Teman Pertama

Danu dan Tuan Senja telah di depan pintu rumah Klara, keramaian yang mereka buat telah reda sejak mereka tertegun dengan kekayaan keluarga Klara.

Saat ini, keduanya sedang berdiri dengan canggung di depan pintu rumah itu.

Danu menarik ujung baju ayahnya, memberikan isyarat untuk segera mengetuk pintu. Tn. Senja menghela napas sejenak dan mengetuk pintu perlahan, mencoba untuk tidak mengganggu pemilik rumah.

Danu yang ada di sampingnya justru merasa canggung dengan ayahnya yang tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dalam batinnya dia mengeluh, "aduh, bapak ini. Kalau ketukannya sekecil mana kedengaran."

"Padahal aku sudah pernah lihat yang lebih megah tapi kok canggung ya.

Apa aku yang terlalu lama di desa ya?

Atau karena terlalu lama hidup melarat?"

Danu kembali menarik ujung baju ayahnya dengan lebih kuat, tapi ayahnya tidak merespon.

Pada akhirnya, Danu sendiri yang mengetuk pintu, tapi sebelum dia sempat menyentuhnya.

Prank!!

Suara pecahan piring mengagetkan ayah dana anak itu. Mereka saling pandang dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi di balik pintu itu.

Tn. Senja agak mengeraskan suaranya untuk meminta izin pada orang yang ada di dalam. "Permisi.., saya Tuan Senja. Saya datang bersama anak saya. Boleh kami masuk."

Setelah beberapa saat, pintu terbuka perlahan dan menampakkan Ny. Vivi yang terlihat agak panik, melihat dengan seksama, dan memastikan identitas orang yang datang.

Tn. Senja yang melihatnya segera menunduk dan memberi salam, sambil memaksa Danu untuk ikut menunduk bersamanya.

Ny. Vivi sempat khawatir dan menghela napas lega saat tahu kalau yang datang adalah Tn. Senja dan anaknya.

Ny. Vivi mempersilahkan Tn. Senja dan Danu untuk masuk, suaranya terdengar agak kaku. "Silahkan masuk. Suami saya sedang beres-beres di dalam, jadi maaf bila mengejutkan kalian.

silahkan duduk dulu."

Mereka duduk di ruang tamu yang memiliki lebar sekitar 8 kali 5 meter pda sebuah sofa dari kulit yang empuk.

Ny. Vivi menuangkan secangkir teh pada Danu dan Tn. Senja, duduk dengan anggun di depan mereka untuk menjamu mereka sambil menunggu suaminya selesai dari kesibukan nya.

Dia bertanya. "Jadi, apa ada yang bisa kami bantu untuk Tuan Senja, sang pelindung desa?"

Tuan Senja menjawab dengan agak canggung. "Tidak-tidak, Anda terlalu berlebihan. Saya hanya warga biasa di desa ini, dan kedatangan saya ke sini sebagai orang tua dari Danu."

Ny. Vivi menyeruput teh nya, melirik Danu dengan seksama.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih atas pemberian kalian sebelumnya." Sambung Tuan Senja

"Pemberian? Pemberian apa ya, yang anda maksud?" Tanya Ny. Vivi setelah meletakkan cangkir teh nya.

Tn. Senja tersenyum, menjawab. "Oh itu, kotak berisikan daging ikan dan nasi yang kemarin anak kami terima."

Setelah beberapa perbincangan ringan, Tuan Daniel datang dan berjabat tangan dengan Tuan Senja. Namun, saat Tuan Senja ingin pamit pergi dan menyerahkan sebuah kotak kecil berisi beberapa tanaman herbal, Tuan Daniel mencegahnya.

Dia mengajak Tuan Senja duduk lebih lama untuk membahas sesuatu yang penting. Tuan Daniel memanggil putrinya dan menyuruhnya untuk menemani Danu berjalan-jalan.

