Dua hari berlalu sejak pertemuan mereka, Lisa masih terngiang-ngiang ucapan Rendy.
Apalagi tadi pagi lisa mendapatkan telepon dari rumah sakit kembali agar segera melunasi tunggakan nya.
Pikiran Lisa kini melayang memikirkan langkah apa yang harus dia ambil, haruskah dia menerima tawaran Rendy?.
Dengan begitu adiknya akan segera mendapatkan perawatan terbaik,tapi bagaimana bisa dia menjalani pernikahan tanpa cinta.
Aih, semua ini buat aku pusing.gumam nya
Karena pikiran nya yang kalut, juga karena hari ini Lisa libur bekerja. Lisa berminat menjenguk adek nya, karena sudah 3 hari ini dia tak menemui bocah manis yang sedang bermimpi itu.
Lisa berjalan santai menyusuri koridor rumah sakit,melewati ruang demi ruang menyaksikan setiap interaksi manusia.
"Assalamualaikum" ujar Lisa memasuki ruangan yang hampa sepi, hanya ada seorang bocah lelaki sedang terlelap tidur dalam mimpi indahnya.
"Dek, kaka datang." ucap nya lagi.
Lisa mengusap lembut pucuk kepala adek nya penuh cinta,betapa malang nasib nya sekecil ini sudah harus melewati masa-masa yang perih.
"Dek kapan kamu bangun, kaka kangen banget denger suara kamu.Bercanda sama kamu lagi kakak kesepian dek engga ada kamu" tanpa terasa bulir air mata lolos menetes dari mata Lisa.
Dek kakak pengen yang terbaik buat kamu, meskipun kakak harus banting tulang sekalipun. Tapi, Dek sekarang kakak merasa tak berdaya"
Lisa menghela nafas dulu sebelum melanjutkan perkataannya.
"Kata dokter kamu harus berobat ke luar negri dek,tapi apalah daya kakak.Kakak engga punya biaya, tapi dek ada yang buat kakak tambah bingung sekarang. Ada orang yang mau menolong kakak membawamu berobat dan melunasi tunggakan rumah sakit tapi dia meminta menikah dengan nya".
Lisa mengusap air mata nya yang sudah membanjiri pipi tirus nya itu
"Tapi dek, kakak baru kenal dia. Itu pun hanya bertemu dua kali. Apa kakak harus menerima tawarannya dek, sumpah kakak bingung dek"
Suara tangisan Lisa semakin kencang dia sudah tak sanggup lagi membendung beban di hati nya selama ini,setidaknya dengan seperti ini lisa akan merasa sedikit lega.
"Tapi dek, mungkin ini jalan takdir yang harus kita lewati, doakan kakak ya. apapun keputusan kakak nanti semoga kakak bisa melewati nya."
Suasana hening kembali, tak bisa di pungkiri kini hati lisa serasa di obrak-abrik. Tapi lisa yakin semua memang sudah garis hidupnya.
"Kakak pamit ya dek, insyaAllah kakak datang lagi" lanjutnya kemudian mencium pucuk kepala adiknya lalu bergegas meninggalkan ruangan.
Sayup-sayup terdengar suara adzan dzuhur berkumandang di musholla rumah sakit, memanggil setiap umat muslim untuk sejenak menghadap sang pencipta.
"Alhamdulillah sudah dzuhur lebih baik aku sholat dulu baru pulang" ujar lisa menuntun kaki nya menuju mushola terdekat. Lisa melepas sandal nya lalu mengganti nya sandal jepit yang sudah di sediakan di sana,bergegas ke tempat wudhu.
Lisa memilih berwudhu di kamar mandi karena lebih aman jika membuka jilbab nya.
Selesai berwudhu Lisa masuk ke mushola memakai mukena dan memulai aktivitas sholat nya. Begitu khusu Lisa menjalani kewajiban nya,selesai sholat Lisa mengangkat kedua tangan nya memanjat kan doa pada Sang Maha kuasa.
" Ya Allah beri aku petunjukmu dari segala kegundahanku. Langkah apa yang harus aku ambil,keputusan apa yang harus aku tentu kan. Aku yakin engkau lebih tau mana yang terbaik untukku,"
linangan air mata menemani setiap lantuan doa yang keluar dari bibir mungil lisa.
.
Selesai berdoa masih memakai mukena lisa terlihat berpikir sejenak,lalu merogoh tas nya mencari benda pipih yang biasa lisa gunakan. Lalu lisa mencari kontak seseorang seraya berkata.
" Bismillah aku yakin ini keputusan terbaik untukku dan juga egi" ujar nya
Suara nada dering terdengar pertanda panggilan nya terhubung kemudian suara merdu seorang lelaki terdengar di sebrang sama.
"Assalamualaikum"
"Wa-waalaikumsalam" ujar lisa sungguh saat ini lisa sangat gugup apa ini yang terbaik.
" Ada perlu apa?." lelaki itu bertanya tutup poin.
Lisa menghela nafas dulu sebelum berkata
" Ma-maaf, Tuan. Aapa tawaran tuan masih berlaku?"
Lisa memenjamkan matanya, karena tak percaya kini dia sendiri yang menghubungi lelaki itu.
"hemm" Rendy hanya berdehem.
"Sa-saya bersedia, Tuan" ujar Lisa.
"Ma-maksudnya, saya bersedia menikah dengan, Tuan," lanjutnya.
Tak terdengar lagi suara rendy di sebrang sana, sepertinya ini sudah terlambat bagi Lisa.
Bagaimana pun tak mungkin rendy mau menunggu wanita yang dari kalangan rendah pastinya dia akan segera mencari pengganti lisa dengan mudah.
" Apa kamu serius."tiba-tiba suara Rendy memecah lamunan Lisa.
" I-iya, Tuan." jawab Lisa.
"Baiklah jam 2 siang tunggu saya di cafe kemarin, kita bicarakan masalah ini!" tegas Rendy.
"Ba- baik, Tuan" Lisa masih saja gugup, dia tak bisa berkata lancar jika sudah berbicara dengan rendy.
Pasal nya selain Rendy adalah bos di perusahaannya, Rendy pun memiliki tatapan yang sangat tajam jika melihat.
"Oke, saya tutup telponnya assalamualaikum"
"Wa,,waalaikumsalam" Lisa menghirup udara sebanyak-banyak, dia merasa tak bisa bernafas jika sudah berbicara dengan atasan nya itu.
ah rasa nya lega sekali berasa di sidang aku. batin lisa
Sementara itu di rumah mewah milik keluarganya Rendy sedang berdiam setelah mendapatkan telepon dari Lisa.
Gadis itu benar-benar menyayangi adiknya, dia bahkan rela mengambil tawaranku. Ah, biarkan saja yang penting aku sudah dapat kan calon menantu buat mamah. batin Rendy.
Sejujur nya hati kecil Rendy sungguh menentang keputusan ini, tapi apalah daya nya melihat kondisi mamahnya yang belum membaik.
Di tambah ucapan mamahnya dulu, membuat Rendy harus mau tak mau menuruti keinginan orang tuanya.
Biarlah Allah yang menentukan bagaimana kehidupan rumah tangga nya nanti. Tapi Rendy berjanji, tak kan menyakiti siapa pun istri nya nanti.
Meski dia tau, dia belum bisa menerima kepergian kayla juga menerima pernikahan nya nanti.
Rendy melihat arloji di tangan nya menunjukan pukul 1 siang,masih ada satu jam lagi rendy hendak melihat kondisi mamah nya.
"Apa mamah sudah baikan,lebih baik aku melihat ke kamar nya"
Rendy keluar kamar menuju lantai 1,karena di lantai dua hanya ada 2 kamar yaitu milik Rendy dan juga adik nya Dila.
"Mah" sapa Rendy wanita separuh baya yang masih sangat terlihat cantik itu menoleh setelah nama nya di sebut.
"Oh rendy, sini masuk" ajak sang mamah.
Rendy menghampiri mamah nya yang sedang bersandar di kasur.
"Gimana kondisi mamah sudah baikan" tanya rendy penuh kelembutan.
Wanita itu tersenyum.
" Alhamdulillah sudah nak,ada apa kamu ke kamar mamah?" tanya mamah Rendy.
Rendy terdiam dulu, harus kah dia berbicara sekarang soal Lisa.
" Ada yang mau rendy omongin sama mamah" ujar rendy duduk di samping mamah nya.
" Ada apa sayang seperti nya sangat penting" mamah nya rendy sedikit penasaran dengan apa yang akan di bicarakan putra sulung nya ini.
"rendy akan segera mengenalkan calon menantu mamah nanti" ujar Rendy lancar
"Benar kah?" wajah mamah Rendy seperti berbinar-binar penuh kegembiraan,serasa mendapatkan hadiah yang sangat berarti
"Iya benar mah"
"Kapan nak? mamah engga sabar ingin melihat menantu mamah. apa dia cantik? apa dia baik?" selidik mamah Rendy.
Rendy terdiam apa yang harus dia bicarakan, Rendy pun baru mengenal Lisa beberapa hari ini. Bagaimana dia tau aslinya Lisa. Tapi demi membuat mamah nya senang, Rendy terpaksa sedikit berbohong.
"Iya mah" Balas Rendy.
...****************...
BERSAMBUNG_~~
terimakasih yang masih setia dengan cerrita aku kak,insyalloh aku usahakan up sehari satu/dua bab😍😍
SELAMAT MEMBACA😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Siti Fatimah
semangat lisa 💪💪💪💪💪
2021-04-30
2
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Rendy nanti kamu lama" juga cinta sama Lisa yakin saya✌️✌️✌️✌️
2021-03-21
2
Nani Evan
klo ini novel pertamamu n masih pemula udh bagus thor sejauh aku baca ampe sini.
2021-03-15
0