Beberapa hari kemudian, Elena telah memulai pekerjaan baru nya sebagai direktur pelaksana pusat perbelanjaan.
Salah satu bagian mall memiliki departemen Store Rosella yang terbagi menjadi beberapa toko yang menjual produk seperti pakaian, elektronik, perabot, alas kaki, mainan, kosmetik dan makanan.
Bagian lain dari mall tersebut juga di jadikan sebagai kemitraan. Beberapa toko di sewakan untuk tujuan menjual barang, yang lain untuk restoran mewah. Dan ada yang di jadikan sebagai ruang kantor .
Mereka akan memperoleh pendapatan dari penyewaan dan juga dari departemen Store.
Hari ini, Elena sengaja mengelilingi mall untuk mengecek keadaan mall secara langsung, memeriksa dan memastikan jika semua nya berjalan dengan lancar.
Elena juga berfikir, mungkin nanti diri nya akan mendapatkan sesuatu yang dapat ia kerjakan dan memikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan keuntungan mall. Lagi pula Elana menginginkan posisi ini bukan untuk bermain - main.
Menghasilkan keuntungan besar akan membuat anggota dewan mendukung setiap langkah Elena kedepannya.
Elena mengerutkan kening nya sembari mengamati area sekitar dari tempat nya berdiri sekarang. " Kenapa gak ada yang kepikiran untuk menambah area bermain anak - anak di mall? Kalo kita punya restoran atau cafe dengan area bermain anak - anak, kita bisa menarik banyak keluarga. Bagaimana menurut mu, Sarah ?" Tanya Elena pada asisten pribadi nya..
" Itu ide bagus, nona Elena". Balas Sarah sembari membenarkan posisi kaca mata nya .
Sarah Stevens, wanita itu adalah asisten pribadi Elena. Mereka baru bertemu hari ini. Karena Bryan memerintahkan wanita itu untuk membantu Elena dengan segala urusan putri nya di mall. Membuat Elena dan Sarah harus saling mengenal karena mereka akan sering bertemu dan berdiskusi.
Ke dua nya pun kembali melanjutkan langkah nya dan berhenti di sebuah departemen store pakaian, namun Elena tidak sengaja melihat Maya dan Alvaro yang juga masuk ke dalam toko pakaian itu.
Elena mengumpat lirih. " Lihat siapa yang aku temui di hari pertama ku bekerja".
Elena sama sekali tidak menentang pasangan itu, tetapi diri nya lebih suka jika tidak bertemu mereka sama sekali.
Beberapa menit di dalam toko pakaian, Elena yang sudah selesai dengan urusan nya pun ingin segera pergi dari tempat itu untuk menghindari mereka.
Namun ayunan langkah kaki nya harus terhenti kala mendengar suara Maya yang tengah membentak pramuniaga toko.
" Eh... kamu!". Maya menunjuk seorang pramuniaga. " Bungkus yang ini untuk ku , ini juga dan pakaian yang itu ". Perintah nya sembari menunjuk beberapa pakaian yang sekira nya ia sukai.
Mungkin gadis itu telah memilih lebih dari sepuluh pakaian bermerek dan ingin mendapatkan nya secara gratis.
Terbukti, setelah pakaian pilihan nya itu di bungkus dan di masuk kan ke dalam sebuah paper bag. Maya dan Alvaro terlihat hendak langsung pergi tanpa membayar nya.
Elena yang sengaja memperhatikan mereka, mengernyit kan dahi nya heran. Menurut Elena, Maya sama sekali tak memiliki rasa malu.
Apakah dia tidak berfikir jika tindakan nya itu akan berdampak buruk bagi bisnis keluarga mereka?.
Elena pun berjalan mendekati pasangan itu, melipat ke dua tangan nya di dada dan menghalangi langkah mereka.
" Kamu harus bayar untuk semua barang yang ada di dalam paper bag itu!, karena kami tidak menawarkan barang gratis di mall ini ". Kata Elena dengan lantang.
Maya mengerutkan kening nya, merasa malu saat semua orang memperhatikan diri nya dan juga Alvaro.
Gadis itu melayangkan tatapan tajam nya ke arah Elena. " Kamu punya hak apa? Berani menganggu urusan ku ? Aku selalu mendapatkan barang gratis di mall ini".
" Itu dulu, Maya. Karena sekarang di bawah management ku tidak ada yang bisa mendapatkan barang apa pun secara cuma - cuma". Elena mencondongkan tubuh nya ke depan . " Kamu mau mall ini bangkrut?". Tanya nya lalu kembali menegakkan tubuh nya. Elena pun melirik ke arah Alvaro yang terlihat hanya diam saja. " Calon adik ipar! Kalo mau sesuatu dari sebuah tempat pembelian pasti kamu harus bayar kan? Tapi karena kamu akan jadi calon keluarga ku, dengan senang hati aku akan memberi diskon pada mu".
Setelah mendengar perkataan Elena yang pasti nya membuat Alvaro sangat merasa malu . Pria itu tidak menduga jika Elena tiba - tiba berani bersikap seperti ini pada nya .
Alvaro melihat ke sekeliling dan mendapati banyak atensi yang tengah mengarah pada mereka. Jika sampai tersebar berita bahwa diri nya tidak membayar saat berbelanja, maka reputasi nya akan hancur.
Dalam dunia bisnis, reputasi sangat lah penting .
Alvaro Morgan merupakan CEO perusahaan tranportasi dan logistik Morgan . Seperti yang kalian tahu, pria itu di jodohkan dengan Elena sebelum akhir nya Maya dan Alvaro ternyata saling menyukai.
Setelah banyak memperhatikan keluarga Elena, Alvaro tau jika Elena tidak di sukai semua orang yang ada di rumah kecuali ayah nya, tentu saja.
Pria itu pun memutuskan untuk memilih Maya yang nanti nya dapat memberikan pamor yang besar bagi diri nya.
Alvaro menatap Elena dengan tatapan serius nya. " Sejak kapan kamu mengambil alih mall ini? Aku heran, bagaimana bisa kamu bersikap keras pada adik mu sendiri? Ah! Atau jangan - jangan kamu iri dengan hubungan kami berdua? Jangan bermimpi! Aku tidak tetap tidak akan pernah mau menikah dengan mu ". Kata Alvaro dengan rasa percaya diri nya.
Elena berusaha untuk tidak memalingkan pandangan nya, juga menahan emosi yang meluap atas perkataan Alvaro yang tidak bernilai itu.
Elena diam dan mengabaikan perkataan Alvaro lalu dengan santai nya gadis itu mengulurkan tangan nya di depan Alvaro. " Tolong bayar tagihan atas belanjaan kalian, atau aku harus memanggil polisi ?".
Alvaro menaikan sebelah alis nya ke atas. Sikap percaya diri Elena ketika menghadapi mereka justru membuat Alvaro dan Maya merasa bingung, tak dapat berkutik.
' bukankah dia selama ini selalu menjadi seorang yang penurut ? Sejak kapan dia punya keberanian untuk melawan dan mempermalukan ku dengan Maya seperti ini?'. Gumam Alvaro di dalam benak nya.
" Kamu ingin memanggil polisi?" Tanya maya mengulang.
" Ya, aku akan melakukan itu jika kalian tetap tidak mau membayar karena kami di sini memiliki istilah untuk orang yang mendapatkan barang tanpa membayar ". Elena mengambil satu langkah ke depan ". Sebutan mereka adalah PENCURI". sambung nya menekan perkataan nya.
Alvaro menyipitkan mata nya, tak percaya dengan perubahan yang di lihat nya dalam diri Elena, tetapi pria itu sama sekali tidak merasa terintimidasi.
Meskipun Alvaro terlihat tampan dan tinggi dengan tatanan rambut yang macho. Namun sikap pria itu sangat buruk di mata Elena.
Sangat serasi jika di gandeng kan bersama Maya .
" Maya, jika kamu dan tunangan mu tidak bisa membayar. Tolong jangan bawa pergi isi paper bag itu" kata Elena dengan lembut nya, namun terdengar seperti hinaan bagi Maya.
Maya hendak berkomentar, tetap tangan Alvaro menahan lengan nya.
Menatap Elena yang tampak serius dan profesional dengan setelan jas nya yang longgar.
Maya menyingkirkan tangan Alvaro yang menahan diri nya.
" Eh! Kamu hanya gadis jalang! Dan mall ini akan menjadi milik ku. Kamu juga gak berhak mengurus kehidupan ku!".
Alvaro lalu melingkarkan tangan nya di pinggang Maya. " Sayang, jangan khawatir karena aku akan membayar semua belanjaan mu. Biarkan dia ber seneng - seneng dulu. Kita semua tau jika pewaris Starlight Inc itu adalah kamu. Jadi otomatis mall ini akan jadi milik kamu ". Kata Alvaro, seolah - olah ia tengah berusaha menunjukkan betapa mesra nya ia pada Maya, namun Elena justru bersikap acuh tak acuh.
" Ya... ya simpan omong kosong itu untuk kalian sendiri , tolong jangan buat aku membuang - buang waktu berharga ku. Jika ternyata harga nya terlalu mahal untuk kalian , pintu keluar terbuka lebar dan ada toko barang bekas di ujung lorong sebelah sana". Kata Elena sembari menunjukkan arah pada Maya dan Alvaro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments