Disebuah rumah megah, seorang wanita dan lelaki paruh baya tengah duduk bersantai di ruang tamu.
"Pah, kok Rendy lama banget ya?" Wanita itu mulai membuka suara setelah menyeruput teh nya.
"Sabar, Mah mungkin jalanan lagi macet," jawab sang suami
Mereka itu Adrian Wijaya Kusuma dan Ratna Wijaya Kusuma. Orang tua dari Rendy Wijaya Kusuma, juga adiknya Dira Wijaya Kusuma.
Rendy, anak pertama mereka adalah seorang lelaki berusia 30tahun, berperawakan tinggi putih ganteng dan pinter. Sudah pernah membina rumah tangga, tapi pernikahannya hanya bertahan 6bulan saja. Karena, istrinya meninggal saat kecelakaan naas satu bulan lalu.
Saat itu Rendy dan istrinya hendak pergi makan malam tapi, naas di perjalanan mobil yang Rendy tumpangi di tabrak oleh bus yang sedang oleng. Hingga kecelakaan itu tak bisa terlekaan.
Sang istri sempat di larikan ke rumah sakit tapi, Allah berkehendak lain. Istrinya meninggal sesaat sampai di rumah sakit, sedangkan Rendy mengalami luka ringan dan mendapatkan perawatan selama seminggu di rumah sakit.
Hingga sampai sekarang Rendy belum sepenuhnya menerima kepergian sang istri, dia lebih sering berdiam diri di kamar dari pada berkumpul bersama keluarga.
Berbeda dengan kakaknya, Dira wanita periang ceria dan hangat. Usianya baru 18tahun, Dira memiliki perawakan cantik, kulit putih, langsing dan tinggi.
Dira kini sedang menempuh pendidikan di belanda mengambil jurusan tata busana, Dira bercita-cita menjadi perancang busana hebat di masa datang nanti.
Dari luar terdengar deru mesin mobil keluarlah dua orang lelaki muda tampan, terlihat raut kelelahan di wajah mereka.
Yap, meraka tak lain Rendy juga asisten sekaligus sahabatnya Rey Adiyanto.
"Rey, lo cepet pulang istrihat sana!" perintah Rendy pada sahabatnya itu.
"Oke, Ren besok jangan lupa ada meeting sama klien penting jam 10 pagi, tuh alarm setel yang bener biar kedengeran," ledek Rey, pasalnya bos nya ini sering hampir telat bangun kalau tidak Rey ingatkan.
"Ya, ya bawel lo udah kaya emak-emak arisan,"
"Ha ha ha, kalau gue emak-emak arisan. Lo juga sama dong, kan kita barengan," timpalnya sambil ketawa terbahak-bahak.
"Sialan, Lo buruan balik sana, atau mau gue potong tuh gaji!" ancam Rendy sambil berlalu ke dalam rumah.
"Woy, santai bro," jawab Rey langsung bergegas masuk mobil, menginjak rem dalam-dalam dan berlalu meninggalkan rumah mewah itu.
Dalam pikiran Rey, engga kebayang kalau gajinya di potong, bisa-bisa dia engga bisa membeli action figur kesukaannya itu.
"Hadeh si bos lagi pms kali, ya" batin Rey.
Sedangkan itu Rendy masuk seraya mengucapkan.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam," jawab kedua orang tuanya.
"Kamu baru pulang, Ren?" tanya bu Ratna
"Iya, Ma. Rendy masuk kamar dulu ya, badan Rendy rasanya remuk banget, seharian banyak kerjaan yang harus Rendy lakukan,"
"Ya udah, sana mandi terus turun ke bawah kita makan malam,"
"Iya, Ma," jawab Rendy bergegas menaiki satu persatu tangga menuju kamarnya di atas,
Sampai di kamar Rendy langsung ke kamar mandi membersihkan badannya yang lengket dengan keringat,
"Ah, lega rasanya." Rendy membaringkan tubuh lelahnya di kasur big size miliknya
matanya menatap langit kamarnya, pikirannya melayang menerawang jauh ke masa dulu.
Masa dimana sang istri masih menemaninya. Mungkin dulu memang Rendy di jodohkan dengan Kayla istrinya, tapi Rendy lama-lama bisa menerima Kayla dengan baik.
Hingga akhirnya kejadian naas itu memisahkan mereka berdua. Rasa tak percaya masih menancap dalam di hatinya, bagaimana semua begitu cepat berlalu.
Masa-masa indah yang singkat dengan sang istri masih terlihat jelas di pikirannya.
