Pertemuan Pertama

“Jadi, kamu tidak benar-benar putus dengan Deva?” tanya seorang pria yang sedang duduk bersama Selly menikmati makan malam di sebuah restoran elit.

“Iya, aku tidak sungguhan putus dengan Deva,” jawab Selly sambil memotong daging steak di hadapannya.

“Kalau aku sih terima-terima saja tahu kamu masih menjalin hubungan dengan Deva. Yang penting bagiku, kamu selalu ada saat aku butuh teman. Tapi... apa Deva nggak akan kecewa kalau tahu kamu juga masih bersamaku?” tanya laki-laki itu lagi.

“Tenang saja. Aku nggak akan tertangkap untuk kedua kalinya. Deva itu, kalau sudah jatuh cinta, sangat naif. Hahaha,” ucap Selly sambil tertawa puas.

Pria berusia sekitar tiga puluh tahun itu ikut tertawa mendengar pernyataan Selly.

Sambil menikmati hidangan, pria itu kembali bertanya, “Tapi... mau sampai kapan kamu bersembunyi seperti ini?”

Wajahnya mendekat ke arah Selly dan menatapnya tajam.

“Sudah kubilang, aku nggak akan ketahuan berselingkuh lagi. Lagipula, aku lebih nyaman bersamamu, Kevin,” jawab Selly, membalas tatapan Kevin dengan penuh percaya diri.

Tahun lalu, Deva sempat mengetahui perselingkuhan Selly dengan Kevin. Jika dilihat dari sisi fisik dan finansial, Kevin memang jauh berada di atas Deva. Ia memiliki usaha properti, dan orang tuanya adalah pengusaha batu bara.

Berbeda dengan Deva yang mencintai Selly sepenuh hati, Kevin hanya menganggap Selly sebagai teman kencan sekaligus hiburan semata.

Deva sempat merasa rendah diri saat mengetahui siapa Kevin sebenarnya. Karena itulah, ia langsung memutuskan hubungannya dengan Selly. Namun, karena sudah terlanjur jatuh cinta, ia akhirnya kembali mengajak Selly untuk berbaikan.

Saat Deva beberapa waktu lalu memergoki perselingkuhan Selly dengan Kevin, Selly berpura-pura sedih. Padahal, di dalam hatinya tak ada sedikit pun rasa penyesalan.

Bahkan setelah Deva benar-benar berhenti menghubunginya, Selly sama sekali tak peduli. Dengan penuh kepercayaan diri, ia yakin bahwa Deva akan kembali padanya. Ia berpikir, lelaki bodoh macam apa yang benar-benar tega meninggalkannya? Karena itulah, Selly begitu yakin Deva akan kembali ke pelukannya.

Tebakannya pun tepat. Selang beberapa bulan setelah mereka putus dan tidak lagi saling berkontak, tiba-tiba Deva kembali menghubunginya. Ia mengajak Selly untuk menjalin hubungan lagi.

“Boleh aku tanya sesuatu lagi?” Kevin kembali melontarkan pertanyaan.

“Tentu saja boleh. Apa lagi yang ingin kamu tahu?” balas Selly santai.

“Apa alasanmu masih memilih kembali bersama Deva?”

Selly tersenyum tipis. Ia meletakkan pisau dan garpu di piring, lalu menjawab dengan santai, namun menusuk.

“Karena aku suka laki-laki yang tunduk padaku. Yang mau mengejarku terus-menerus.”

Selly mengangkat dagu, menangkupkan kedua tangannya di bawah dagu sambil memandang Kevin dengan percaya diri.

Kevin hanya mengangguk. Ia tak terkejut. Ia sudah tahu siapa Selly sebenarnya. Baginya, wanita itu adalah sosok yang merasa bisa menaklukkan siapa saja hanya karena paras cantiknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam ini, Nindy sedang bersiap-siap menyambut kedatangan Bu Lastri dan Deva ke rumahnya. Kedua orang tua mereka telah sepakat bahwa malam minggu ini akan menjadi awal proses perjodohan.

Ini adalah pertama kalinya Nindy dan Deva akan bertemu.

Karena perasaan setengah hati, Nindy hanya berdandan seadanya. Ia mengenakan kaus lengan pendek yang dipadukan dengan outer cardigan panjang berwarna biru dongker, hijab sederhana, dan celana jeans.

Bu Narmi menegurnya dengan ekspresi tak puas.

“Nindy, masa kamu berdandan seperti itu saat bertemu calon pasanganmu? Ganti baju, dong. Pakailah yang lebih sopan, biar terlihat menghargai tamu yang datang,” tegur Bu Narmi.

Dengan malas, Nindy mengiyakan. “Iya deh, Bun. Aku ganti. Nih, aku mau ke kamar sekarang.”

Ia melangkah ke kamar sambil mendengus kesal. Sesampainya di dalam, ia membuka lemari dengan hati yang tak terlalu semangat.

“Bunda juga tahu, aku ini terpaksa,” gumamnya pelan.

