03

Satu bulan berlalu Lisa masih menjalani aktivitasnya seperti biasa. Banting tulang demi mencukupi kebutuhannya juga, sambil mencicil biaya rumah sakit yang tidaklah murah. Untung saja pihak rumah sakit mau sedikit berbaik hati memperbolehkan Lisa mencicil tunggakannya. Meskipun, semakin hari semakin besar nominalnya tapi setidaknya Lisa berusaha semampunya.

Terkadang untuk menekan pengeluaran Lisa hanya makan nasi, di pagi dan malam hari saja. Siang nya dia hanya memakan roti yang dia peroleh dari minimarket tempat dia berkerja. Jika, sudah akan mendekati kadaluarsa, biasanya pihak minimarket membagikan pada karyawannya.

"Lumayan buat ganjel perut," pikir Lisa.

Siang itu cuaca sangat panas, matahari benar-benar menyemburkan seluruh energi panasnya di setiap pelosok bumi. Di sebuah bangku kecil tepat di bawah pohon besar terlihat seorang wanita sedang mengipas-ngipaskan tangannya agar ada sedikit angin yang terasa.

"Haduh, hari ini 'kok cuacanya wow banget, udah kaya di panggang dah," ujar Lisa lalu meneguk air putih di botol minumnya.Tak lupa memakan segigit demi segigit roti bekalnya.

"Hey Lis sendirian aja" sapa seorang lelaki dari belakang bangku. Lisa menoleh melihat siapa yang menyapanya barusan.

"Eh, pak Dion. Iya, nih, Pak," sahut Lisa.

"Loh Mona mana, biasanya kalian kemana-mana berdua. udah kaya lem dan prangko tak terpisahkan,"

Pak Dion mendekati Lisa lalu, duduk di sampingnya.

"Oh. Mona ke kantin pak biasa sama gebetannya." Lisa cengengesan memperlihatkan deretan gigi putihnya.Tak heran jika Lisa dan pak Dion bisa seakrab ini Pasalnya, dulu saat Lisa melamar pekerjaan di sini, Dion lah yang membantu nya hingga akhirnya Lisa bisa di terima sampai sekarang.

"Terus kenapa kamu di sini bukannya ke kantin, kan ini jam makan siang, Lis?" tanya Dion.

"Lisa udah makan ' kok, Pak." Lisa memperlihatkan roti di tangannya yang baru 3kali dia gigit.

"Haduh, Lisa mana kenyang cuman makan roti doang,kan kerjaan kamu menguras tenaga lis." Dion sedikit khawatir dengan gadis di hadapannya sekarang. Sebenarnya Dion menyimpan rasa pada Lisa, tapi Dion belum berani mengatakannya. Karena, takut jika dia di tolak Lisa akan menjauh darinya. Jadi, untuk sekarang lebih baik seperti ini saja dulu.

"Tenang aja, Pak.Lisa mah kuat, sekuat baja!" bantah Lisa.

Dion menghela nafas, tidak habis pikir dengan jawaban gadis mungil ini.

"Ya sudah, saya masuk kantor dulu, jangan ngelamun di sini entar kamu kesambet,"

"Ha ha ha, Pak Dion bisa aja"

Dion pergi berlalu meninggalkan Lisa sendirian, Lisa kembali meneruskan aktivitasnya memakan sisa roti di tangannya.Tapi baru saja 2 gigitan, dering ponsel menghentikan nya kembali

"Haduh, engga bisa apa neleponnya entar gitu ganggu orang makan aja! kesal Lisa.

"Assalamualaikum." suara wanita di sebrang sana terdengar sangat lembut.

"Waalaikumsalam," jawab Lisa.

"Apa ini mba Lisa Anggraini?"

"Iya betul saya sendiri, ada yang bisa saya bantu, Mba?"

"Kami dari pihak rumah sakit, Mba,"

"Ada apa ya, Mba?" matanya kini sedikit sayu, pikirannya melayang apa terjadi sesuatu pada adik tercintanya itu.

"Begin Mba, ini soal perkembangan adik Mba. Dokter Dika ingin bertemu Mba, untuk membahasnya. Bisa Mba ke rumah sakit sore ini? tanyanya lembut.

"Oh, baik, Mba. InsyaAllah saya akan datang terima kasih informasinya,"

"Sama-sama, Mba. Kalau begitu, maaf mengganggu waktunya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." ujarnya sedikit lesu

Kini nafsu makannya hilang seketika, pikirannya menerka-nerka apa yang hendak dokter Dika bicarakan.

