Pindah Alam

"Akhhh!"

Teriakan yang begitu kencang menggema dan memekakan telinga, membuat Wira terkejur bukan main. Mata Wira sampai melebar tak berkedip kala melihat beberapa wajah berteriak tepat di dekatnya.

Selain terkejut, Wira juga tercengang sampai dia terbengong dalam beberapa detik tiba-tiba ada beberapa wanita ada di sekelilingnya. Para wanita itulah yang berteriak kencang begitu melihat kemunculan Wira dari dalam air.

"Kamu siapa, hah! Pergi dari sini!" bentak salah satu wanita sambil tangannya mengibas air sungai untuk mengusir Wira. "Pergi! Dasar pria mesum!"

Wira berusaha menghindar sambil gelagapan. "Siapa yang mesum?" bantah Wira lantang. "Justru aku yang harusnya bertanya, kalian siapa?" Wira tidak mau kalah. Sambil menangkis cipratan air yang mengarah kepadanya, mata Wira terus memperhatikan gerak-gerik para wanita itu.

"Nggak usah pura pura! Kamu pasti sengaja ngintip kita, kan!" tuduh salah satu wanita itu tidak mau kalah.

"Iya, kamu pasti dari tadi di dalam air! Ngaku kamu!" wanita lain ikut membentaknya dan mereka segera menyatu.

"Siapa yang pura pura!" bantah Wira dengan lantang.

"Jangan bohong!" bentak salah satu wanita. "Cepat pergi!" para wanita itu terus menyibak air dengan keras ke arah Wira.

Wira seketika mendengus. Percuma dia berkata jujur tapi para wanita itu tidak percaya. Wira memilih mengabaikan para wanita itu, dan segera menepi.

Namun saat matanya mengedar ke sekitar, Wira kembali dibuat tercengang. Apa yang dia lihat, berbeda dengan keadaan sekitar sungai di kampungnya.

"Loh, ini dimana? Kok kaya hutan?" Wira mengedarkan pandangan sembari bergerak menuju ke tepi sungai. "Sungainya kenapa jadi beda gini? Mana kampungku? Kenapa jadi hutan begini?" Wira benar benar dibuat takjub sekaligus bingung secara bersamaan. "Apa yang terjadi? Aku ada dimana?"

Sementara itu para wanita yang memilih bersembunyi di balik batu, terus memperhatikan gerak gerik Wira, yang nampak seperti orang bingung. Mereka juga bingung dan saling pandang satu sama lain. Para wanita itupun saling berbisik begitu melihat keadaan pria yang mengganggu mandi mereka.

"Heh, apa mungkin, dia bukan manusia?" bisik salah satu wanita.

"Bukan manusia?" sahut yang lain. "Bukan manusia kok bisa jalan di atas tanah gitu?"

"Waduh, bisa gawat kalau dia manusia, mending kita cepat pergi dari sini, ayok!" ajak yang lainnya lagi. Seketika, semua wanita yang ada di sana bergegas bergegas menepi ke sisi lain.

Wira yang melihat para wanita itu keluar dari air hanya bisa mengerutkan keningnya. Dia tidak ada niat untuk bertanya ataupun mengeluarkan suara sekedar basa basi. Wira terlalu bingung dengan apa yang sedang dia alami. Dia yakin sekali tidak mengenal tempat tersebut.

"Loh, bulunya mana?" salah satu wanita nampak kaget, hingga suara lantangnya mampu mengalihkan pria yang sedang kebingungan di sisi sungai yang lain.

"Lah, iya, bulunya nggak ada," sahut yang lain dengan reaksi yang sama.

"Astaga! Jangan jangan bulunya hilang? Waduh, bisa celaka kita," wanita lain berucap dan wajahnya langsung panik.

"Jangan panik. Kita cari dulu sekitar sini," titah salah satu wanita lagi.

Para wanita yang mengenakan pakaian berbagai warna langsung berpencar mencari benda yang mereka sembunyikan di antara batu.

Wira sendiri meski heran dengan pakaian para wanita itu, tidak ada keniatan untuk bertanya. Wira masih fokus dengan mencari sesuatu yang mungkin dia kenali di sekitar sungai.

Beberapa puluh menit kemudian.

"Aduh, gimana ini? Masa bulunya hilang?" keluh wanita yang memakai baju berwarna merah kepada teman temannya.

"Aku juga tidak menemukannya," wanita yang memakai baju kuning ikut bersuara. "Kayanya beneran hilang deh."

"Nggak mungkin!" seru wanita yang memakai baju Nila. Wajahnya terlihat begitu takut. "Jangan sampai bulu kita hilang. Kalau hilang, kita tidak akan bisa kembali." keenam wanita lainnya seketika ikut panik.

"Coba kita tanya laki-laki itu," wanita yang memakai baju hijau memberi usulan sambil menunjuk ke arah pemuda yang tadi mereka tuduh sedang mengintip mereka. "Dia juga sepertinya sedang mencari sesuatu. Lihat, dia seperti orang bingung."

Semua mata wanita sontak menatap ke arah Wira. Tak perlu berpikir terlalu lama mereka setuju dengan usulan tersebut.

"Ya udah, ayok kita tanya dia. Kalau dia nggak mau ngaku, kita habisi orang itu," ucap wanita berbaju biru.

"Setuju!" seru wanita berbaju ungu.

"Ya udah, ayok," sahut wanita yang memakai baju berwarna jingga.

Mereka langsung mendekat ke arah pemuda yang sedang berdiri kebingungan.

"Ini, kenapa pakaianku juga kaya orang jaman dulu sih?" gumam Wira kala memperhatikan pakaian yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Pakaian itu berupa celana longgar yang melingkar dan diikat dengan sabuk. Sedangkan bagian atasnya terbuka, menampilkan tubuh seksi Wira.

"Hai kamu!" seru wanita berkain merah. "Kembali kan bulu-bulu kita!" Salah satu wanita itu langsung menunjuk Wira begitu langkah kaki mereka berhenti tak jauh dari keberadaan pria itu.

Wira yang masih dilanda kebingungan, sontak menghentikan gerakan tubuhnya. Dengan kening berkerut, mata pemuda itu menatap wanita yang ternyata berjumlah tujuh orang.

"Bulu? Bulu apa?" tanya Wira semakin bingung.

"Jangan pura pura tidak tahu. Pasti kamu, yang mencuri bulu kita! Cepat kembalikan!" tuduh wanita berbaju ungu.

"Iya, tinggal ngaku! Nggak usah bohong!" bentak wanita berbaju Nila.

Wira tercengang. Tuduhan wanita itu sontak membuat Wira tersinggung dan kesal.

"Heh! Kalau nuduh itu pakai otak! Bulu kalian aja aku nggak tahu kayak apa wujudnya. Sembarangan aja kalau nuduh!" hardik Wira tak kalah lantang.

Ketujuh wanita itu saling pandang dan salah satu dari mereka memberi kode dengan mata dan gerakan kepala. Wira yang mengalihkan pandangannya karena masih berusaha mencari sesuatu, dibuat terkejut saat dirinya merasakan ada banyak tangan yang tiba tiba menyergapnya.

"Apa yang kalian lakukan!" teriak Wira lantang. Namun ketujuh wanita itu tidak peduli. Enam wanita menahan kedua tangan dan kaki Wira hingga pria itu telentang di atas tanah.

"Cepat, katakan! Dimana bulu kami!" ucap wanita berbaju jingga.

"Aku nggak tahu bulu apa yang kalian maksud!" Wira tak gentar sedikitpun.

"Nggak usah bohong!"

"Bohong apanya, hah! Orang nggak tahu ya nggak tahu!" balas Wira semakin lantang.

"Beneran, kamu nggak tahu?" tanya wanita berbaju hijau.

"Jangankan bulu. Aku aja nggak tahu sekarang ada dimana," balas Wira yang membuat para wanita itu sedikit percaya.

Wira lantas dilepaskan dan ketujuh wanita itu kini kembali panik. Melihat keadaan seperti itu, Wira jadi penasaran.

"Emang bulu apa, yang kalian cari?" tanya Wira. Meski masih kesal, suaranya kini lebih pelan dari yang tadi saat dia marah.

Ketujuh wanita itu saling pandang sejenak. "Bulu angsa emas," jawab wanita berkain nila.

"Bulu Angsa emas?" tanya Wira dengan kening yang berkerut.

"Iya, bulu angsa emas. Tanpa bulu itu, kami tidak mungkin bisa kembali ke langit."

"Apa!"

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

ini cerita Jaka dan Wulan..

2025-04-21

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2025-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!