Suasana dalam kelas masih riuh membicarakan kejadian yang baru saja terjadi. Hingga suara ketukan dari arah pintu membuat mereka hening seketika.
Tok tok tok
Ceklek (Suara pintu terbuka).
Seorang guru masuk di ikuti siswi yang ada di belakangnya.
"Anak anak, hari ini kita kedatangan teman baru." Ucap Guru tersebut kemudian mempersilahkan Rena untuk memperkenalkan diri.
"Wooow.... " Seru para murid bersamaan saat melihat wajah Rena yang cantik.
"Perkenalkan dirimu !" Titah sangat Guru.
"Perkenalkan, namaku Raehana Atmajaya Lion. biasa di panggil Rena." Ucap Rena seadanya.
"Apa hobimu ?!" Tanya Guru tersebut.
Pertanyaan itu membuat Rena sedikit kebingungan.
"Emm ? hobiku.. membaca dan olahraga !" Jawabnya dengan senyum yang sedikit di paksa.
Rangga yang sedari tadi memainkan ponselnya tidak begitu peduli, untuk sesaat ia mengangkat wajahnya dan menatap murid yang membuat temannya sedari tadi menyikutnya untuk melihat gadis tersebut.
("Hey.. dia.. bukankah gadis yang menabrak mobilku pagi tadi ?! hmmm... jadi namanya Rena, cantik juga !" ) Batinnya, sambil terus menatap Rena tanpa mengedipkan matanya sedetikpun.
Di sisi lain ada Monica.Sahabat kecil Rangga yang kerjanya hanya selalu memperhatikan Rangga dan menempel padanya.
Gadis itu melihat ekspresi Rangga yang tak biasa dan terus memperhatikan Rena dengan senyum, membuatnya terlihat kesal karna cemburu.
Selama ini Rangga bukan tidak mengetahui kalau Monica sebenarnya menyukainya, hanya saja dia pura-pura tidak tahu dan tidak peduli dengan semua itu.p
"Baiklah Rena, silahkan kamu duduk di kursi kosong yang ada di sebelah sana." Titah Guru tersebut sambil mengarahkan tangannya pada sebuah bangku kosong yang satu-satunya ada di ruangan tersebut.
Rena membungkuk dan segera melangkahkan kakinya menuju kursi yg sudah di sediakan.Dan pelajaran pertama pun dimulai.
Beberapa menit kemudian suara ketukan pintu kembali terdengar.
tok tok tok
Guru dan semua murid yang ada di ruangan tersebut menatap ke arah pintu yang baru saja terbuka, dan menampilkan sosok wanita berbadan gemuk berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut
"Rangga.. ! Ikut saya ke kantor..!" Ucap wanita itu yang tidak lain adalah Ms.Rika. Ia menatap Rangga dengan tatapan yang tajam.
"Tapi Bu..!"Ucap Rangga.
Ms.Rika yang sudah terlihat kesal berjalan dengan cepat menghampiri Rangga yang enggan berdiri dari tempat duduknya.
Dengan gemas ia menarik daun telinga Rangga dan menyeretnya keluar dari ruangan tersebut. Rena yang melihatnya akhirnya menyadari kalau dirinya ternyata berada di kelas yang sama dengan pria menyebalkan itu.
"Rangga, apa kamu menaruh sesuatu pada kopi Pak Jon ?!" Tanya Ms.Rika.
"Tidak ada Bu !? memangnya ada apa ?"Jawab Rangga menyangkal perbuatannya.
"Apa kamu yakin Rangga ?!" Tanya Ms.Rika sekali lagi.
"Bu, saya sudah mengatakan yang sebenarnya. Lagipula buat apa saya berbohong ?"
"Sepertinya kamu memang benar-benar minta di hukum ya Rangga ! apa kamu pikir saya memanggilmu kemari hanya untuk menanyakan kau berbohong atau tidak ?!" Ucap Ms.Rika dengan suara kian meninggi.
