Saat sedang menuruni tangga telinga Maya mendengar samar-samar suara orang bertengkar .
Braaak..
Tiba-tiba terdengar suara orang memukul meja. Maya yang sedang berjalan menuruni tangga bersama seorang pelayan langsung terhenti langkahnya dan jantungnya deg-degan napasnya turun naik tak beraturan.
Maya memegang pegangan tangga untuk mengatur nafasnya, dia mencoba mengambil napas panjang dan sebentar kemudian dia merasa lebih tenang.
Kondisi fisik Maya memang cepat lemah hal ini dikarenakan kan waktu kecil Maya pernah menderita lemah jantung.Tak berapa lama kemudian terdengar suara lantang tuan Darmawan.
"Jika ada yang tidak mau menerima putriku tinggal di sini kalian bisa keluar dari rumah ini!" teriak Darmawan lantang matanya memerah karena marah.
Seketika semua orang di ruang makan terdiam.
"Non," panggil pelayan itu menyadarkan Maya .
"I......Ya," jawab Maya tersentak kaget mimik wajahnya pucat .
Pelayan itu memberikan isyarat Maya dengan tatapan mata menuju kearah bawah seperti mengajak Maya cepat turun, tapi Maya memintanya untuk berhenti sebentar kakinya terasa berat untuk melangkah menuruni tangga.
Setelah beberapa saat, Maya mengatur nafasnya dia kembali berjalan menuruni tangga. Lalu mereka berdua bergegas turun menuju ruang makan. Saat Maya muncul di ruang makan semua mata menatapnya dengan bermacam tatapan Maya berjalan menunduk.
"Ke sini Maya, duduklah di sini," kata Darmawan .
Maya mengangkat wajahnya mereka saling bertatapan, tak tampak sorot yang menakutkan di mata lelaki paruh baya yang baru beberapa menit lalu menggebrak meja dan bersuara lantang tapi yang ada tatapan hangat penuh sayang, tatapan yang selama ini tidak pernah Dia dapatkan.
Entah kenapa hatinya jadi baper akan rasa rindu yang selama ini dia pendam. Rindu akan sosok ayah yang selama ini hanya sebatas angan.
"Pa...pa," gumamnya dalam hati.
Hampir saja air matanya keluar tapi dia buru buru mengedipkan matanya. Maya berjalan menghampiri Papanya.
Tangan Darmawan merangkul lembut pundak Maya dan menuntun Maya menuju kursi makan yang berdekatan dengannya.Darmawan mulai memperkenalkan Anggota keluarganya kepada Maya .
"Maya ini kakakmu Aldo," kata Tuan Darmawan sambil menunjuk ke arah cowok yang duduk tepat di depan Maya .
Maya mengangkat wajahnya, matanya bertatapan dengan mata Aldo. Ganteng kata yang tiba-tiba muncul di kepalanya .
Ya, siapapun yang melihat Aldo pertama kali pasti kesan yang keluar sama ganteng. Bagaimana tidak sebagai cowok Aldo benar benar sempurna alisnya tebal, berhidung mancung dengan sorot mata tajam dan bibir tipisnya sedikit merah serta ada belahan di dagunya dengan kulit wajahnya putih dan bersih di tambah lesung pipi yang tidak terlalu dalam membuat siapapun yang melihat pasti akan terpesona.
"Kakak... aku punya kakak," gumam Maya dalam hati.
"Yang di samping kakakmu, Dia adalah Tante Mila adik mamanya Aldo," Tuan Darmawan memperkenalkan wanita cantik yang usianya sekitar 35-an lebih.
Maya menatap sekilas saat mata mereka saling bertatapan hati Maya bergidik melihat sorot Mila tajam penuh kebencian cepat-cepat Maya mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Dan yang disampingnya Om Aris Dia suami Tante Mila," lanjut papanya.
Lelaki berumur 40an dengan tampang cukup tampan tapi sekilas dari matanya dia terlihat seperti pria genit dan menakutkan.
"Baiklah sekarang kita makan," ajak Tuan
Darmawan mengakhiri perkenalan Maya kepada keluarganya.
Selama makan semua orang diam tidak ada yang bersuara, hanya bunyi sendok dan piring yang saling beradu.
