Chapter 13

Malamnya, ketika mereka pulang menggunakan mobil limosine milik Liam dan sudah sampai ke apartemen milik Luna dan Laura, tiba tiba Hardy menghentikan mobilnya, Liam yang kaget langsung maju dan naik ke atas tempat duduk tepat di antara Luna dan Laura,

“Ada apa Hardy ?” tanya Liam.

“Ada mobil sedan mewah yang berhenti di depan apartemen tuan dan ada pria yang berdiri di depannya sedang menelpon,” jawab Hardy.

Liam memicingkan matanya, dia melihat James sedang bersandar di pintu mobilnya dan menelpon seseorang. “Driiiing,” Liam menoleh melihat smartphone yang di pegang Laura berdering di sebelahnya, telepon itu sebenarnya adalah telepon Luna yang ikut mereka tukar ketika mereka bertukar tempat.

“Gimana nih ?” tanya Laura.

“Angkat saja, kita buat kejutan buat dia,” jawab Liam tersenyum.

Laura menoleh melihat Luna yang mengangguk, kemudian dia menekan tombolnya di layar dan meletakkan smartphone nya di telinga,

“Hei, kamu kemana ? kenapa ga pulang ?” tanya James langsung.

Laura terdiam, dia melirik melihat Liam kemudian melirik melihat Luna tanpa berani menjawab, kemudian,

“Jawab Luna, aku ada di depan apartemen yang kamu katakan sekarang,” tambah James.

“Mau apa kamu ? pertunangan kita sudah di batalkan, jangan ganggu aku,” balas Laura.

“Tidak...aku tidak mau di batalkan, ayah mu yang membatalkan sepihak, aku mencintai mu Luna,” ujar James.

“Kamu ? kamu mencintai ku ? maaf, aku sudah tidak lagi mencintai mu (melihat tulisan di layar smartphone Liam) aku sudah mencintai orang lain,” ujar Laura dengan wajah bingung.

Dia melirik melihat Luna yang tersenyum senyum sendiri kemudian melihat Liam yang tersenyum dan mengangguk sambil memegang smartphone nya.

“A..apa ? kamu mencintai siapa ? kamu milik ku, cepat keluar, kita harus pergi dari kota ini,” teriak James.

Laura menutup smartphonenya dengan tangan kemudian menatap Liam dan Luna dengan wajah ketakutan, Liam mengangguk, kemudian dia membuka pintu mobilnya, Luna menyambar smartphone yang di pegang oleh Laura. James nampak menoleh melihat Liam yang turun dari mobil sambil menggandeng Luna yang mengenakan gaun merah nan indah.

Wajah James langsung nampak pucat melihat Liam yang memakai jas hitam bergaris dan Luna yang sangat cantik mengenakan gaun dengan smartphone di telinga, keluar dari mobil limosine. Dia terlihat menurunkan smartphone nya dan mematikannya, Liam merangkul pinggang Luna kemudian maju mendekat ke arah James yang berdiri mematung tepat di sebelah mobilnya.

“Sudah lihat ? aku sekarang sudah bersama dia,” ujar Luna sambil merangkul lengan Liam.

James membuka mulutnya namun dia langsung menutupnya lagi seperti ikan mas yang sedang mengambil nafas, dia melayangkan pandangannya kepada Liam dan ketika melihat wajah Liam, muncul senyum sinis di wajahnya,

“Liam ? elo Liam ? hahahaha...apa ini...cosplay ? berpura pura jadi orang kaya agar calon istri gue jatuh ke tangan lo ? barista jangan belagu, lo ga tau kan siapa calon istri gue sebenarnya, dia beda kasta ama lo tau ga ?” tanya James sinis.

“Begitu menurut lo, James, lo itu cuman anak dari direktur utama rumah sakit Rosemary General Hospital dan yang sebentar lagi di pecat, benar kan,” ujar Liam.

“A..apa ? lo tahu pekerjaan papa gue ?” tanya James pucat.

“Hoo apa yang kamu katakan rupanya benar sayang,” tambah Luna.

“Ya, dia ada di sini sekarang pasti karena dia sudah dengar dari ayahnya kalau proses hukum tentang korupsi dana rumah sakit, perusahaan fiktif yang menipu banyak orang dan kekayaan yang di dirikan di atas lumpur sedang berjalan, itu sebabnya dia mengajak kamu lari dari kota ini kan,” ujar Liam.

“A..apa ? lo tahu darimana soal itu ?” tanya James terbata.

Liam melepaskan pinggang Luna kemudian melangkah maju mendekati James yang bersandar di mobilnya,

“Tentu saja tahu, seperti yang gue bilang, rumah sakit itu milik gue dan ayah lo berdansa di telapak tangan gue selama ini, gue tahu semua tentang ayah lo dan elo, makanya gue biarinin lo bawa tunangan gue, silahkan menikmati, sebentar lagi lo ga punya apa apa,” ujar Liam sambil mendekatkan wajahnya ke wajah James.

“Lo yang punya rumah sakit itu ? ti..tidak mungkin, gue ga percaya, jangan bohong lo,” teriak James.

Dengan tenang, Liam membuka smartphone nya, jarinya menggeser geser layar smartphone membuka dokumen, dia memperlihatkan layar smartphone nya ke wajah James. Dokumen itu menuliskan kalau rumah sakit bernama Rosemary General Hospital, berada di dalam naungan Dynamic Vision Corporation. Jari Liam kembali menggeser layarnya dan menampilkan dokumen profil perusahaan Dynamic Vision Corporation dengan CEO Liam Vargas yang tulisannya di pertebal dan di garis bawahi.

Warna di wajah James menghilang sehingga dia nampak jauh lebih pucat dari sebelumnya, kakinya lemas dan dia langsung jatuh terduduk bersandar di mobilnya, ketakutan nampak di matanya dan mulutnya menganga seakan akan dia tidak bisa bernafas, dia tahu persis kalau dokumen yang di tunjukkan Liam adalah dokumen asli dan sah. Liam langsung jongkok di depan nya dan menjepit kedua pipi James dengan kedua jarinya,

“Sudah paham ? sebenarnya gue bisa saja menghancurkan lo dalam sekejap tanpa bantuan hukum dan rapi, tapi lebih seru kalau pakai hukum kan, walau prosesnya lama, semua legal dan jelas, mungkin lo ga akan di penjara tapi sudah jelas harta lo akan habis, reputasi hancur dan sulit untuk bangkit lagi seumur hidup,” ujar Liam tersenyum sinis.

“Ma..maaf bro, gue mengaku salah, tolong cabut tuntutan lo, keluarga gue bisa hancur kalau seperti ini, tolong bro, jangan seperti ini, gue akan meninggalkan Grace dan tidak akan menghubungi nya lagi, tolong bro,” ujar James dengan suara gemetar.

Mendengar ucapan James, Liam tersenyum getir, dia sudah tahu kalau Grace hanyalah piala bergilir bagi James dan dia tidak mencintai Grace sama sekali, tapi Liam tidak merasakan apa apa di hatinya mendengar ucapan James,

“Hah...lo udah ambil dia kan, sekarang tanggung jawab, bukankah empat hari kemarin lo berdua sibuk pamer sedang di kapal pesiar, hotel mewah, restoran mahal, liburan di pulau tropis, beli apartemen mewah di instagram, sampe ga kuliah ? pake share ke gue lagi, sekarang silahkan nikmati saja dan apa yang sudah di ambil jangan di kembalikan, ga sopan itu namanya, lo udah memilih dia kan, pake sepuasnya,” ujar Liam tersenyum sinis dan dengan suara yang berat tanda dia sudah sangat geram melihat James yang tidak tahu malu.

“Sudah yuk sayang, kita pulang,” ajak Luna sambil memegang pundak Liam tanpa melihat James sedikit pun.

“Lu...Luna, maafkan aku...ki...kita harus pergi dari sini...ayah mu terlibat dan aku mencintai mu, aku berbuat kesalahan, aku janji aku tidak akan mengulangi nya lagi,” ujar James.

“Hahahaha tidak terima kasih dan aku tidak mencintai mu, sayang ku Liam sudah menjamin ku, buat apa aku ikut kamu yang hanya bisa janji, omong besar dan sok kaya, kamu hidup dalam ilusi dan sayang ku Liam hidup dalam kenyataan, tentu saja aku pilih kenyataan, itu kebenaran nya, lagipula empat hari belakangan ini kamu sibuk sekali kan...oh bukan kamu, tapi kalian, sekarang silahkan kalian nikmati sisa sisa waktu kalian sebelum jatuh,” balas Luna ketus dan dingin.

Liam berdiri dan mengibaskan jas nya, kemudian dia berbalik dan merangkul pinggang Luna yang juga membalas merangkul pinggang Liam. James terduduk dan menunduk bersandar di tepi mobil kebanggaannya sambil mengelus rambutnya. Kenyataan langsung menekan dirinya sampai membuat dirinya menjadi sangat lemah untuk bergerak. Liam dan Luna kembali masuk ke dalam. Begitu masuk, Laura langsung mengangkat kedua ibu jarinya dan tersenyum lebar,

“Hebat...mantap,” ujar Laura.

“Hehe rasain, biarin aja pikirannya yang kebanyakan ngayal jadi berantakan dan mau ga mau menerima kebenaran,” balas Luna.

“Yap, biarkan saja dia di sana, tapi malam ini sebaiknya kalian berdua ikut ke kafe ku dan menginap di tempat ku demi keamanan, kita tidak tahu apa yang akan dia lakukan kepada kalian berdua, kalau kalian sendirian di apartemen kalian,” ujar Liam.

“Iya, makasih ya Liam,” balas Luna.

“Makasih Liam,” balas Laura.

“Sama sama, semua masih jauh dari kata selesai, saat ini kita jangan lega dulu, ini baru permulaan,” ujar Liam.

“Iya, kami mengerti,” jawab Luna dan Laura bersamaan.

“Sudah tuan ?” tanya Hardy.

“Sudah Hardy, langsung ke kafe ku,” jawab Liam.

“Baik tuan,” balas Hardy.

Mobil pun berjalan menuju kafe milik Liam yang hanya berada di ujung jalan meninggalkan James yang masih terduduk bersandar di mobilnya. Tiba tiba Laura memecah keheningan,

“Eh aku posting video kalian yang sedang beraksi tadi di instagram boleh tidak ?” tanya Laura.

“Jangan,” teriak Liam dan Luna bersamaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!