Bab Lima

Enam bulan telah berlalu. Saat ini putrinya Rani yang diberi nama Ghita Rashida Zafirah yang bermakna gadis pemberani yang siap menaklukkan dunia sesuai dengan petunjuk dari kebijaksanaan, dia telah mulai belajar duduk.

Ghita, panggilan bayi itu, dia sudah bisa mengenal siapa yang dekat dengannya. Audi yang selalu menyempatkan diri untuk datang bermain dengan bocah itu setiap saat, sering dipanggil mama walau belum jelas ucapannya.

Audi datang dengan membawa boneka buat si kecil. Tante Susi duduk di teras dengan Ghita yang ada di pengakuannya. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat kedatangan nya gadis itu.

"Aunty Audi ...," sapa Tante Susi begitu melihat kedatangan Audi.

"Cantiknya Aunty, sedang apa?" tanya Audi.

Audi lalu menyelami Tante Susi. Setelah itu dia menggendong Ghita dan mengecup pipi gembulnya dengan berulang kali.

"Wanginya ...," ujar Audi. Dia lalu duduk di kursi yang ada di samping Tante Susi.

Audi mengajak si kecil mengobrol dan bercanda. Ghita tampak tertawa bahagia. Hal itu tak luput dari perhatian Tante Susi.

Setelah sekian menit membiarkan Ghita dan Audi berinteraksi, akhirnya Tante Susi angkat bicara.

"Audi ... apa Tante boleh bertanya tentang pribadimu?" tanya Tante Susi dengan suara pelan. Sepertinya berhati-hati dan takut salah.

"Tentu saja boleh, Tante."

"Apa kamu sudah memiliki kekasih, atau mungkin calon suami?" tanya Tante Susi.

Audi bukannya menjawab, dia justru tersenyum menanggapi pertanyaan Tante Susi. Sesaat kemudian dia tampak menerawang.

"Maaf, Audi. Jika kamu keberatan menjawab, tak apa. Itu memang pribadi. Lupakan saja!" seru Tante Susi.

Susi merasa tak enak hati setelah mengajukan pertanyaan itu. Dia melihat perubahan wajah Audi.

"Tante, aku sudah menganggap Tante seperti Ibuku. Tak ada suatu pun yang aku sembunyikan. Aku hingga saat ini belum terikat dengan pria manapun. Belum terpikir hingga sana," jawab Audi.

Mendengar jawaban Audi, wajah Tante Susi berseri. Dia tampak tersenyum dan bernapas lega.

"Audi, apakah kamu menyayangi Ghita?" Kembali Tante Susi mengajukan pertanyaan.

"Tentu saja, Tante. Apa selama ini aku terlihat kurang menyayanginya?" Audi balik bertanya.

"Tidak, Audi. Siapa pun yang melihat tapi tak mengenalmu, pasti akan mengira jika Ghita adalah putrimu. Kalian berdua seperti telah terikat satu dan lainnya."

Audi tersenyum menanggapi ucapan Tante Susi. Dia memang sangat menyayangi putri sahabatnya itu, apa lagi sebelum meninggal sempat menitipkan anaknya itu.

"Audi, jika kamu memang menyayangi Ghita, maukah kamu menjadi ibu sambung buat anaknya Rani?" tanya Tante Susi.

Audi tampak sangat terkejut mendengar pertanyaan yang Tante Susi ajukan. Tak menyangka jika wanita itu sampai berpikir jauh.

Audi sangat terkejut dan tidak bisa berkata-kata sejenak. "Tante, aku ... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan," kata Audi dengan suara yang terguncang.

"Tante tahu ini keputusan yang sulit, tapi Tante percaya kamu adalah orang yang tepat untuk merawat anak Rani. Kamu selalu menjadi sahabat yang baik untuk Rani, dan Tante yakin kamu bisa menjadi ibu yang baik untuk anaknya," kata Tante Susi dengan suara yang penuh keyakinan.

Audi terdiam, memikirkan tentang keputusan yang harus diambilnya. "Tante, aku perlu waktu untuk memikirkannya. Ini bukan keputusan yang mudah," kata Audi dengan suara yang lembut.

Tante Susi mengangguk paham. "Tante mengerti, Audi. Ambil waktu yang kamu butuhkan, tapi jangan terlalu lama. Tante hanya ingin yang terbaik untuk anak Rani," kata Tante Susi dengan senyum yang hangat.

Audi menarik napas sebelum mengeluarkan suaranya. "Tante, pernikahan itu adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Jadi, yang perlu ditanyakan adalah Bimo. Apakah dia bersedia tempat Rani diisi wanita lain!" seru Audi.

Jika ditanyakan apakah Audi tak keberatan menikah dengan Bimo? Tentu saja dia sangat keberatan. Apa lagi sikap pria itu masih dingin dengannya. Tapi dia juga memikirkan Ghita. Takutnya Bimo menikah lagi dengan wanita yang tak bisa menerima kehadiran bocah itu.

"Tante akan tanyakan itu dengan Bimo. Tante sangat berharap kamu yang akan jadi ibu sambungnya Ghita. Wanita lain takutnya hanya mencintai Bimo saja. Jika denganmu, Ghita pasti terjamin," kata Tante Susi.

Keduanya kembali larut dengan pikiran masing-masing. Ghita yang berada di pangkuan Audi menguap, tak lama kemudian tertidur pulas. Ghita memang selalu terlelap dalam gendongan Audi.

**

Bimo sedang menikmati makan malam bersama Mama Susi ketika tiba-tiba Mama Susi mengajukan pertanyaan yang tidak terduga. "Bimo, Mama ingin bertanya sesuatu padamu," kata Mama Susi dengan suara yang lembut.

Sejak kepergian Rani untuk selamanya, wanita itu tinggal dengan menantunya. Biar bisa menjaga dan merawat cucunya. Mama Susi kurang percaya dengan baby sitter. Dia ingin mengawasi dan melihat langsung perkembangan bayi itu.

"Apa itu, Ma?" Bimo menjawab dengan rasa penasaran. Dia memandangi mertuanya dengan penuh tanda tanya.

"Kamu pasti tahu dan dapat melihat kalau Audi sudah sangat dekat dengan anakmu, dan Mama lihat bagaimana mereka berdua berinteraksi dengan baik. Apakah kamu mau menikah dengan Audi?" kata Mama Susi dengan mata yang berbinar-binar harapan.

Bimo terkejut dan tidak bisa berkata-kata sejenak. Sehingga Mama Susi kembali bersuara.

"Audi menyayangi putrimu dengan ikhlas. Tak akan ada wanita lain yang bisa menyayangi Ghita sepertinya. Pasti akan butuh waktu buat adaptasi dan perkenalan lagi. Pertimbangan hal itu, Bimo!" seru Mama Susi.

"Mama, aku ... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan," kata Bimo dengan suara yang terguncang. Ucapannya hampir sama dengan Audi tadi.

Mama Susi tersenyum hangat. "Mama tahu ini keputusan yang besar, tapi Mama percaya kamu dan Audi bisa menjadi pasangan yang baik dan serasi. Kamu berdua sudah memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Ghita, dan Mama yakin Audi bisa menjadi ibu yang baik untuknya," kata Mama Susi dengan suara yang penuh keyakinan.

Bimo terdiam, memikirkan tentang keputusan yang harus diambilnya. "Mama, aku perlu waktu untuk memikirkannya. Ini bukan keputusan yang mudah," kata Bimo dengan suara yang lembut.

Mama Susi mengangguk paham. "Mama mengerti, Bimo. Kamu pasti masih belum memikirkan hal itu. Kamu masih betah dengan kesendirian saat ini. Dan kamu pasti masih mengingat Rani dan belum sepenuhnya ikhlas melepaskan kepergiannya. Tapi hidup ini terus berjalan. Kamu juga harus memikirkan perkembangan Ghita. Dia butuh sosok seorang ibu!" seru Mama Susi.

Bimo masih terdiam. Sepertinya masih berpikir tentang hal ini. Dia tahu bagaimana sifat Audi. Dalam hatinya mengakui jika Audi sangat menyayangi putrinya.

"Apakah aku sebaiknya menerima Audi saja. Dia tampak sangat menyayangi Ghita. Tapi, aku masih belum bisa memaafkannya. Setiap melihat wajahnya aku jadi teringat kecelakaan yang dialami Rani hingga membawanya pergi untuk selamanya. Bagaimana caranya agar aku bisa ikhlas?" tanya Bimo pada dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Muhammad Dimas Prasetyo

Muhammad Dimas Prasetyo

aduh Bimo kamu dan audi udah bersahabat lama kenapa masih ga bisa memaafkan audi..belajar lah menerima takdir dan kasihanilah anakmu yg butuh figur seorang ibu

2025-04-14

3

ken darsihk

ken darsihk

Ya lepasin semua yang ada di fikiran dan hati mu tentang meninggal nya Rani istri mu itu
Tanam kan di fikiran mu yng baik 2 saja tentang Audy , maka hidup mu juga akan tenang Bimo

2025-04-14

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kalo kamu bersikap egois dan hanya larut dalam dendam yang salah kaprah terhadap Audi, mau sampai kapan kamu ikhlas menerima suratan takdir kepergian istrimu Bimo,,,

2025-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam belas
17 Novel Terbaru
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Delapan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam belas
17
Novel Terbaru
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Delapan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!