CRUSHED BY CEO
Seorang wanita dengan paras jelita, wajah cantiknya tidak pernah membuat orang lain bosan saat memandang rupanya. Usianya sudah cukup matang, meski wajahnya mengisyaratkan bahwa dia masih belia namun nyatanya ia sudah dua puluh enam tahun. Senyuman ramah gadis itu selalu bergelayut pada sudut – sudut bibir tipisnya, suaranya lembut dan santun selalu terdengar saat ia menyapa orang yang ia kenal.
Dira! Begitu orang memanggil dirinya, Oceana Veddira nama yang cukup populer diejakan di tempatnya bekerja. Bukan karena kecantikan wajahnya, namun karena etos kerjanya yang sungguh mengagumkan. Ia menjadi salah satu karyawan andalan di perusahaannya, bahkan ia menjadi salah seorang yang cukup dipercaya untuk mengemban pekerjaan – pekerjaan penting.
Gadis itu baru dua tahun bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang mining, mereka berkonsentrasi khusus pada pertambangan batu bara. Dira bekerja dibawah Departemen Accounting, ia hanya seorang staf biasa namun Board of Directors secara khusus mengawasi kinerjanya.
Sejak menamatkan pendidikan S1 nya Dira secara khusus direkrut oleh Segah Basadewa Group atas rekomendasi dari Universitas tempat ia menyelesaikan studinya. Tidak heran jika Universitas merekomendasikannya, Dira adalah mahasiswi yang tergolong cerdas bahkan ia dapat menyelesaikan studinya dengan menyandang predikat cumlaude. Tanpa banyak pertimbangan juga gadis ayu itu menerima tawaran bergabung dengan Segah Basadewa Group.
Selain menerima penghasilan yang cukup tinggi, Dira juga diberikan fasilitas rumah tinggal yang sangat nyaman dan bisa dibilang sangat mewah. Dia diizinkan untuk menempati bangunan boardinghouse khusus para eksekutif, sungguh keberuntungan bertubi – tubi menghampirinya.
“ Selamat pagi Pak Slamet! “ sapa Dira dengan riang pada satpam yang bertugas jaga didepan bangunan boardinghouse yang ia tempati.
“ Selamat pagi Mbak Dira, hati – hati dijalan! “ pesan Pak Slamet pada Dira yang hendak berangkat bekerja.
Setiap harinya Dira berangkat ke kantor dengan berjalan kaki, meski banyak transportasi tersedia didekat rumah tinggalnya. Namun Dira enggan, karena dia akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk berganti kendaraan dari satu angkot ke angkot yang lain. Padahal jika dia berjalan kaki dengan melewati perkampungan dibelakang rumah tinggalnya ia akan sampai di kantor dalam waktu lima belas menit.
“ Selamat pagi Bapak – Bapak! “ khas Dira menyapa para petugas jaga dan para supir anggota Direksi yang standby didekat pos satpam di depan kantornya.
Bip!
Terdengar suara pintu terbuka saat Dira menempelkan kartu aksesnya pada handle pintu yang terbuat dari besi. Ia kemudian naik ke lantai dua menuju ruangannya, ia menapakkan kaki nya pada anak tangga yang dibuat dari marmer. Saat masuk pada lobby lantai dua, Dira sudah disambut dengan miniatur berbagai macam alat berat yang diletakkan pada meja hias dengan penutup kaca. Serta akuarium besar berisi ikan arwana yang cantik dan terawat, beberapa sign dan foto – foto indah tergantung pada dinding beton yang bercat cream.
Dira segera menyalakan komputernya, sesaat kemudian teman – teman nya juga mulai berdatangan, lalu terakhir disusul oleh Pak Kevin. Pria berkacamata yang berusia sekitar empat puluh lima tahun itu adalah atasan langsung Dira, dialah Pak Kevin Manager Accounting yang menjadi leader Dira.
“ Dira, Dira apakah sudah membaca email? “ teriak Pak Kevin dari dalam ruangan yang disekat dengan kaca buram.
“ Email yang mana Pak? “ tanya Dira saat ia sudah menghadap Pak Kevin diruangannya.
“ Mengenai meeting ekspansi Perusahaan kita Dira, coba kamu baca dahulu emailnya. “ perintah Pak Kevin pada gadis yang berdiri di depannya.
“ Baik Pak. “ sesaat Dira meninggalkan ruangan Pak Kevin dan kembali menuju meja kerjanya.
“ Kenapa? “ bisik William saat mendapati Dira melenggang dari ruangan Pak Kevin.
“ Pak Kevin menyuruhku mengecek email, memangnya mau ada ekspansi ya? “ tanya Dira pada rekannya itu dengan setengah berbisik.