Ia mulai memeriksa baju-bajunya satu per satu, sampai akhirnya matanya tertuju pada baju yang ia kenakan saat lebaran lalu.

“Kayaknya ini cocok, deh,” ucapnya sambil memandangi baju tersebut.

Ia pun berganti pakaian dan mengganti hijabnya. Tak lupa, ia mengoleskan sedikit lipstik berwarna natural. Setelah selesai berdandan, ia keluar kamar.

Di ruang tamu, Pak Danu dan Bu Narmi sudah duduk dan mengobrol.

Nindy menghampiri mereka dan menunjukkan penampilannya.

“Nih, Bun. Udah cocok, belum?” tanyanya sambil memasang wajah cemberut.

“Nah, gini dong. Cocok, kok. Baju lebaran kamu pantas dipakai untuk acara semi-formal seperti ini,” puji Bu Narmi sambil tersenyum.

Melihat ekspresi malas Nindy, Pak Danu ikut menasihatinya.

“Jangan cemberut, dong. Senyum, Nindy. Kasih kesan baik ke laki-laki yang akan dijodohkan sama kamu.”

Nindy pun tersenyum paksa.

Tak lama, suara mobil terdengar memasuki halaman rumah. Pak Danu dan Bu Narmi menoleh ke luar jendela. Benar saja, tamu mereka—Bu Lastri dan Deva—telah datang.

Nindy ikut menyambut mereka di depan rumah. Saat Bu Lastri dan Deva turun dari mobil, mata Nindy membesar. Ia terpukau melihat ketampanan Deva.

Dag dig dug...

Detak jantung Nindy tiba-tiba berdetak lebih cepat. Ia bahkan lupa mengedip. Saat Deva tersenyum dan mengulurkan tangan untuk bersalaman, barulah ia sadar dan cepat-cepat membalas senyum itu dengan wajah kikuk.

Kenapa Ayah nggak bilang kalau laki-laki yang akan dijodohkan denganku setampan ini?

Pak Danu dan Bu Narmi mempersilakan tamu mereka masuk ke ruang tamu.

“Nindy, kenalkan. Ini Deva, anak saya,” kata Bu Lastri sambil menepuk pundak putranya.

Lalu ia menoleh ke Deva. “Nak Deva, ini Nindy. Mudah-mudahan kamu mau mencoba berkenalan dengan anak saya.”

Deva tersenyum sopan dan menoleh ke Bu Narmi.

“Baik, Bu. Saya akan mencoba mengenal Nindy lebih jauh. Mudah-mudahan kami bisa cocok dan menjalin hubungan yang baik.”

Saat itu juga, Nindy sadar—detak jantungnya belum juga kembali normal.

Setelah sekian lama hatinya tertutup, malam ini, ia merasakan getaran cinta yang berbeda. Ia terus mencuri pandang ke arah Deva sambil tersenyum gugup. Sepanjang perkenalan itu, Nindy nyaris tidak berkata-kata. Ia hanya bisa tersenyum malu-malu, berusaha menyembunyikan debaran di dadanya.

"Aku tidak boleh seperti ini. Ingat, ini baru pertemuan pertama. Masih ada pertemuan-pertemuan selanjutnya untuk memastikan apakah Deva benar-benar yang terbaik untukku. Tolong, jangan sampai aku jatuh cinta dulu... sebelum aku yakin bahwa dia memang pantas untukku," ucap Nindy dalam hati.

Tanpa disadari, Deva memperhatikan Nindy yang tampak sibuk menenangkan dirinya sendiri. Bukan berarti ia tertarik pada Nindy, hanya saja gerak-gerik gadis itu jelas menunjukkan bahwa ia sedang berusaha menenangkan diri. Deva tidak tahu pasti, apakah Nindy merasa cemas, atau ada alasan lain yang membuatnya gelisah.

