Pria asing yang mencengkram pegelangan tangan Haerin menyeret kasar tubuhnya ke sebuah semak semak, Haerin meruntuk dalam hati. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Pria itu mendorong tubuh Haerin hingga Haerin tersungkur, Haerin merasakan tubuhhnya sangat sakit, jangankan kabur berdiri saja ia kepayahan.
'tidak mereka tidak boleh menyentuh tubuhku' batin Haerin.
Tangan Haerin mengulung melindungi tubunya dari tangan salah satu lelaki yang akan menyentuhnya, Haerin terkekeh kembali. Mungkin sekarang ia lebih baik mati daripada dilecehkan seperti ini.
Mati?
Mati lagi?
Brakk......
Belum sampai tangan pria itu menyentuh dirinya, laki laki itu sudah tersungkur karena tendangan seseorang, Haerin sangat bersyukur akhirnya ada juga orang yang menolongnya.
"Aggashi apakah anda baik baik saja?" tanya seseorang gadis menghampiri Haerin.
Haerin mendongak menatap gadis itu, dan bukankah gadis itu adalah gadis yang tadi bersama Seja tentu Haerin ingat itu dengan jelas. Tapi bukankah itu berarti Orang yang sekarang sedang menghajar hidung belang itu adalah Seja.
"Aggashi kenapa anda diam saja, And baik baik saja bukan?"
Haerin hanya bisa mengangguk, ia masih terkejut dengan kedatangan Seja san Gadis ini yang kemungkinan besar adalah kekasih gelap Seja.
"Aggashi, apakah anda dayang istana?"
Haerin Diam saja, entahalah kenapa ia merasa tidak ingin menjawab. lalu selanjutnya ia melihat Seja menghampiri mereka, Haerin tidak bisa membaca raut wajah seja. Karena memang selalu dingin seperti biasanya.
"Hwan ah, sepertinya Nona ini adalah dayang Istana sebaiknya dia pulang bersamamu" Suara itu mengalun lembut.
"Dia sudah aman, Nae ri mari aku akan mengantarmu pulang"
Haerin tertawa miris dalam Hatinya, Setelah melihat dirinya Haerin yakin Seja sangat menyesal telah menolongnya, dan mungkin Seja juga takut dirinya akan melaporkan kekasih gelap Seja kepada ibu suri.
"Tapi jalan kembali ke istana cukup sepi, sebaiknya dia pulang bersamamu"
"Tidak perlu Aggashi, saya cukup tahu diri untuk menganggu waktu kalian, terima kasih sudah menolong saya, saya permisi" Ucap Haerin merendah.
Dalam hatinya ia tertawa miris, begitu amat buruk nasibnya. Tidak di sini tidak juga di dunai modern. Ia beranjak melangkah. Jika kalian bertanya apakah ia sakit hati? Tentu saja jawabnya iya. Mana ada Seorang Istri yang tidak sakit hati diperlakukan seperti itu sekalipun benih cinta itu belum muncul tetapi Haerin masih memiliki hati bukan?
Seja meraih tangan Nae ri lalu menariknya untuk menjauh, sedikit menyeretnya mungkin membuat sedikit kernyitan di dahi Nae ri.
"Hwan ah, Kasian Nona itu. Bagaimana jika ia bertemu penjahat lagi?"
Naeri memang gadis baik, ia selalu memikirkan orang lain, karena itu Hwan merasa sangat nyaman berada di samping Nae ri, Mereka sudah mengenal satu sama lain sejak mereka kecil. Saat itu ayah Naeri adalah seorang tabib di istana dan Naeri kecil sering diajak untuk mengunjungi Istana dari situlah persahabatan mereka terjalin, Persahabatan yang melibatkan perasaan yang sebenarnya sulit dijelaskan, Entah perasaan itu mewakili semuanya atau hanya sekedar perasaan tetapi tetap sulit untuk dijelaskan.
Langkah mereka telah sampai di depan rumah Naeri, Naeri mendongak untuk menatap wajah seja karena memang seja lebih tinggi darinya. Ia ingin mencari sesuatu di wajah Seja, tetapi nihil ia tak menemukan apapun hanya wajah datar tanpa ekspresi yang ia lihat. Sejak dulu ia memang tidak bisa melihat lagi senyum Seja, walau sekuat apapun ia menghibur sSeja, tetapi sangat sulit untuk memunculkan senyum tersebut.
"Masuklah" ucap Seja datar.
Naeri mengangguk lalu beranjak memasuki rumahnya tersebut. Seja memejamkan matanya sejenak lalu beranjak dengan langkah cepat meninggalkan rumah tersebut, Karena tak tau mengapa ia merasakan kekawatiran pada Sejabin, entah bagaimana perasaan tersebut bisa muncul padahal ia sangat membenci Sejabin.
Tak jauh dari tempat tadi ia melihat Sejabin berjalan dengan menenteng sepatunya, karena tidak melewati jalan utama Sejabin terlihat kesulitan, jalan utama menuju istana tentulah sangat ramai karena tidak ingin menjadi pembicaraan ia pun melewati jalan lainya. walaupun ia mengenakan pakaian dayang tetapi jika tetap melewati jalan utama mereka tetap akan menganggap aneh seorang dayang yang berjalan sendirian malam itu.
Seja menjaga jarak sekitar 15meter di belakang Haerin, Sehingga Haerin sama sekali tidak menyadari kehadiran Seja. Ia bahkan meninggalkan kudanya di rumah Naeri hanya untuk memastikan Haerin aman. Sebenci apapun ia pada sejabin tentu ia tidaklah setega itu membiarkan seorang wanita dilecehkan. Hwan bersikukuh jika ini dilakukanya demgan alasan kemanusiaan bukan kepedulianya terhadap wanita itu.
ꕤ⸙۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪ࣤ THE PRINCE WOMAN⸙۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪ࣤ ꕤ
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Sunshine
percuma terlahir kembali kalau g bisa mengubah keadaan thor....jangan becanda dong thor
2022-04-13
2
leochart
duh gimana ya, nggak real life atau dunia halu klo baca pas selingkuh rasanya panas bgt ni dada rasanya...hmm semoga berubah baik ya paksu
2022-03-30
2
Nur Fadilla
aku suka
2022-01-10
0