Jasmine menarik nafas berat, mengayunkan langkah pelan menuju pintu utama rumah besar peninggalan kedua orang tuannya. Entah bagaimana caranya bisa-bisanya Tante Tania mengaku jika sekarang rumah itu sudah menjadi hak miliknya bersama anaknya Bella.
Meskipun tidak terima dengan keputusan sepihak, Jasmine tetap berusaha bersabar dan rela menampung Tania dan Bella dirumahnya. lagi pula hanya mereka satu-satunya keluarga yang dimiliki Jasmine saat ini.
Meskipun begitu, Jasmine bertekad akan mengusir' Tania dan Bella jika mereka berdua tidak berubah, fokus Jasmine saat ini adalah menemukan cara agar berhasil merebut kembali surat-surat berharga peninggalan kedua orang tuanya yang telah disembunyikan Tania, yang merupakan adik dari papanya.
Begitu masuk kedalam rumah, langkah Jasmine langsung dihadang oleh Tante Tania dan Bella. Sambil berkacak pinggang Bella langsung mendorong tubuh Jasmine hingga terjatuh kelantai.
"Jasmine, dari mana saja kamu. Kenapa baru pulang jam segini?" hardik Tante Tania.
"Dasar perempuan ngak benar kamu." tambah Bella tersenyum sinis. Membuat kemarahan Jasmine mencapai ubun-ubun, apalagi setelah tahu jika Bella adalah selingkuhan tunangannya.
"Seharusnya kata-kata itu cocok untuk dirimu sendiri Bella, rela menyerahkan diri dan tidur dengan tunangan saudaramu sendiri." sindir Jasmine.
"Jaga mulutmu Jasmine, atas dasar apa kamu menunduh anakku seperti itu." Tania tidak terima.
"Aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri, dasar menjijikan cish."
"Brengsek kamu Jasmine."
Bella langsung melayangkan tamparan keras kearah wajah Jasmine, namun tangannya berhasil ditahan oleh Jasmine, bahkan dia memelintir tangan gadis itu hingga berteriak kesakitan.
"Aduuuuh sakiiit ma, tolongin Bella."
"Hentikan Jasmine, kamu bisa membuat tangan anakku Bella patah." teriak Tania dengan wajah geram.
"Kalian berdua sama saja, sama-sama licik dan rakus. Mengambil apa yang seharusnya bukan milik kalian." teriak Jasmine penuh keberanian.
"Jaga sikapmu Jasmine, jika tidak terpaksa aku mengusirmu dari rumah ini." teriak Tania yang mulai habis kesabarannya.
"Ini rumah ku, kalian tidak berhak mengusir ku dari sini. Seharusnya kalian sadar diri dan segera pergi dari rumahku." balas Jasmine.
"Ingat Jasmine, sebelum meninggal mas Husein ayahmu sudah memindahkan semua aset miliknya atas namaku dan Bella. karena dulunya papamu memiliki hutang yang cukup banyak pada keluarga kami."
"Aku tidak percaya, tidak mungkin papaku berbuat seperti itu. Aku tidak akan menyerah sampai menemukan bukti lalu menyeret kalian ke penjara, terutama kamu nenek lampir." teriak Jasmine kearah Tania.
"Apa katamu, jangan pernah sebut mamaku nenek lampir lagi." Bella maju mencoba menarik rambut Jasmine, namun tenaganya kalah banyak justru Jasmine yang berhasil menarik rambutnya hingga jatuh kelantai.
"Dasar anak tidak tahu diuntung, cepat lepaskan Bella." Tania menarik-narik tangan Jasmine yang masih menggenggam rambut Bella, hingga membuat penampilan gadis itu acak-acakan layaknya suster ngesot kehilangan sisir.
"Aku peringatkan sekali lagi, jangan pernah ikut campur kehidupanku lagi." teriak Jasmine seraya melangkah menuju kamarnya.
"Awas saja kamu Jasmine, tunggu saja sampai anakku Gilang kembali dari luar negeri. Dia pasti akan membalas semua perbuatanmu padaku dn Bella."
"Terserah, aku tidak takut sama sekali."
Sampai didalam kamarnya Jasmine langsung menutup pintu lalu mengunci dari dalam, dia ingin tenang tanpa diganggu Bella dn mamanya lagi.
Jasmine merebahkan tubuhnya yang lelah pisik dan pikiran, tatapan matanya tertuju pada photo keluarga yang terpanjang didinding utama kamarnya.
"Papa...mama ... seandainya kalian berdua masih hidup, mungkin aku tidak akan seperti ini hick ..hick... Jasmine kangen kalian berdua." rintih Jasmine menangis terisak-isak.
Deringan suara ponsel mengagetkan Jasmine, segera dia mengusap air mata dan kembali berusaha untuk bersikap ceria.
"Hallo pak Devan, tumben menghubungi ku malam-malam begini, kangen ya?"
"Sama sekali tidak, aku hanya mengingatkan jika besok kamu harus menemaniku dalam pertemuan penting bersama klien kita yang dari jepang." terang Devan dari sebrang sana.
"Oke siiip pak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments