Malam semakin larut, suasana mulai terasa hening. Dunia beristirahat sejenak dari hiruk pikuk siang hari.
Setiap orang mulai memasuki alam mimpinya, ada pula yang masih terjaga dengan pikirannya sendiri.
Beribu kisah di hari ini telat usai dengan datangny malam, dan esok hari kisah yang baru akan datang menyapa. Tidak peduli kamu suka ataupun tidak, tapi roda kehidupan tetap harus berjalan.
Nampak dua orang makhluk ciptaan Alloh tengah berbaring di atas ranjang yang sama, tak ada ucapan selamat malam atau obrolan mesra layaknya pasangan suami istri. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing, berkelana menjelajah ke lorong waktu di masa lampau. Hingga akhirnya terlelap tidur menuju alam mimpi.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Pagi hari setelah sarapan Lisa berpamitan dengan suaminya, mencium tangan Rendy kemudian melangkah pergi dari rumah.
"Tunggu." Cegah Rendy.
Suara Rendy menghentikan langkah Lisa yang baru melewati ambang pintu. Lisa menoleh ke belakang menatap seseorang yang sudah hampir 4 hari ini menikahinya.
Rendy menghampiri Lisa, merogoh saku belakang mengambil dompet lalu mengeluarkan kartu di dalamnya.
"Maaf saya sedikit telat, kamu bisa pakai kartu ini untuk memenuhi kebutuhan rumah juga kebutuhan pribadimu. Setiap bulan saya akan mentransfer uang nafkahmu ke rekening ini."
Rendy meraih tangan Lisa, lalu menaruh kartu atmnya di telapak tangan Lisa.
"Tak perlu sungkan, kamu istriku sekarang, sudah seharusnya aku menafkahimu." Lanjut Rendy.
Lisa masih terdiam haruskah dia mengambil kartu ini?. Bukankah Rendy sudah baik sekali dengan menanggung biaya perawatan adiknya, lalu sekarang Rendy juga menanggung kebutuhan Lisa.
Meskipun Lisa tau dia berhak atas nafkah dari Rendy, tapi dia merasa segan untuk menerima semua ini.
"Tidak usah mas, mas sudah baik pada keluarga saya. Mas sudah mau membiayai perawatan Egi." Jawab Lisa.
"Soal itu bukankah saya sudah janji padamu sebelum menikah dulu. Tapi yang ini berbeda, ini adalah kewajiban seorang suami pada istrinya. Saya tau kamu bekerja, tapi saya tidak mau melepas tanggung jawab begitu saja." Jelas Rendy.
"Tapi mas."
"Ambillah, saya tidak menerima penolakan."
Lisa akhirnya mengambil kartu Atm yang Rendy berikan, memasukannya pada tas kecil.
"Baik, Terimakasih mas. Saya akan mempergunakannya sebaik mungkin." ujar Lisa.
"Hmm."
"Kalau begitu saya permisi mas, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam."
Lisa berlalu setelah mengucapkan salam, dia tak boleh telat sedikitpun jika tidak namanya akan masuk ke daftar kuning.
Daftar kuning ini khusus untuk orang-orang yang telat, setiap hari ada bagian mencatat siapa saja yang telat dari jadwal yang di tentukan.
🥀🥀🥀🥀🥀
Siang ini Rendy ada pertemuan di caffe Y yang tak jauh dari kantornya, karena klien yang satu ini adalah temannya. Rendy mengusulkan untuk bertemu di tempat yang santai.
Sedangkan itu Lisa yang baru saja selesai sholat dzuhur, bergegas pergi ke luar mushola. Dia hendak memakai sendal, tapi Dion datang menghampiri.
"Lis." sapanya.
"Iya pak."
"Kamu udah makan siang belum?." Tanya Dion.
"Belum pak, kenapa memang?." Lisa sudah memakai sendalnya.
Sebelum Dion sempat berbicara, Mona keburu datang menghampiri Lisa.
"Lis kita ke caffe Y yuk?. Itu loh caffe deket kantor kita, katanya makanan di sana murah-murah. Mumpung abis gajian, kali-kali makan di caffe." Ajak Mona.
"Enggalah Mon, kamu aja. Aku makan di kantin aja."
Lisa memang tidak begitu suka nongkrong atau makan di caffe apalagi restoran. Udah harganya lumayan, porsinya juga seucrit.
Mana kenyang. Pikir Lisa.
"Ayolah Lisa, sekali ini aja temenin aku. Aku pengen banget ke sana. Kan kamu tau aku udah putus sama pacarku, jadi sekarang engga ada yang nemenin selain kamu." Mona menyatukan kedua tangannya layaknya tengah memohon ampun.
"Ya udah, tapi kali ini aja ya."
"Yeee..nah gitu dong itu baru Lisaku." ujar Mona memeluk Lisa.
"Emmm,,,saya boleh ikut kalian engga?. Kebetulan saya juga belum makan, saya traktir deh." ucap Dion yang tadi berasa di kacangin mereka berdua.
"Wah serius nih pak mau traktir kita?." Mona antusias
"Iya."
"Asyik ayo Lis, noh di traktir pak Dion." ucap Mona menarik tangan Lisa.
Lisa merogoh saku celanya mencari Hp, untuk meminta izin pada Rendy kalau dia akan makan siang di luar dengan Dion.
Tapi sayang hp Lisa kehabisan batre, Lisa ingin meminjam hp sahabatnya, tapi Mona sudah ngacir duluan.
🥀🥀🥀🥀🥀
Di caffe Y Rendy dan Rey sedang ngobrol santai dengan Farhan teman sekaligus kliennya ini.
"Gimana kita deal kan?." ucap Farhan.
"Ok gue sepakatin, tapi lo harus jujur." ucap Rendy menandatangi kerjasama mereka.
"Tenang, gue engga maen curang kok."
Rey menatap Farhan dengan sinis, Rey seakan tak percaya dengan sosok teman lamanya ini.
Entahlah, tapi firasat Rey begitu kuat tentang Farhan. Hanya saja demi menghormati keputusan sahabatnya Rendy, Rey memilih diam.
Tiba-tiba Lisa,Mona dan Dion masuk ke dalam caffe, mata Farhan menangkap jelas sosok wanita yang menurutnya cantik dan anggun.
Farhan terus menatap Lisa, sampai Lisa dan teman-temannya duduk di meja sebelah belakang dekat dengan jendela.
"Cewek yang pake jilbab biru di sana cantik juga ya?." Sahut Farhan menunjuk ke arah Lisa.
Rendy dan Rey mengikuti arah tangan Farhan, dan alangkah terkejutnya yang Farhan maksud itu Lisa,Mona dan Dion.
Rey melirik sekilas ke arah Rendy, tapi Rendy terlihat tenang tidak menampakkan ekspresi apapun.
"Kenapa? Lo suka?" Tanya Rendy mengfokuskan kembali pandangannya pada kertas-kertas di meja.
"Kalau belum ada yang punya, gue sih yes."
Jawaban Farhan sedikit mengganggu Rendy, bagaimana dia bisa berkata seperti itu pada suami wanita itu.
Tapi bukankah Farhan tak tau yang sebenernya, wajar saja Farhan berkata seperti tadi.
Rendy menghela nafas kasarnya, dia tak boleh terlihat sedang gelisah. Sekalipun otaknya kini penuh pertanyaan.
Ada hubungan apa Lisa dengan lelaki itu?
Ini kali kedua Rendy melihat Lisa tersenyum dengan lelaki itu.
"Kalau udah ada yang punya, lo mau apa?" Tanya Rendy santai.
"Emmm,, gue sih engga munafik ya, kalau dia juga suka sama gue, sekalipun udah punya cowok. Gue pepet terus ampe dapet." jawab Farhan.
Rey kaget mendenger jawaban Farhan, ingin sekali dia menonjok muka farhan sekarang. Tapi Rey urungkan.
"Lo emang engga pernah berubah ya Han, dari kuliah dulu. Lo engga pernah mau kalah dari orang lain." ujar Rey sinis.
"Gue sih ngomong sesuai pikiran gue, Kalau ceweknya mau gue bisa apa dong. Toh suka sama suka ini." ucap Farhan.
"Ini gue udah tandatangan semua, mulai sekarang kita kerjasama. Inget gue engga suka ada kecurangan." Rendy mengalihkan pembicaraan, dia tak mau mendengar ucapan tak bermanfaat lagi dari farhan, apalagi ini soal Lisa.
"Ok, lo percaya sama gue." Farhan mengambil kertas yang di hadapan Rendy sambil tersenyum.
"Kalau gitu gue cabut dulu bro." Pamit Farhan melangkahkan kakinya meninggalkan Rendy dan Rey berdua.
Rendy kembali melihat ke arah Lisa, dia menatap dalam-dalam wanita yang kini sedang tertawa itu.
"Ren are you oke?" tanya Rey
"Gue engga apa-apa."
"Lo mau nyamperin mereka Ren?"
"Ngapain? dia bebas berteman dan bersosialisi sama siapa saja, begitupun gue. Asal kita sama-sama tau batasan." jawab Rendy.
"Ok, kita cabut yuk." Ajak Rey.
Rendy dan Rey berdiri dan berjalan meninggalkan tempat duduknya. Tanpa sengaja lisa melihat kepergian mereka.
Haduh apa mas Rendy tau aku di sini ya?. Hp pake mati segala sih, kan aku engga bisa kabarin mas Rendy dulu. Mana aku engga hapal nomernya mas Rendy, percuma pinjem hp Mona juga Semoga saja Mas Rendy engga liat aku. Batin Lisa.
...*************...
BERSAMBUNG
Tolong dukung author ya dengan memberikan Like,coment & vote🤗
SELAMAT MEMBACA😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Rhmad Flash
ku suaminya ky ms istrinya d blhkn kerja .JD opisgo.anngga lckn
2024-02-24
0
Siti Fatimah
wah sepertinyadah ada bibit cinta tu......
2021-05-01
3
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
wah pelakor dan pebinor dah muncul
2021-03-21
0