Dua Sisi berbeda

Danu berjalan dengan lelah ke rumahnya, tapi dia langsung di sambut oleh rotan yang menghantam meja dengan keras.

"Hayo.., dari mana saja kamu Danu. Jam sekarang kok baru pulang. Lihat tuh! Ibumu sampek khawatir!" Tegur Tuan Senja lalu menunjuk lebam pada wajah Danu, "habis berkelahi dengan siapa kamu? Kok bonyok semua?".

Danu menunduk lalu menjawab dengan suara lirih, "Danu habis dari lapangan pak.."

"Terus, mukamu kenapa kok kayak gitu?" Tanya Tuan Senja.

"Habis berantem sama temen-temennya Sofi"

Danu mengulurkan tangannya dengan enggan, ini bukan pertama kalinya dia menerima hukuman, jadi dia mengambil inisiatif sendiri untuk mengulurkan tangannya.

Pak Surya menghela napas dan merilekskan wajahnya. Dia menatap dengan wajah Danu dengan penuh wibawa.

"Bagus, jadi kamu masih ingat apa yang bapak ajarkan padamu."

Ujarnya dengan nada tegas, Tuan Senja mulai memukulkan rotannya ke tangan Danu sambil meneruskan pembicaraannya,

"Danu, meski kita bukan dari keluarga terpandang tapi ingat apa yang selama ini bapak ajarkan ke kamu!

Tak masalah jika kamu melakukan kesalahan, selama kamu mau bertanggung jawab atas masalah tersebut!"

Tuan Senja menghentikan pukulan rotannya, tangan Danu agak memerah karena pukulan tersebut, tapi tidak terlalu menyakitkan karena Tuan Surya tidak benar-benar memukulnya dengan keras dan hanya memukul sekedarnya.

"Selalu ingat itu, Danu" tegas kembali Tuan Surya.

Danu mengangguk dan memegang bagian tangannya yang memerah karena pukulan Tuan Surya, matanya terbuka lebar saat Tuan surya mengelus kepalanya.

'Hangat' itulah kata yang terpikirkan oleh Danu saat bersama bapaknya.

Tuan Surya: "Ya sudah, masuklah! kakek dan ibumu sudah menunggu di dalam, besok kita kerumah teman-teman Sofi buat minta maaf."

Danu melangkah masuk ke dalam rumah dengan senyuman kecil yang terukir di mulutnya, dia berjalan beberapa langkah dan berhenti saat melihat Tuan Surya tidak ikut masuk sementara pandangan matanya sedang menyusuri sekitar.

"Bapak gak masuk?" Tanya Danu.

"Kamu masuk dulu aja nu. Bapak sedang cari pecok bapak ni, dari tadi sore bapak cari gak nemu-nemu." Jawab Pak Senja.

Danu menatap Pak Senja dengan tatapan keheranan, pasalnya pecok atau sebuah cangkul kecil yang digunakan dengan satu tangan tersebut terikat di pinggang ayahnya.

"Dah itu apa?" Tunjuk Danu pada pecok yang ada di pinggangnya.

"Loh iya," tanggap Pak Surya, lega, "ya udah kalau gitu ayo masuk."

Mereka masuk ke dalam rumah kayu sederhana bersama, meninggalkan gelap malam yang datang bersamaan dengan tenggelamnya matahari.

###

Di Rumah Klara,

Ruang keluarga, Mama Klara, nyonya Vivi, duduk pada sofa sambil mengoleskan salep pada luka Klara, tangannya bergerak dengan perlahan, penuh kehati-hatian.

Tak berselang lama, Tuan Daniel datang dan duduk di samping istrinya dengan membawa kotak yang berisikan daging ikan yang sangat disukai oleh Klara, membuatnya tampak antusias.

"Lihat apa yang papa bawakan." Ajak Tuan Daniel sambil menyodorkan kotak tersebut pada Klara.

Klara melebarkan pupil matanya, tersenyum lembut, dan mendekat untuk memperhatikan lebih jelas.

