Season 1 ; Bab 3 - Sup Untuk Yang Hampir Mati

Angin malam mengibarkan mantel panjang Murni saat ia berlari, secepat yang ia bisa, menyusuri gang-gang sempit kota tua. Matanya terpaku pada ponsel yang kini hanya menampilkan satu hal: gambar atap gedung dengan titik merah yang terus berdenyut.

Langit di atasnya menampakkan bulan separuh, pucat laksana wajah orang yang baru tersadar dari koma. Ia tak tahu mengapa percaya pada gambar itu. Ia bahkan tak tahu siapa yang mengirimkannya. Tapi tubuhnya bergerak seolah tersihir.

Dan sesuatu di dalam dadanya —sesuatu yang lebih tua dari kata takut —berbisik:

“Cepat. Sebelum ia jatuh.”

---

Gedung tua itu berdiri diam, menjulang di antara bangunan-bangunan lain yang sudah mati. Pintu masuknya digembok, tapi Murni menemukan celah kecil di sisi pagar, cukup untuk tubuh kurusnya menyelinap.

Ia naik ke tangga darurat, mendaki langkah demi langkah dengan napas tersengal, sementara ponsel di tangannya mulai panas. Layarnya gelap, tapi suara samar masih mengalun:

“Dia sendirian... dia sendirian...”

Sampai di atap, ia melihatnya.

Anak laki-laki. Tak lebih dari dua belas tahun. Tubuhnya gemetar, jari-jari mungil mencengkeram besi pembatas. Ia berdiri di ujung beton, di bawahnya jurang tujuh lantai.

Langkah Murni terhenti.

“Jangan dekati aku!” jerit si anak tanpa menoleh. Suaranya seperti milik orang yang sudah terlalu lama bicara sendirian.

“Aku hanya ingin bicara,” ucap Murni lirih.

Anak itu menangis. Tapi bukan tangisan histeris. Tangisan yang datar, nyaris diam. Tangisan orang yang sudah lama kehilangan harapan untuk didengar.

“Mereka bilang aku gagal... sekolah... rumah... semua orang... mereka nggak suka aku.”

“Kau dengar itu dari siapa?” Murni mencoba mendekat, satu langkah demi satu langkah.

Anak itu mengangkat tangan dan menunjuk ke langit. Tapi tak ada apa-apa di sana.

“Dia bisikin ke aku tiap malam. Katanya, kalau aku jatuh... aku akan tenang.”

Murni kian mendekat, satu langkah. Dua langkah.

Lalu—suara lain muncul.

Lelaki.

Tenang, berat, seolah berasal dari celah antara kata dan kenyataan.

“Jika kau tarik dia mundur sekarang, kau harus menanggung beban yang dia tinggalkan.”

Murni menoleh.

Mahanta berdiri di sudut atap, entah sejak kapan. Bayangan tubuhnya panjang, tidak sepadan dengan cahaya bulan. Matanya menatap anak itu, bukan dengan iba—tapi dengan pengertian yang dalam dan gelap.

“Apa maksudmu?” tanya Murni.

“Setiap jiwa yang kau selamatkan, akan meninggalkan bayangannya padamu,” jawab Mahanta. “Dan bayangan itu... tidak pernah ringan.”

Murni menoleh lagi ke si anak. Kini bocah itu menatapnya langsung, mata merah basah, bukan karena marah — tapi karena lelah.

“Aku... aku capek, Kak,” gumamnya.

Tanpa pikir panjang, Murni berlari dan memeluk anak itu dari belakang. Tubuhnya dingin. Kaku. Tapi tidak melawan.

Dan saat itulah... semuanya berhenti.

Suara kota, angin, bahkan waktu seolah mematung. Dunia seperti mengambil jeda.

Lalu, sebuah kehangatan aneh menyelubungi tubuh Murni. Bukan dari luar, tapi dari dalam dirinya. Dan anak itu… perlahan… menghilang dalam pelukannya. Bukan mati. Bukan pergi. Tapi... ditarik ke tempat lain.

Yang tertinggal hanyalah pakaian sekolah yang jatuh di lantai atap.

Murni terduduk. Tubuhnya gemetar. Dadanya sesak.

“Apa yang barusan terjadi...?” bisiknya. “Mengapa anak itu menghilang? Apakah aku… sudah menyelamatkannya?”

Mahanta menghampiri. Ia membawa semangkuk sup hangat, entah dari mana. Ia letakkan di depan Murni.

"Selamat datang," katanya, "di meja yang tak pernah kosong."

Dan tiba-tiba saja, mereka telah kembali di warung itu.

---

Beberapa malam setelah kejadian itu, Murni tidak makan. Tidak tidur. Ia hanya duduk di kamarnya, memeluk lutut, mengusap-usap salib kecil yang dulu selalu memberi ketenangan.

Tapi sekarang… salib itu terasa berat.

Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa... takut pada doanya sendiri.

Dalam mimpi, anak laki-laki itu muncul. Berdiri di ladang kosong, di bawah langit merah. Dia tidak bicara. Hanya menatap Murni, dan di matanya, terpampang rasa terima kasih, dan ‘bekas luka’ yang kini... pindah ke dirinya.

---

Malam kelima, Murni kembali ke warung itu.

Warung Murni.

Kini ia tahu, bukan kebetulan nama warung itu sama dengan namanya..

Mahanta menunggunya di balik meja, seperti biasa. Tidak ada pelanggan. Hanya satu kursi. Satu mangkuk sup. Dan satu pertanyaan yang menggantung seperti pedang Damocles:

“Berapa banyak lagi yang harus kita beri makan sebelum mereka mau hidup kembali? Apakah itu yang membawaku ke sini? Misi untuk menyelamatkan mereka?”

Mahanta menatapnya, mata hitam pekat segelap malam paling dalam.

“Tidak semua bisa diselamatkan,” katanya pelan. “Hanya beberapa. Tapi terkadang satu pun cukup untuk mengubah segalanya.”

Murni menatap sup di depannya.

Kali ini, ia melihat seorang pria tua dengan botol pil di tangannya. Di sebelahnya, radio memutar lagu anak-anak.

Hatinya hancur pelan-pelan. Tapi ia tahu apa yang harus ia lakukan.

Ia bangkit berdiri.

Terpopuler

Comments

Jati Putro

Jati Putro

setiap nyawa yg di selamatkan ,
kesedihan ,bebannya pindah ke murni ?
🤔

2025-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Season 1 ; Bab 1 – Sinyal Awal
2 Season 1 ; Bab 2 - Warung Yang Tak Ada di Peta
3 Season 1 ; Bab 3 - Sup Untuk Yang Hampir Mati
4 Season 1 ; Bab 4 – Harga dari Satu Jiwa
5 Season 1 ; Bab 5 – Wajah-Wajah Tanpa Warna
6 Season 1 ; Bab 6 - Bukan Manusia Biasa
7 Season 1 ; Bab 7 - Pengunjung Tanpa Wajah
8 Season 1 ; Bab 8 - Mencari Makna Mimpi
9 Season 1 ; Bab 9 – Yang Masih Hidup
10 Season 1 ; Bab 10 – Rasa Yang Asing
11 Season 1 ; Bab 11 – Nama Dari Neraka
12 Season 1 ; Bab 12 - Konfrontasi
13 Season 1 ; Bab 13 - Keraguan
14 Season 1 ; Bab 14 - Yang Bisa Menyelamatkan
15 Season 1 ; Bab 15 - Suara Dari Kedalaman
16 Season 1 ; Bab 16 - Menu
17 Season 1 ; Bab 17 - Makna Cinta
18 Season 1 ; Bab 18 - Duduk Dalam Bayangan
19 Season 1 ; Bab 19 - Kembali Ke Biara
20 Season 1 ; Bab 20 - Pendosa Yang Ingin Jatuh
21 Season 1 ; Bab 21 - Perjuangan
22 Season 1 ; Bab 22 - Kembali Ke Warung
23 Season 1 ; Bab 23 - Yang Tidak Ingin Kembali
24 Season 1 : Bab 24 - Neraka Ceria (1)
25 Season 1 ; Bab 25 - Neraka Ceria (2)
26 Season 1 ; Bab 26 - Tertangkap Basah
27 Season 1 ; Bab 27 - Dibuntuti
28 Season 1 ; Bab 28 — Jiwa Yang Gelisah
29 Season 1 ; Bab 29 - Tamu Dari Antara Dunia
30 Season 1 ; Bab 30 - Dikurung
31 Season 1 ; Bab 31 - Melarikan Diri
32 Season 1 ; Bab 32 - Mahanta Telah Menikah?
33 Season 1 ; Bab 33 - Wanita Yang Dicintai Mahanta
34 Season 1 ; Bab 34 - Pintu Ke Dunia Lain
35 Season 1 ; Bab 35 - Luka Mahanta
36 Season 1 ; Bab 36 - Kembalilah
37 Season 1 ; Bab 37 - Dirawat Di Biara
38 Season 1 ; Bab 38 - Pengakuan Dosa
39 Season 1 ; Bab 39 - Api Yang Mengubah Segalanya (Akhir)
40 Season 2 ; Bab 1 – Mereka Yang Terjun Ke Sunyi
41 Season 2; Bab 2 – Kilatan Cahaya Yang Menyakitkan
42 Season 2 ; Bab 3 – Misi Yang Gagal Lagi Dan Lagi
43 Season 2 ; Bab 4 – Amarah Yang Menghitamkan Langit
Episodes

