Minggu pagi yang sangat cerah, Dira dengan penuh semangat membersihkan kamar tidurnya yang berada di flat lantai tiga bangunan lima tingkat itu. Wanita itu mengganti sprei dan juga bedcover bersih kiriman office girl tadi sore. Tak luput Dira mengepel lantai kayu yang terlihat hangat, dia juga mengelap nakas dan meja dibawah televisi yang menggantung pada dinding.
Sesudah beres dengan kamarnya, Dira memungut baju yang ia kenakan kemarin dari keranjang pakaian kotor. Segera ia membawa nya ke kamar mandi dan mencuci dua potong pakaiannya itu menggunakan tangan. Sebenarnya ada ruang laundry di lantai satu, hanya saja Dira lebih senang mencuci dengan tangan setiap hari. Biasanya ia akan mencuci baju nya disore hari, namun karena rasa lelahnya yang sungguh sejak kemarin ia membiarkan pakaiannya tetap didalam keranjang.
Dira kemudian menggantung pakaiannya menggunakan hanger dan meletakkannya pada teras samping kamarnya. Teras itu dibangun hanya dengan material besi yang tidak begitu rapat, masih terdapat sela – sela pada bagian lantai dan dindingnya sehingga Dira bisa menggantung pakaiannya disana dan membiarkannya kering.
Wanita cantik itu segera melenggang ke dapur yang masih berada di dalam flat nya, ia memasak makan siangnya. Diintipnya kulkas dua pintu yang berdiri kokoh disamping kompor listrik yang lengkap dipasang dengan exhaust cooker hood. Ia lalu meraih satu pack sayur baby ceciwis dan satu butir telur ayam dan meletakkannya di meja dapur.
Dengan sigap Dira mencuci sayuran dan memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil, sesudahnya ia mengupas beberapa butir bawang merah dan bawang putih lalu mencuci nya bersama dengan cabai rawit. Terdengar cukup keras suara Dira menumbuk bumbu dapur dengan cobek batu yang tadinya tersandar rapi di rak piring. Dira sangat tangkas memegang seluruh peralatan dapur disana.
“ Hmmmm, harum. “ Dira menghirup semangkuk baby ceciwis tumis yang baru saja matang.
Cacing dalam perutnya sudah mulai bergeliat, segera ia mengambil sepiring nasi putih dan meletakkan telur mata sapi diatasnya. Tidak lupa ia menyiram nasi dan telur dengan kuah tumisan sayur, ia menyendoknya pelan kemudian memakannya dengan lahap. Seselesainya menghabiskan makan siangnya, Dira kembali membersihkan area dapur. Mencuci seluruh perabot yang ia gunakan dan mengepel lantai dapur.
Dira kemudian duduk dikursi meja makan dan menyibakkan tirai jendela, ia melepaskan pandangannya melihat suasana kota hari itu. Kota yang terlihat penuh sesak dengan bangunan – bangunan menjulang tinggi yang seakan sedang saling memamerkan kemegahannya.
Setelah kering peluh yang tadinya bercucuran pada kening dan lehernya, Dira segera meraih handuk mandi yang tergantung pada jemuran didepan kamar mandi. Ia melesat kedalam kamar mandi dan segera membasuh tubuhnya yang lengket karena seharian bercumbu dengan sapu dan pel lantai. Air terasa hangat membasahi tubuhnya yang terasa sedikit pegal, namun Dira sangat menyukai aktivitas itu. Bersih – bersih adalah obat mujarab nya untuk menghapus kepenatannya bekerja seminggu penuh dan biasanya ia akan merasa lebih good mood setelah bersih – bersih.
Dira melirik jam yang ada diatas nakas masih pukul satu siang, dengan bahagia ia melempar tubuh mungilnya ke atas ranjang. Menyetel AC kamar ke suhu dua puluh dua derajat, kemudian menyusupkan badannya kedalam bed cover yang baru saja ia ganti. Bukan Dira namanya jika tidur tidak berselimut, seperti sudah menjadi gaya hidupnya untuk selalu membungkus tubuhnya saat sedang tidur. Tidak berapa lama berbaring diatas ranjang, mata sipitnya sudah mulai terpejam dan dia sudah hanyut dalam tidur siangnya yang teramat berharga.
***
Tet... tet.. tet..
Terdengar suara bel pintu didepan flatnya, Dira terjaga dari tidurnya dan waktu itu sudah menunjukkan pukul empat sore. Bergegas Dira mengusap matanya yang sedikit berair, lalu membuka pintu yang bel nya berbunyi beberapa kali.
