Luna dan Laura melepaskan pundak Liam, kemudian Liam melihat Claire dan Zack yang berdiri di depannya,
“Ayo masuk ke dalam dulu, kita bicara di dalam saja,” balas Liam.
Liam membuka pintu kafenya dan menyalakan lampu, kemudian mempersilahkan Claire dan Zack masuk ke dalam. Luna dan Laura berjalan ke belakang bar untuk membuatkan minuman sementara Liam mengajak Claire dan Zack duduk setelah menurunkan kursinya. Setelah duduk, Claire menoleh melihat Luna dan Laura yang sedang sibuk di belakang bar,
“Mereka siapa ?” tanya Claire.
“Luna dan Laura,” jawab Liam singkat.
“Ah Luna...aku sudah dengar dari Grace, dia tunangan James bukan ?” tanya Claire.
“Mantan, lalu kakak kemari mau apa ?” tanya Liam langsung.
Claire terlihat emosional, dia menoleh melihat suaminya yang langsung merangkul pundaknya, kemudian Zack mencondongkan tubuhnya ke depan untuk bicara dengan Liam mewakili Claire.
“Liam, aku dan Claire ingin minta maaf sama kamu, atas perlakuan Grace kepada mu, atas posting video kemarin dan atas kedatangan mama kemari waktu itu, kamu berhak marah dan aku tidak menyalahkan mu karena tidak membayar cicilan rumah mereka karena memang itu sudah bukan kewajiban mu, walau kamu menikah dengan Grace pun itu bukan kewajiban mu, aku tahu kalau kamu hanya membantu, aku dan Claire sudah memutuskan kalau kita yang akan membayar agar tidak di sita, tapi setelah itu mereka harus berusaha sendiri membayarnya, kita kemari ingin mengklarifikasi soal itu,” ujar Zack.
“Hmm begituya, baiklah kak, terima kasih sudah mengatakannya,” balas Liam.
“Harusnya aku yang berterima kasih Liam, aku tidak tahu apa yang di pikirkan adik ku, seharusnya dia bersyukur mendapat kekasih seperti kamu, papa dan mama mendidik kita dengan keras, seharusnya dia tidak seperti itu, aku sama sekali tidak mengerti jalan pikiran nya,” ujar Claire sambil menangis.
“Iya kak, aku mengerti, terima kasih,” balas Liam.
Luna dan Laura datang membawa nampan menghidangkan kopi dan pastry yang baru mereka buat tadi siang. Setelah menaruh cangkir di depan Zack dan Claire, Luna dan Laura langsung duduk mengapit Liam dan melipat tangan di dada. Claire yang melihat keduanya tersenyum,
“Kalian kembar ya ?” tanya nya.
“Iya, kita kembar,” jawab Luna ketus.
“Maaf ya, gara gara Grace pertunangan kamu jadi batal,” ujar Claire kepada Luna.
“Tidak apa apa, aku justru bersyukur bisa lepas dari laki laki buaya penuh ilusi itu dan bersama laki laki yang nyata,” ujar Luna.
“Iya benar, tidak perlu minta maaf kak,” tambah Laura.
“Wah jadi lepas satu dapat dua nih Liam ?” ledek Zack untuk mencairkan suasana yang tegang.
“Haha tidak kak, mereka satu,” jawab Liam sambil memegang kepala Luna dan Laura.
Akhirnya gelak tawa pun memenuhi ruangan kafe yang sepi dan sunyi, mereka mulai mengobrol dengan santai sambil mencicipi pastry yang di buat Laura tanpa menoleh melihat ke belakang.
“Semalam kakak menelpon ku kenapa ?” tanya Liam.
“Oh mama tiba tiba telpon aku malam malam dan minta tolong aku telepon kamu, awalnya aku tidak mengerti apa apa dan memang tidak mau ikut campur karena aku punya keluarga sendiri, aku hanya tahu kamu dan Grace tidak jadi menikah, itu sebabnya aku telepon kamu karena mau tanya ada apa sih sebenarnya selain di suruh mama dan kenapa kalian batal menikah padahal tinggal seminggu lagi. Ternyata suami ku tahu lebih dulu dari ku dan dia cerita semua semalam, benar ga sayang ?” tanya Claire sambil menoleh melihat Zack.
“Benar, aku kepala tim audit dari Dynamic Vision Corp, ketika aku sedang menyelidiki pembukuan rumah sakit Rosemary Grand Hospital, aku mendengar soal James dan Grace, awalnya aku tidak percaya tapi karena penasaran akhirnya aku melihat posting instagram Grace dan semuanya jelas di sana, aku jadi tahu penyebab kalian batal menikah, tapi aku tidak mau membuat istri ku khawatir makanya aku baru beritahu semalam ketika ada huru hara di keluarga Claire,” ujar Zack.
Mendengar nama perusahaan Liam di sebut, Luna dan Laura langsung melirik Liam penuh arti dan tersenyum lebar,
“Oh jadi gitu ya,” balas Liam tersenyum tipis.