Updated 43 Episodes

1
Season 1 ; Bab 1 – Sinyal Awal
2
Season 1 ; Bab 2 - Warung Yang Tak Ada di Peta
3
Season 1 ; Bab 3 - Sup Untuk Yang Hampir Mati
4
Season 1 ; Bab 4 – Harga dari Satu Jiwa
5
Season 1 ; Bab 5 – Wajah-Wajah Tanpa Warna
6
Season 1 ; Bab 6 - Bukan Manusia Biasa
7
Season 1 ; Bab 7 - Pengunjung Tanpa Wajah
8
Season 1 ; Bab 8 - Mencari Makna Mimpi
9
Season 1 ; Bab 9 – Yang Masih Hidup
10
Season 1 ; Bab 10 – Rasa Yang Asing
11
Season 1 ; Bab 11 – Nama Dari Neraka
12
Season 1 ; Bab 12 - Konfrontasi
13
Season 1 ; Bab 13 - Keraguan
14
Season 1 ; Bab 14 - Yang Bisa Menyelamatkan
15
Season 1 ; Bab 15 - Suara Dari Kedalaman
16
Season 1 ; Bab 16 - Menu
17
Season 1 ; Bab 17 - Makna Cinta
18
Season 1 ; Bab 18 - Duduk Dalam Bayangan
19
Season 1 ; Bab 19 - Kembali Ke Biara
20
Season 1 ; Bab 20 - Pendosa Yang Ingin Jatuh
21
Season 1 ; Bab 21 - Perjuangan
22
Season 1 ; Bab 22 - Kembali Ke Warung
23
Season 1 ; Bab 23 - Yang Tidak Ingin Kembali
24
Season 1 : Bab 24 - Neraka Ceria (1)
25
Season 1 ; Bab 25 - Neraka Ceria (2)
26
Season 1 ; Bab 26 - Tertangkap Basah
27
Season 1 ; Bab 27 - Dibuntuti
28
Season 1 ; Bab 28 — Jiwa Yang Gelisah
29
Season 1 ; Bab 29 - Tamu Dari Antara Dunia
30
Season 1 ; Bab 30 - Dikurung
31
Season 1 ; Bab 31 - Melarikan Diri
32
Season 1 ; Bab 32 - Mahanta Telah Menikah?
33
Season 1 ; Bab 33 - Wanita Yang Dicintai Mahanta
34
Season 1 ; Bab 34 - Pintu Ke Dunia Lain
35
Season 1 ; Bab 35 - Luka Mahanta
36
Season 1 ; Bab 36 - Kembalilah
37
Season 1 ; Bab 37 - Dirawat Di Biara
38
Season 1 ; Bab 38 - Pengakuan Dosa
39
Season 1 ; Bab 39 - Api Yang Mengubah Segalanya (Akhir)
40
Season 2 ; Bab 1 – Mereka Yang Terjun Ke Sunyi
41
Season 2; Bab 2 – Kilatan Cahaya Yang Menyakitkan
42
Season 2 ; Bab 3 – Misi Yang Gagal Lagi Dan Lagi
43
Season 2 ; Bab 4 – Amarah Yang Menghitamkan Langit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!