"Klara, kamu pergi temani Danu bermain di sekitar rumah sebentar. Ada yang perlu papa bicarakan dengan Tuan Senja." pintanya.

Klara mengangguk, berjalan perlahan, menghampiri Danu dengan wajah agak tersipu.

Tuan Senja duduk kembali bersama Tuan Daniel dan menyuruh Danu untuk tidak membuat masalah selama bersama Klara.

...

Di halaman belakang rumah Klara,

Terdapat sebuah lapangan yang cukup luas, taman bunga, dan gudang yang cukup besar.

Danu cukup kagum dengan apa yang dilihatnya. Dia belum pernah melihat orang di desanya yang memiliki kekayaan sebesar keluarga Klara.

"Wah.. Apa yang harus aku katakan," batin Klara, kebingungan karena mereka hanya diam saja sejak tadi.

Dia melirik ke arah Danu yang terus memandang ke sekitarnya sampai mereka di tempat latihan Klara.

Klara meremas ujung pakaiannya, dia bisa merasakan jantungnya berdegup kencang karena rasa malu dan gugup.

"A-nu." Klara mencoba untuk membuka pembicaraan tapi hanya kata itulah yang keluar dari mulutnya.

Danu menoleh ke arah Klara.

"Kamu mengatakan sesuatu?" tanya Danu, memastikan.

Klara menggelengkan kepala, wajahnya semakin memerah. Klara benar-benar gugup sampai tidak bisa memikirkan apa-apa. Dia berjalan dengan kaku, berusaha untuk memalingkan wajah dari Danu.

Danu melangkah ke depan, mencoba untuk melihat wajah Klara yang kemerahan.

"hei wajahmu kok merah? kamu sakit ya?" tanya Danu, penasaran.

"Ti-tidak, Klara gak apa-apa " jawab Klara, masih memalingkan muka.

"Kalau sakit tidak perlu memaksakan diri, aku bisa jalan-jalan sendiri kok."

Klara diam hingga rasa malunya agak mereda bersamaan dengan memudar nya kemerahan pada wajahnya, tapi tetap berusaha untuk tidak berkontak mata langsung dengan Danu meski Danu mencoba untuk bertatap muka langsung dengannya.

"Kamu tidak suka aku di sini ya?" tanya Danu, merasa kalau kehadirannya tidak di inginkan.

kelopak mata Klara melebar seketika, dia terkejut dengan pertanyaan Danu dan merasa bersalah. Dengan gugup, Klara menjelaskan. "A- aku tidak me- merasa ka- kamu mengganggu kok, a- aku cuma.."

Kalimat Klara terhenti, wajahnya menunjukkan kalau ada banyak hal yang pikirannya, remasan pada ujung pakaiannya semakin kuat, dengan pandangan mata tidak menentu arahnya.

"cuma apa?" tanya Danu.

Klara menatap Danu dengan mata memelas. "Aku takut, kamu membenciku karena warna rambut ku."

"ha?" Danu seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Habisnya, tidak ada yang mau berteman dengan ku. Mereka bilang rambutku berwarna merah, seperti warna darah. Jadi, aku selalu sendirian." Jawab Klara, kepalanya agak menunduk.

Danu menghela napas. "Dengar ya, rambut kamu indah kok. Kenapa kamu harus mendengarkan orang gak penting sih?!"

Klara menatap langsung mata Danu untuk memastikan kalau Danu tidak berbohong. Meski Danu merasa canggung karenanya, tapi Danu berusaha tetap tenang dan melanjutkan perkataannya.

"Mereka pasti bodoh, masak gadis lemah seperti kamu harus ditakuti sih, memangnya kamu perna ganggu orang?"

Entah mengapa, meski perkataan Danu terdengar sarkas, meski Klara kurang suka dengan perkataan Danu kalau dia lemah, tapi dia justru merasa senang jauh di dalam hatinya.

Untuk pertama kalinya, ada orang selain ke dua orang tuanya mau menerima perbedaan dirinya.

