Hari Ini adalah tepat hari ke 4 Haerin tinggal di istana, tentu saja sangat membosankan karena ia sama sekali tak keluar dari Paviliun Bunga, Terlalu malas untuk sekedar berjalan jalan. Dan selama ia resmi menjadi wanita Seja. Hanya sekali Seja mengunjunginya yaitu saat kejadian setelah penobatan tersebut. Ya Seja mendatanginya hanya untuk menamparnya sungguh lucu bukan? Haerin terkekeh. Ia tidak pernah berbuat salah dan tiba tiba saja sudah menjadi kambing hitam. Tidak bisa ia bayangkan akan seperti apa kehidupanya nanti jika sekarang saja sudah seperti ini.
Ah iya Haerin ingat tadi saat ia pergi ke dapur Istana tak sengaja mendengar obrolan para dayang tentang Pesta Lampion di pusat kota, Pasti sangat menyenangkan bukan melihat gemerlap jutaan lampion yang diterbangkan. Di jamannya sudah tidak ada pesta semacam itu jadi tidak ada salahnya bukan jika ia datang untuk melihatnya.
"Ah ri ah" panggil Haerin pada Ah ri yang berada di luar kamarnya.
"Ne Mama ada apa?" Ucap Ah ri dengan hormat.
"Bukankah nanti malam akan ada pesta Lampion?"
"Ne"
"Bagaimana jika kita pergi ke Sana" Ucap Hae rin mengebu.
Ah ri tersentak, yang benar saja pergi ke pesta Lampion. Tak sadarkah Haerin akan posisinya.
"Ah Mama yang benar saja, Anda sekarang di Istana bukan di kediaman anda"
Tentu saja Ah Ri tidak mengijinkan, Sekarang Haerin adalah seorang Sejabin, tentu saja Posisinya tersebut akan memberatkan dia dalam bebas bepergian, Apalagi pergi ke Pesta pelepasan lampion, Jika pun ingin pergi mungkin ia bisa pergi dengan suaminya. Karena statusnya juga sekarang bukanlah wanita lajang lagi.
"Anda juga sudah tidak lajang lagi, bukankah di negri ini sudah ada peraturan jika seseorang yang telah menikah, jika ingin bepergian ke pesta semacam itu Tidak boleh pergi sendirian Nona"
"Aku tidak sendirian Ah ri, aku akan pergi bersamamu"
"Bukan itu yang saya maksud Nona, jika Nona ingin pergi ke Pesta lampion Nona harus pergi bersama Seja-Jeoha, Apa yang akan orang katakan jika Sejabin mereka menghadiri pesta lampion dengan Pelayanya"
Pergi dengan Seja?
Kekehan Haerin membuat Ah ri mengernyit, yang benar Saja jika dirinya harus pergi dengan Seja, bahkan Setelah malam itu ia belum pernah lagi melihat Seja. Lalu jika ia mengajak Seja pergi ke Pesta lampion, Sangat mustahil Seja akan mengabulkan keinginanya bukan?
"Tapi aku sangat mengiginkanya Ah ri, Ah bagaiman jika aku memimjam pakaian dayang Istana"
"Mama kumohon jangan berbuat hal itu, itu bukanlah perbuatan yang baik" ucap Ah ri menunduk.
"Cepatlah Ah ri, ambilkan satu saja baju dayang"
"tapi Mama-"
"Cepatlah"
Akhirnya Ah ri mengangguk dan beranjak mengambilkan baju dayang Untuk Haerin ia tidak bisa menolak permintaan junjunganya itu. Dan dalam pikiranya ia sangat tidak habis fikir dengan kelakuan mengejutkan Haerin, Barawal dari berubahnya sang junjungan karena insiden bunuh diri di kolam teratai yang merubahnya yang galak dan semena mena, menjadi Haerin yang sangat baik dan selalu tersenyum.
⿴⃟۪۪⃕᎒⃟ꕤTHE PRINCE WOMAN⿴⃟᎒⃟ꕤ
Sekarang Haerin sudah berada di Sungai Cheonggye yaitu tempat dimana penerbangan Lampion Dilakukan, sungai tersebut tidak terlalu besar dan deras, tetapi terlihat sangat indah apalagi di malam hari seperti ini. Dengan mantap ia pergi sendiri ke tempat ini karena memang jaraknya tidak terlalu jauh dari istana.
Terlihat lampion berbagai bentuk yang dijajakan para penjual, disudut sudut tempat yang terlihat sedikit sepi tidak sedikit pasangan yang sedang memadu kasih, anak anak kecil terlihat berlarian mengengam lampion kecil, semaua masyarakat dari segala kalagan terlihat berbaur memadu tawa
Senyum kecil mengembang di wajah Haerin, senyum itu sangat tulus seolah ia melepaskan semua beban di pundaknya hanya karena melihat keramaian dan kehangatan tersebut. Dengan seragam dayang istana berwarna biru ia berjalan menuju ke sisi jembatan berwarna merah, disana ada seorang ibu2 tua yang terlihat menjual beberapa lampion berwarna merah.
"Eommoni bolehkah saya mendapatkan salah satu lampion ini?"
"Ah Tentu saja Aggashi"
Haerin mengambil beberapa keping perak yang dibawanya lalu menyerahkanya kepada penjual Lampion tersebut. Sedangkan mata penjual lampion tersebut tidak luput dari wajah cantik Haerin.
"Terlihat dari pakaianmu Anda adalah seorang dayang istana?"
"Anda benar sekali Eommoni"
"Tetapi kau sangat cantik sekali seperti cahaya bulan, bahkan dari tadi kau seperti menjadi pusat perhatian" ucapnya menunjuk sekitar, memang mata beberapa lelaki berpandangan nakal kearahnya.
"Ah apa yang Anda katakan Eommoni, aku sudah menikah dan tentu saja aku tidaklah secantik itu"
"Kau sudah menikah? Lalu kenapa kau berjalan sendiri dimana suamimu? Lagian kau seorang dayang apakah boleh kau menikah?"
Skakkk mat,
Ah Haerin keceplosan, karena memang kata kata itu seperti sepontan keluar dari bibirnya, dan bagaimana bisa sekarang ia mengakui jika sudah memiliki Suami. Sedangkan suaminya bahkan sudah berjanji akan menyingkirkan dirinya dan juga ia melupakan fakta jika seorang dayang istana tidaklah boleh untuk menikah.
"Ah Suami ku sedang ada di sana" tunjuk Haerin asal.
"Yasudah Eommoni mari" Ucap Haerin kembali lalu beranjak.
Beberapa menit kemudian semua Orang berkumpul di pingiran sungai, kembang api dilepaskan ke langit lalu setiap orang yang membawa lampion berdoa dan menerbangkan lampionya. Haerin mengenggam lampionya erat lalu memanjatkan keinginanya.
'Tuhan jika kau memang sudah tidak mengijinkanku kembali ke dunia modern, setidaknya berikanlah aku kebahagiaan disini'
Wusssssssssss........
Lampion di tangan haerin terbang begitu cepat padahal sumbu api tidak terlalu besar. Lampion itu berbaur dengan ratusan lampion lainya menuju langit, berharap tuhan mengabulkan permintaan mereka.
Tatapan Haerin beralih kepada 2 orang berbeda gender yang terlihat sangat bahagia, sepertinya mereka baru saja menerbangkan lampion juga, Tetapi tatapan Mata Haerin terlihat menajam kala mengenal salah satu orang disana, Haerin mengengerjap kan matanya kembali memastikan ia tidak salah lihat dan ia memang tidak salah laki laki itu adalah Seja dan ia Bersama seorang Gadis, walaupun Seja sudah memakai pakain biasa tetapi tentu saja ia masih mengenalinya, Gadis itu terlihat seperti dari kaum Yangban ia terlihat seumuran dengan Haerin gadis itu terlihat cantik dan sangat manis.
Melihat hal itu Haerin lagi lagi hanya bisa tersenyum, ternyata sejarah tidak sepenuhnya benar, Buktinya sekarang Seja tengah bersama seorang gadis itu, Huh tetapi sepertinya ada yang aneh dari dirinya melihat hal itu, apakah ia menyukai Seja, ah tidak yang benar saja?
'Ah sepertinya aku harus kembali ke Istana malam semakin larut' batin haerin.
Haerin pun beranjak lalu mulai menelusuri jalan untuk kembali ke Istana, tetapi Haerin tidak menyadari sedari tadi ada tiga orang yang mengikutinya hingga tibalah ia di tempat sepi, ketiga orang tersebut menghadang Haerin membuatnya sangat terkejut. Mereka adalah lelaki hidung belang.
"Hai Nona cantik kenapa kau berjalan jalan sendirian"
Mata Haerin membelalak melihat ketiga orang tersebut, tentu saja ia tidak bisa melawan mereka karena ia tidak memiliki ilmu bela diri sama sekali bukan? Apalagi ia juga pergi sendirian. Ia bersiap untuk berlari tapi terlambat tanganya di cengkram oleh salah satu pria itu.
"Tolong!!"
"Tolong!!"
"Diamlah, percuma saja kau meminta tolong, tidak akan ada yang menolongmu, disini tidak ada orang Nona"
"Kalian ingin melecehkanku?" tanya Haerin menantang, sebenarnya ia ingin mengulur waktu seraya berpikir bagaimana caranya kabur dari meraka.
"Ya tentu saja, badanmu sangat bagus Nona" Ucap orang itu dengan memandang nakal badan Haerin.
"Eum aku punya penawaran-"
"Aku akan melayani kalian samapi puas tetapi dengan satu sayarat" lanjut Haerin.
"Ah benarkah Nona tapi kami tidak percaya, kau hanya mengulur waktu Nona"
Aish bagaimana bisa dia tahu?
Laki laki yang mencengkram pegelangan tangan Haerin menyeret kasar tubuhnya ke sebuah semak semak, Haerin meruntuk dalam hati. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Pria itu mendorong tubuh Haerin hingga Haerin tersungkur, Haerin merasakan tubuhhnya sangat sakit, jangankan kabur berdiri saja ia kepayahan.
'tidak mereka tidak boleh menyentuh tubuhku' batin Haerin.
Tangan Haerin mengulung melindungi tubunya dari tangan salah satu lelaki yang akan menyentuhnya, Haerin terkekeh kembali. Mungkin sekarang ia lebih baik mati daripada dilecehkan seperti ini.
Mati?
Mati lagi?
ꕤ⸙۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪ࣤ THE PRINCE WOMAN⸙۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪۪ࣤ ꕤ
*Mama: Yang Mulia
*Seja Jeoha : Yang mulia putra mahkota
*Yangban : Kaum bangsawan
*Aggashi : Nona muda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Nurhasanahjj
Aku harap ada cinta segitiganyaa apalagi ada pangerannyaa 😂
2022-02-09
0
Nur Fadilla
saya suka sekali
2022-01-10
1
Ribka Margaretha Soling
peran utama dari masa depan ga seru lemah.ga bisa bela diri
2021-12-14
2