BAB 2

Mendengar ucapan Naima, keduanya meradang bahkan ibu Alma bagun dari duduknya menghadang Naima dan mendorongnya dengan kasar

"Kurang ajar kau Naima, saya tidak mau tahu, kau harus memberikan seluruh gajimu sekarang juga dan juga uang tabunganmu, jangan buat saya marah". Ucap Bu Alma dengan penuh emosi.

Naima yang diperlakukan seperti itu oleh mertuanya melipat kedua tangannya didada menantang sang mertua.

"Dengar bu, selama ini aku diam saja ibu perlakukan aku seperti ini karena aku menghormati ibu sebagai mertuaku, aku menghargai kalian karena kalian keluarga suamiku, jika kalian tidak bisa menghargai aku, maka pintu rumahku terbuka lebar untuk kalian bisa pergi".

"Naima". Teriak Tyo dengan menahan amarah.

"Aku juga mempersilahkan kamu pergi bersama keluargamu mas, selama ini aku menghormati dan berusaha melakukan yang terbaik menjadi menantu keluargamu dan juga istrimu, tapi jika kamu ikut membela ibumu maka silahkan saja angkat kaki dari sini, aku tidak keberatan sama sekali". Ucap Naima dengan tenang.

Ketiganya tersentak kaget mendengar penuturan Naima, padahal selama ini dia tidak pernah membantah ataupun berlaku melawan dirinya keluarganya seperti ini.

"Naima, jangan sembarangan bicara kamu, aku ini suamimu". ucap Tyo melembut.

Dia tidak mau kehilangan seluruh fasilitas dirumah ini apalagi Naima selalu membantu biaya hidupnya dan keluarganya, apa jadinya mereka tanpa Naima, mereka tidak akan bisa menikmati hidup lagi.

"Aku tidak berbicara sembarangan, aku selama ini bersabar dengan sikap ibu dan adikmu yang selalu seenaknya, lagian kalau mau menikah jangan menyusahkan orang lain, suruh saja lelaki yang katanya kaya itu membiayai pernikahan, ngaku kayak kok pelitnya tidak ketulungan". Tatapan sinis dia berikan kepada sang adik ipar yang kini menatapnya geram.

"Jangan bicara sembarangan yah kak, aku tidak mau tahu pernikahan itu harus terlaksana, kaka harus membiayai pernikahan ku". Teriak Andin tidak terkendali.

"Bodoh amat, ingat kamu itu cuma iparku bukan saudara kandungku, minta saja sama kakak kamu, jangan libatkan aku dalam urusan itu dan jika kalian memaksaku maka aku tidak akan segan mengusir suamiku dari sini dan menuntut uang pinjaman yang kalian pakai untuk merenovasi rumah kalian".

Ketiganya terbelalak mendengar perkataan Naima itu, bagaimana mereka mengganti uang renovasi yang sangat lumayan itu, apalagi jika Tyo diusir dari sana bisa-bisa mereka tidak akan bisa memakai mobil mewah lagi.

Naima meninggalkan ketiganya dengan tatapan datar, dia sangat marah karena iparnya itu tidak pernah menghargainya selalu sok berkuasa.

"Kakak, ibu bagaimana ini". Rengek Andin tidak mau tahu.

"Sudahlah ndin, yang dikatakan Naima itu benar, tidak usah pesta mewah kalau pihak lelaki itu tidak memberi dana, kamu bilang dia kaya kok uang segitu saja tidak mampu". Ucap Tyo dengan kesal kepada sang adik.

"Tapi kak, aku tidak mau pernikahan sederhana, bagaimanapun pernikahan itu seumur hidup sekali, aku tidak mau biasa-biasa saja, apa yang dikatakan teman-teman ku nanti". Rengek Santi menggoyangkan tangan ibunya dengan rengekan.

"Iya Yo, ibu juga akan malu, jika pesta pernikahan adikmu itu biasa saja, kamu bujuk Naima agar dia mau memberikan nya". Kini Ibu Alam yang berusaha membujuk sang anak.

"Atau gadaikan saja perhiasan kak Naima atau sertifikat rumah ini kalau tidak kakak bisa ambil Atm nya agar kita bisa mengurasnya". Andin memberi ide kepada kakak dan ibunya.

