Chapter 18

Setelah makan pagi, Luna dan Laura masuk ke dalam kamar untuk mandi, Liam membereskan piring piring dan mencucinya, setelah itu dia berjalan turun ke lantai satu kemudian keluar dari ruang staff melihat kafe nya, dia bisa merasakan sesuatu yang berubah, tidak ada lagi hantu Grace dari ingatannya yang berkeliaran di kafe ketika membantu dirinya dengan ceria. Liam tersenyum, masih ada rasa sakit di hatinya namun kali ini perasaan kalau dia sudah bebas dari beban yang di tanggungnya lebih dominan dan menekan rasa sakitnya.

Dia melangkah ke belakang bar, dia mulai menyalakan mesin penggiling kopi. Suara mesin mengisi suasana kafe yang hening namun terasa nyaman untuk Liam. Dia memakai celemek nya dan mengambil beberapa cangkir dari dalam lemari, dia menata nya di meja seakan akan dia akan menghidangkan kopi bagi tamu yang datang. Dia juga menyalakan etalase agar lampu di dalamnya menyala walau kosong. Setelah itu dia menoleh melihat sekitarnya,

“Aaah memang seharusnya seperti ini, tenang dan damai,” gumam nya dalam hati.

Liam mulai sibuk sendiri mengerjakan tugasnya sebagai seorang barista untuk menghabiskan waktu walau kafe dalam kondisi tutup. Namun beberapa saat kemudian, “duk...duk....duk,” suara ketukan di pintu railing mengganggu keheningannya,

“Siapa ?” tanya Liam dalam hati.

“Blak,” tiba tiba pintu ruang staff di buka, Luna dan Laura berlari keluar menghampiri Liam, wajah keduanya nampak panik dan langsung merangkul kedua lengan Liam,

“Kenapa ?” tanya Liam.

“Di depan ada James dan kakak kita, Alex,” jawab Laura.

“Hoo...mau ngapain mereka ?” tanya Liam.

“Tidak tahu, tadi kita lihat dari atas, James membawa bunga dan kakak terlihat marah,” jawab Luna.

“Ok, aku buka pintunya,” balas Liam.

“Jangan,” teriak Luna dan Laura sambil menarik lengan Liam.

Liam berbalik, kedua tangannya naik melepaskan diri dari pelukan Luna dan Laura, kemudian kedua telapaknya mendarat di kepala Luna dan Laura,

“Suatu hari nanti, kita harus menghadapi mereka kan, tidak apa apa, percaya pada ku,” ujar Liam menenangkan keduanya.

“I..iya,” balas Luna dan Laura bersamaan.

Akhirnya ketiganya berjalan ke arah pintu utama kafe, suara ketukan terdengar semakin keras dan terus menerus, “cklung,” Liam membuka pintunya kemudian dia jongkok membuka kunci pintu railing nya, “greeeek,” dia mengangkat pintu railing nya. Di depannya ada seorang pria berambut hitam rapi dan nampak terpelajar, memakai kacamata tipis, memakai jas merah tua bergaris hitam dan dasi merah, menatap dirinya seakan akan sedang mengukur dirinya.

“Ada yang bisa di bantu ?” tanya Liam.

Mata pria itu melirik melihat Luna dan Laura yang berdiri di belakang Liam sambil memegang kaus bagian bawahnya,

“Gue kemari mau jemput dua adik gue, tolong jangan halangi gue,” ujar sang pria.

“Ma..maaf bro, tapi kalo lo ambil tunangan gue, itu ga bener bro,” tambah James yang nampak kecil, bukan fisiknya namun mental nya.

Liam menoleh melihat Luna dan Laura di belakang, kemudian dia tersenyum dan langsung bertanya,

“Kalian mau ikut mereka ?” tanya Liam.

“Enggak, kita ga mau ikut kak Alex pulang,” jawab keduanya bersamaan dengan lantang.

Liam menoleh melihat pria berkacamata di depannya, dia menjulurkan wajahnya dan memegang dagunya seakan akan mengamati wajah pria yang berdiri di depannya, sedangkan mata James melihat Luna yang mengenakan kaus kebesaran, tangannya mengepal dan gemetar, namun ekspresi nya berubah ketika dia melihat ada seorang Luna lagi di belakang Liam,

“Tu..tunggu kak Alex, kenapa Luna ada dua ?” tanya James yang juga bingung.

Alex melepas kacamatanya, dia mengambil sapu tangan dan membersihkan kacamatanya, kemudian memakai nya lagi. Dia tidak menghiraukan pertanyaan James dan langsung menatap Liam dengan tajam,

“Gue mau masuk, tolong minggir, gue mau bicara sama dua adik gue,” ujar Alex sombong.

“Hoo lo ga bisa baca ?” tanya Liam sambil menunjuk tanda di depan tokonya yang bertuliskan “tutup,”

“Lo ga tau siapa gue ya, lo jangan cari perkara sama gue, lo cuman pemilik kafe kan ?” tanya Alex meremehkan.

“Ka..kak, jangan kak, dia bukan seperti yang kita kira...lebih baik kita....”

“Diam kamu, jangan menasihati ku, kamu tidak becus menjaga tunangan mu dan membiarkan dia lari kemari, ke orang yang tunangannya kamu ambil,” teriak Alex membentak James.

James langsung mundur dan menunduk, mawar di tangannya nampak layu selaras dengan sikapnya yang juga menjadi layu. Alex kembali menatap Liam,

“Tolong jangan memperpanjang masalah ini, gue bisa menghancurkan kafe lo dalam sekejap,” ujar Alex mengancam Liam di depannya.

“Haaaah,” Liam menyilangkan tangannya di dada dan menggelengkan kepalanya, dia tetap berdiri tegak di depan pintu, kemudian dia kembali menatap Alex, tapi belum sempat Liam berbicara, Luna dan Laura maju ke depan,

“Kak Alex mending pulang, aku dan Laura di sini karena pilihan kita berdua, jangan ikut campur,” teriak Luna.

“Bener kak, lagian sejak kapan kakak perduli sama kita, tolong jangan ganggu kita,” teriak Laura.

“Hmm lo denger mereka kan ?” tanya Liam sambil tersenyum.

“Lo liat ya, lo bakal habis ama gue,” jawab Alex sambil menunjuk wajah Liam.

“Tap,” Liam menangkap jari telunjuk Alex, kemudian dia menarik tangan Alex dan mendekatkan wajahnya, tangan sebelahnya mengambil smartphone dari celemeknya dan membukanya, dia langsung mengontak Monica dan menyalakan speaker nya.

“Halo ?” sapa Monica.

“Monica, kumpulkan pers dan media, sebar semua skandal di Harris Mining Holding kepada mereka dan ketika mereka jatuh, beli seluruh saham nya, tampung seluruh investor dan rekanan mereka, mari kita hancurkan kerajaan mereka,” ujar Liam di depan wajah Alex.

“Hahaha siap bos, memang hebat CEO kita,” ujar Monica sengaja karena tahu pembicaraan nya menggunakan speaker.

Wajah Alex langsung pucat, kacamatanya menjadi miring, jari telunjuknya yang di genggam oleh Liam menjadi lemas, dengan perlahan dan mulut menganga, dia menoleh melihat Luna dan Laura yang melipat tangan di dada dan tersenyum menang seakan akan mengatakan “rasain lo,” Alex langsung menoleh melihat Liam di depannya,

“Tu...tunggu, kita bisa bicarakan ini,” ujar Alex terbata.

“Maaf, terlambat, seharusnya ketika gue bilang mereka ga mau pulang, lo nurut bukan ngancem gue dan lagipula, suasana hati gue sedang tidak enak banget dari pagi, lo dateng cari gara gara, momen yang pas buat pelampiasan gue,” balas Liam sambil tersenyum dan dengan suara berat.

Kemudian dia melirik melihat James yang berdiri dengan postur tidak jelas di sebelah Alex dan gemetar ketakutan,

“Dan lo, jangan pernah muncul lagi di hadapan gue, Luna dan Laura, proses hukum atas skandal bokap lo sedang berjalan, lo sudah hancur, jadi jangan bikin gue turun tangan menghancurkan lo sampai lo ga bisa berdiri lagi, sekarang pulang dan bersenang senang dengan Grace saja seperti yang dia share di instagram, ngerti,” ujar Liam sambil menatap James dengan tajam.

“I..iya bro, sori bro, gue bener bener minta maaf bro (menoleh melihat Luna) semoga kamu bahagia ya, maafkan aku,” ujar James.

“Ya ya, sudah sana, syuh,” balas Luna sambil mengibaskan tangannya.

“Li..Liam kan, sori, bisa kita bicara baik baik ? tolong jangan bertindak apa apa dulu, jangan hancurkan binis keluarga gue dan kehidupan gue (menoleh melihat Luna dan Laura) Luna, Laura, masa kalian diam saja, keluarga kita di ambang kehancuran,” ujar Alex panik.

“Hah...apa lo bercanda ? gue cuman pemilik kafe, mana bisa gue menghancurkan bisnis keluarga lo,” ujar Liam sambil tersenyum.

“Haha iya benar kak, dia cuman barista, kakak ada ada saja, lagian sejak kapan ya kak ada istilah keluarga kita, buat ku dan Laura, tidak ada tuh istilah keluarga kita,” tambah Luna sambil memegang pundak Liam.

“Hehe bener kak, aku dan Luna kan ga bisa apa apa, beda kan sama kakak yang bisa segalanya dan anak emas nya papa, jadi ya kita diam saja, selamat menikmati,” tambah Laura sambil memegang pundak Liam sebelahnya.

“Nah denger kan kata mereka, sekarang pulang dan jangan banyak bicara lagi,” ujar Liam sekali lagi kepada Alex sambil melepaskan jarinya dan mendorong Alex mundur.

