Hari ini Rendy dan Lisa sudah kembali ke aktivitas mereka masing-masing.
Lisa sedang menyiapkan sarapan untuk pagi ini, Dia membuat nasi goreng yang memang salah-satu menu favorit Rendy.
Rendy sudah siap dengan setelan kantornya, yang sebelumnya sudah di siapkan terlebih dulu oleh Lisa.
Rendy turun ke lantai bawah lalu duduk di meja makan dan membaca koran seperti biasa. Tercium bau harum masakan yang membuat perut Rendy keroncongan.
"Lapar gue, lama banget sih. Dia lagi masak apa smooting rambut, lama beut ...," batin Rendy.
Tak berapa lama terlihat Lisa membawa 2 piring nasi goreng ke arah Rendy.
"Silahkan di makan mas." ucap Lisa.
"Hmm." Rendy berpura-pura cool di hadapan Lisa, padahal perutnya sudah meronta-ronta minta di isi.
Mereka makan dengan tenang, hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring. Setelah selesai Lisa mencuci piring kotor dengan cepat, pasalnya jam sudah menunjukan pukul 7 pagi lewat 5 menit.
Semoga jalanan engga macet hari ini. Batin Lisa.
Selesai urusannya di dapur Lisa beranjak pergi hendak pamit pada suaminya. Lisa melihat Rendy sedang sibuk memainkan ponsel miliknya, tapi Lisa memberanikan diri mendekat.
"Maaf .. Mas saya pamit kerja dulu." suara Lisa pelan dan lembut.
Rendy mendongkakkan kepalanya ke atas menatap istri kecilnya ini.
"Pergila," jawab Rendy singkat.
Rendy sebenarnya ingin menyuruh Lisa untuk berangkat bersamanya. Tapi dia tak yakin Lisa mau, pasalnya Lisa menyembunyikan pernikahannya dari orang luar, karena Lisa takut jika wanita-wanita yang mengidolakan Rendy di kantor menyerang dirinya.
Lisa semakin mendekat pada suaminya, lalu meraih tangan Rendy dengan jemarinya yang kecil mungil kemudian menciumnya.
Rendy yang kaget dengan sikap mendadak Lisa, hanya diam tatkala tangannya di cium. Ada rasa senang di hatinya, ternyata sang istri sangat menghormati dirinya.
"Assalamualaikum." Pamit Lisa berlalu meninggalakn Rendy setelah meraih tas miliknya.
"Waalaikumsalam." jawab Rendy begitu istrinya menghilang.
...****************...
Hari ini seakan menjadi hari keberuntungan buat Lisa, Jalanan tak macet seperti hari biasanya. bus yang di tumpangi pun tak sepenuh biasanya.
Tumben banget biasanya pada desak-desakan, udah kaya mau ambil sembako. Pikir Lisa
Lisa turun tepat di depan kantor milik suaminya sekaligus tempatnya bekerja. Lisa tau dia harus mempersiapkan mentalnya untuk menjawab berbagai pertanyaan dari sahabat centilnya itu.
Lisa menghembuskan nafas kasar sebelum kakinya melangkah masuk ke gedung besar tinggi nan menjulang itu.
Siap-siap telingaku budek kali ini, mona pasti punya banyak pertanyaan buatku, huh. Batin Lisa.
Ya,benar saja baru 5 langkah Lisa memasuki gedung itu, suara cempreng sahabatnya sudah terdengar menggelegar di telinganya.
"Lis..Lisa..Lisaaaaaaaaaaaa." teriak Mona sambil berlari menghampiri Lisa dan memeluknya.
"Berisik Mona..tuh liat orang-orang pada merhatiin kita, malu tau." ujar Lisa.
"Ya abis, kamu di panggil engga mudeng-mudeng."Mona melepaskan pelukannya lalu mensejajarkan langkah kakinya dengan Lisa.
"Lagian kamu jalan sambil ngelamun Lis,lagi mikirin si babang ganteng ya?...uuuh irinya aku."
"Apaan sih Mon,ada-ada aja kamu ini." Bantah Lisa.
"Eh jangan lupa kamu masih punya hutang sama aku!!."
"Hutang apaan aku Mon?." Dahi lisa mengkerut memikirkan hutang apa dia pada sahabatnya ini.
"Ihh masa kamu lupa kamu hutang penjelasaan ke aku, gimana ceritanya bisa nikah sama babang ganteng itu." jawab Mona.
"Lah kan kemaren aku udah jelasin masa masih kurang."
"Ya kuranglah, orang kamu cuman cerita mau nikah aja sama si babang ganteng tanpa bilang awalnya gimana."
Tanpa terasa langkah kaki mereka terhenti di sebuah ruangan khusus untuk pegawai kebersihan.
"Ya udah, entar pas jam istirahat aku cerita deh." ujar Lisa sambil masuk ke dalam,memasukan tasnya ke loker dan mengambil seragamnya.
"Ok aku tunggu sayang." jawab Mona yang sama mengikuti langkah Lisa.
Semua petugas kebersihan memang harus datang lebih awal, karena sebelum para karyawan masuk semua harus sudah bersih di sapu dan di pel.
Lisa berkerja dengan sangat lihai, Tak peduli seberapa sering orang lain menghinanya, karena dia sudah terbiasa dengan omongan orang soal dirinya yang hanya seorang office girl.
Bagi Lisa pekerjaan ini lebih baik daripada harus menjajakan tubuhnya pada lelaki hidung belang. Akan tetapi bukan berarti Lisa membenci wanita yang memilih jalan pintas seperti itu, karena Lisa pun paham mereka pasti punya alasan tersendiri.
Hidup di kota ini memang ganas,siapa yang lemah dia akan di tindas. Siapa yang tak mau mengambil resiko, dia tak kan bertahan. Itulah mengapa Lisa tak malu meski hanya jadi tukang bersih-bersih.
...****************...
Sementara itu sebuah mobil sport keluaran terbaru,baru saja tiba di depan pintu utama gedung. Karyawan yang melihatnya seketika terdiam untuk menunduk hormat.
Seorang lelaki tampan keluar dari mobil, di ikuti sekertaris yang juga tak kalah ganteng dengan bosnya.
Ya,mereka itu Rendy dan Rey yang menjadi idaman para karyawan wanita di kantor.
"Gila pak Rendy makin cakep aja." ujar seorang wanita di meja resepsionis.
"Pak rey juga tampan abis,aaaaaa gue pengen pingsan rasanya liat mereka berdua." timpal teman di samping wanita itu.
"Iya ya, kok ada orang seganteng mereka. Sisain buat gue satu dong." ujar wanita itu lagi.
Sedangkan itu Rendy yang menjadi pusat perhatian melenglang masuk ke arah lift khusus untuknya, tanpa memperdulikan kicauan semua karyawannya.
"Gila fans lo tambah banyak aja nih, pantes aja Lisa engga mau semua orang tau lo itu suaminya. Ngeri-ngeri sedep juga gue ngebayanginnya." ujar Rey setelah menekan tombol angka 15, yang memang ruangan khusus Rendy.
"Berisik....lo bisa diem engga sih." jawab rendy.
Tin...
Akhirnya lift sampai di ruangan yang di tuju, Rendy dan rey langsung keluar lift dan berjalan menuju ruangan Rendy.
"Hari ini jadwal gue apa aja rey?." tanya rendy setelah duduk di kursi kebesarannya.
" Jam 10, lo ada meeting sama klien di cafe X terus proposal untuk peluncuran produk baru kita udah gue siapin,lo liat aja dulu takutnya ada yang kurang." jelas rey.
Rendy hanya mengangguk-ngagukkan kepalanya tanda mengerti dengan ucapan Rey.
"Oh ya Ren, lo belum nentuin model yang bakal kita pakai buat promosiin produk baru kita ini."
"Emang model yang kemaren lo belum dapet kabarnya?."
"Belum, gue hubungi managernya cuman bilang kalau si artisnya ini lagi engga mau di ganggu." jawab Rey.
"Ya udah, lo cari yang lain aja. Kalau bisa yang udah proposional biar produk kita laris manis."
"Siap bos." jawab rey lalu menyodorkan sebuah proposal ke meja Rendy.
"Ini lo periksa lagi aja, gue mau ke ruangan gue dulu. Kalau ada apa-apa lo panggil aja."
Rey berlalu meninggalkan ruangan Rendy, sedangkan Rendy segera memeriksa proposal yang Rey berikan.
Setelah hampir 20 menit berlalu akhirnya Rendy selesai mengecek semuanya, dia menyimpan pena di atas meja lalu menyenderkan punggungnya ke kursi.
Rendy memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang masuk melalui jendela, yang sengaja dia buka.
Pikirannya berkelana jauh memikirkan jalan rumah tangga yang baru dia bina.
Bisakah dia menerima kehadiran Lisa?.
Sanggupkah dia mulai berbagi hati dengan istrinya?.
Entahlah...
Jalan takdir seseorang memang tak ada yang tau, sekeras apapun manusia menghindari sesuatu yang tak di inginkannya. Tapi jika Allah sudah mentakdirkan untuknya, semua akan tetap terjadi.
Jadi Rendy berusaha menerima garis takdir yang di tuliskan untuknya, dia hanya berharap tak pernah kehilangan seseorang karena kebodohannya lagi.
...****************...
BERSAMBUNG
Insyaalloh nanti author akan update visul pemerannya ya🤗🤗
Terimakasih yang masih setia membaca cerita author.
Mohon maaf karena masih banyak kesalahan dalam menulis🙈🙏
SELAMAT MEMBACA😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Rahayu
suka banget sama cerita nya
2023-01-31
0
Khoir Annisa
profesional atuh kak
2022-01-05
0
Yantidianurhasyanti
smoga rendi dan lisa cepat saling jatuh cinta..jangan kelamaan y thor🤭😁😁 soalnya pengen tahu tuh bucinnya mas rendy dan lisa😂😂
2021-05-10
0