Arapun kembali kemeja kerjanya sambil memegang dadanya, ternyata atasannya itu orang yang sempat ia kagumi setahun yg lalu,
"duh, bagaimana ini, aku jadi canggung, tidak menyangka akan bertemu dengannya, lelaki tampan yg aku kagumi", hmmmm, baik2 tetap harus profesional dan pura2 saja tidak tahu"
Dan Ara pun mulai mengerjakan tugasnya nya, karena engap arapun membuka maskernya, dan akan memakai nya kalo keluar ,
asisten Teo mendatangi meja kerja Ara setelah keluar ruangan atasannya,
"Ara , boleh tidak aku bertanya?" tanya Teo santai
"silahkan pak, asal berhubungan dg pekerjaan, tidak masalah " Ara tersenyum
Deg, , , dalam hati Leo pun mengagumi "ternyata benar kata pak bos, kacamata tebalnya tidak bisa menutupi kecantikan nya"
Tiba tiba dari belakang, terdengar suara bariton yg sangat menyeramkan, "ehm ehm , apa anda sedang tidak ada pekerjaan asisten Teo, ???""
"emmm maaf pak, saya sedang menanyakan perihal meeting nanti pak"dg senyum kikuknya dalam hati " huh dasar pak bos, belum jadi saja sudah posesif, sayang dong ada pemandangan indah harus dilewatkan begitu saja"
Dan Ara pun menjawab" benar pak sebentar lagi jam 10 ada meeting, "
"baiklah kalo begitu, persiapkan berkas nya, nanti kalo sudah siap kita bersama menuju ruang meeting " jawab Adam dg tegas
"baik pak, saya siapkan sekarang juga, kebetulan setengah jam lagi di mulai," ucap Ara dg tersenyum
" lain kali tidak boleh tersenyum, sebagai sekretarisku kamu harus menunjukkan raut muka yg tegas, agar orang orang tidak meremehkan mu" tegur Adam tegas
"ckkkkk dasar si bos keterlaluan "umpat teo
" baik pak, saya mengerti " ucap Ara
Skippp
Waktu meeting pun di mulai, tegas Adam dg penuh wibawanya memulai acaranya
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Acara selesai dan selanjutnya makan siang,
" Ara mulai sekarang kamu harus ikut saya, kemana saja saya pergi, termasuk makan siang" dg tegas Adam berbicara
" tapi pak, rasanya saya tidak pantas kalo harus ikut bapak makan siang bersama "
ucap Ara dg tegas tetap sopan
"tidak ada penolakan, kamu sekretaris ku, jadi semua kuasa ada di tanganku, "ucap Adam penuh dg penekanan, dalam hati Adam berkata" yes, sedikit demi sedikit kita akan semakin dekat, dan tunggu tanggal mainnya Ara sayang" sambil senyum senyum
"ehm ehm,"", suara deheman memecahkan khayalan Adam" pak , bagaimana, sekarang kita akan ke restoran mana" ucap Teo
"ke tempat biasa saja" ucap Adam
"baik pak mari"Teo
Teo pun membukakan pintu belakang untuk Adam, sementara Ara membuka pintu depan,
"ehm , apa yg kamu lakukan"Adam
"Eh, bukankah bapak menyuruh Saya untuk ikut??"ujar Ara
"kamu duduk di belakang saja" ucap Adam penuh penekanan
"tapi pak, saya rasa tidak pantas" dg canggung Ara menolak
"cepat atau saya hukum"tegur Adam tegas
"eh jangan pak, baik baik, saya sama bapak" ucap Ara takut
""" huh dasar modus si bos, bilang aja cari kesempatan biar bisa berduaan" dalam hati Teo mengumpat sambil curi2 pandang dari kaca spionnya