Episodes
1 Perpisahan yang Palsu
2 Kebohongan
3 Pertemuan Pertama
4 Terpaksa Menerima
5 Open Marriage
6 Dua Sisi yang Berbeda
7 Sinyal Takdir
8 Haruskah Bertemu ?
9 Siapakah wanita itu ?
10 Goresan Luka
11 Permainan Hati
12 Perselingkuhan yang sesungguhnya
13 Salah Paham
14 Nurani Hati yang Menghilang
15 Menanti Kepastian
16 Obat yang Salah
17 Langkah Awal
18 Perbedaan Isi Hati
19 Taruhan
20 Terjebak Oleh Keadaan
21 Di Balik Kebahagiaan
22 Perhiasan dan Penghianatan
23 Selingkuh Dalam Selingkuh
24 Antara Cincin dan Sepatu
25 Lamaran Dalam Bayang
26 Satu Nama, Dua Kisah
27 Batas Cinta dan Luka
28 Di Antara Cinta dan Kewajiban
29 Terselubung
30 Pantulan Cinta yang Tersembunyi
31 Dibalik Tatapan Diam
32 Ketika Semua Salah
33 Umpan Bernama Cemburu
34 Rasa yang Tak Selesai
35 Tatapan, Aroma dan Sebuah Nama
36 Lamaran dan Pengkhianatan
37 Cincin di Jari, Luka di Hati
38 Benteng Terakhir
39 Jejak Aroma
40 Kebohongan dan Kilas Balik
41 Ketika Malam Berbicara
42 Rumah yang Tak Lagi Sama
43 Cermin Diri
44 Janji di Ujung Kesabaran
45 Jebakan yang Bersemi
46 Kebetulan yang Terlalu Rapi
47 Manis Tapi Beracun
48 Sepasang Rahasia
49 Malam Perpisahan
50 Cinta yang Tertinggal di Pelaminan
51 Antara Peran dan Perasaan
52 Hari Tanpa Kepastian
53 Janin dan Dendam
54 Ketika Nyawa Bertumbuh, Rahasia Terkuak
55 Jangan Tanya Hatiku
56 Perang Dalam Diam
57 Lelah Menjadi Aku
58 Benarkah Ini Tentang Luka?
59 Keyakinan dan Keraguan
60 Cinta yang Tak Kembali
61 Samar, tapi Nyata
62 Rahasia Di Balik Pelukan
63 Bayangan Ketiga
64 Umpan Dalam Diam
65 Cinta Dalam Dua Meja Makan
66 Selingkuh Tak Pernah Sederhana
67 Rahasia di Balik Pintu yang Tertutup
68 Dia Tahu
69 Tersesat Dalam Peran
70 Dalam Diam, Kami Hancur
71 Pertemuan yang Mengubah Segalanya
72 Teguh Dalam Luka
73 Saat Kau Menoleh
74 Senyum yang Tertinggal
75 Hari Ketika Semuanya Runtuh
76 Pulang ke Diri Sendiri
77 Maaf yang Tak Cukup
78 Wanita yang Enggan Menangis
79 Patah di Pelukan Terakhir
80 Epilog
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Perpisahan yang Palsu
2
Kebohongan
3
Pertemuan Pertama
4
Terpaksa Menerima
5
Open Marriage
6
Dua Sisi yang Berbeda
7
Sinyal Takdir
8
Haruskah Bertemu ?
9
Siapakah wanita itu ?
10
Goresan Luka
11
Permainan Hati
12
Perselingkuhan yang sesungguhnya
13
Salah Paham
14
Nurani Hati yang Menghilang
15
Menanti Kepastian
16
Obat yang Salah
17
Langkah Awal
18
Perbedaan Isi Hati
19
Taruhan
20
Terjebak Oleh Keadaan
21
Di Balik Kebahagiaan
22
Perhiasan dan Penghianatan
23
Selingkuh Dalam Selingkuh
24
Antara Cincin dan Sepatu
25
Lamaran Dalam Bayang
26
Satu Nama, Dua Kisah
27
Batas Cinta dan Luka
28
Di Antara Cinta dan Kewajiban
29
Terselubung
30
Pantulan Cinta yang Tersembunyi
31
Dibalik Tatapan Diam
32
Ketika Semua Salah
33
Umpan Bernama Cemburu
34
Rasa yang Tak Selesai
35
Tatapan, Aroma dan Sebuah Nama
36
Lamaran dan Pengkhianatan
37
Cincin di Jari, Luka di Hati
38
Benteng Terakhir
39
Jejak Aroma
40
Kebohongan dan Kilas Balik
41
Ketika Malam Berbicara
42
Rumah yang Tak Lagi Sama
43
Cermin Diri
44
Janji di Ujung Kesabaran
45
Jebakan yang Bersemi
46
Kebetulan yang Terlalu Rapi
47
Manis Tapi Beracun
48
Sepasang Rahasia
49
Malam Perpisahan
50
Cinta yang Tertinggal di Pelaminan
51
Antara Peran dan Perasaan
52
Hari Tanpa Kepastian
53
Janin dan Dendam
54
Ketika Nyawa Bertumbuh, Rahasia Terkuak
55
Jangan Tanya Hatiku
56
Perang Dalam Diam
57
Lelah Menjadi Aku
58
Benarkah Ini Tentang Luka?
59
Keyakinan dan Keraguan
60
Cinta yang Tak Kembali
61
Samar, tapi Nyata
62
Rahasia Di Balik Pelukan
63
Bayangan Ketiga
64
Umpan Dalam Diam
65
Cinta Dalam Dua Meja Makan
66
Selingkuh Tak Pernah Sederhana
67
Rahasia di Balik Pintu yang Tertutup
68
Dia Tahu
69
Tersesat Dalam Peran
70
Dalam Diam, Kami Hancur
71
Pertemuan yang Mengubah Segalanya
72
Teguh Dalam Luka
73
Saat Kau Menoleh
74
Senyum yang Tertinggal
75
Hari Ketika Semuanya Runtuh
76
Pulang ke Diri Sendiri
77
Maaf yang Tak Cukup
78
Wanita yang Enggan Menangis
79
Patah di Pelukan Terakhir
80
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!