Apa adiknya tak ada kesempatan untuk bangun kembali? semua hanya Allah yang tau, biarlah takdir yang menentukan nasib adiknya. Lisa hanya berusaha semampunya untuk memperjuangkan kehidupan adiknya itu.

Lisa kembali mengambil hp nya lalu, mencari kontak seseorang.

"Assalamualaikum," sapa Lisa.

"Waalaikumsalam, iya, Lis ada apa?" suara Farah dari gagang telepon terdengar sedikit pelan.

"Maaf, Mba bolehkah Lisa datang sedikit terlambat. Lisa dapat telepon dari rumah sakit. Dokter Dika ingin bicara soal perkembangan Egi?"

"Oh engga apa Lis. Tenang aja, kalau sudah selesai nanti langsung ke sini aja ya," jawabnya.

"Iya, Mba. makasih,"

"Iya, sama-sama."

"Ya udah, Mba. Lisa mau bekerja kembali. sekali lagi mohon maaf, ya, Mba! sesal lisa.

"Tenang aja, kaya sama siapa aja kamu nih."

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Lisa memasukan ponsel milik nya ke dalam saku celannya lalu, bergegas masuk ke dalam kantor kembali. Dia harus tetap kuat meski sebenarnya hatinya sungguh sangat khawatir.

Seusai bekerja Lisa langsung berlari menaiki bus untuk ke rumah sakit, perjalanannya kali ini sangat melelahkan, suasana jalanan yang macet, belum keadaan bus yang desak-desakan karena memang jam pulang kerja. Setelah menempuh perjalanan 20 menit akhirnya Lisa sampai ke tempat tujuan. Lisa langsung masuk ke dalam rumah sakit dan menuju bagian resepsionis.

"Maaf, Mba. Dokter Dika nya ada?"tanya Lisa. ramah.

"Oh, ada, Mba. Sudah buat janji sebelumnya?."

"Sudah, Mba," sahut Lisa.

"Mari, saya antarkan ke ruangannya mba." wanita muda itu menuntun Lisa menuju lorong-lorong rumah sakit,menuju ruangan sang dokter.

"Ini, Mba langsung masuk aja dokter Dika nya ada di dalam,"

"Baik, Mba. Terima kasih." Lisa tersenyum.

"Sama-sama, saya permisi ya, Mba!" pamitnya.

"Baik."

Lisa mengambil gagang pintu lalu memutarnya seraya berkata.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam" jawab seorang lelaki dewasa. ya, dia adalah dokter Dika.

"Silakan masuk Lis, duduk dulu."

"Baik, Dok." Lisa menarik kursi di depannya, kini mereka duduk saling berhadapan.

"Ada apa ya, Dok?" tanya Lisa.

"Gini, Lis. Adik kamu ini sepertinya harus di rawat di luar negri karena, kalau di sini kami belum memiliki alat yang sangat canggi," jelas dokter Dika.

"Apalagi kondisinya ini sangatlah drop, sudah hampir 2 bulan belum ada tanda-tanda dia akan bangun," lanjutnya.

Lisa mengambil nafas dalam-dalam lalu, mengembuskannya

"Tapi, Dok. Saya tidak punya uang untuk membiayayinya. Ini saja tunggakan saya masih sangat banyak." Lisa menuduk, dia tidak tau harus berbuat apa.

"Maafkan saya Lisa karena, tidak bisa membantu banyak. Saya hanya memberi

informasi tentang bagaimana keadaan adik kamu. tapi, jika kamu keberatan tidak apa-apa tapi, kecil kemungkinan Egi bisa bangun kembali." Dokter itu berhenti sebentar

"Tapi, kalau kamu sudah siap biayanya nanti kamu bisa melakukannya. Saya tahu kamu ingin yang terbaik untuk adikmu,"

"Iya, Dok,"

"Hanya itu saja yang akan saya sampaikan lisa. Oh, ya ini resep obat yang harus kamu tebus untuk minggu ini." dokter Dika menyerahkan secarik kertas.

"Baik, Dok. Terima kasih, kalau begitu saya permisi dulu." Lisa beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari tempat itu.

Kini pikirannya kacau balau, apa yang harus dia lakukan. Dia sangat ingin membawa adiknya itu berobat ke luar negri. Tapi apalah daya keadaan lah yang tak memungkin.Tak terasa bulir air mata menetes lolos dari mata indahnya, dia berjalan tak tentu arah.