Liam menarik pintu railing nya turun lagi tanpa memberi kesempatan Alex berbicara dan menutup kembali pintunya. Sore harinya, berita tentang pemakaian aset perusahaan untuk kepentingan pribadi dan laporan keuangan yang di sesuaikan, tersebar di surat kabar bisnis, seluruh investor langsung menarik diri, saham mereka turun drastis dalam hitungan menit. Seluruh anak perusahaan mereka melepaskan diri dan menjadi perusahaan independent.

******

Keesokan harinya, siang harinya, Liam melihat berita dan tersenyum sambil duduk di sofa, harga saham Harris Mining Holding mencapai titik terendah dalam semalam. Rapat dewan internal perusahaan memutuskan untuk menonaktifkan dan membekukan jabatan  CEO Gregory Harris dan CFO (Chief Finance Officer) Alex Harris sampai penyelidikan selesai. Seluruh rekening, kartu kredit, tabungan dan aset mereka di bekukan untuk di audit mulai dari pemasukan sampai pengeluaran dan semuanya di tampilkan di koran, website dan blog khusus berita seluruh negeri karena perusahaan mereka cukup besar dan terkenal memonopoli hasil tambang.

Nama Gregory dan Alex mendadak terkenal seantero negeri sebagai pengusaha korup walau hasil penyelidikan belum muncul. Luna dan Laura duduk di sebelah kanan dan kiri Liam, mereka melihat berita di smartphone Liam, kemudian Liam menoleh melihat keduanya yang tersenyum lebar,

“Kalian tidak sedih ?” tanya Liam.

“Tentu saja tidak, papa dan kakak harus mendapat ganjaran yang setimpal,” jawab Luna.

“Sekarang mereka tidak bisa tampil prestige lagi dan nama mereka hancur hehe,” tambah Laura.

“Bukankah mereka keluarga kalian,” ujar Liam.

Luna dan Laura langsung menoleh melihat Liam di tengah dengan wajah serius sampai membuat Liam sedikit grogi,

“Aku sudah cerita kemarin kan, bagaimana perlakukan mereka terhadap kami,” ujar Laura.

“Iya, ingat kan, di kantor mu Laura cerita semua nya,” tambah Luna.

“Iya aku ingat, hanya memastikan saja haha,” balas Liam.

“Uuuuh dasar,” ujar Luna dan Laura yang memukuli lengan Liam.

“Haha ampun,” balas Liam.

Tiba tiba, “driiing,” telepon pun berbunyi, Liam melihat layarnya dan langsung mengangkat nya,

“Bos, mereka hancur dalam sehari hahaha,” ujar Monica.

“Iya, aku tahu, kita tunggu hasil penyelidikan dulu,” ujar Liam.

“Benar, setelah itu mereka pasti membuka penawaran untuk menjual seluruh aset mereka dan di saat itulah kita masuk,” ujar Monica.

“Iya benar, kamu tolong atur ya,” balas Liam.

“Tidak masalah, oh satu lagi bos,” ujar Monica.

“Ada apa ?” tanya Liam.

“Direktur utama rumah sakit Brandon William, minta waktu anda untuk bertemu anda karena dia ingin meminta maaf kepada anda secara langsung atas ulah anaknya dan meminta kita menghentikan penyelidikan nya, dia menelpon kita kemarin setelah mendengar skandal Harris Mining Holding yang tersebar luas melalui media, gimana bos ? anda bersedia ?” tanya Monica.

“Hmm...minta maaf atas ulah anaknya hahaha, buang buang waktu saja, lagipula semua ini bukan masalah soal anak nya saja kan, ini masalah keadilan, jadi...tidak perlu bicara apa apa lagi dan bilang saja aku tidak bersedia bertemu, biarkan proses berjalan,” ujar Liam.

“Sip, sudah ku duga kamu pasti jawab begitu Liam hahaha,” balas Monica.

“Kalau sudah tahu kenapa nanya ?” tanya Liam.

“Ya kali aja kamu mau bernegosiasi, tapi kalau di pikir pikir lagi apa yang mau di negosiasi, tidak ada,” jawab Monica.

“Iya benar, tidak ada, sekarang kita tunggu saja hasil penyelidikan nya,” balas Liam.

“Siap bos,” balas Monica.

Telepon pun di tutup, Liam menaruh kembali smartphone nya di meja, dia menoleh melihat Luna dan Laura yang duduk menempel kepada dirinya,

“Kita mau ngapain nih ?” tanya Liam.

“Diem aja di rumah,” jawab Luna.

“Bikin pastry yuk di bawah, mumpung belum buka kan, kita coba coba dulu, mana yang mau di jual di kafe.

“Nah ide bagus, yuk ke bawah,” balas Liam berdiri.

“Ok yuk,” balas Luna dan Laura berdiri.

Ketiganya berlari menuruni tangga menuju lantai satu dengan ceria untuk bereksperimen membuat pastry sendiri yang kemudian akan mereka jual di kafe.

Terpopuler

Comments

雅那

雅那

ɯαԋ ʂҽɾυ ʂҽɾυ....
αყσ ƚɾιρʅҽ ʅ ʅαɳʝυƚƙαɳ...

2025-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!