Tuan Daniel mengelus kepalanya dan bertanya dengan ramah.

"Coba cerita dulu, kenapa bisa Klara sampai seperti ini?"

Klara mengaitkan ke dua ujung jarinya, dengan senyum yang lembut dia mulai bercerita.

"Tidak apa-apa, cuma~ Klara tadi diganggu sama anak nakal.. lalu Klara di tolong sama.." Klara terdiam sesaat dengan senyum yang mengembang, "teman."

Klara meneruskan dengan lebih semangat. "Klara awalnya mau nangis tapi teman itu datang, lalu nolong Klara"

Klara mengepalkan tangan, semakin antusias, "dia yang ngusir anak-anak nakal itu, padahal teman Klara udah dipukul sampai jatuh, ta- tapi teman Klara gak nyerah seperti kesatria dari dongeng mama."

Tuan Daniel dan nyonya Vivi saling memandang dan tersenyum lega, mengetahui anak mereka baik-baik saja.

Klara memegang telunjuk tuan Daniel dan menatapnya dengan mata polosnya. "Papa~ Klara belum terima kasih ke teman Klara, boleh kasih daging ini ke teman Klara.."

Tuan Daniel tertawa kecil, mengelus rambut Klara dengan lembut, dan menjawab. "Iya tidak apa-apa, tapi yakin.. Klara kan' suka sama daging ikan ini? Apa tidak yang lain saja?"

Klara sempat menatap sekotak daging itu dengan pandangan tak rela, tapi dia segera menekan perasaan itu dan tersenyum tulus.

"Iya, Klara gak apa-apa kok."

"Ya sudah kalau gitu, kamu tidur dulu ya, kotaknya papa simpan dulu.., besok kamu kasih sendiri ke anak itu."

Klara mengangguk, berjalan ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Nyonya Vivi menggenggam lembut punggung tangan suaminya, tersenyum manis padanya, membuat Tuan Daniel merasakan kehangatan pada tangan dan hatinya.

Dia membelai rambut istrinya yang tergerai pada wajahnya membuat pipi putih wanita itu memerah sesaat.

Tuan Daniel mengajaknya untuk istirahat dan tidur di kamar bersama.

.....

Di dalam kamar Klara,

Klara berbaring di atas kasurnya dan meredupkan lampu minyak yang ada di kamarnya, menyisakan sedikit cahaya untuk sekedar memandang sebuah buku yang tergeletak di atas kasurnya.

Buku dengan sampul bergambar kesatria yang menunggangi kuda dengan gagah.

Ia sempat mengelus buku itu sebelum beranjak dari kasurnya dan mengembalikan buku itu pada jajaran buku yang ada di dalam lemari di kamar itu.

Kamar yang cukup luas hingga cukup untuk di tempati sebuah lemari buku sedang, meja, dan kasur yang cukup untuk dua orang dewasa.

Ada satu buku yang dibiarkan oleh Klara tergelatak di atas meja, dengan sebuah pola lingkaran pada sampul buku itu yang sesekali memancarkan cahaya kemerahan pada polanya.

Klara mengeluarkan sebuah kalung dengan yang disembunyikan di balik bajunya, meletakkannya di atas meja, mematikan lampu minyak, dan berbaring kembali.

Dia membiarkan rambut merahnya berubah warna menjadi putih.

Klara tidur dengan senyuman manis, seolah telah melewati hari yang indah.

###

Berbeda dengan kedamaian mereka,

Dari balik pepohonan, sebuah bayangan tampak samar-samar muncul dan mengintai desa dari kejauhan.

Matanya merah menyala, sedangkan tanah di bawahnya basah karen air liurnya.

Bayangkan itu mengintai sesaat dan kembali pada kegelapan penuh di hutan.

Kembali dalam kegelapan dengan puluhan Cahaya kemerahan dari mata yang lainnya.