Klara benar-benar merasa bahagia, hingga tak terasa ada sesuatu yang hangat mengalir di pipinya.

Saat dia mengusap pipinya, dia sadar kalau dia sedang melinangkan air mata. Danu sempat terdiam sesaat, kemudian menjadi panik saat melihat Klara menangis.

"Lo loh, kok malah nangis?

Hei, kamu gak apa-apa kan?

Aduh jangan nangis dong! Nanti malah ada yang salah faham."

Danu berusaha menenangkannya dengan panik tapi tangisan Klara semakin menjadi.

"ha.. Hiks hiks.. Hiks" Klara berusaha untuk tidak menangis tapi dia tidak dapat menahannya.

"hei namamu Klara kan? lihat aku!" perintah Danu dengan lembut, "hei, aku minta maaf kalau aku bilang kamu lemah, jadi jangan menangis, oke."

Tangisan Klara agak mereda, tapi masih terisak meski reda perlahan.

"Oke, aku salah, jadi aku minta maaf."

Danu berfikir dalam hati. "Kata bapak, kalau melakukan kesalahan aku harus tanggung jawab, tapi kalau membuat gadis menangis tanggung jawabnya bagaimana?

Terserah dia aja deh"

"jadi, kamu mau apa sekarang?" tanya Danu.

Klara mengajukan jari kelingkingnya

"kamu janji ya. Mau jadi teman ku."

Danu tampak bingung saat melihat Klara mengajukan jari kelingkingnya. Dia mengangkat tangan kanannya dan berjanji "iya, aku janji mau jadi teman kamu."

Danu sudah berjanji tapi Klara tetap menunggu Danu untuk saling mengaitkan jari kelingking, sementara Danu tidak tahu harus bagaimana.

"Aku sudah janji tapi kenapa dia masih masang wajah seperti itu sih?" keluh Danu dalam hati karena Klara terlihat ingin menangis kembali.

Akhirnya, Danu mencoba meniru Klara, mengajukan jari kelingking lalu Klara mengaitkan jari kelingking mereka dan tersenyum.

"janji ya~?"

"iya Janji"

Danu merasa sedang dipermainkan.

#####

Setelah perbincangan antara Tuan Senja dan Tuan Daniel selesai, mereka berjalan ke halaman belakang untuk melihat Klara dan Danu.

Mereka merasa senang saat melihat Danu yang pasrah saat Klara memasangkan sebuah mahkota dari bunga padanya.

Tuan Senja sampai di tertawa terbahak-bahak karenanya.

Danu segera melepas mahkota bunga itu saat mendengar tawa ayahnya dan mengembalikannya pada Klara. Dia pergi dengan segera, mendahului ayahnya pulang tanpa pamit terlebih dahulu.

"Hei mau kemana? Pamit dulu! Danu...!" tegur ayahnya.

Tuan Senja berpamitan dan pergi menyusul Danu.

#####

Pada malam harinya,

Klara memandang ke luar jendela, melihat bintang-bintang yang bersinar di langit.

Dia mengingat kembali apa yang terjadi setelah dia menangis.

beberapa menit sebelum Tuan Daniel dan Tuan Senja datang,

Danu menyadari kalau Klara jauh lebih pendek darinya, tepatnya Klara setinggi bahunya.

"Klara berapa usia mu?"

Klara menjawab. "sembilan tahun" dengan suara yang lembut sambil meluruskan sembilan jarinya.

"Jadi, kita terpaut tiga tahun, ya. Kalau begitu panggil aku kakak. Mengerti?"