BRUK

hingga tanpa sadar, Lisa menambar seseorang di hadapannya.

"Maafkan saya tuan"

...****************...

BERSAMBUNG

minta pendapatnya dong kira-kira visualnya siapa ya yang cocok buat pemeran novel ini?😁😂

author belum kepikiran masing menimbang-nimbang🙈

Terpopuler

Comments

Wafa Herni

Wafa Herni

semngt lisa kamu kuat

2022-05-13

0

Siti Fatimah

Siti Fatimah

ceritanya seru banget ngk berbelit2

2021-04-30

0

Ibu Yuni Yuni

Ibu Yuni Yuni

visual lisa nya serem sungkar tuh

2021-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 47
47 48
48 49
49 50
50 51
51 52
52 53
53 54
54 55
55 56
56 57
57 Bab 58
58 59
59 60
60 61
61 62
62 63
63 64
64 65
65 66
66 67
67 68
68 69
69 70
70 71
71 72
72 73
73 74
74 75
75 76
76 77
77 78
78 79
79 80
80 81
81 82
82 83
83 84
84 85
85 86
86 87
87 88
88 89
89 90
90 91
91 92
92 93
93 94
94 95
95 96
96 97
97 98
98 99
99 100
100 101
101 102
102 103
103 104
104 105
105 106
106 107
107 108
108 109
109 110
110 111
111 112
112 113
113 114
114 115
115 116
116 117
117 118
118 119
119 120
120 121
121 122
122 123
123 124
124 125
125 126
126 127
127 128
128 129
129 130
130 -
131 132
132 133
133 134
134 135
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 S2 BAB 1
143 S2 BAB 2
144 S2 BAB 3
145 S2 BAB 4
146 S2 BAB 6
147 S2 BAB 7
148 S2 BAB 8
149 S2 BAB 9
150 S2 BAB 10
151 S2 BAB 11
152 S2 BAB 12
153 S2 BAB 13
154 S2 BAB 14
155 S2 BAB 15
156 Pengumuman.
157 S2 BAB 16
158 S2 BAB 17
159 S2 BAB 18
160 S2 BAB 19
161 S2 BAB 20
162 S2 BAB 21
163 S2 BAB 22
164 S2 BAB 23
165 S2 BAB 24
166 S2 BAB 25
167 S2 BAB 26
168 Pengumuman.
169 S2 BAB 27
170 S2 BAB 28
171 S2 BAB 29
172 S2 BAB 30
173 S2 BAB 31
174 S2 BAB 32
175 S2 BAB 33
176 S2 BAB 34
177 Penjelasan
178 Pengumuman
179 Pengumuman
180 Extra part 1
181 Extra part 2
182 Extra part 3
183 Extra part 4
184 Extra part 5.
185 Extra part 6
186 Extra part 7
187 extra part 8
188 Extra part 9
189 Extra part 10
190 Extra part 11
191 Extra part 12
192 Extra part 13
193 Extra part 14
194 Extra part 15
195 Judul novel Adnan.
196 Pengumuman
Episodes

Updated 196 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
Bab 58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
-
131
132
132
133
133
134
134
135
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
S2 BAB 1
143
S2 BAB 2
144
S2 BAB 3
145
S2 BAB 4
146
S2 BAB 6
147
S2 BAB 7
148
S2 BAB 8
149
S2 BAB 9
150
S2 BAB 10
151
S2 BAB 11
152
S2 BAB 12
153
S2 BAB 13
154
S2 BAB 14
155
S2 BAB 15
156
Pengumuman.
157
S2 BAB 16
158
S2 BAB 17
159
S2 BAB 18
160
S2 BAB 19
161
S2 BAB 20
162
S2 BAB 21
163
S2 BAB 22
164
S2 BAB 23
165
S2 BAB 24
166
S2 BAB 25
167
S2 BAB 26
168
Pengumuman.
169
S2 BAB 27
170
S2 BAB 28
171
S2 BAB 29
172
S2 BAB 30
173
S2 BAB 31
174
S2 BAB 32
175
S2 BAB 33
176
S2 BAB 34
177
Penjelasan
178
Pengumuman
179
Pengumuman
180
Extra part 1
181
Extra part 2
182
Extra part 3
183
Extra part 4
184
Extra part 5.
185
Extra part 6
186
Extra part 7
187
extra part 8
188
Extra part 9
189
Extra part 10
190
Extra part 11
191
Extra part 12
192
Extra part 13
193
Extra part 14
194
Extra part 15
195
Judul novel Adnan.
196
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!