Bab Dua

Rani terbangun dari kegelapan, matanya perlahan terbuka saat cahaya lampu neon yang dingin menusuk ke dalam ruang perawatan. Bau antiseptik menyeruak di udara, menciptakan atmosfer yang dingin dan tidak bersahabat. Jantungnya berdebar kencang, dan saat ia mencoba menggerakkan tubuh, rasa sakit yang tajam menusuk di perutnya. Kenangan akan kecelakaan itu mengembalikan gambaran samar tentang mobil yang menabrak pembatas jalan karena menghindari sebuah truk.

Suara teriakan, dan Audi, sahabatnya yang terjatuh terbayang dalam pikirannya. Namun, satu hal yang paling membebani pikirannya: janinnya.

“Audi?” suara lemah Rani memanggil sahabatnya yang tidak terlihat.

Audi, sahabatnya, langsung muncul dari balik tirai, wajahnya pucat dan bermata sembab. "Rani!" Dia duduk di sisi tempat tidur dengan cepat, menahan tangan Rani. “Kau akhirnya sadar.”

Beruntung Audi tak mengalami luka serius sehingga bisa langsung menemui Rani. Walau sebenarnya dia masih merasakan sakit.

“Apa … apa yang terjadi?” Rani menatap tajam pada Audi, mencobanya untuk mengingat detail demi detail yang samar.

“Mobil kita … kecelakaan. Kamu … kamu di bawa ke sini,” Audi mengatur nafasnya, berjuang melawan emosi. “Dokter bilang, mereka harus melakukan operasi untuk menyelamatkan janin'mu, Rani.”

“Oh, Tuhan .…” Rani menutup mulutnya. Air matanya mulai mengalir, merasakan beban yang tak terkatakan. "Bagaimana dengan janinku? Apakah dia baik-baik saja?"

Audi menggenggam tangan Rani lebih erat. “Kita berdoa untuk yang terbaik, Rani.”

Seorang dokter memasuki ruang perawatan, mengenakan jas putih dengan masker dan pandangan serius. “Maaf mengganggu momen ini, tetapi kami perlu menjelaskan prosedur yang harus dilakukan, Rani. Kami perlu melakukan operasi sesegera mungkin. Kondisi kamu cukup kritis.”

Rani menelan air liur, matanya melebar. “Berapa lama waktu yang aku miliki?”

“Waktu kita terbatas. Janin baru berusia tujuh bulan … Jika kita tidak bertindak, bisa berakibat fatal bagi kalian berdua,” dokter itu menjelaskan dengan tenang, meski ada kegelisahan dalam nada suaranya.

“Apakah aku tak bisa menunggu suamiku dulu?" Rani bertanya dengan suara bergetar, kepanikan mulai menjalar.

"Aku sudah mencoba menghubungi Bimo, tapi ponselnya tak aktif. Tapi ibumu sudah aku hubungi dan segera datang," jawab Audi.

"Bayi dalam kandungan Ibu tak bisa menunggu lebih lama lagi. Harus segera dioperasi jika ingin diselamatkan!" seru Dokter.

"Baiklah, Dok. Lakukan yang terbaik untuk janinku. Audi, tolong wakilkan Mas Bimo untuk tanda tangani prosedur operasi. Aku tak mau kehilangan bayiku. Aku akan merasa sangat bersalah jika janin dalam kandunganku tak bisa diselamatkan."

Audi menyeka air mata Rani dengan lembut. “Baiklah, Rani. Kamu harus berjuang Kita akan melalui ini bersama-sama. Kamu kuat, aku tahu itu.”

Rani menatap Audi dengan mata penuh harap, lalu berpaling kepada dokter yang menunggu jawaban. “Ya … lakukan operasi sekarang, Dok. Selamatkan janin dalam kandunganku ini.”

"Baiklah. Ibu bisa melakukan pendaftaran dulu," ucap Dokter pada Audi.

"Audi, jika nanti nyawaku tak terselamatkan, aku mohon jaga bayiku. Aku yakin kamu pasti bisa menyayanginya," ucap Rani terbata. Dia merasakan sakit di perut dan sekujur tubuh, tapi mencoba menahan demi buah hatinya.

"Jangan bicara begitu, Rani. Aku yakin kamu bisa diselamatkan. Kamu dan bayimu akan sehat!" seru Audi.

"Apa pun yang terjadi denganku, aku minta kamu jangan pergi tinggalkan bayiku!" seru Rani lagi.

Perawat datang menghampiri dan membawa Rani memasuki ruang operasi. Sementara itu Audi pergi melakukan pendaftaran dan menandatangani persetujuan operasi, akhirnya Rani di bawa masuk ke ruang operasi. Audi menunggu di luar dengan gelisah.

Dalam keadaan setengah sadar, Rani mencoba untuk berjuang, berusaha menggenggam lagi harapan. Bayangan Bimo sang suami, bergetar di benaknya, diiringi dengan tawa bahagia saat mereka menghabiskan weekend di pantai, merasakan angin yang menampar lembut wajah mereka.

Namun, sekuat apa pun Rani mencoba kuat, akhirnya tak sadarkan diri saat memasuki ruang operasi. Mungkin rasa sakit karena kecelakaan mulai dia rasakan.

Saat Audi menunggu dengan cemas, terdengar suara seorang wanita memanggil namanya.

"Audi ...."

Audi menoleh dan melihat ibunya Rani, Tante Susi datang menghampiri. Berjalan tergesa mendekati dirinya.

"Di mana, Rani?" tanya Tante Susi.

"Lagi di ruang operasi, Tante. Dokter harus melakukan itu untuk menyelematkan janinnya. Benturan di perutnya cukup keras sehingga membuat dokter kuatir akan berbahaya bagi bayi jika tak melakukan segera!" seru Audi dengan suara gemetar.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Audi?" tanya Tante Susi.

Audi lalu mengatakan semuanya. Tante Susi tahu bagaimana putrinya. Rani memang sedikit manja dan keras kepala. Dia juga sudah sering menasehati anaknya itu untuk tidak mengebut dijalanan. Tapi, Rani selalu tak mengindahkan larangannya.

Tante Susi masih terus berusaha menghubungi Bimo sambil menunggu operasi berlangsung. Namun, ponselnya tak juga aktif. Akhirnya wanita itu menghubungi sekretarisnya dan mengatakan tentang Rani yang mengalami kecelakaan.

Rani masih terbaring di atas meja operasi, tubuhnya yang lemah dan pucat terlihat jelas di bawah lampu operasi yang terang. Dokter dan tim medis bekerja dengan cepat dan tepat untuk melakukan operasi Caesar yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan bayinya.

Satu jam berlalu, dan akhirnya operasi selesai. Dokter keluar dari ruang operasi dengan wajah yang berat, diikuti oleh napas lega dan sedih. Susi, ibunya Rani, dan Audi, sahabat Rani yang juga mengalami kecelakaan bersamanya, langsung menghampiri dokter dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

"Bagaimana keadaan Rani, Dok?" Susi bertanya dengan suara yang gemetar. Takut terjadi sesuatu dengan putrinya itu.

Dokter menundukkan kepala, berusaha untuk menemukan kata-kata yang tepat. "Operasi Caesar berjalan lancar, dan bayi Rani selamat. Namun ... kami mohon maaf, Ibu Rani tak bisa kami selamatkan."

Audi dan Susi terkejut, mata mereka melebar dengan tak percaya. "Apa maksud Dokter?" Audi bertanya dengan suara yang gemetar.

Dokter mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Rani mengalami pendarahan hebat selama operasi, dan kami tidak bisa menghentikannya. Kami telah melakukan yang terbaik, tetapi Allah berkehendak lain ...."

Susi dan Audi terdiam, wajah mereka dipenuhi dengan kesedihan dan keputusasaan. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa Rani tidak bisa diselamatkan, sementara bayinya yang baru lahir masih hidup dan bernapas. Air mata mengalir deras di wajah mereka, saat mereka memikirkan tentang kehilangan sahabat dan anak yang sangat mereka cintai.

"Ini tak mungkin. Rani tak mungkin pergi meninggalkan kami," ucap Audi dengan suara serak.

Sementara itu Ibu Rani, tak bisa lagi menahan lemah tubuhnya. Dia terduduk di kursi ruang tunggu. Tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

Bertepatan dengan itu, dari kejauhan terlihat Bimo, suaminya Rani berlari menghampiri mereka. Pria itu mendekati ibu mertuanya.

"Ma, dimana Rani? Bagaimana keadaannya?" tanya Bimo. Ibu Susi tak bisa menjawab pertanyaan menantunya. Hanya air mata yang terus jatuh membasahi pipinya.

Terpopuler

Comments

mams dimas

mams dimas

kesalahan pahaman ini yg jadi Bimo akhirnya membenci audi

2025-04-12

6

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kalo mamanya Rani pasti ga akan menyalahkan Audi karena dia tahu seperti apa karakter Rani, kalo Bimo,,,

2025-04-15

1

Vita

Vita

dr awal kan rani yg salah
klo salah paham yg terjadi antara audy sm bimo y itu krn almh istrinya bimo si rani

2025-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam belas
17 Novel Terbaru
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Delapan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Promo Novel
67 Bab Enam Puluh Lima
68 Bab Enam Puluh Enam
69 Bab Enam Puluh Tujuh
70 Bab Enam Puluh Delapan
71 Bab Enam Puluh Sembilan
72 Bab Tujuh Puluh
73 Bab Tujuh Puluh Satu
74 Bab Tujuh Puluh Dua
75 Bab Tujuh Puluh Tiga
76 Bab Tujuh Puluh Empat
77 Bab Tujuh Puluh Lima
78 Bab Tujuh Puluh Enam
79 Bab Tujuh Puluh Tujuh
80 Bab Tujuh Puluh Delapan
81 Bab Tujuh Puluh Sembilan
82 Bab Delapan Puluh
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam belas
17
Novel Terbaru
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Delapan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Promo Novel
67
Bab Enam Puluh Lima
68
Bab Enam Puluh Enam
69
Bab Enam Puluh Tujuh
70
Bab Enam Puluh Delapan
71
Bab Enam Puluh Sembilan
72
Bab Tujuh Puluh
73
Bab Tujuh Puluh Satu
74
Bab Tujuh Puluh Dua
75
Bab Tujuh Puluh Tiga
76
Bab Tujuh Puluh Empat
77
Bab Tujuh Puluh Lima
78
Bab Tujuh Puluh Enam
79
Bab Tujuh Puluh Tujuh
80
Bab Tujuh Puluh Delapan
81
Bab Tujuh Puluh Sembilan
82
Bab Delapan Puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!