“Grace pulang ke rumah papa dan mama semalam, dia bilang hubungannya dengan James berantakan gara gara Liam, kemudian dia mengatakan sesuatu pada papa dan mama yang membuat darah ku mendidih, dia mengatakan kalau Liam adalah CEO sebuah perusahaan raksasa yang menguasai dunia bisnis dan membohongi dia selama ini, dia benar benar sudah kemakan ilusi orang bernama James yang suka pesta pesta itu, omongannya sudah ngaco,” ujar Claire geram.
“Oh gitu ya hahahaha,” balas Liam tertawa.
Liam melirik melihat Luna dan Laura yang terus menatapnya sambil tersenyum lebar dari kiri dan kanan nya. Melihat Liam yang canggung dan hari sudah semakin malam, akhirnya Zack dan Claire berdiri.
“Baiklah, sudah malam, kami pulang dulu ya,” ujar Zack sambil merangkul Claire.
“Sekali lagi maaf ya Liam,” tambah Claire.
“Iya kak, tidak apa apa, hati hati di jalan ya kak Zack, kak Claire,” balas Liam berdiri.
Zack dan Claire berjalan keluar dari kafe di antar oleh Liam, Luna dan Laura. Setelah mereka masuk mobil, melambaikan tangan dan pergi, Liam kembali menutup pintu railing nya. Ketika Liam berbalik, Luna dan Laura berdiri di depannya dan menatap dirinya penuh arti,
“Apa ?” tanya Liam.
“Kak Zack tadi karyawan mu ?” tanya Luna.
“Um...aku tidak tahu hahaha,” jawab Liam.
“Gimana sih, masa tidak tahu,” balas Laura.
“Mana hapal, karyawan ku kan banyak,” balas Liam.
“Ya sudahlah,” balas Luna dan Laura bersamaan.
Kemudian mereka membereskan meja dan menaikkan kembali kursinya, setelah itu mereka mencuci semua cangkir dan piring bersama sama dengan ceria, setelah itu mereka ke atas membawa koper dan tas punggung mereka. Luna dan Laura menarik koper mereka dan membawa tas punggung mereka ke dalam kamar. Liam langsung duduk di sofa dan menghela nafas,
“Haaaah ada ada saja, semoga badai cepat berlalu deh,” ujar nya dalam hati.
“Dling,” sebuah pesan masuk ke dalam smartphone nya, dia melihat layarnya dan matanya membulat, pengirim pesannya adalah Grace, jarinya bergerak dan tanpa membukanya, dia langsung menghapusnya. Tak lama kemudian, “driiing,” teleponnya pun berbunyi, dia melihat nama Grace muncul di layar, Liam langsung menolak panggilannya kemudian memblokir nomor nya dan mematikan smartphone nya.
Dia melemparkan smartphone nya di sofa, tubuhnya terasa lelah dan dia mulai menguap, namun ketika matanya hampir terpejam, tiba tiba Luna duduk di sebelahnya membawa smartphone yang berdering, dia memperlihatkannya pada Liam, tentu saja Liam tahu siapa yang menelpon Luna walau nomornya tidak terdaftar. Luna tidak mengangkat nya dan tak lama kemudian “dling,” sebuah pesan masuk, Luna membuka pesannya, isinya adalah,
“Heh...jangan pikir lo bisa rebut cowo gue seenaknya ya, cepat putus sama Liam atau lo akan terima konsekuensinya, lo bisa balik sama James, gue udah ogah sama dia, gue mau balik sama Liam, jangan halangi gue,”
Luna memberikan smartphonenya pada Liam dan memperlihatkan pesannya, Liam membacanya dan menggelengkan kepalanya, dia langsung menghapus pesannya,
“Udah, ga usah di pikirin,” ujar Liam.
“Lagian kita kan ga pacaran ya, kenapa dia bisa bilang gitu,” ujar Luna.
“Enggak tahu, dia udah kacau, biarin aja, tadi dia juga coba telepon aku,” balas Liam.
“Padahal dia yang selingkuh, sekarang dia bilang kamu masih cowo nya, aneh,” balas Luna bergeser menempelkan pundaknya ke pundak Liam.
“Ga usah di ladenin, mungkin dia sedang mabuk di bar,” balas Liam.
Liam mengangkat tangannya dan merangkul Luna di sebelahnya, kemudian Luna merebahkan kepalanya di dada Liam. Tak lama kemudian, Laura datang duduk di sebelah Liam kemudian langsung mengangkat tangan Liam agar memeluknya.
“Kok ?” tanya Liam.
“Adil kan, lagian dingin hehe,” jawab Laura.
“Iya lah, tidur udah malem,” balas Liam.
“Iya,” balas Luna dan Laura.
Ketiganya pun memejamkan mata sambil saling memeluk dan duduk di sofa yang empuk juga nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments