Rangga baru saja tiba dan segera menepikan mobilnya di pinggir jalan dekat dari gedung sekolahnya. Ia bergegas keluar dan berlari mendekati pintu gerbang yang hampir tertutup.
"Pak Jon tunggu.. !" Serunya.
Namun sia-sia, satpam yang biasa di panggil Jonathan tidak memperdulikannya dan menutup pintu gerbang dengan rapat.
"Kamu lagi.. kamu lagi.. tiap hari kamu terus terlambat, apa saja yang kamu lakukan di rumah ?!" Seru Jonathan sembari menggelengkan kepalanya pelan.
"Maaf Pak, tadi ada kecelakaan sedikit di jalan, jadi saya terlambat." Ucap Rangga mencoba menjelaskan.
"Aaah.. kamu itu selalu saja membuat alasan !"
"Ya sudah, kalau aku kasih ini mau tidak ?!" Tanya Rangga sambil mengeluarkan selembar uang kertas merah dari dompetnya.
Jonathan yg memang sudah kenal dekat dengan Rangga segera tersenyum dan berjalan mendekat ke arahnya.
Baru saja ia ingin meraih uang tersebut, namun tiba tiba Ms.Rika yang menjabat sebagai Kepala sekolah datang menghampiri keduanya.
"Ekhemm ekhemm.. apa itu ?!" Tanya Ms.Rika sengaja mengeraskan suaranya.
Jonathan yang mendengarnya sontak kaget dan berbalik menatap Ms.Rika yang sudah berdiri di belakangnya.
"Eh... Bu Rika ! pagi Bu.. ?!" Sapanya dengan tawa yang di paksakan.
"Kamu ya Rangga, tiap hari terlambat dan sekarang sudah pintar main sogok ?!" Ucap Ms.Rika sambil melotot ke arah Rangga.
"Eh tidak Bu, Ibu salah paham, sebenarnya saya cuman mau meminjamkan Pak Jon uang, katanya beliau lagi butuh !" Ucap Rangga berbohong.
"Apa benar begitu Pak Jon ?!" Tanya Ms.Rika menatap tegas ke arah pria yang bertugas sebagai satpam sekolah tersebut.
"Iya Bu ! Saya memang lagi butuh uang." Jawab Pak Jon terpaksa mengikuti alur sandiwara yang dibuat Rangga.
"Ya sudah, tapi awas ya, kalau Rangga sampai di biarkan masuk lagi, saya akan potong gaji Bapak !" Tegas Ms.Rika mengancam.
"Baik Bu !"Ucap Jonathan sembari menunduk patuh.
Akhirnya Ms.Rika pergi meninggalkan mereka berdua.
"Jadi bagaimana Pak Jon ?" Tanya Rangga kembali.
"Maaf ya, kali ini Bapak tidak bisa membantu, Bapak takut sama Bu Kepsek, bagaimana jika gaji Bapak di potong ?!" Jawab Jonathan dengan nada bersalah.
"Yaaah Bapaak.. !"
Jonathan segera kembali ke pos jaganya. Selang beberapa waktu sambil terus memikirkan cara, tiba tiba seorang sales obat dan minuman herbal yang memang sering lewat di depan gedung sekolah tersebut.
Wanita yang usianya sedikit lebih muda dari Jonathan itu telah menjadi idaman Jonathan sejak dulu.
"Jus sayurnya dek ?!" Tanya wanita tersebut seraya mempromosikan jualannya.
Tiba-tiba saja Rangga terpikirkan sebuah ide di kepalanya. Ia tersenyum dan berjalan mendekati wanita tersebut.
"Mba, jual obat kuat tidak ? atau perangsang dan semacamnya lah ?" Tanyanya setengah berbisik.
Mata wanita itu sedikit membola saat menatap remaja yang ada di depannya yang masih memakai seragam sekolah.
"Maaf ya dek, aku tidak menjualnya. lagipula kamu masih sekolah, belum sepantasnya meminum obat yang seperti itu !" Ucap wanita tersebut kemudian menggelengkan kepalanya merasa prihatin.
"Sssst.. jangan keras-keras bicaranya, ini bukan untukku. Begini, sebenarnya pamanku terlalu pemalu dan beliau akhirnya memintaku untuk membelikannya, aku janji lain kali akan order banyak sama mba." Ucap Rangga masih dengan suara setengah berbisik.
Wanita itu tampak berfikir sedikit lama, tawaran yang di berikan remaja di depannya sepertinya akan menguntungkan buatnya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjualnya.
"Ooh.. iya, aku baru ingat, aku tetap jual obat seperti itu, soalnya banyak yang order ! tadi itu aku lupa." Ucap wanita tersebut sembari mencari barang tersebut di keranjang Jualannya.
"Ini, saya kasih yang supernya, lima menit di jamin sudah bereaksi." Imbuh wanita tersebut sedikit berbisik di telinga Rangga.
"Ok, Terima kasih mba !"
Tiba-tiba saja terdengar suara Jonathan yang menyapa dan bersandar di balik pagar dengan segelas kopi yang terpatri di tangannya.
"Eeeh ada Mba clara !"
"Pagi Pak Jon..." Sapa wanita yang biasa di sapa Clara.
"Mba Clara makin cantik saja ya." Ucap Jonathan merayu.
"Aaah.. Pak Jon bisa saja."
Ketika keduanya asik mengobrol, Rangga segera memasukkan obat perangsang yang baru saja di belinya ke dalam kopi milik Jonathan.
Tanpa satpam itu sadari,ia terus menyesap kopinya kemudian membuka pintu untuk lebih dekat dengan Clara.
"Pak Jon jadi mau beli jus sayurnya tidak ?" Tanya Clara.
"Lain kali saja ya, soalnya saya lagi minum kopi." Jawab Jon yang selalu saja membuat alasan ketika Clara sudah mulai mempromosikan dagangannya.
"Ya sudah, kalau begitu saya permisi dulu ya Pak."Ucap Clara sembari membungkuk kemudian pergi.
"Iya, hati-hati ya !?" Seru Jonathan dengan senyum sumringahnya menatap kepergian Clara.
Clara hanya melambaikan tangannya tanpa berbalik dan terus melanjutkan perjalanannya. Sedangkan Jonathan setelah kepergian Clara, ia kembali menatap Rangga yang sedari tadi tersenyum menatapnya.
"Hei ! apa yang membuatmu tersenyum seperti itu ?!" Tanya Jonathan yang masih belum menyadari masalah apa yang akan menimpanya nanti.
"Tidak apa-apa Pak, hanya ingin senyum saja." Jawab Rangga.
Pak, Rangga boleh masuk ya ?" Pintanya sekali lagi dengan nada memohon.
Namun Jonathan masih tidak menghiraukan permintaannya. Hingga delapan Menit berlalu, Bu Rika yang melihat Jonathan yang masih berdiri di depan pintu gerbang dengan pintu yang dibiarkan terbuka kembali menghampiri keduanya.
"Pak Jon..!" Seru Ms.Rika.
Jonathan yang mendengar suara lantang dari Ms.Rika segera berbalik, kepalanya yang sudah terasa pusing dengan wajah yg memerah menatap Ms.Rika dengan tatapan memangsa.
Hawa panas yang diciptakan efek dari obat yang di minumnya terlihat mulai bereaksi, hingga tanpa sadar ia membuka kancing seragamnya sambil menatap Ms.Rika dan siap menerkamnya.
Ms.Rika yang tidak tahu apa-apa melihat tatapan tersebut membuatnya sedikit terkejut, matanya seketika membola, ia tahu betul dengan situasinya saat ini.
Jonathan yang sudah lepas kendali perlahan melangkah mencoba mendekati wanita tersebut, namun sebelum ia berhasil menerkamnya, Ms.Rika segera berlari meminta dan berteriak meminta tolong.
"Toloooong... tolong... !!!" Pekiknya dengan wajah ketakutan.
Ms.Rika yang melihat Jonathan berusaha mengejarnya, membuatnya semakin panik dan mempercepat larinya.
Mereka berdua berlarian mengelilingi taman sekolah. Siswa dan para guru yg mendengar kegaduhan tersebut berhamburan keluar menyaksikan kekonyolan antara satpam dan Ibu Kepsek yg membuat mereka semua tertawa.
Rangga yang menyaksikan pertunjukan itu hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal kemudian berjalan dengan santai memasuki gedung sekolah.
Tanpa ia sadari, beberapa menit yang lalu seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang guru melihat langsung perbuatan Rangga tersebut.
Gadis itu adalah Rena. Pada awalnya Rena tidak peduli dan melanjutkan langkah kakinya. Namun tiba-tiba saja ia teringat wajah pria yang yang sangat familiar baginya dan teringat pada kecelakaan pagi tadi.
Dengan cepat ia mengambil ponselnya dari dalam tas untuk merekam. Akan tetapi pada menit berikutnya ia mengurungkan niatnya saat tak sengaja melihat kamera pengawas yang tidak jauh dari pintu gerbang tersebut.
•••
Rangga yang baru saja masuk di kelasnya masih menahan tawa karna merasa lucu dengan kejadian yang ada di luar sana.
Sedang diluar sana beberapa guru pria terlihat mencoba menangkap satpam tersebut, alhasil jadilah aksi kejar-kejaran antara guru,satpam dan Kepsek.
Hingga seorang Gadis tiba-tiba saja keluar dari balik pohon. Tepat saat satpam tersebut melewatinya.
Bruuuk
Braaak
Gadis itu dengan kuat memukul punggung Jonathan dengan balok yang sudah disiapkan nya sedari tadi, hingga membuat Jonathan jatuh tersungkur.
Gadis itu adalah Rena. Pengalaman pertamanya yang membuatnya dengan cepat terkenal di sekolah tersebut.
Beberapa guru yang sedari tadi mencoba menangkapnya akhirnya menghela nafas lega. Mereka dengan cepat menghampiri satpam tersebut dan menyeretnya ke ruang introgasi.
Sedangkan Ms.Rika, ia terlihat begitu lelah dengan keringat yang bercucuran di wajahnya. Dengan nafas yang terengah-engah ia berjalan menghampiri siswa yang terlihat asing baginya.
"Kamu siapa ?!" Tanya Ms.Rika mencoba mengatur kembali nafasnya yang masih belum beraturan.
"Emm saya.. Rena Bu ! murid baru pindahan di sekolah ini." Jawab Rena sedikit membungkuk memberi penghormatan pada Ms.Rika.
"Ooh.. iya, saya baru ingat sekarang, kamu putri dari Bapak Atmajaya kan ?!" Ucap Ms.Rika dengan senyum.
Rena hanya mengangguk mengiyakan.
"Sebelumnya saya berterima kasih karna sudah menyelamatkan saya. Kalau begitu mari ikut ke ruangan saya lebih dulu. " Ucap Ms.Rika kemudian mengajak Rena pergi.
Rena mengangguk patuh dengan senyum yang terpatri di bibirnya mengikuti langkah kaki Kepala sekolah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
ALIN SABRINA
semangat kakak
2021-04-09
1