Akhirnya mereka sampai di supermarket yang dekat dengan rumah. Rendy memarkirkan mobil dan keluar, begitupun dengan Lisa yang langsung keluar mengikuti suaminya.
Mereka masuk sambil mendorong troli, satu persatu barang masuk ke troli.
"Apa Mas mau makan daging sapi?." tanya Lisa.
"Saya pemakan semua jenis makanan, jadi apapun yang kamu masak saya makan." ujar Rendy yang sedang memilih buah mangga.
"Baiklah."
Lisa berniat mengambil daging di tempatnya, tapi tanpa sengaja seseorang menabraknya hingga Lisa oleng dan hampir jatuh.
Rendy yang berada di sampingnya, dengan sigap menangkap pinggang Lisa dengan tangan kanannya.
Mata mereka bertemu kembali dengan jarak yang sangat dekat, Tubuh Lisa menempel pada dada bidang Rendy, membuat Lisa salah tingkah.
"Maaf Mbak, saya tidak sengaja." ujar wanita yang menabrak.
"Engga apa-apa kok, Mbak." sahut Lisa yang baru sadar dengan posisinya.
"Hati-hati." Ucap Rendy melepaskan dekapannya di pinggang Lisa.
"Makasih, Mas."
Mereka kembali menjelajah isi supermarket, kini setengah troli sudah terisi penuh dengan barang belanjaan.
"Apa segini sudah cukup?" Tanya Rendy.
"Sepertinya udah, Mas, insyaalloh ini cukup untuk stok seminggu." Jawab Lisa.
"Ayo, kita bayar." ajak Rendy.
Rendy mendorong troli ke kasir. Saat Lisa hendak membayar, Rendy melarangnya.
"Biar saya saja." Ucap Rendy lalu memberikan kartu ATM nya pada kasir.
"Tapi, Mas. Kamu, kan udah kasih aku uang buat kebutuhan rumah."
"Simpan saja untuk kebutuhan pribadimu."
"Sudah selesai, Pak." Ucap si kasir kembali mengembalikan kartu itu pada Rendy.
"Terimakasih." ucap Rendy berlalu mendorong troli menuju parkiran mobil di ikuti Lisa.
Setelah menyusun barang belanjaan di bangku belakang, mereka masuk ke dalam mobil.
"Saya mau pergi ke suatu tempat, apa kamu keberatan jika kita mampir dulu kesana?." Tanya Rendy setelah melajukan mobilnya, membelah jalanan ibu kota.
"Engga, Mas saya ikut Mas Rendy aja," ucap Lisa.
Mobil Rendy melaju berkecepatan sedang, menyusuri jalan raya kemudian belok ke arah jalan kecil.
Tibalah mereka di pemakaman elit yang mewah, depannya terdapat gerbang tinggi. Luasnya sampai berhektar-hektar. Tidak hanya untuk muslim saja, tapi pemakaman ini juga menyediakan pemakaman non muslim.
"Ayo, turun," ajak Rendy.
Lisa masih di buat heran, untuk apa suaminya membawa dia ke pemakaman. Terlihat Rendy membeli sewadah bunga untuk di tabur.
"Ikuti saya" Perintahnya lagi.
Lisa menurut saja, melangkahkan kakinya di belakang tubuh Rendy. Sampai akhirnya Rendy berhenti di sebuah makam yang penuh dengan bunga, dan tertulis dengan nama.
kayla indriani.
Rendy berjongkok di hadapan makam itu, mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, kemudian menabur bunga di seluruh bagian makam.
"Sayang, aku datang, " Ucap Rendy.
Lisa kaget mendengar kata sayang terucap dari mulut suaminya, apakah ini makam almarhum istrinya. Entahlah, sebaiknya Lisa diam.
"Perkenalkan, ini Lisa." ujar Rendy, tangannya menunjuk Lisa yang masih setia berdiri.
"Dia istri Mas sekarang. Maafkan Mas, bukan Mas tak mencintaimu lagi. Tapi, ada beberapa alasan yang mengharuskan Mas menikah kembali." Tutur Rendy.
Raut wajah Rendy terlihat begitu sedih, kerutan di dahinya terlihat jelas.
"Seperti kata Mas dulu, cinta Mas hanya untuk kamu, Sayang. Sekalipun maut memisahkan kita, tidak membuat cinta Mas luntur begitu saja." Lanjut Rendy.
Sakit..
Sungguh sakit bagi Lisa, di hadapannya Rendy terus mengungkapkan cintanya pada almarhum Kayla.
Mungkin benar ucapannya dulu, Lisa tak boleh berharap lebih pada Rendy. Karena rasa cinta dan sayang Rendy, sudah terbawa mati bersama almarhum Kayla.
Apa tak ada sedikit saja hati Rendy untuk berbagi dengan Lisa, meski hanya 0,01% saja. Benar, statusnya kini memang istri Rendy, tapi dia hanya memiliki raganya saja tidak dengan jiwa dan cintanya.
Lisa memberanikan diri berjongkok di samping Rendy, menatap lekat nisan almarhum istri suaminya ini.
"Assalamualaikum, Mbak Kayla, perkenalkan saya Lisa, Istri nya Mas Rendy sekarang. Mbak maafkan saya, saya tidak bermaksud mengambil Mas Rendy dari Mbak. Sungguh sekalipun saya berstatus istri Mas Rendy, tapi jiwa dan cintanya tetap milik Mbak," ucap Lisa.
Lisa menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.
"Saya berjanji tidak akan pernah jatuh cinta pada Mas Rendy, dan saya juga akan pastikan Mas Rendy tak kan jatuh cinta pada saya. Kami hanya memerankan peran masing-masing, kami menikah karena tujuan sendiri-sendiri. Saya akan menjaga Mas Rendy sepenuh jiwa dan raga saya, sampai akhirnya Mbak bisa bertemu kembali Mas Rendy di akhirat kelak," lanjut Lisa.
Lisa sekuat tenaga menahan air matanya agar tak keluar, dia tak mau terlihat rapuh di hadapan suaminya ini.
"Percayalah pada saya Mbak, saya tak kan mengambil sesuatu yang bukan milik saya," ucap Lisa.
Rendy tertegun mendengar ucapan istrinya ini, apa benar yang Lisa ucapkan. Tapi mengapa ini terasa sakit untuk Rendy. Mengetahui Lisa berjanji pada Kayla untuk tak jatuh cinta pada dirinya.
"Sayang, aku dan Lisa pamit pulang dulu, insyaallah lain waktu aku akan kembali menjengukmu lagi". Ucap Rendy.
Rendy beranjak berdiri menatap Lisa yang masih berjongkok, wajahnya memperlihatkan sedang menahan sesuatu.
Rendy tau, Lisa ingin menangis. Dia mungkin terluka dengan ucapannya barusan, tapi itulah kenyataannya Rendy masih sangat mencintai almarhum istrinya.
"Ayo, kita pulang," Ajak Rendy.
Lisa berdiri lalu melangkahkan kaki mengikuti Rendy menuju mobil mereka.
Semenjak pulang dari pemakaman, Lisa terlihat nampak melamun. Matanya terus menatap lurus melihat ke arah jalan dari balik kaca jendela.
Rendy tak berani bertanya, dia bingung harus memulainya darimana. Biarlah Lisa menenangkan hati dan juga pikirannya.
"Apa kamu tidak lapar? ini sudah waktunya makan siang," Ucap Rendy.
Tapi Lisa masih saja asyik dalam lamunannya.
"Lis..Lisa..LISA.." Suara Rendy sedikit meninggi.
"Euh..astagfirullah, maaf Mas. Saya keasyikan melamun." tutur Lisa.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?. Semenjak pulang dari pemakaman kamu terlihat melamun terus." Tanya Rendy.
"Engga ada kok, Mas." Lisa berbohong.
"Saya tau kamu menyembunyikan sesuatu dari saya."
"Engga kok, Mas."
"Bicaralah Lisa, saya minta maaf kalau ada ucapan saya tadi yang menyakiti kamu." Ucap Rendy serius.
"Tidak ada yang salah kok dengan ucapan Mas. Mas, kan sudah bilang pada saya dulu. Kalau kita menikah karena punya tujuan masing-masing, jadi saya tidak boleh banyak berharap sama Mas." jelas Lisa.
Lisa terdiam lalu melanjutkan ucapannya.
"Seperti Mas dengar tadi, saya tidak mau mengambil apa yang bukan milik saya. Saya sudah berjanji juga pada Mbak Kayla." lanjut Lisa.
Rendy terdiam, Lidahnya berat untuk bicara. Hatinya sakit, entah apa yang Rendy mau sekarang. Dirinya sendiri tak mengerti.
Rendy masih mencintai almarhum istrinya, tapi Rendy juga tak mau Lisa membuat benteng penghalang yang tinggi padanya.
Berdosakah Rendy?
Rendy melukai hati Lisa, karena belum sepenuhnya menerima kehadiran Lisa.
"Tunggu saya!" ucap Rendy sepontan
Lisa mengerutkan kening mencerna ucapan suaminya. Dia sama sekali tak mengerti maksdu Rendy.
"Tunggu saya, jangan pernah ambil keputusan sendiri. Saya sedang berjalan pelan ke arahmu, jadi kamu tak boleh pergi dari tempatmu," ucap Rendy.
...****************...
BERSAMBUNG~~
TERIMAKASIH YANG MASIH SETIA DENGAN CERITA AUTHOR🤗
Mohon beri dukungan untuk author
Like,coment dan vote😊
SELAMAT MEMBACA😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Lhisa Amira Nhatasya
kok jadi pingin nangis q 😭kasian lisa
2024-11-24
0
R_3DHE 💪('ω'💪)
kan kasihan lisa kalau seumur hidup harus menikah tpi tanpa berbuat apa" tanpa cinta
2022-11-19
0
Devi Aryanti
ntah knpa aku sakit baca nya😭😭😭😭
2022-01-26
0