Sesekali mata Maya bentrok dengan mata Aldo, lalu Maya kembali menunduk. Maya hanya makan sedikit rasanya sulit untuk menelan makanan di atas meja makan.
Setelah selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga atas perintah Tuan Darmawan. Ruangan itu sangat luas ada beberapa sofa besar dari bahan kulit yang tertata rapi. Maya duduk di samping Tuan Darmawan sementara Aldo duduk di depan Tuan Darmawan.
Sepertinya Aldo sengaja memilih tempat itu. Mata dan tangan kanannya sibuk dengan hpnya sesekali Dia melirik kearah Maya seakan sedang menelisik lebih dekat Maya.
Tante Mila dan suaminya duduk di sofa panjang sejajar dengan Aldo, dari matanya tampak jelas kebencian dan ketidaksukaannya pada Maya.
Tak berapa lama kemudian datang seorang lelaki yang berusia hampir sebaya dengan Tuan Darmawan dan Tuan Darmawan langsung mempersilahkan lelaki itu duduk disampingnya.
"Duduklah Salim," kata Darmawan kepada tamunya yang bernama Salim.
"Salim kamu urus untuk memasukkan Maya putriku ke dalam KK Dan satu hal lagi kamu juga harus masukan Maya dalam daftar surat wasiatku," kata tuan Darmawan kepada lelaki yang dipanggilnya Salim yang ternyata adalah seorang pengacara di keluarga Darmawan.
Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut
"Mas, haruskah secepat ini?" sela Tante Mila dengan suara emosi .
"Dari awal aku bilang siapa yang tidak menerima putriku tinggal di sini silakan keluar dari rumah ini,ancam Tuan Darmawan tegas .
Tante Mila pun beranjak dari tempat duduk matanya menatap tajam kearah Maya lalu dia pergi meninggalkan ruangan itu dengan penuh kecewa dan marah, Aris juga mengikutinya sekarang yang yang ada hanya Tuan Darmawan, Maya, Aldo juga sang pengacara.
"Oke Salim besuk kamu datang ke kantor urus semuanya dengan cepat," Perintah Tuan Darmawan mengakhiri pembicaraan lalu berdiri dan sebelum berlalu di mengusap ujung kepala Maya serta berkata .
"Pergilah istirahat ke kamarmu sayang," ucap papanya kepada Maya .
Maya mengangguk lalu berdiri dan naik ke lantai atas, Dia tidak sadar ada sepasang mata yang memperhatikannya. Maya berbaring di atas ranjangnya pikirannya kacau .
Bagaimana tidak, hanya dalam empat jam takdir hidupnya berubah 180 derajat dia yang tadinya seorang gadis biasa tanpa ayah selama 19 tahun ini tiba-tiba dia punya Ayah dengan latar belakang yang bertolak belakang dengannya.
Maya ingat waktu SMP ada seorang teman sekelasnya yang menyebutnya anak haram tapi sekarang tiba-tiba dia menemukan seorang Papa yang kaya raya dan seorang kakak yang ganteng.
Maya menggelengkan kepalanya tidak percaya. Dia menepuk kedua pipinya dengan telapak tangannya dan dia merasa sakit.
"Oh ... ini nyata," gumamnya.
"Ya Allah apa yang sebenarnya terjadi?"
matanya menatap ke arah langit langit kamarnya.
"Ya Allah sedang mimpi kah aku? atau Engkau sedang menguji imanku," bisik ya pelan matanya berkaca-kaca dan air mulai menetes di ke dua pelipisnya, lama kelamaan matanya semakin berat dan diapun tertidur dalam kantuknya.
Berlanjut
Bagaimana hidup Maya setelah masuk dalam kemewahan bahagia 🤔
Like rate vote dan komentar nya kakak jangan lupa 😊 terimakasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
pasti terkejut y maya..takdir berubah segitu cepatnya
2022-06-13
5
👏RIRI💕🏚️ᴄ͜͡ʀ7
kakak ketemu gede. apalagi kk nya ganteng, jgn sampai ada hati ya Maya. hati2 sama Tante Mila ya Maya
2022-06-13
0
🏚️🆒ᴵᶜᵉʷᵒˡᶠ👏 ⍣⃝కꫝ🎸
Dalam sekejap nasib berubah dan memiliki papa jg kakak, semoga hidup Maya kedepannya bahagia
2022-06-13
0