"Andai kamu masih di sini, Sayang. Mungkin aku tak sesedih ini tapi, semua sudah takdir tak ada yang bisa melawan kehendak Allah. Semoga kamu bahagia di sana,"
Tak terasa air mata lolos begitu saja di pipi nya. Hingga satu ketukan pintu mampu membuyarkan pikirannya.
"Sebentar" ucapnya sambil bangun dari tempat tidur membukakan pintu.
"Maaf, Tuan muda. Saya di suruh Nyonya untuk memberitahu Tuan muda kalau, makan malam sudah siap" ucap bi Iyah, pembantu rumah ini yang sudah bekerja sebelum Rendy lahir.
"Baik, Bi Terima kasih,"
"Sama-sama, Tuan. Kalau begitu bibi permisi ke bawah dulu."
"Iya, bi," jawab Renndy lalu menutup pintu kamar nya berjalan menuju ruang makan di bawah.
"Selamat malam, mah, pah," sapanya.
"Malam, Boy," jawab sang ayah.
"Boy, gimana rasanya bekerja di kantor papah?."
"Alhamdulilah, pah. Rendy senang 'kok," sahut Rendy sambil menarik kursi dan duduk di sebelah sang ibunda yang sedang mengambilkan makanan.
"Makan yang banyak, badanmu kurus sekali sekarang." ibu Ratna memerhatikan sang anak yang makin hari serasa semakin kurus.
"Ya, mah. Rendy biasa aja 'kok mungkin karena Rendy sering melewatkan makan siang, banyak sekali pekerjaan yang harus Rendy selesaikan akhir-akhir ini!" bantahnya
"Kamu itu selalu aja ada alasan, kamu bisa sakit kalau kaya gini,"
"Sudahlah, mah. Biarkan Rendy makan kalau mamah ngomong terus, kapan Rendy makannya." pak Adrian menyauti ocehan istrinya yang sedari tadi tak berhenti
"Ya, pah. Ayo makan," sahut bu Ratna
Tak terdengar lagi obrolan di antara mereka, hanya dengtingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring menemani suasana makan malam itu.
"Alhamdulillah, Rendy sudah selesai, kalau gitu Rendy masuk kamar dulu ya, mah, pah." pamitnya.
Rendy memang selalu seperti ini, dia sangat sopan pada orang tuanya, saat di jodohkan dulu pun Redy menerima saja karena Rendy yakin pilihan oranh tua adalah yang terbaik
"Ya, Boy" saut papahnya.
Setelah Rendy menghilang dari meja makan, bu Ratna kembali bersuara
"Pah, mamah kasian banget sama Rendy. sekarang dia jadi pendiam, jarang berbicara selain dengan kita dan Rey temannya. kok, mamah takut ya, engga ada yang mau sama Rendy," keluh si istri yang baru selesai dari dapur.
Bu Ratna memang nyonya tapi, dia tak pernah segan-segan mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring. Sedangkan,, Bi Iyah hanya bertugas membersihkan rumah sekali-kali memasak jika nyonya sedang kurang sehat.
"Hus, mamah kalau ngomong suka ngelantur yah, mau gimana lagi mah, namanya orang di tinggal mati pasti sedih. Apalagi mereka di pisahkan pas Rendy udah mulai nerima Kayla,"
"Pah, gimana kalau Rendy mamah carikan istri lagi, gimana menurut papa?"
"Papah 'sih ikut aja, mah. Gimana baiknya tapi, alangkah baiknya jangan sekarang, biarkan Rendy sendiri dulu. Mungkin dengan berjalannya waktu dia bisa sedikit melupakan istrinya,"
"Ya, mamah ngerti. Mamah juga harus cari dulu yang cocok sama Rendy, pah."
Perbincangan malam itu terus berlanjut sampai waktunya tidur, kedua orang tua paruh baya saling mengungkapkan pikirannya masing-masing.
"Ya udah, nanti kita bicarakan sama Rendy, sekarang kita tidur sudah malam, mah." ajak si suami yang langsung memejamkan matanya menuju alam mimpi.
Berharap, semoga putranya itu bisa menerima keputusan kedua orang tuanya.
...****************...
BERSAMBUNG
author minta maaf ya kalau ceritanya kurang menarik🙏
mohon kritik dan sarannya kak🤗
selamat membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Kasiani Winanti
emang seperti itu kyknya alur ceritanya toor
2022-12-01
0
Nurhikma Wati
l
2022-05-30
0
Vina Agustina
nyimak
2021-06-02
0