Episodes
1 Danu dan gadis kecil
2 Dua Sisi berbeda
3 Sekotak ikan
4 Ucapan Terima Kasih
5 Teman Pertama
6 Klara dan Danu
7 Permainan takdir
8 Ketegangan dan Jawabannya
9 Saat Terakhir
10 Harga
11 Awal perubahan
12 Pelepas Rindu
13 Terbuka
14 Kalung Rubi
15 Keputusan awal
16 Langkah bertahan
17 Hari terakhir
18 Awal yang Buruk
19 Harapan di balik bayangan
20 Dark Knight
21 Amel Ambler
22 Amel Ambler 2
23 Tembakan pembuka
24 Babak Baru
25 Kebangkitan
26 Bangkit Kembali
27 Persiapan Kambali
28 Dark Golem
29 Kabut
30 Spirit Api
31 Serangan Terakhir (1)
32 Benteng Terakhir
33 Kemalangan
34 The Origin Dark Knight
35 Serangan Terakhir (2)
36 Pengantar Kepergian
37 Pergi dan datang
38 Awal yang baru
39 Petunjuk
40 Kata Penutup
41 Bab Spesial: Warisan yang beregenerasi
42 Bab Spesial: Pilar Wanita Ambler
43 Bab Spesial: Ikatan Penghubung
44 Penting!!: Ritme Update berubah?
45 Bab 1: Prolog
46 Bab 2: Kotak Misterius
47 Bab 3: Keriangan sebelum Pulang
48 Bab 4: Malam Penuh Kejutan
49 Bab 5: Di Bawah Langit Malam yang Sama
50 Bab 6: Masa Depan dan Kini
51 Bab 7: Masalah yang Silih Berganti
52 Bab 8: Berita Besar
53 Bab 9: Keluarga yang Kacau
54 Bab 10: Perasaan yang Terpendam
55 Bab 11: Sihir Klara
56 Bab 12: Misteri Baru
57 Bab 13: Festival yang akan datang
58 Bab 14: Permulaan Segalanya
59 Bab 15: Terungkap Perlahan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Danu dan gadis kecil
2
Dua Sisi berbeda
3
Sekotak ikan
4
Ucapan Terima Kasih
5
Teman Pertama
6
Klara dan Danu
7
Permainan takdir
8
Ketegangan dan Jawabannya
9
Saat Terakhir
10
Harga
11
Awal perubahan
12
Pelepas Rindu
13
Terbuka
14
Kalung Rubi
15
Keputusan awal
16
Langkah bertahan
17
Hari terakhir
18
Awal yang Buruk
19
Harapan di balik bayangan
20
Dark Knight
21
Amel Ambler
22
Amel Ambler 2
23
Tembakan pembuka
24
Babak Baru
25
Kebangkitan
26
Bangkit Kembali
27
Persiapan Kambali
28
Dark Golem
29
Kabut
30
Spirit Api
31
Serangan Terakhir (1)
32
Benteng Terakhir
33
Kemalangan
34
The Origin Dark Knight
35
Serangan Terakhir (2)
36
Pengantar Kepergian
37
Pergi dan datang
38
Awal yang baru
39
Petunjuk
40
Kata Penutup
41
Bab Spesial: Warisan yang beregenerasi
42
Bab Spesial: Pilar Wanita Ambler
43
Bab Spesial: Ikatan Penghubung
44
Penting!!: Ritme Update berubah?
45
Bab 1: Prolog
46
Bab 2: Kotak Misterius
47
Bab 3: Keriangan sebelum Pulang
48
Bab 4: Malam Penuh Kejutan
49
Bab 5: Di Bawah Langit Malam yang Sama
50
Bab 6: Masa Depan dan Kini
51
Bab 7: Masalah yang Silih Berganti
52
Bab 8: Berita Besar
53
Bab 9: Keluarga yang Kacau
54
Bab 10: Perasaan yang Terpendam
55
Bab 11: Sihir Klara
56
Bab 12: Misteri Baru
57
Bab 13: Festival yang akan datang
58
Bab 14: Permulaan Segalanya
59
Bab 15: Terungkap Perlahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!