Di dalam apartemen Zira.
Zira membersihkan dirinya seperti biasa, setelah itu rutinitasnya untuk menghubungi sahabatnya.
"Ya halo." Jawab Novi dari ujung ponselnya.
"Mana Kiki." Tanya Zira.
"Itu Kiki lagi main dengan papanya."
"Apa saja kegiatan kamu hari ini." Tanya Novi.
"Biasalah."
Zira membulatkan matanya mengingat kejadian tadi siang.
"Aku tadi ketemu dengan seorang pangeran."
Zira mendongakkan kepalanya sambil memegang kedua pipinya, ada rasa kagum.
"Ha apa? Apa aku enggak salah dengar? sekarang kamu telah jatuh cinta?" Selidik Novi.
"Cih, cepat banget jatuh cinta, aku itu hanya mengagumi kegantengannya walaupun sebelas dua belas sama yang di sana." Jawabnya polos.
"Sebelas dua belas, berarti kamu ada menyukai dua pangeran ya?" Ucap Novi lagi.
"Siapa yang menyukai dua pangeran, aku cuma mengagumi ketampanan mereka berdua yaitu sebelas dua belas, tapi ada perbedaannya."
"Apa perbedaannya?" Ucap Novi lagi penasaran.
"Kalau yang satu tampan berwibawa cuma itu dingin banget sama wanita, mungkin waktu bayi dia enggak di beri ASI sama mamanya tapi di beri es batu makanya dingin."
Buahahhaha Zira ketawa sendiri sambil guling-guling di kasur.
Novi masih mendengarkan, tidak ada ekspresi tertawa sedikitpun.
"Terus yang satu lagi."
"Yang satu lagi ganteng baik ramah, tapi sudah punya anak." Jawabnya polos.
"Apa...!" Novi berteriak.
"Enggak usah teriak lagi, aku tidak budek." Ucap Zira sambil mengelus kupingnya.
"Terus kamu suka yang mana?"
"Eh aku itu perempuan, enggak mungkinlah aku suka duluan, gengsi dong."
"Eh makan tuh gengsi." Ucap Novi cepat.
"Aku kasih gambaran ya, mau dengar atau tidak terserah kamu. Kalau yang satu ganteng tapi dingin, ibaratkan es batu lama-lama pasti bisa mencair, dan kalau yang satu lagi sudah punya anak, apa kamu mau jadi ibu tiri? huh..."
"Akukan hanya berandai-andai saja. Siapa lagi yang menyukai mereka berdua. Cuma mengagumi saja. Ah sudahlah, bye bye salam sayang buat Kiki, muaah."
"Dasar kebiasaan jelek pasti mengalihkan pembicaraan, ya udah tidur yang indah mimpikan dua pangeranmu." Ucap Novi.
Sambungan telepon terputus, Zira hanya memikirkan omongannya dengan Novi. Lama-lama dia terlelap sudah masuk ke dalam alam mimpinya.
Keesokan paginya, Zira bangun seperti biasa. Dia harus berangkat pagi karena baju keluarga Raharsya sudah selesai dan hari ini adalah jadwal fitting baju.
Zira menghubungi nomor telepon butiknya.
"Hubungi keluarga Raharsya hari ini kita ada jadwal fitting baju." Zira memerintahkan seseorang di sana.
Setelah itu sambungan telepon terputus. Zira melangkahkan kakinya keluar apartemen menuju butik.
Keaadaan butik tidak terlalu ramai karena masih jam 9 pagi.
Zira berjalan menyusuri lantai menuju ruangannya dilantai 3. Di dalam ruangannya sudah ada beberapa karyawan yang sedang mempersiapkan semuanya.
"Pagi mbak." Sapa karyawan yang berada di dalam ruangannya.
"Pagi, sudah menghubungi keluarga Raharsya." Tanya Zira.
"Sudah mbak, katanya satu jam lagi mereka datang." Jawab Lina.
"Baiklah kalian bisa keluar dulu, karena masih satu jam lagi mereka datang. Kalian bisa membantu karyawan lain diluar." Perintah Zira.
Karyawan keluar semua, Zira berada Sendiri di dalam ruangannya, sambil memperhatikan hasil rancangannya. Hasil yang telah selesai dijahit di pakaikan pada patung maneken, sehingga sudah bisa terlihat dengan jelas bentuk dari rancangannya.
"Hello readers ini adalah novel pertama author mohon maaf jika ada typo atau pun kesalahan lainnya, like episode favorit kalian, terimakasih atas dukungannya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 456 Episodes
Comments
Ambar Wati
ceritanya bagus...
2022-03-19
1
Herlidah
semangat thor jodahkan zira sm ziko aja y
2021-12-18
0
Miki Minni
lagi baca batiba ada halo reader 😅gak berasa bnget baca 1 bab
2021-12-16
0