Rangga yang mendengarnya sama sekali tidak peduli dengan atensi Kepsek tersebut.
"Apa kau tahu perbuatanmu ini benar-benar sangat memalukan Rangga, dan saya akan pastikan untuk melaporkannya pada orang tuamu !" Ucap Ms.Rika mengancam.
"Bu, saya tidak bersalah." Ucap Rangga merasa kesal.
"Saya tahu kamu berbohong Rangga. Lagipula ada seorang siswi yang menjadi saksi atas perbuatanmu."
Rangga yang mendengarnya mendesis kesal tak percaya bahwa ada yang melihat perbuatannya.
"Siapa ?" Tanyanya ingin tahu.
"Raehana, dia sudah bersaksi atas perbuatan buruk yang kau lakukan."
"Raehana, maksud Ibu murid pindahan itu ?" Tanya Rangga memastikan.
Ms.Rika menganggukkan kepalanya pelan.
"Dia pasti berbohong Bu ! saya tidak mungkin melakukan hal itu pada Pak Jon." Ucap Rangga masih membela diri.
Melihat sikap Rangga yang tidak ada niat untuk mengakui perbuatannya, Ms.Rika hanya bisa menghela nafasnya kasar sembari menggelengkan kepalanya merasa prihatin dengan kelakuan Rangga yang tidak pernah mau berubah.
Ini bukan kali pertama Rangga membuat masalah di sekolah. Tiga hari yang lalu dia juga kedapatan merokok di balkon.
"Rangga, tanpa kesaksian Rena saya juga tetap akan tahu. Tadi saya sudah memeriksa rekaman Cctv yang berada dekat pos jaga. Apa kau masih juga belum mau mengakuinya ?"
Sedikit lama Rangga terdiam, ia kembali mendesis kesal.
"Maaf Bu, sebenarnya saya hanya bercanda !" Ucapnya dengan senyum yang di paksakan.
Ms.Rika yang tidak tahan lagi merasa geram dan kembali menarik daun telinga Rangga dengan gemas,kali ini dia benar-benar melampiaskan kekesalannya.
"Kamu ya, anak nakal.. kapan kamu akan berubah huh ?!" Tanya Ms.Rika masih terus memutar daun telinga Rangga.
"Kali ini Ibu benar-benar tidak akan mengampunimu. Setiap pulang sekolah kamu harus membersihkan semua toilet yg ada di sekolah ini selama satu minggu. Dan ingat, kejadian ini pasti akan Ibu laporkan pada orang tuamu !!" Tegas Ms.Rika.
Sebenarnya Ms.Rika tidak begitu berani menyindir keluarga Aberald, di karenakan keluarga itu adalah salah satu penyokong terbesar dalam membangun sekolah tersebut.
"Bu.. tolong maafkan saya, kali ini saya berjanji akan berubah, tapi jangan suruh saya membersihkan toilet dong Bu !" Ucap Rangga mencoba memohon.
"Kamu pilih mana, bersihkan toilet selama seminggu atau kamu bersihkan seluruh halaman sekolah selama seminggu." Ancam Ms.Rika membuat pilihan.
"Tambah banyak dong ! Bu.. maaf ya Bu.. saya janji tidak akan terlambat lagi dan tidak akan membuat ulah lagi !"Ucap Rangga terus memohon.
"Itu bagus, Ibu pegang janji kamu." Sambil bersedekap.
"Jadi hukumannya bisa di batalkan kan Bu ?!" Tanya Rangga dengan mata berbinar penuh harap.
"Tidak, kau tetap harus menjalani hukumanmu." Tegas Ms.Rika kemudian pergi meninggalkan Rangga yg masih berlutut.
"(Sial !! ini semua karna gadis itu, kalau saja dia tidak menabrak mobilku, aku tidak akan mungkin terlambat dan kejadian yang seperti ini tidak akan pernah terjadi. Dia harus diberi pelajaran !)" Batinnya mengumpat kesal.
