Tidak akan pernah menyangka sama sekali bisa bertemu di sana.Jika untuk Yudha,ia diam-diam sering membuntuti Yesha.Namun kali ini tidak,mereka sama sekali tak sengaja bertemu di sana.
Yesha tetap menolak berkomunikasi dengan Yudha,beberapa kali ia menghindar meski Yudha berusaha menghalangi.
Lain dengan Yesha dan Yudha,Boy yang dimintai oleh Yudha untuk membawa pergi jauh William pun berakhir adu otot di ujung basement.Berkali-kali Yesha ingin mendekati William namun Yudha menahan nya.Jeratan tangan Yudha sangat kencang di lengan nya.
Bunda,ini bagaimana.Bunda... Aku butuh bunda,ayo keluar,aku di basement mall Bunda.Dan kenapa tidak ada security disini.
Dilihat dari jauh saja William kalah telak dibanding Boy yang mahir berkelahi,Yesha pun bergumam dalam hati berharap Bunda nya cepat keluar.
"Teman mu pecundang,sudah tahu William tidak bisa berkelahi,tapi kenapa dia menyerang nya?". Ucap Yesha
"Dia hanya menuruti perintah ku!" jawab singkat Yudha,mata lelaki itu tak berkedip melihat Yesha di samping nya.
"Yesha,aku ingin bicara.Sebentar saja,aku ingin menjelaskan semua!" imbuh Yudha kemudian, tetapi Yesha berusaha melepaskan jeratan di lengan nya.
"Tidak ada penjelasan apapun!"
Yudha menarik Yesha dan menyudutkan ke tembok,mengurung nya di sana.Yesha menahan benturan di punggungnya.
"Katakan Yesha,siapa lelaki itu dan ada hubungan apa dengan mu?"
"Bukan urusan mu!" jawab Yesha.
Kepalan tangan mendarat di sebelah wajah,Yesha pun terpejam.Takut,bukan hanya itu saja,ia juga menahan perut nya yang mulai menegang.
Melihat raut wajah Yesha yang mulai takut Yudha pun mendekat,ia berusaha lembut dan menjatuhkan wajah nya di bahu Yesha.
"Please,beri waktu untuk ku menjelaskan semua nya.Aku ingin memperbaiki semua nya Yesha!".
Suara Yudha mulai serak samar dan mungkin ada sedikit kesedihan yang ia tahan.Merasakan tangan Yudha yang mulai menarik pinggang nya, Yesha segera memberi jarak antara perut nya dengan perut Yudha.
"Stop Yudha,kita sudah asing dan akan tetap seperti ini sampai kapan pun.Aku sudah mengikhlaskan semua nya..."
Kepala Yudha menegak seketika saat mendengar nya,ia menatap wanita di depan nya,tak berkedip,dan tak teralihkan.
Kesempatan,setelah beberapa bulan tak bertemu dan mencoba untuk menghilangkan semua perasaan nya kini hilang sudah terbawa angin.Nyata nya mereka bertemu kembali dengan cara yang tak pernah terduga.
"Jika kita masih sering bertemu walau terpisah berbulan-bulan berarti urusan kita belum selesai!" ucap Yudha,namun mata Yesha tetap mengawasi William yang sudah babak belur.
"Lepaskan teman ku dulu, setelah itu kita bicarakan semua!"
"Apa dia penting untuk mu?" tanya Yudha.
Yesha pun menoleh,wajah nya saling berhadapan dan hanya berjarak lima senti.
"Setidak nya dia bisa menerima ku apa adanya,nyawa nya penting Yudha.Apa kau mau di hukum karena membunuh orang hah?!"
Setelah bicara keras dan kuat,Yesha memejamkan mata.Sesuatu yang mulai terasa sakit kini semakin sakit, tiba-tiba ia pun mencengkram kaos Yudha,wajahnya pucat,menahan sakit.
Namun dari arah pintu terlihat Mita dan Neni datang, seseorang melalui informasi speaker mengatakan jika ada perkelahian di basement.
"Yesha!!..." teriak Mita.
Yesha yang sudah mulai melorot badan nya pun mencoba membuka mata saat mendengar panggilan Mita.
"Bundaaaa..." suara nya hampir tak terdengar.
Mita melihat seseorang disamping anaknya,ia pun berlari cepat di susul Neni.
Mencengkram perut nya,tubuh Yesha semakin melorot,ia merasa itu sangat sakit.Yudha pun terlihat bingung dengan keadaan Yesha.
"Kau tidak apa-apa Yesha?"
Hendak mengulurkan tangan namun Yesha menangkis nya.
"Tidak... Aaawhhh". Nafas nya terengah menahan sakit.
Tab
Tab
"Ya Tuhan bagaimana ini?" tanya Mita.
"Bunda,sakit bunda..." keluh Yesha.
Tanpa berpikir panjang, Yudha mengangkat tubuh Yesha lalu memasukam ke mobil nya.
"Yudh..." ucap Mita,namun wanita itu juga ikut masuk ke dalam mobil.
"Neni,tunggu sopir baru!" teriak Mita dan Neni mengangguk.
.
.
.
Sepanjang jalan Yesha terus menangis,ia takut jika terjadi sesuatu dengan bayi yang dikandung nya.Terlebih lagi ia mengalami pendarahan meski tidak banyak.
Dari kaca, Yudha melihat Yesha mencengkram baju milik Bunda nya dengan erat,wanita itu pun mendesis menahan sakit.
Dengan kecepatan penuh akhirnya mereka sampai di depan IGD, Yudha dengan tergesa-gesa turun dan membuka pintu penumpang,separuh tubuhnya masuk untuk meraih Yesha,namun wanita itu melirik pada Mita terlebih dahulu.Mita pun mengangguk.
Membopong tubuh Yesha dan membawa masuk karena kebetulan tidak ada brangkar di depan.Yesha melihat raut wajah yang panik,dan sungguh.
"Dia benar-benar panik..." gumam nya.
Meletakkan di brangkar,Yudha di persilahkan untuk menunggu di luar.
.
.
.
Mita baru saja sampai di depan pintu,ia pun memegang bahu Yudha.
"Terimakasih sudah mengantar,silahkan jika ingin kembali". Ucap Mita,ia tidak kesal sedikit pun pada Yudha demi untuk menutupi sesuatu.
"Tapi Tante,aku ingin disini dan memastikan Yesha baik-baik saja.Aku ingin menjelaskan semua dan memulai dari awal,aku akan menunggu nya..." ucap Yudha.
Mita pun menggeleng "Lebih baik lain waktu saja,kondisi Yesha sedang tidak memungkinkan,ia sedang sakit.
"Sakit apa?" tanya Yudha lagi.
"Imun nya harus terjaga dan stabil.Silahkan pulang lah dulu saja, kapan-kapan kau pasti bertemu lagi.Maaf Tante permisi ke dalam dulu."
Tanpa yudha melemparkan pertanyaan lagi,Mita sudah berbalik arah dan masuk ke pintu lalu menutup nya kembali.Lelaki itu pun mencoba menguping dari depan.
Meski tembok tinggi dan tebal,begitu pula dengan pintu yang keras,Yudha masih mencoba untuk mendengar dari celah-celah.
Beberapa obrolan terdengar,begitu juga suara Yesha yang memanggil Bunda.Hingga beberapa kali Yudha mendengar kalimat demi kalimat,ia mengerutkan kening ,ia ingin lebih jelas mendengar nya namun mereka semakin lirih.
Ternyata lewat pintu yang lain mereka berpindah ke ruang khusus kandungan.Yudha berjalan keluar,dan ternyata datang lah Boy dan William begitu juga Neni.William yang babak belur pun langsung di tangani oleh para perawat.
"Kalian,silahkan pergi dari sini.Kami tidak punya masalah apapun dengan kalian.Lihat teman Yesha bahkan babak belur seperti ini karena kalian.Pergilah dan jangan ganggu kami lagi!" Ucap tegas Neni.
Tentu saja ia berani menanggapi Boy dan Yudha,Neni asli penduduk sana.Sama sekali ia tidak takut bahkan ia lebih tahu aturan di negara nya.
Bersama Boy akhirnya Yudha pergi,beberapa kali mengusap rambutnya hingga ia sadar jika ujung pakaian nya berdarah.
"Ini darah apa ya?".
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Herman Lim
dia pendarahan Yudha yesha lagi hamil anak mu
2025-04-14
0