“ Ada apa Pak Tom? “ sapa Dira saat mendapati office boy berdiri di depan pintu flatnya.
“ Mau antar galon mbak. “ ucap laki – laki muda yang mengenakan seragam berwarna biru itu.
“ Oh, terima kasih Pak Tom. “ sambung Dira setelah pria itu membawa masuk satu buah galon air dan meletakkannya disamping dispenser, sesudahnya laki – laki itu keluar dari flat yang hanya dihuni oleh Dira sendiri.
Karena hari sudah sore Dira segera menuju teras untuk mengangkat jemurannya, namun saat ia lihat pakaiannya sudah tidak tergantung disana. Hanya satu buah hanger kosong tanpa pakaian menggantung, ia kemudian mengedarkan pandangannya dan melihat seonggok kain di teras lantai dua. Pakaian nya jatuh ke teras lantai dua tepat dibawah kamarnya, dengan sedikit kesal Dira beranjak dari teras dan turun kelantai bawah.
Tet.. tet.. tet..
Dira mencoba menekan bel yang ada didepan pintu, namun belum ada jawaban dari si pemilik flat.
Tet.. tet.. tet..
Dira menekan lagi tombol yang sama, lalu ia mendekatkan telinganya pada daun pintu berwarna hitam itu. Ia berusaha mendengarkan suara – suara yang mungkin timbul jika ada seseorang didalam flat.
Ceklek!
Pintu terbuka dengan lebar saat Dira masih menempelkan telinganya disana, terlihat pria tampan –yang kemarin berkaos hijau) berdiri diambang pintu dan terkekeh melihat tingkah Dira yang kikuk. Pria tampan itu terlihat baru saja terjaga dari tidurnya, nampak dari rambutnya yang sedikit berantakan dan sesekali ia mengerjap – ngerjapkan matanya.
“ Ehm, maaf Pak saya kira tidak ada orang jadi saya mencoba mendengarkan kalau – kalau ada suara dari dalam flat. “ ucap Dira dengan polos karena tertangkap basah seolah sedang menguping.
“ Oh, tidak apa – apa. Ada yang bisa saya bantu? “ sambung pria ganteng itu kemudian.
“ Ehm anu Pak, saya mau ambil baju. “ Dira dengan malu – malu berucap sambil menunjuk kedalam flat laki – laki itu.
“ Baju apa ya? “ Pria itu bingung dengan ucapan Dira baru saja.
“ Itu, baju saya jatuh dari jemuran atas Pak. Ada di teras Bapak sepertinya. “ Dira menggaruk – garuk tengkuknya yang tidak gatal itu.
“ Oh, masuklah. “ perintah laki – laki muda itu.
Dira segera menyusup masuk kedalam flat pria yang mengenakan celana pendek selutut itu, kemudian pintu tertutup secara otomatis. Gadis itu mengedarkan pandangannya, meski bentuk flat mereka sama jelas dekorasi interior mereka berbeda jauh. Hanya ada satu kamar di flat itu, juga ada ruang tamu dan meja makan yang terpisah dari dapur.
Wanita mungil itu segera berlari kecil meraih gagang pintu yang mengarah ke teras, ia melihat pakaiannya teronggok disana. Segera ia memungut baju dan celana yang sudah kering itu dan menggulungnya kedalam pelukannya.
“ Terima kasih ya Pak. Maaf mengganggu waktu Bapak. “ dengan cepat Dira meraih kembali gagang pintu depan flat.
“ Oh iya, mau susu? “ tawar laki – laki itu tiba – tiba saat Dira sudah membuka setengah pintu.
“ Tidak Pak, terima kasih. “ Dira menolak tawaran laki – laki yang sedang meraih satu kotak susu UHT dari dalam kulkas.
“ Oke. “ jawab pria itu singkat.
Dira segera menghilang dari pandangan pria tampan itu dan kembali kekamarnya sambil membawa pakaian yang tadi terjatuh disana.
“ Sebenarnya siapa dia? Jangan – jangan dia pikir aku sengaja melakukannya? “ gumam Dira pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
AnRasHev
kok suka sih thor... kayak ada manis manisnya gituuu.. 😁😁
2021-08-18
0
Mentari_Timur
nyimak bingitts nih thor 🥰
2021-08-07
0
Sis Fauzi
konyol juga si Dira 😀hati2 Dira laki-laki suka modus
2021-07-11
1