siap siap

"kenapa kakek ngga pernah cerita soal kakek dirawat?" tanya arsen setelah mendengar cerita kakek dan neneknya.

"kakek hanya ngga mau kamu khawstir, lagian sekarang kakek sudah sehat, gimana kamu mau kan kakek jodohin dengan gadis itu" ucap kakek dengan sorot mata yang memohon

"dan setelah kejadian itu nenek meminta seseorang untuk mengetahui tentang valey, dan ternyata dia adalah anak dari sahabat mendiang mamimu nak" ucap nenek asri mengejutkan arsen

"sahabat mami?" tanya arsen

"iya sahabat mamimu, kamu mau ya, tadi pagi juga kakek dan nenek mampir kerumah mereka, mereka menyambut kami dengan sangat baik karna mereka sudah menganggap kami seperti orang tuanya sendiri" nenek asri menjelaskan panjang lebar

"dan mereka mengundang makan malam kita besok malam" kakek arsen menimpali

"tapi kek nek kala tak bisa berjanji mau menikahinya, besok oke lah kala mau makan malam bersama tapi soal pernikahan bisa nanti kita bicarakan setelah kami bertemu" ucap arsen

"baiklah kalo begitu jika keputusanmu seperti itu, kakek dan nenek tunggu kabar bahagia darimu" ucap nenek asri sembari mengelus kepala arsen

" hmm, nenek dan kakek mending istirahat ya, arsen ada urusan sekarang"

"jangan pulang terlalu larut" ucap kakek arsen dan dibalas anggukan kepala olehnya,

arsen berdiri dan menuju kamarnya mengambil kunci mobil dan dompetnya, dia pergi menuju mansion tiger white.

Sesampainya di mansion para anggota yang berjaga dan berada didalam membungkukan badannya hormat.

"apa bastian dan tama ada disini?" tanya arsen datar ke salah satu anggotanya

"hanya ada tuan bastian dan dia sedang berada di lantai tiga" jawabnya arsen langsung melenggang pergi kelantai tiga.

Bastian sedang bekerja lalu menyadari kehadiran seseorang ia mendongakan wajahnya

"eh elo sen" ucap bastian lalu melihat kearah leptop kembali

"sedang apa lo?" tanya arsen

"ya kerja lah, gue sedang memastikan anggota yang sedang operasi"

"oprasi apa?" tanya arsen

" operasi jantung, ya oprasi kita buat mempertahankan daerah kekuasaan kita, mereka sedang mengintai musuh dan mereka tinggal menerima perintah dari gue" jawab bastian

"memang siapa yang mau merebut daerah itu?" tanya arsen setelah ikut memperhatikan leptop

"the anaconda" jawabnya dengan malas

"mereka selalu mencari masalah dengan kita, kalo mereka siap menyerang beritahu gue , gue pengen bersenang senang" ucap arsen menyeringai

"apa luka lo udah beneran sembuh?" tanya bastian

arsen berdecih "cih luka kecil gini"

"luka kecil lo bilang, lo itu kemaren udah pucet kaya mayat, lo tau gimana khawatirnya kita semua hah, dasar ketua ngga ada akhlak" ucap bastian bersungut sungut

"iya iya makasih kalian udah khawatirin gue" arsen menjepit kepala bastian dengan ketiaknya

"lepas nggak" teriak bastian, arsen melepaskannya lalu terkekeh

"gimana hubungan lo sama Stela" tanya arsen

" masih jalan ditempat sen, lo tau kan gue udah 29 taun sedang dia masih SMA kayaknya sulit deh, dia masih labil terus sifatnya yang bar bar itu susah gue atur, huhh gue juga selalu dipanggil om sama dia, kayaknya dia ngga peka deh jika gue suka padanya" akhirnya bastian curhat

"lo perjuangin dong, hah sudah lah lo malah curhat lagi"

"lagian lo tadi nanya ya gue jawab lah dasar beg*" ucap bastian asal ceplos dan berhasil mendapat tatapan datar dari arsen lalu dia terkekeh.

Mereka melanjutkan obrolan mereka dengan santai ditemani wine dan rokok kesukaan mereka, setelah tengah malam arsen pamit pulang tadi sempat berdebat dengan bastian supaya jangan pulang tetapi dia bilang jika kakek dan neneknya sedang berada disini jadi dia harus pulang.

***

Keesokan harinya arsen seperti biasa dijemput oleh asisten roxi sebelumnya dia sudah sarapan bersama dengan kakek dan neneknya. Arsen mulai bekerja dengan fokus hiingga sore hari setelah pekerjaannya selesai Roxi mengantar tuannya pulang kemansion.