"Ide bagus tuh Yo, kamu kan tahu perhiasan Andin itu mahal-mahal, Cukuplah jika kita jual beberapa , apalagi perhiasan Naima banyak". Bu Alma sumringah mendengar itu.

"Aku tidak berjanji bu, tapi aku usahakan, untuk sementara jangan buat Naima marah atau kesal, kita harus bisa membuatnya tahu kalau kita sudah tak membutuhkan bantuannya dan dia akan cuek barulah kita ambil perhiasan dan ATM nya".

Tanpa mereka sadari percakapan mereka direkam oleh Naima yang bersembunyi dibalik tembok dan membuat video mereka sebagai bukti nantinya, dia akan membuat perhitungan dengan mereka setelah ini. Tidak hanya itu dia juga menempelkan alat untuk merekam.

"Lihat saja kalian, akan ku buat kalian menyesal telah melakukan ini padaku, dan kamu mas bersiaplah menjadi pecundang". Ucapnya dalam hati.

Dia bergegas memasuki kamarnya, dia juga sudah meminta orang untuk memasang CCTV saat dia keluar kamarnya tadi, orang yang bekerja sebagai Pemasang CCTV itu lewat depan sebagai service AC yang dia panggil.

Setelah persiapan nya sudah selesai, dia sengaja menaruh perhiasannya yang berharga sedang dan yang paling mahal dia simpan, agar aman, dia tahu jika itu akan dijual mereka. Jadi dia akan menjadikan itu senjata untuk mereka.

"Kalian akan membayarnya dengan mahal". Ucapnya dengan sinis.

Naima teringat akan percakapannya dengan sahabatnya saat dirinya dikantor.

"Aku dengar kamu mau kasbon ya pada perusahaan?? Tanya Tiara saat duduk disebelah Naima.

"Iya, adik ipar aku mau mengadakan pesta pernikahan, aku disuruh mertuaku untuk kasbon dikantor karena gajiku bulan ini akan diserahkan kepadanya untuk pernikahan adik suamiku". Ucap Naima dengan sendu.

"Jangan mau Naima, kamu selama ini hanya dimanfaatkan oleh mereka bahkan jika kamu memberitahukan bagaimana posisimu, kau tidak akan bisa menikmati gajimu sendiri karena mereka akan kembali memintanya padamu".

"Tapi mereka suamiku dan keluargaku, mereka selama ini baik walau kesannya seperti memanfaatkan". Naima menunduk sedih.

"Jangan mau diperalat mereka Naima, cobalah kamu menolak permintaan mereka dan pastikan kamu pasang CCTV dan perekam suara pada saat mereka mengobrol tanpamu saat kau menolak keinginan mereka, kau akan melihat wajah asli mereka". Nasehat Tiara lagi.

"Baiklah, kamu benar, aku akan melakukan saranmu, aku juga lelah tak bisa menikmati gajiku sendiri, untung mereka tidak tahu jika dinaikkan jabatan".

"Itu benar naima, kamu harus cerdik melawan mereka, aku akan membantumu, sudah cukup selama ini kau mengalah".

Sedangkan di ruang keluarga mereka masih asyik berdiskusi mencari cara bagaimana mengambil perhiasan dan ATM milik Naima.

"Lebih baik ibu dan Andin pulang saja, siap kan saja dulu dengan dana yang ada dan kita kumpulkan, akan ku kabari hasilnya nanti". Ucap Tyo kepada kedua perempuan dihadapannya.

"Iya nak, kamu harus berhasil, pastikan perempuan pelit itu merasakan akibatnya karena pelit pada kita". Sungut Bu Alma dengan kesal.

"Iya benar tuh bu, baru gitu aja sombongnya melebihi konglomerat, padahal uangnya tidak seberapa juga dibandingkan Aldo". Andin merepotkan bibirnya kesal.

"Iya gampang itu, dia kan bodoh selama ini, kita hanya perlu bersandiwara seperti sebelumnya". Ucap Tyo dengan enteng.

"Kalau begitu kami pulang, kabari jika sudah sukses, ingat pernikahannya hanya seminggu lagi". Bu Alma memperingati sang anak.

"iya bu tenang saja".

"Baiklah ibu pulang". Andin beserta ibunya pergi dari rumah tanpa pamit pada Naima karena kesal

"Aku harus mencari cara agar Naima luluh dan mau memberikannya, kalau tidak terpaksa aku harus gunakan cara licik".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!