“ Iya benar! Di luar provinsi kita Dir, jauh banget loh! “ bisik William lagi.
“ Jangan – jangan kamu disuruh ikut meeting karena kamu mau dikirim kesana kali Dir? “ seloroh William lagi.
“ Ih jangan dong Wil, jauh dong aku sama kalian? “ ujar Dira sambil menguncupkan bibir tipisnya, ia terlihat sangat menggemaskan.
“ Coba di cek aja dulu! “ William kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
Dira segera membaca email yang ditujukan padanya dan beberapa karyawan lain, ia juga melihat nama Pak Kevin ada disana sebagai peserta meeting. Namun beberapa saat mata nya terbelalak melihat nama Hiskia Basadewa, dia adalah pemilik perusahaan tempat ia bekerja.
“ Aduh, kenapa ada Pak Hiskia ya? Apakah meetingnya akan sepenting itu? Bahkan beliau yang menetap diluar kota pun akan turut hadir. “ gumam Dira dalam hatinya.
“ Dira, Dira yang pengajuan budget kemarin jangan lupa mintakan approval Direksi ya! “ kembali terdengar suara Pak kevin membuyarkan lamunan Dira.
Gadis itu kemudian menghela nafas panjang, ia kembali memfokuskan pikirannya pada segudang pekerjaan yang sudah menantinya, ia mengabaikan segala hal yang ada didalam pikirannya. Terlihat Dira mulai mencetak beberapa berkas melalui printer yang ada disampingnya, kemudian seorang karyawan perempuan dari Departemen lain mendatanginya dan menyodorkan selembar kertas.
“ Entertain lagi? “ Dira berdecak saat melihat nominal yang tertera pada lembaran kwitansi yang baru saja ia terima. Sementara perempuan itu hanya menganggukkan kepalanya pelan.
“ Oke ku ajukan dulu ya. “ jawabnya sambil meletakkan kwitansi berwarna hijau itu ditumpukkan paling bawah berkas – berkas yang ada diatas mejanya.
Kesibukan terlihat didalam ruangan itu, belasan penghuninya dibuat kalang kabut oleh tugasnya masing – masing. Sesekali terlihat Pak Kevin menghampiri meja anak buahnya, bukan hanya mengecek pekerjaan juga terkadang memberikan teguran pada anak buahnya jika timbul kesalahan. Sesekali juga terdengar telpon berdering, sesekali juga terdengar mereka memanggil nama satu sama lain terkadang juga terdengar guarauan kecil diantara mereka.
***
Waktu menunjukkan pukul dua belas siang, seluruh karyawan menghambur keluar dari ruang kerja. Ada yang berlari ke toilet, ada yang langsung berlari ke warung makan, ada yang sibuk bertelepon disudut ruangan, dan ada juga yang menenteng tas bekalnya menuju ruang istirahat.
Dira salah satunya, perempuan itu berjalan menuju taman yang ada dilantai dua untuk menikmati bekal makan siangnya. Dia selalu membawa bekal setiap hari, masakan sederhana yang ia buat pagi hari sebelum ia berangkat bekerja. Dira kemudian duduk disalah satu kursi yang masih kosong, ia membuka kotak makannya, lalu meneguk air mineral dari botol yang berwarna merah muda yang selalu ia bawa.
“ Dir! Kamu ikut meeting besok Senin ya? “ suara Axel tiba – tiba mengagetkan Dira.
Axel adalah rekan kerja Dira yang bekerja di Departemen Procurement, ia satu tahun lebih tua dari Dira. Axel dan Dira mengenal satu dengan yang lain karena mereka sering didaulat oleh Perusahaan untuk mewakili pembagian sumbangan ataupun kegiatan sosial lainnya.
“ Hai! Bikin kaget saja kamu Xel, iya aku ikut. Aku juga melihat ada nama mu diundangan meeting. “ jawab Dira sambil menutup botol minumannya.
“ Jangan – jangan kita mau dikirim kesana Dir? “ seloroh Axel kemudian seraya membuka makanan yang dikemas dengan box makanan tebal berwarna merah.
“ Entahlah Xel, kita ikuti saja mau seperti apa Xel. Ayo makan! “ sambung Dira sambil menyendok makan siangnya dan memasukkan kedalam mulut mungilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nia Asmana
menyimak dan memantau
2022-01-14
0
smithswift
halo kak,sudah mampir nih,salam dari ''sesakit inikah mencintaimu''
like meluncur untukmuuu
menarik nihhh ceritanya
2021-09-01
0
AnRasHev
aku mampir thorrr
2021-08-18
0