" Oke, baiklah. Aku punya beberapa contoh gaun yang bisa dia coba dan kemudian aku akan membuatkan gaun baru untuk nya jika memang koleksi ku tidak cocok untuk nya ". Balas Marta di sertai senyum ramah nya.
Saat Marta hendak memanggil staf nya untuk mengambilkan contoh gaun untuk Elena, Malvin telah lebih dulu buka suara.
" Tunggu! Karena kita membeli gaun pengantin yang khusus, bagaimana jika kau memberikan kita sebuah ruang privasi? Aku tidak ingin ada yang melihat gadis ku berganti dengan calon gaun pilihan nya nanti ". Pinta Malvin pada Marta.
Marta menganggukkan kepala nya, saat mengerti apa yang Malvin inginkan.
" Kalian bisa mengajak, nona dan pria ini untuk keluar dari butik kita ?". Perintah Marta pada staf nya.
Maya yang mendengar hal tersebut pun terlihat panik.
Setidaknya jika dirinya tidak dapat memiliki gaun dengan edisi terbatas itu, ia masih dapat melihat nya.
" Bisa kita tetap di sini? Aku ingin melihat gaun edisi terbatas itu". Kata Maya saat memohon pada Malvin.
Lalu menatap ke arah Elena dengan tatapan penuh harap, namun Elena justru tidak menghiraukan nya. Elena menggelengkan kepala nya dan langsung menolak. " Tidak, aku ingin kalian berdua tetap pergi dari sini ".
" Elena! Kamu jangan egois sep—".
" Apakah telinga mu masih berfungsi?". Tanya Malvin menukas perkataan Maya.
Rahang Alvaro mengantup saat melihat Malvin dengan tatapan garang nya. Namun, ia tak memiliki pilihan lain selain menarik lengan Maya agar mau pergi menjauh dari mereka.
Wajah Alvaro pun terlihat tertekan saat menarik Maya keluar karena Maya terus saja berteriak - teriak ketika permintaan nya tidak di turuti.
Setelah ke dua nya keluar dari butik dan salah staf juga telah mengangkat papan dengan tulisan tutup di depan butik.
Barulah, Marta mengeluarkan sampel dari gaun edisi terbatas koleksi nya . Para staf pun membawakan nya hanya agar Elena dapat memilih seperti yang ia inginkan.
Malvin mengalihkan pandangan nya ke arah Elena. " Pilih salah satu. Karena ini adalah pernikahan pertama mu, aku ingin gaun pilihan mu itu menjadi yang terbaik saat tiba di acara nya". Kata pria itu.
Rasa - rasa nya jantung Elena kembali berdegup kencang. Memang, ini adalah pernikahan pertama nya. Tetapi apakah gaun terbaik itu di perlukan? Mengingat mereka hanya melakukan pernikahan palsu.
"Hm Tn Malvin, bisa aku memilih gaun yang biasa saja ? Seperti nya semua ini terlalu mahal".
" Itu lah yang pantas kamu dapatkan, Elena. Apa kamu lupa dengan siapa kamu akan menikah?". Tanya Malvin dengan suara purau nya juga sebelah alis nya yang terangkat.
Elena menggelengkan kepala nya dan memutuskan untuk memilih gaun karena Malvin telah berkali - kali menawarkan nya.
Elena melihat - lihat sampel yang di tujukan, dan ia berhenti ketika pandangan nya tertuju pada sebuah gaun pesta yang indah. Korset nya di lapisi dengan berlian dan rok nya memiliki ekor kain yang panjang juga di hiasi berlian.
Elena meminta izin untuk pergi ke ruang ganti bersama dengan beberapa stylish yang bertugas membantu nya berganti pakaian.
Beberapa menit kemudian, Elena keluar dari ruang ganti dan Malvin terpana saat melihat aura kecantikan gadis itu yang terpancar jelas.
Dengan langkah anggun nya, Elena berjalan mendekat ke arah Malvin yang telah menunggu nya.
" Cantik". Puji Malvin setelah Elena berdiri di depan nya.
Pujian pria itu mampu membuat pipi Elena merona kemerahan.
Perlu beberapa saat untuk Malvin tersadar dari kekaguman nya karena ia terpesona oleh kecantikan alami yang terpancar dari dalam diri Elena.
Malvin menoleh ke arah Marta. " Aku akan memilih gaun yang ini "..
" Wah bagus sekali Elena , selera mu memang tidak main - main. Itu adalah gaun termahal dari semua koleksi ku dan di banderol dengan harga tiga juta dollar ". Kata Marta tersenyum senang dan bertepuk tangan.
Elena pun tersentak dan menatap sang desainer itu. " T-tiga juta dollar?". Tanya gadis itu , kembali memastikan dengan suara nya yang terbata - bata..
Ini sangat berlebihan! Ya— ayah Elena memang memiliki kekayaan , akan tetapi pria itu hanya lah seorang jutawan dan mereka pasti nya akan perhitungan saat pengeluaran.
Jika gaun itu berharga ribuan dollar itu bukanlah sebuah masalah, tetapi Elena tidak menduga jika tiga juta dollar akan habis hanya untuk membeli pakaian nya..
" Iya nona, gaun ini memang di buat secara khusus dan akan menjadi satu - satu nya gaun termahal di dunia karena aku tidak akan membuat gaun yang seperti ini lagi ". Kata Marta menjelaskan dengan penuh semangat tetapi Elena tidak dapat tersenyum setelah mendengar harga nya yang terlalu mahal itu.
Elena lantas menatap ke arah Malvin dan menyentuh punggung tangan pria itu. " Maaf tapi aku tidak bisa memakai gaun semahal ini, hanya untuk acara yang di lakukan sehari itu saja, Tn Malvin " Elena lalu menoleh ke arah gaun yang terpajang. " kita bisa cari yang lain aja ".
Malvin justru terlihat mengabaikan Elena, pria itu menarik tangan nya pelan dari genggaman tangan Elena.
Lalu, ia terlihat mengeluarkan black card milik nya dan memberikan nya pada Marta. " Kami akan tetap memilih gaun itu, dan carikan gaun lain nya yang cocok untuk Elena kenakan saat resepsi sesuai dengan ukuran gadis ku ". Perintah Malvin sembari memberikan black card tersebut pada Marta.
Dengan semangat dan perasaan yang senang, Marta mengambil kartu tersebut dan segera melakukan pembayaran.
Elena sangat terkejut dan bingung saat pada akhirnya, Malvin harus menghabiskan empat juta dolar hanya untuk gaun yang akan Elena kenakan di hari pernikahan mereka.
" Seharusnya kamu tidak perlu melakukan ini, jangan buang - buang uang hanya karena aku ". Kata Elena sembari menggigit bibir nya.
Malvin menatap nya, namun tetap mempertahankan wajah datar nya. " Jika aku tidak membelanjakan uang ku untuk mu, bagaimana cara nya uang ku bisa habis?".
" Hah ?". Elena mengernyitkan dahinya, bingung.
Dengan perkataan seperti itu, seakan - akan Malvin tengah menunjukkan jika pertunangan mereka sungguhan, tetapi bukan kah mereka berpura pura menjalani pertunangan ini ?. Lantas mengapa Malvin mau menghambur - hamburkan uang untuk diri nya ?.
" Sebagai calon istri ku, kamu berhak menggunakan gaun yang belum pernah di pakai oleh wanita mana pun sebelum nya". Suara serak pria itu mampu membuat tubuh Elena merinding aneh, dan ia tiba - tiba merasakan hawa hangat di dalam diri nya..
Jauh di lubuk hati nya, ia merasa jika kupu - kupu yang ada di dalam perut nya semakin bergerak liar. Tidak ada seorang pun yang pernah mengusahakan kesenangan untuk nya seperti Malvin.
Padahal Elena sudah merasa senang karena Malvin telah meluangkan waktu sibuk nya untuk menemani diri nya berbelanja.
" Hm, terima kasih. Tn Malvin". Kata Elena lirih, terlihat pipi nya bersemu merah.
Melihat wajah Elena yang memerah, Malvin menyeringai merasa tidak ingin berpisah dengan Elena secepat ini . " Apa kamu bisa ikut pulang bersama ku ? Untuk makan malam ". Kata Malvin mencari alasan, agar dapat berlama - lama di dekat Elena, tentu nya.
Mendengar hal itu, Elena terdiam, mematung. Sementara pikiran nya bingung harus menjawab seperti apa.
" Kakek, ingin bertemu dengan mu ". Lagi, Malvin kembali buka suara dan berharap jika Elena mau menerima ajakan nya.
Sementara itu, Maya ternyata belum pulang dan masih menunggu di sudut pojokan butik dan bertanya - tanya pada diri nya sendiri, kapan Malvin dan Elena keluar dari dalam butik itu.
Gadis itu mengepal kan tangan nya untuk meluapkan amarah di dalam diri nya saat kembali mengingat ketika Malvin memberikan gaun yang istimewa hanya untuk Elena.
Karena bagi nya, Elena tidak pantas mendapatkan perlakuan se manis itu.
Padahal semua kebahagiaan Elena telah di rebut oleh Maya. Namun, gadis itu masih tidak rela jika sekarang, Elena mendapatkan kemewahan dari Malvin. Sementara diri nya terjebak dengan seorang pria yang bahkan tidak mau mengeluarkan banyak uang untuk nya berbelanja.
" Argh!". Maya mengerang karena frustasi.
" Seharusnya ini jadi takdir Elena dan seharusnya Malvin membelanjakan diri ku, bukan Elena!". Kata Maya bermonolog.
Gadis itu pun kembali menahan amarah nya yang membara saat melihat Elena dan Malvin keluar bersama dari dalam butik.
" Ini tidak bisa! Aku tidak bisa membiarkan Elena memiliki Malvin, pria itu memang cacat tapi aku tidak ingin Elena hidup bahagia sama Malvin untuk selamanya ".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments