Chiara menatap malas pantulan dirinya di cermin, raut wajahnya sudah terlihat tidak mengenakkan sekali. Serra memakaikannya gaun berwarna ungu soft dengan kalung berwarna senada. Sungguh, Chiara paling tak suka warna itu apalagi dengan aksesoris anting dan perhiasan lainnya.
"Kamu tuh perempuan, di belikan baju bagus, perhiasan mahal, malah pakaiannya kayak anak gak punya rumah. Heran Mami sama kamu, kenapa sih susah banget buat jadi perempuan seutuhnya." Greget Serra sembari memasangkan cincin di jari jemari putrinya.
"Mami kira selama ini aku perempuan jadi-jadian huh?" Desis Chiara.
"Ya bukan, maksudnya coba deh kamu jadi selayaknya perempuan. Cari tahu perempuan tuh harus bagaimana, dari segi penamilan dan tingkah. Jangan kayak preman pasar, Mami berasa punya anak laki-laki semua." Chiara hanya menahan nafas mendapat omelan dari Serra yang tak ada habisnya.
"Sudah, ayo kita pergi. Keluarga kakak iparmu pasti sudah menunggu, kita terlalu lama disini." Serra mengenggam tangan putrinya dan mengajaknya pergi. Namun, Chiara justru menghentikan langkahnya dan menatap dua buah foto yang terdapat di ranjang kamar hotelnya.
Serra mengerti, ia melepaskan tangan Chiara dan membiarkan putrinya itu menghampiri foto tersebut.
"GrandMa, GrandPa, kalian pasti bahagia melihat cucu kesayangan kalian menikah dengan wanita yang ia cintai bukan? Kalian bilang waktu itu, kalian ingin menemani Chia di atas altar. Tapi kenapa, kalian pergi lebih dulu bahkan sebelum abang menikah?"
"Chia ...." Serra mengelus punggung putrinya lembut.
Lima tahun lalu Nicholas dan Nessa, orang tua dari Dean itu berpulang. Jarak keduanya meninggalkan dunia ini tak sampai sehari. Nessa pergi lebih dulu, berselang sejam kemudian Nicholas menghembuskan nafas terakhirnya sambil memeluk Nessa. Kepergian keduanya, menyisakan duka terdalam bagi keluarga Arkatama.
"Ayo, kamu sudah terlambat." Serra tak ingin putrinya kembali bersedih, ia mengajak gadis itu pergi bersamanya menuju aula acara.
Dean tengah mengobrol bersama Eric, keduanya saling berbincang di selingi dengan canda tawa. Daffi mengabaikan obrolan keduanya, ia sibuk memakan dessert yang tersaji. Padahal anak itu saat kecil sulit sekali makan, tapi sekarang berbeda.
"Aku masih tak menyangka Rajendra sudah membawa calon menantu untukmu. Semoga lancar sampai pernikahan yah." Ucap Dean sembari menatap seorang pria muda dengan balutan kemeja hitamnya. Pria itu hanya tersenyum tipis, begitu juga gadis cantik di sampingnya yang memakai gaun hitam senada dengannya.
"Dimana keponakan cantikku? Sudah lama aku tak melihatnya, astaga ... apa dia masih nakal?" Tanya Eric antusias.
Dean tersenyum, "Ya biasa, dia masih menikmati masa muda. Umur nya juga baru dua puluh satu tahun, aku masih membebaskannya dan yah ... itu putriku, Chiara Arkatama."
Rajendra mengikuti arah pandang Dean yang tertuju pada seorang gadis bergaun ungu yang tengah cemberut kesal sembari memegang kedua sisi gaunnya. Melihat hal itu, pandangan Rajendra terkunci padanya. Ia seolah mengabaikan bising sekitar dan terfokus hanya pada gadis itu.
"Astagaaa, Taraaa!" Serra berteriak antusias kala melihat wanita seumurannya yang sudah lama tidak dirinya lihat. Kedua wanita itu saling berpelukan bahagia sambil bergerak ke kanan dan ke kiri.
"Apa kabar? Kenapa kamu makin kurus aja sih?"
Tara, istri dari Eric itu tersenyum sembari mengelus lengan Serra yang memegang pinggangnya. "Yah, nafsu makanku sedang tidak baik. Dimana Jenia? Dari tadi aku tak melihatnya,"
"Dia ada, lagi ngurus anak bungsunya. Biasa, lagi aktif-aktifnya." Jawab Serra.
Tara merubah raut wajahnya, senyumannya terkesan terpaksa. Dia dan Eric sempat berpisah, kemudian kembali rujuk sepuluh tahun yang lalu. Sampai saat ini, dirinya masih belum memberi suaminya keturunan. Rajendra memang anak angkatnya dan Eric, tapi keduanya begitu menyayangi pria itu.
"Ayo makan dulu, kamu harus makan banyak disini, kita samperin Jenia juga." Serra merangkul Tara dan membawanya pergi menuju Jenia. Ketiga sahabat itu berkumpul, menghiraukan seorang gadis yang tengah menggerutu kesal.
"Kaaan ... Kaaan! Kalau udah kumpul anak gadisnya di tinggal! Astaga, tahu gitu aku kembali ke Mansion saja. Aku tak betah berkumpul dengan gaun badut ini!" Gerutu gadis manis itu sambil menghentakkan kakinya kesal. Tanpa ia sadari, Rajendra tertawa kecil melihat tingkahnya. Ekspresi Rajendra, tak lepas dari pandangan aneh gadis di sebelahnya.
"Chiara, kemari!"
Chiara menoleh, menatap Dean yang tengah memanggilnya. Gadis itu tersenyum, menghampiri sang papi yang tengah menunggunya. Dean merangkul lembut bahunya sehingga pandangan Chiara langsung bersitatap dengan mata elang pria yang tidak pernah lagi ingin dia temui.
"Aku mau ke abang lah Pi,"
"Eh, sini dulu! Kamu gak kangen sama Om Eric?" Dean menarik putrinya yang akan pergi. Ada apa dengan gadis kecilnya? Tadi tersenyum lebar tiba-tiba memasang raut wajah jutek seolah tengah menahan kesal.
"Chiara?!" Eric membulatkan matanya, ia sedikit kaget melihat perubahan Chiara.
"Halo Om, ubannya makin banyak yah." Ucap Chiara dengan tatapan polosnya, hal itu membuat Dean dan Eric tertawa di buatnya.
"Papimu lebih banyak dari Om, dia saja yang suka mewarnai rambut. Kamu juga, banyak berubah. Dulu gendut, sekarang sudah jadi gadis cantik. Apa kamu tertekan terus mendapat omelan mami mu?" Ucap Eric yang mana membuat Chiara tersenyum malu.
Memang saat remaja tubuhnya sedikit gemuk, tapi sekarang ia sudah bisa menjaga pola makannya walau setiap kali banyak pikirannya ia selalu makan banyak. Adik dari Papinya itu memang paling mengerti soal dirinya yang selalu kena omelan dari sang kanjeng ratu.
"Chia, masih ingat Abang Rajendra?"
Pertanyaan Eric membuat Chiara menatap sekilas ke atah pria tampan di hadapannya sebelum mengalihkan pandangannya. "Masih," ucap Chiara malas.
"Kalau masih kenapa tidak menyapanya? Dulu kalian sangat dekat, bahkan sulit di pisahkan. Lihat, sekarang Abang Rajendramu kembali dengan membawa calon istri hahaha ... calon kakak iparmu!"
Raut wajah Chiara berubah melemah, ia mengangkat pandangannya dan menatap ke arah Rajendra dengan tatapan pias. Eric tak menangkap tatapan keponakannya, ia hanya menepuk bangga bahu putranya tanpa tahu apa yang pernah terjadi antara keduanya.
Rajendra masih menatap lekat wajah Chiara, ia menangkap rasa sedih dari wajah gadis itu. Apalagi, saat Chiara beralih menatap gadis di sebelahnya yang tengah menggandeng lengannya.
"Berlina, kenalkan ... ini keponakan Om, sepupunya Rajendra dan Chiara, ini Berlina calon Kakak iparmu." Eric memperkenalkan keduanya, rasa canggung menyelimuti suasana di sekitar saat ini.
"Berlina," gadis bernama Berlina itu mengulurkan tangannya dengan senyuman manis di bibirnya.
Chiara menatap sejenak tangan Berlina, sebelum menatap wajah gadis di hadapannya saat ini. Pantas saja Rajendra akan menikah dengannya, karena Berlina sungguh cantik dan anggun. Tak seperti dirinya yang berantakan, tak ada anggunnya sama sekali. Sangat cocok dengan selera Rajendra yang suka kesempurnaan.
Chiara menyambut uluran tangan Berlina dengan senyum memaksa, "Chiara, senang berkenalan denganmu kakak ipar." Ucapnya sembari melirik tajam pada Rajendra yang saat ini memandang penuh ke arahnya.
"Pi, aku cari abang dulu." Chiara beranjak pergi, ia tak mau berlama-lama melihat hal yang membuat hatinya semakin sakit.
"Sepertinya Chiara masih malu, sudah lama kan tak bertemu Rajendra." Gumam Dean sambil menatap kepergian putrinya.
"Pa, Om, aku ke toilet sebentar." Rajendra menepis tangan Berlina dari lengannya, ia lalu pergi dari sana. Meninggalkan Berlina yang menatap kepergiannya dengan tatapan yang sulit di artikan.
_____
Hari ini double dulu yah, aku mau ngejar 80 bab di sebelah. Besok baru kita triple😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀
Mereka rujuk kembali gak kak, Semoga mereka bertemu kembali dikeabadian,,
2025-04-06
10
Irma Juniarti
si Erick ternyata menikah kembali sama Tara.
2025-04-06
5
Lanjar Lestari
😭😭😭😭pak Nicholas kakek Ceeelaam nya Chio sdh tiada Mama Nessa juga dan Rajendra tu Chiara sakit hati lama g ketemu begitu ketemu km bawa tunangan calon Istri gmn obat sakit hatinya Chia bs g km😭😭😭😭
2025-04-06
11