau dong. Konsultasi dengan saya juga sangat memungkin kan kok Dira, tidak perlu khawatir. “ kembali Pak Kevin memberikan keyakinan pada Dira, bahwa ia bisa melakukannya.
“ Iya Dir, apalagi Pak Sandro masih muda kan, ganteng lagi kan? Nah bisa itu Dir dijadikan motivasi mu disana. “ canda William sambil terus menatap layar komputernya.
“ Tuh bener kata William, siapa tahu berjodoh kan Dir. “ Pak Kevin menimpali candaan William.
“ Ah Bapak ini makin ngawur kalau ngikutin William Pak. “ terlihat Dira membereskan barang – barang pribadinya yang ia simpan dilaci meja kerjanya.
“ Jadi besok hari terakhir kamu masuk ya Dir? “ tanya Sherly sembari mendatangi meja Dira.
“ Iya ini Kak, ya ampun aku nggak menyangka kalau ternyata pisah sama kalian. “ Dira mencibikkan bibir bagian bawahnya dan memasang wajah memelas.
“ Udah semangat yuk! Pokoknya keep in touch aja Dir, nggak akan ada yang berubah kok. “ Sherly juga terlihat menyemangati Dira.
“ Ya sudah pulang sana, sudah waktunya pulang juga Dir. Berberes dahulu kamu, jangan sampai ada yang ketinggalan ya Dir. “ pesan Reni kemudian.
“ Iya guys, thank you ya semuanya. Aku pulang dulu. “ pamit Dira pada teman – temannya.
“ Pak Kevin, saya pulang dahulu ya Pak. “ ujar Dira sambil melongokkan kepalanya kedalam ruangan Pak Kevin.
“ Oke! Jangan lupa besok outstanding pekerjaanmu diserah terima kan dengan Sherly ya Dir. “ Pesan Pak Kevin kemudian, Dira menjawab dengan anggukan lembut.
Dira segera keluar meninggalkan ruangan itu, ia menenteng paper bag berwarna hitam ditangannya yang berisi barang – barang pribadinya yang tadi ia bereskan. Wanita cantik itu juga sudah membawa serta berkas – berkas yang tadi ia terima dan menyimpannya didalam tas kerjanya. Ia berjalan seperti biasanya, namun kali ini dengan perasaan yang sangat sendu baginya.
Tin.. tin.. tin
Terdengar suara klakson mobil berbunyi cukup nyaring saat Dira hendak keluar dari halaman kantor, ia masih berada di dekat pos satpam. Sebuah mobil SUV berwarna putih berhenti tepat disamping Dira, tampak disana seseorang membuka kaca mobilnya.
“ Ayo bareng, mau balik kan? “ Pak Sandro, pria tampan itu menyembul dari balik jendela kaca mobil yang sedang ia kendarai.
“ Hehe, tidak usah Pak tidak apa – apa. “ Dira menolak dengan sungkan.
“ Saya belum hafal jalan, jadi sekalian minta ditunjukkan jalan maksudnya. “ pinta Pak Sandro dengan memberikan alasan.
“ Oh Baik Pak. “ Dira segera memutar ke samping kiri mobil dan ia pun segera duduk serta memasang sabuk pengamannya di bangku penumpang.
“ Oke, ini belok kiri saja kan? Terus lurus ya? “ tanya pria tampan itu seraya mengamati jalan didepannya.
“ Iya Pak, nanti dipersimpangan depan belok kiri lagi ya Pak. Nanti ada lampu merah belok kiri lagi. “ Dira menjelaskan sementara Pak Sandro hanya mengguk anggukkan kepala nya.
“ Jadi nama mu Dira ya? “ tanya Pak Sandro memecah kebisuan diantara mereka berdua.
“ Iya Pak. Em, Pak sebelum nya saya meminta maaf karena tempo lalu saya mengajak Bapak pulang pergi jalan kaki Pak. Saya sungguh – sungguh tidak tahu kalau Bapak ada Putra Pak Hiskia. “ Dira tertunduk malu menyadari tingkah lugu nya waktu itu.
“ Hehe, tidak apa – apa Dira. Saya malah senang loh, ternyata masih ada orang yang mau menolong sesamanya tanpa memandang dia siapa. “ Pak Sandro menjawab ucapan Dira dengan sangat bijak.
“ Hehehe, saya kan hanya mengajak Bapak berangkat dan pulang bersama Pak. “ Dira masih terdengar sangat sungkan.
“ Sudah tidak perlu dipikirkan Dira, oh iya mau cari makan sekalian? “ Pak Sandro menawarkan, terlihat Dira masih berpikir mendengar perkataan calon CEO nya itu.
“ Kamu mau makan apa? Tahu tek – tek ada yang jual nggak ya? “ Pria itu bertanya lagi seraya mengedarkan pandangannya melihat sisi kanan kiri jalan yang mereka lalui.
“ Bapak mau tahu tek – tek? Ada yang jual kok pak didepan boardinghouse kita. Enak kok, kalau Bapak mau kita makan disana saja. Biar nggak jauh – jauh juga Pak. “ Dira menimpali.
“ Oh okay. “ jawab Pria itu singkat.
***
Lelaki berwajah tampan itu terlihat memarkirkan mobilnya didepan bangunan boardinghouse lalu mengulurkan kuncinya pada security. Sementara Dira terlihat menitipkan paper bagnya pada Pak Slamet yang tengah berjaga disana.
“ Pak Slamet sudah makan? Saya mau beli tahu tek – tek. Bapak mau? “ tawar Dira pada lelaki paruh baya itu.
“ Sudah Mbak Dira, saya sudah makan kok Mbak, lagipula sebentar lagi sudah mau pulang Mbak. “ Pak Slamet menolak halus tawaran Dira.
“ Baiklah Pak kalau begitu. “ jawab Dira kemudian bersiap menyeberang jalan. Sandro terlihat berjalan kearah Dira dan berdiri sejajar dengan wanita berparas ayu itu.
Sandro terlihat mengamati warung makan dengan gerobak berwarna jingga yang berdiri dipelataran sebuah rumah itu. Ia membaca beberapa menu makanan disana.
“ Bapak tidak apa – apa kan makan disini? “ tanya Dira pada atasannya itu.
“ Nggak masalah Kok Dir. “ ucap Sandro terdengar akrab.
“ Jadi Bapak pesan tahu tek pedas atau tidak Pak? “ sambung Dira saat mereka sudah duduk dibangku kayu dekat gerobak itu.
“ Sedang saja Dir, sama jeruk hangat ya. “ jawab pria itu lagi.
“ Bang tahu tek 2 ya sedang semua, jeruk hangat satu sama teh hangat satu. “ seru Dira pada si penjual.
“ Oke Mbak Dira, tumben ada temannya Mbak? “ lanjut Abang penjual itu.
“ Ada temen kok ditumbenin sih Bang, harusnya seneng dong Abang makin banyak yang beli kalau aku bawa temen. “ ucap Dira sambil mencuci tangannya pada ember khusus cuci tangan.
“ Pak, kalau mau cuci tangan disini ya. “ Dira menunjukkan ember plastik hitam yang tidak jauh dari tempat ia berdiri, Sandro hanya mengangguk mengiyakan ucapan Dira.
Setelah melahap habis makan malamnya Sandro segera bergegas mendekati penjual yang duduk tidak jauh dari gerobaknya. Ia mengeluarkan dompet hitam dari saku kemejanya.
“ Berapa bang semuanya? “ tanya Pria itu pada si abang penjual tahu tek.
“ Pak, saya bayar sendiri saja. “ Dira bergegas lari mendekati Sandro yang sudah terlihat mengulurkan uang pecahan lima puluh ribu pada penjual.
“ Kamu ini Dir, seperti apa saja. Sudah pakai itu saja. “ laki – laki tampan itu menolak permintaan Dira.
“ Terima kasih ya Pak, saya jadi merepotkan Bapak. “ ucap Dira kemudian dan masih terdengar sungkan.
“ Hanya tahu tek Dira, tidak perlu sesungkan itu. “ Sandro menyadari sikap Dira yang masih merasa tidak enak padanya. Sandro dan Dira segera meninggalkan warung makan itu, keduanya kembali ke flat masing – masing menghabiskan waktu yang tersisa hari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sis Fauzi
love love Dira ❤️❤️
2021-08-12
0
Yukity
mampir kak..👍👍☺️
2021-08-10
0
Vigilo
Yo aq mampir kak. maaf baru segini, ada urusan. kapan² q mampir lagi
2021-08-01
0