dalam pikirannya Adam berbicara sendiri "Yes misi pdkt di mulai, tapi tetap harus cool , tidak boleh terlalu terburu2, yg ada kabur nanti, karena dari mata2 yg aku sewa mengatakan, kalo Ara susah sekali di dekati laki2, sungguh gadis idaman, kamu memang berbeda dari gadis2 lain yg mengejar2ku tanpa punya malu, bahkan memamerkan tubuhnya yg jelek itu"
setelah sampai di restoran, Ara kebingungan mencari menu2, karena kebetulan Ara baru pertama kalinya masuk ke restoran bintang lima
"Ara apa yg kamu lakukan, kenapa daftar menunya hanya di bolak balik" tegur Adam
"eemmmm maaf pak, saya baru pertama kali ke restoran mewah seperti ini, jadi saya bingung dg menunya, " sambil senyum malu2
Adam dan Teo tertawa dalam hati" dasar gadis lugu" ah lucu sekali , pasti hari2ku menyenangkan kalo Ara sudah menjadi istriku,
" bolehkah saya pesan nasi saja pak , tapi menu2 di sini gak ada nasinya," ucap Ara malu2
" disini memang restoran ala turkie jadi tidak ada nasi" ujar Teo menjelaskan
" tapi bagaimana bisa kenyang kalo gak ada nasi, saya sudah terbiasa makan nasi" ucap Ara tidak tahu malunya
" kamu pesan sama seperti saya saja, nanti bisa persen meu double" ajak Adam
" baiklah pak, tapi samain saja sama bapak, percuma mau double kalo gak ada nasi tetap tidak kenyang, " hihihi, ucap Ara dg gaya tengil nya,
"eh maaf pak, saya kelepasan bicara" ucap Ara dg sesal, Ara lupa kalo harus menjaga image nya di depan atasan nya
dalam hati Adam berkata" kena kau cantik, sifatmu yg ceplas ceplos mulai terbuka
" tidak masalah, lakukan apa yg biasa kamu lakukan sekarang, tetap jadi diri sendiri" tegur Adam dg tegas
" hmm maaf pak, baik" terimakasih pak , ucap Ara
Skipppp
Selesai makan siang, mereka kembali ke kantor, dan mengerjakan pekerjaan nya, sampai jam pulang tiba, Bagas menunggu Ara di lobi
" hai Ara , bagaimana kabarmu, ayo aku antar pulang, " ajak Bagas
" tidak usah kak, aku sudah pesan ojol, kebetulan aku mau mampir kerumah makan sebentar, laper " dg senyum senyum Ara berkata
" hahaha, Ara Ara, kamu sama seperti dulu, tidak ada jaim jaimnya, tapi aku heran , kemana makanan yg kamu makan, banyak makan tapi badan tetep kurus "ejek Bagas dg senyum menggoda
"ih kak Bagas , apaan c, lagian aku makan juga ada takaran, aku itu harus makan banyak , biar cepat tumbuh" dg gaya tengil ya Ara menjawab
" hahaha, tinggimu itu sudah pas segini" sambil memegang dada nya untuk mengukur tinggi badan Ara"
"ih kak Bagas, aku ini termasuk paling tinggi loh, dari temen temen aku yg di desa, meski belum tinggi seperti model" dg cemberut Ara menjawab
pecah sudah tawa Bagas" iya iya , Ara sudah tinggi, cukup segini saja udah pas, baiklah kalo begitu mari aku antar, kebetulan aku JD lapar juga setelah berbicara dg mu," ajak Bagas
Setelah di pikir2, arapun mau, karena gak enak , dari dulu Ara selalu menolak ajakan Bagas,
Tapi tidak dg sosok lelaki tampan dg wajah tegasnya, sorot matanya yg tajam , sangat menakutkan , dari jauh dia melihat keakraban Ara dg bawahannya " kurang ajar, siapa laki2 itu, Teo selidiki laki2 itu" perintah Adam
"baik pak, apa perlu kita mencegah mereka" ujar Teo
"tidak usah, cukup ikuti saja mereka"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments