Hari ini, masa skors Bagaskara telah habis dan dia kembali ke sekolah. Setibanya di sekolah, dia memarkirkan motornya di tempat dia beserta geng nya biasa parkir, tepat di belakang sekolah. Dia segera menghampiri teman-temannya yang sedang sarapan di warung yang berada dekat area parkir.
Warung yang setiap paginya selalu menjual nasi uduk dan gorengan, salah satu makanan favorit seorang Bagaskara. Apalagi rasa nasi uduk yang enak dan wangi, selalu menggugah seleranya. Hampir setiap pagi dia selalu mampir ke warung itu sambil ngobrol santai bersama teman-temannya.
"Dari pada aing sarapan di rumah, satu meja sama pasangan sok romantis. Mending aing makan nasi uduk buatan Mak Inah," ucap Bagaskara pada diri sendiri sambil tersenyum.
Dia segera melangkah dengan penuh semangat, sambil teriak.
"Woi! Ketemu juga kita akhirnya!" Teriak Bagaskara sambil mendekati teman-teman dengan senyum bahagia tampak di wajahnya.
Teman-temannya langsung melihat ke suara. Seketika mereka terkejut melihat Bagaskara yang sudah ada di hadapan mereka.
"Hai, Gas! Akhirnya bisa kumpul lagi kita. Ayo, sarapan! Maneh pasti kangen sama nasi uduk buatan Mak Inah?" Salah satu teman Bagaskara berkata, sambil memberikan tempat duduk untuk sahabat mereka yang sudah seminggu tidak bertemu.
Bagaskara langsung duduk dan segera memesan satu porsi nasi uduk dan beserta gorengannya.
"Apa kabar kamu, Bagas? Jangan bandel-bandel. Kamu sudah mau lulus!" Ucap wanita setengah baya yang tak lain Mak Inah, sambil menyiapkan pesanan Bagas.
"Siap, bu! Saya juga kangen sama nasi uduk buatan ibu," Bagaskara berkata sambil mengambil gelas dan mengisinya dengan air yang sudah di sediakan di teko.
Mak Inah hanya tersenyum mendengar ucapan Bagaskara. "Ini, Mak Inah buatkan yang spesial buat kamu."
Bagaskara segera mengambil piring yang sudah berisi nasi uduk lengkap dan spesial dari tangan Mak Inah. Dia langsung menyantapnya dengan lahap. Mak Inah dan teman-temannya hanya tertawa sambil menggelengkan kepala, melihat tingkah seorang Bagaskara.
Di tengah asyik makan dan mengobrol, tiba-tiba ada salah satu temannya berkata yang membuat Bagaskara menghentikan kegiatan makannya.
"Eh, Ada anak baru! Geulis!" Celetuk temannya yang bernama Arjuna dengan nada menggoda sambil melirik ke arah Bagaskara.
"Saha?" Jawab Bagaskara yang masih sibuk mengunyah makannya.
"Teu tau namanya, Tapi geulis pisan euy!" Jawab Arjuna lagi
"Kunyah dulu beg* makanan maneh! Geli aing liatnya!" ucap teman lainnya yang bernama Sagara dengan sedikit berteriak sambil menepuk pundak Bagaskara. Membuat lelaki itu tersedak. Dia pun segera mengambil mengambil segelas air dan meminumnya.
Melihat itu, mereka semua yang berada di sana tertawa, sambil melanjutkan kembali obrolan mereka.
...****************...
Saat memasuki area sekolah, Bagaskara sedikit bingung karena ramai siswa siswi di koridor sekolah.
"Ada apa?" Tanya Bagaskara kepada salah satu siswi yang dia sendiri tidak mengenalnya.
"Itu, Ada anak baru!" Jawab siswi tersebut.
Bagaskara yang sebetulnya penasaran, buru-buru menghampiri kerumunan siswa dan siswi itu.
Betapa terkejutnya dia saat melihat siswi baru dengan tubuh tinggi semampai, berkulit putih, berambut panjang hitam pekat dengan hidung mancung. Sepasang mata bulat yang di hiasi bulu mata lentik dan alis tebal rapi bagaikan semut berbaris. Benar-benar kecantikan yang sempurna.
Bagaskara menatap tak percaya. Matanya membulat sempurna dengan mulutnya sedikit terbuka. Dia tidak percaya dengan sosok wanita cantik yang berada di hadapan.
"G ... Gabie!" Ucap Bagaskara tidak percaya.
Dia langsung menghampiri Gabie dan menarik tangan wanita itu untuk pergi dari kerumunan siswa dan siswi tersebut.
"Eh, Ngapain sih, kamu!" Bentak Gabie yang kesel karena kaget, secara tiba-tiba ada orang yang menarik tangannya dengan kencang.
Tak ada jawaban sedikit pun dari Bagaskara, Gabie semakin kesal dan hendak melepaskan pegangan tangan itu.
"Apaan, sih! Lepasin!" Bentaknya lagi sambil melepaskan pegangan tangan itu secara kasar.
"Kok kamu sekolah disini, Sih?" Tanya Bagaskara penasaran, sekaligus kesal karena Gabie jadi pusat perhatian semua murid, terutama cowok-cowok.
"Emangnya kenapa kalau aku sekolah di sini? Ga boleh? Kayak nih sekolah punya kamu aja!" Jawab Gabie sedikit membentak karena masih kesal dengan Bagaskara.
"Ya bukan, gitu! Kok, kamu gak bilang ke aku kalau mau masuk sini?" Jawab Bagaskara dengan nada mulai lembut.
"Emang, kamu siapa aku? Lagian aku juga gak tau kamu sekolah di sini!" Tegas Gabie yang hendak meninggalkan Bagaskara. Dia benar-benar kesal dengan sikap lelaki itu.
"Gabie! Aku belum selesai ngomong!" Teriak Bagaskara yang hendak mengejar Gabie.
"Gak usah nyamperin, aku! Aku mau sendiri!" Teriaknya sambil berjalan tanpa menoleh sedikit pun ke arah Bagaskara.
Mendengar itu, Bagaskara mengurungkan niatnya untuk menghampiri Gabie. "Akhh ...." teriaknya frustasi sambil menjambak rambutnya sendiri.
Dia benar-benar tidak rela, jika ada mata lelaki lain yang menatap Gabie. Apalagi melihat tatapan kagum dari mereka. Akhirnya dengan langkah gontai, dia pun melangkah ke kelasnya.
...****************...
Saat di dalam kelas Bagaskara langsung di cecar banyak pertanyaan dari beberapa temannya yang melihat kejadian tadi.
"Kok, maneh tadi narik tangan anak baru itu?" Tanya Shankara yang sejak tadi sudah penasaran.
"Maneh kenal sama tuh anak baru?" Tanya Sagara yang ikut penasaran.
"Maneh ada hubungan apa sama tuh cewek?" Tanya Agha dengan wajah penuh selidik menatap Bagaskara.
Kebetulan, Bagaskara hanya sekelas dengan Sagara, Shankara dan Agha. Sedangkan teman-temannya yang lain berbeda kelas dengannya.
"Berisik! Kepo maneh semua!" Jawab Bagaskara ketus dengan muka memerah karena emosi, sambil meletakan tasnya diatas meja.
"Jawab dulu, Anj**r!" Jawab Agha yang masih penasaran.
Bagaskara tetap tidak ingin menjawab pertanyaan dari teman-temannya itu, terlebih saat istirahat nanti. Pasti temannya yang lain akan menanyakan hal yang sama.
...****************...
Bel istirahat pun berbunyi. Hampir semua siswa dan siswi meninggalkan kelas untuk menuju ke kantin.
"Kantin, Gak?" Tanya Shankara kepadanya.
"Gak!" Jawab Bagaskara dengan raut wajah yang masih terlihat kesal.
Mendengar itu mereka bertiga heran melihat perilaku Bagaskara yang sepertinya marah kepada mereka bertiga. Padahal, tujuan mereka menanyakan hal tersebut hanya karena penasaran.
Tak mau memperpanjang hal itu, mereka bertiga pun pergi meninggalkan Bagaskara dan pergi menuju kantin.
Bagaskara yang kini hanya sendiri, dia memilih untuk mencari Gabie. Jujur saja, dia masih penasaran mengapa Gabie tiba-tiba pindah sekolah ke Bandung. Padahal, saat makan malam keluarga waktu itu, dia bilang kalau dia tinggal di Jakarta.
Bagaskara menelusuri beberapa area sekolahnya sambil bertanya ke beberapa siswa. Sampai akhirnya dia mengetahui jika Gabie dari kelas 10 IPA1. Dia pun bergegas untuk menuju kelas Gabie.
Sesampainya dikelas Gabie, Bagaskara langsung masuk dan berteriak.
"Ada yang namanya, Gabriella Anastasya gak di sini?" Tanya Bagaskara kepada siswa dan siswi yang berada di kelas itu. Kebetulan waktu istirahat, jadi tidak banyak murid yang berada di dalam kelas.
Bukan menjawab, justru beberapa siswi di dalam kelas itu menatap ke arah Bagaskara. Mereka benar-benar dengan ketampanan lelaki. Apalagi lelaki selama ini jadi incaran mereka.
"Aing nanya, Woi!" Tanya Bagaskara dengan kembali berteriak.
Walau dia sudah biasa melihat wanita yang bertingkah seperti itu ketika bertemu dengannya. Terkadang ada sedikit rasa kesal. Baginya tidak ada yang istimewa pada dirinya.
Mungkin inilah yang menyebabkan dia merasa Gabie berbeda dari wanita lain. Di saat semua wanita lain mengaguminya dan ingin mendekati nya. Tetapi, Gabie benar-benar berbeda.
"Di kantin, Kak!" Jawab salah satu siswi cantik sambil tersenyum dan terlihat salah tingkah.
Bagaskara tidak menjawab. Dia langsung membalikkan tubuhnya. Saat, dia hendak keluar dari kelas tersebut. Tiba-tiba, dia mendengar suara wanita yang tidak asing di telinganya dari arah pintu. Benar saja, Suara wanita itu adalah Gabie.
"Ngapain, Nyariin aku?" Tanya Gabie ketus.
...****************...
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apa yang ingin disampaikan oleh Bagaskara?
Bagaimana kedekatan mereka ke depannya?
Ikuti terus cerita ini, sampai jumpa di bab selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments