"Ayahnya telah meninggal dunia saat dia berusia 11 tahun karena kecelakaan," ujar Bu Lili tersenyum.
"Ya ampun, maafkan aku Bu, ga bermaksud untuk ...." pembicaraan Chaca harus terputus karena Bu Lili langsung menyelanya.
"Gak apa-apa, Nak. Kamu wajib kok, bertanya Ibunya Tomy kemana. Dia kan suami kamu," ucap Ibu Lili tersenyum.
Mata Chaca berbinar, dia sungguh sangat terpaku dengan Ibu Lili karena sikapnya begitu lembut. Dia jadi inget Ibunya yang telah tiada begitu suka lembut kalau berbicara kepadanya.
"Kenapa Ibu ga marah aku jadi menantu? Padahal aku keluarga dari orang miskin," ucap Chaca menundukkan kepalanya.
Ibu Lili meraih dagu Chaca dengan lembut lalu tersenyum menatap menantunya. Dia langsung meraih tangan Lili. Chaca merasa tidak percaya akan sikap Ibu Lili seperti itu.
"Ibu ga permasalahkan kamu dari keluarga miskin. Tapi Ibu tau kok, kamu adalah wanita yang baik untuk anakku. Makanya Ibu merestui hubunganmu dengan Tomy," ucap Ibu Lili.
Chaca tersenyum kemudian memeluk Ibu Lili. Dia sangat beruntung bisa bertemu dengannya. Chaca merasakan mertuanya seperti Ibunya sendiri.
"Oya, Ibu pasti capek ya? Aku antarkan ke kamar," ucap Chaca.
Wanita cantik itu langsung mendorong kursi roda yang di duduki oleh Ibu Lili menuju kamarnya.
"Aku sangatlah yakin, kalo Chaca wanita baik. Dia sangat pantas untuk anakku. Semoga mereka berjodoh sampai maut memisahkan batin Ibu Lili.
Ibu Lili merasa sangat senang dengan sikap Chaca yang begitu perhatian. Dia berharap putranya bisa menjaga Chaca sampai tua nanti.
#Mereka pun kini sudah sampai di kamar Ibu Lili. Chaca langsung membukakan pintunya, kemudian mendorong kursi roda mertuanya menuju ranjang. Chaca juga membantu memindahkan Ibu Lili dari kursi ke kasur.
"Tidurlah yang nyenyak, Bu," ucap Chaca.
"Makasih, Nak sudah membantu Ibu kesini," ujar Ibu Lili merasa senang.
"Sama-sama, Bu. Ini sudah tugas saya sebagai menantu Ibu," ucap Chaca.
Ibu Lili memegang tangan Chaca, dia menyuruh agar menantunya itu untuk tidur juga. "Tidurlah, Nak, pasti kamu juga cape 'kan?" tanya Ibu Lili.
"Cape ga cape sih," Chaca cengengesan.
"Ya udah, tidurlah," ujar Ibu Lili.
"Iya, Bu. Aku pamit dulu ya," ucap Chaca.
"Silahkan, Nak."
Chaca pun segera pergi berlalu dari kamar Ibu Lili. Dia segera berjalan untuk pergi ke kamar mandi. Kebetulan cuaca hari ni sangat panas, Chaca berniat untuk mandi.
"Arrgh ..."
Chaca berteriak saat membuka pintu kamar ternyata ada Tomy yang sedang di baju. Chaca langsung menutup wajahnya dengan tangan. Tomy pun yang mendengar teriakan seorang wanita langsung terkejut. Dia mempercepat untuk memakai bajunya.
"Kalo mau ke kamar ketuk pintunya, ini kok, main masuk aja," ketus Tomy menatap kesal Chaca.
Chaca segera membuka tangganya dengan perlahan-lahan, dia melihat Tomy yang kini sudah memakai baju. Wanita cantik itu menghembuskan nafasnya merasa sangat lega.
"Salah kamu sendiri sih, kenapa ga di kunci pintunya. Jadi ya udah aku masuk ke kamar deh," ucap Chaca yang kini berjalan untuk mengambil handuk.
Entah, Tomy merasa kesal kepada Chaca ketika bicara seperti itu. Dia langsung menarik Chaca sehingga wajah mereka hampir berdekatan hanya tinggal beberapa centi. Tomy menatap b1bir mungil milik wanita itu. Dia menelan salivanya merasa tak kuat menahan hasrat.
#cu*p.
Chaca terbelalak dengan apa yang dilakukan oleh Tomy. Dia mencoba untuk mendorong Tomy tapi tenaganya tidak sebanding dengan pria itu. Tomy kini sangat menikmati b1b*r manis wanita itu. Dia langsung mendorong tubuh Chaca sehingga terjatuh ke dalam ranjang.
"Dasar pria gila! Sakit tau." Chaca merasa marah dengan sikap Tomy.
Tomy tidak mendengarkan perkataan Chaca yang begitu marah. Dia mencoba untuk mendekati Chaca. Wanita cantik itu merasa terkejut ketika Tomy berjalan menghampirinya.
"Hey, jangan dekati aku!" Chaca mencoba agar Tomy berhenti.
Tomy malah sengaja terus mendekati Chaca, dia memegang dagu wanita itu lalu menatap ke arah b1bir mungilnya." rasanya manis sekali, apalagi kalau ..." Tomy langsung menatap dari atas sampai bawah.
"Iih ... Ngeres ya! Pergi dari sini!" ketus Chaca mendorong tubuh Tomy.
"Berani sekali kamu menyuruhku pergi, hah! Ingat ya, sekarang kita udah nikah jadi kamu harus memberikan semuanya padaku!" sentak Tomy.
"Hey, apakah lupa dengan ucapanmu itu, kalau kamu terpaksa menikah denganku dan ga mungkin kita lakukan itu, bukan?" Chaca menatap sinis Tomy.
Tomy memegang kedua tangannya merasa emosi. Dia langsung segera pergi dari hadapan Chaca dan menutup pintunya dengan keras.
#Bruukk
Chaca terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Tomy. Dia memang sadar sudah menjadi istrinya. Akan tetapi, dia masih belum siap untuk memberikannya untuk orang yang tidak di cintai.
"Maaf, aku merasa bersalah, Tuhan batin Chaca."
Air matanya tak terasa jatuh begitu saja. Dia harus menerima kenyataan sikap suaminya yang terlihat tempramental dan tidak pernah peduli.
'Aku pasti kuat menjalani semua ini. Semoga aja, hari demi hari Tuhan memberikan hidayah terhadap dia gumam Chaca.'
Chaca menghapus air matanya, dia langsung bangkit dari ranjang. Lalu, berjalan menuju kamar mandi. Chaca langsung menuangkan sabun cairnya ke dalam bathroom. Dia mencium aroma sabunnya yang kini sebagai favoritnya.
Chaca langsung masuk ke dalam bathroom untuk merendam. Dia merasakan tubuhnya refleks. Tiba-tiba dia mengantuk lalu memejamkan matanya. Tanpa sadari, Chaca tertidur di dalam bathroom dengan mata tertutup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Siti Zaid
Lanjut lagi author...semangat💪💪💪
2025-05-06
0