Klara mengangguk, menyanggupi permintaan Danu.

setelah mengingatnya kembali, Klara tersenyum tanpa sadar dan mencoba mengucapkan panggilan itu

"Kakak Danu"

Terpopuler

Comments

Azαzel

Azαzel

mampir juga thor😁

2025-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Danu dan gadis kecil
2 Dua Sisi berbeda
3 Sekotak ikan
4 Ucapan Terima Kasih
5 Teman Pertama
6 Klara dan Danu
7 Permainan takdir
8 Ketegangan dan Jawabannya
9 Saat Terakhir
10 Harga
11 Awal perubahan
12 Pelepas Rindu
13 Terbuka
14 Kalung Rubi
15 Keputusan awal
16 Langkah bertahan
17 Hari terakhir
18 Awal yang Buruk
19 Harapan di balik bayangan
20 Dark Knight
21 Amel Ambler
22 Amel Ambler 2
23 Tembakan pembuka
24 Babak Baru
25 Kebangkitan
26 Bangkit Kembali
27 Persiapan Kambali
28 Dark Golem
29 Kabut
30 Spirit Api
31 Serangan Terakhir (1)
32 Benteng Terakhir
33 Kemalangan
34 The Origin Dark Knight
35 Serangan Terakhir (2)
36 Pengantar Kepergian
37 Pergi dan datang
38 Awal yang baru
39 Petunjuk
40 Kata Penutup
41 Bab Spesial: Warisan yang beregenerasi
42 Bab Spesial: Pilar Wanita Ambler
43 Bab Spesial: Ikatan Penghubung
44 Penting!!: Ritme Update berubah?
45 Bab 1: Prolog
46 Bab 2: Kotak Misterius
47 Bab 3: Keriangan sebelum Pulang
48 Bab 4: Malam Penuh Kejutan
49 Bab 5: Di Bawah Langit Malam yang Sama
50 Bab 6: Masa Depan dan Kini
51 Bab 7: Masalah yang Silih Berganti
52 Bab 8: Berita Besar
53 Bab 9: Keluarga yang Kacau
54 Bab 10: Perasaan yang Terpendam
55 Bab 11: Sihir Klara
56 Bab 12: Misteri Baru
57 Bab 13: Festival yang akan datang
58 Bab 14: Permulaan Segalanya
59 Bab 15: Terungkap Perlahan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Danu dan gadis kecil
2
Dua Sisi berbeda
3
Sekotak ikan
4
Ucapan Terima Kasih
5
Teman Pertama
6
Klara dan Danu
7
Permainan takdir
8
Ketegangan dan Jawabannya
9
Saat Terakhir
10
Harga
11
Awal perubahan
12
Pelepas Rindu
13
Terbuka
14
Kalung Rubi
15
Keputusan awal
16
Langkah bertahan
17
Hari terakhir
18
Awal yang Buruk
19
Harapan di balik bayangan
20
Dark Knight
21
Amel Ambler
22
Amel Ambler 2
23
Tembakan pembuka
24
Babak Baru
25
Kebangkitan
26
Bangkit Kembali
27
Persiapan Kambali
28
Dark Golem
29
Kabut
30
Spirit Api
31
Serangan Terakhir (1)
32
Benteng Terakhir
33
Kemalangan
34
The Origin Dark Knight
35
Serangan Terakhir (2)
36
Pengantar Kepergian
37
Pergi dan datang
38
Awal yang baru
39
Petunjuk
40
Kata Penutup
41
Bab Spesial: Warisan yang beregenerasi
42
Bab Spesial: Pilar Wanita Ambler
43
Bab Spesial: Ikatan Penghubung
44
Penting!!: Ritme Update berubah?
45
Bab 1: Prolog
46
Bab 2: Kotak Misterius
47
Bab 3: Keriangan sebelum Pulang
48
Bab 4: Malam Penuh Kejutan
49
Bab 5: Di Bawah Langit Malam yang Sama
50
Bab 6: Masa Depan dan Kini
51
Bab 7: Masalah yang Silih Berganti
52
Bab 8: Berita Besar
53
Bab 9: Keluarga yang Kacau
54
Bab 10: Perasaan yang Terpendam
55
Bab 11: Sihir Klara
56
Bab 12: Misteri Baru
57
Bab 13: Festival yang akan datang
58
Bab 14: Permulaan Segalanya
59
Bab 15: Terungkap Perlahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!