Sejak hari itu Rangga mengibarkan bendera perangnya pada Rena.
...~•~...
Rangga Aberald adalah putra dari pasangan John Aberald dan Mariah Chou pemilik salah satu hotel ternama di kota itu "JA Group" adalah nama dari perusahan yang berdiri sejak lama dan turun temurun di wariskan kepada keluarga Aberald.
Pada dasarnya Rangga adalah seorang remaja yang cukup pintar di sekolahnya, hanya saja ia sangat sulit untuk di atur.
Sebenarnya walaupun Rangga adalah satu-satunya penerus di keluarga Aberald, ia tidak pernah benar-benar mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya di sebabkan keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Sejak kecil Rangga lebih banyak menghabiskan waktu bersama pembantu yang mengasuhnya dari pada bersama orang tuanya,hingga ia tumbuh menjadi remaja yang nakal dan susah di atur.
•••
Sebulan telah berlalu sejak Rena masuk di sekolah menengah tersebut. Dan kini ia telah memiliki dua orang teman yang selalu setia menemaninya.
"Ren.. ke kantin yuk ?." Ajak tika dan Anggi. Dua gadis yang kini menjalin persahabatan dengan Rena.
"Mm.. okay !" Jawab Rena.
Mereka bertiga keluar dari dalam kelas dan berjalan melewati beberapa koridor sekolah hingga tidak sengaja kaki Rena tersandung oleh kaki seseorang.
Bruuuukh..
Suara itu membuat perhatian beberapa siswa yang ada di tempat kejadian tersebut tertuju pada Rena yang kini jatuh tersungkur di atas lantai.
Rangga yang memicu kejadian tersebut sontak tertawa dengan sangat keras bersama kedua sahabatnya dan di susul dengan siswa yang lainnya.
Sedangkan Monica yang juga berada di tempat tersebut hanya bisa melihat kelakuan Rangga dan tersenyum puas bersama ketiga sahabatnya.
Rena mengepalkan kedua tangannya dan segera berdiri menatap Rangga dengan kesal.
"Kamu !" Ucap Rena menggeretakkan giginya sambil menunjuk ke arah Rangga.
Hahahaaa..
"Makanya kalau jalan hati-hati ! pakai mata, bukan dengkul." Ucap Rangga mengejek.
"Sakit ya..? kasihan..!" Imbuhnya dengan wajah mengejek.
Rena sangat ingin membalas perbuatan Rangga tersebut, namun Tika dan Anggi segera menariknya pergi meninggalkan tempat tersebut.
Kantin Sekolah.
"Kamu tidak apa-apa kan ?" Tanya Anggi.
"Iya, tidak apa-apa !"Jawab Rena dengan senyum yang dipaksa.
"Ya sudah,kalian mau makan apa ? biar aku yang pesan." Tanya Anggi.
"Aku bakso, kalau kamu Tik ?" Tanya Rena.
"Sama, aku juga."Jawab Tika dengan senyum.
"Mas.. bakso empat ya.. !!" Seru Rangga yang masih terkekeh bersama teman-temannya kemudian berjalan dan ikut bergabung bersama monica.
Rena yang masih menyimpan dendam terhadap Rangga, hanya bisa menatap pria itu dengan kesal. Namun kemudian ia terpikirkan sebuah ide yang menyenangkan.
"Mm Gi, kamu duduk saja, kali ini biar aku yang teraktir."Ucap Rena sembari mencekal tangan Anggi.
"Emm kamu yakin Ren ? kaki kamu serius tidak kenapa-kenapa ?" Tanya Anggi yang masih terlihat khawatir.
Rena dengan senyum mengangguk mengiyakan.
"Tenang saja, aku benar tidak apa-apa kok !" Ucapnya mencoba meyakinkan.
"Okay kalian tunggu disini sebentar." Imbuhnya dan berdiri dari kursinya kemudian melangkah pergi.
"Mas, bakso tiga.!"Ucap Rena berdiri di depan meja kasir.
"Okay..!"
"Emm.. yang punya Rangga sudah di ambil belum ?!" Tanya Rena.
"Belum, ini baru disiapkan"
"Oh, kalau begitu biar saya saja yang mengantarkan nya, mas buat saja pesanan saya yang tadi."Ucap Rena.
"Owh.. ok !!"
Sebelum membawa nampan, Rena dengan sengaja membuka satu kancing seragamnya dan menaikkan sedikit roknya hingga memperlihatkan pahanya yang mulus.
Tidak ada yang bisa memungkiri kalau Rena memang cantik, bahkan sejak pertama ia masuk sekolah teman-teman Monica secara gamblang mengatakan bahwa Rena adalah saingan terbaru Monica di sekolah ini.
Ia berjalan dengan gaya dan pesonanya yang memukau semua mata yang melihatnya. Selain cantik ia juga memiliki tubuh yang ideal dengan lekuk tubuhnya yang terbilang sempurna.
Semua mata tertuju pada Rena yang terus berjalan dengan gemulai membawa nampan mendekati meja tempat dimana Rangga dan teman-temannya duduk.
Dicky, salah satu sahabat Rangga bahkan hanya bisa menganga saat melihat Rena semakin dekat berjalan ke arah mereka.
Sesampainya, ia meletakkan nampan dan mulai membagikan pesanan mereka satu persatu, hingga terakhir ia meletakkan mangkuk yang berisi bakso tersebut tepat di depan Rangga.
"Apa sekarang dia belajar menjadi seorang pelayan ?!" Ucap salah satu teman Monica dengan suara pelan.
Monica yang menatap tajam ke arah Rena hanya bisa tersenyum sinis setelah mendengar ucapan sahabatnya.
"Ini spesial untukmu." Ucap Rena sembari duduk di pangkuan Rangga tanpa permisi dan melingkarkan lengannya di pundak pria tersebut.
Rangga yang mendapat perlakuan tersebut merasa terkejut menatap Rena dalam diam.
"Mengapa kau melihatku seperti itu ?" Tanya Rena dengan manja sembari mempermainkan kerah seragam milik Rangga.
"Ada apa denganmu ?" Tanya Rangga masih tidak mengerti dengan perubahan sikap Rena yang tiba-tiba.
"Tidak ada, sebenarnya aku hanya ingin meminta maaf padamu. Maaf karna selama ini aku selalu membuatmu kesal." Jawab Rena menunduk memasang wajah penuh penyesalan.
"Ti-tidak sebenarnya aku juga bersalah, aku sering mempermainkanmu." Jawab Rangga gugup, sikap Rena yang tiba-tiba manis seperti ini membuatnya sedikit takut.
Monica yang sedari tadi melihat aksi Rena yang seperti itu diam-diam mengepalkan kedua tangannya karna merasa kesal.
"Ya sudah, kalau begitu selamat menikmati." Ucap Rena menatap semua yang ada di meja tersebut kemudian menatap Rangga dengan senyuman manisnya.
Rangga hanya bisa mengangguk dan membalas senyuman Rena. Hingga akhirnya Rena beranjak berdiri dari pangkuannya dan berjalan pergi.
Kedua sahabat Rena yang juga sedari tadi menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa menganga karna merasa terkejut dengan sikap Rena yang tiba-tiba manis di depan Rangga.
"Apa yang di lakukan anak itu ?" Tanya Tika pada Anggi.
"Entah.. aku juga tidak tahu, mari kita tanyakan nanti."
Tika akhirnya mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
🦄Olong Long
uwwww... suka 😍
2020-10-10
2
🦄Olong Long
Aku mampir lagiii kak... 🤗🤗🤗 ditunggu kelanjutannya 💃💃💃💃
salam dari BUKAN SUAMI IMPIAN 🤗
2020-10-10
1